Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini;
kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang
menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang
telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus,
dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat
pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara
tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15). Beberapa sarjana
zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus
dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah
beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat,
kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan
memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat
itu.

(1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan
oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang
mengancam landasan kebenaran gereja.

(2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai
seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12),
kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin
memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak
sepandai Silas.

Tujuan
Petrus menulis surat ini

(1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan
pengenalan yang benar akan Kristus, dan
(2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru
palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya
yang sejati
(1) untuk waspada supaya mereka tidak “terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak
mengenal hukum” (2Pet 3:17), dan
(2) untuk “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2Pet 3:18).

Anda mungkin juga menyukai