Anda di halaman 1dari 6

Metode Penilaian Persediaan Barang

Dagang
A. Penilaian dengan sistem fisik/physical inventory
Contoh
Diketahui data persediaan barang "ABC" pada bulan November 2010 sebagai berikut:
November 1 persediaan awal 10.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00
November 3 pembelian 5.000 kg @ Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00
November 6 pembelian 15.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 30.000.000,00
November 9 pembelian 20.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 40.000.000,00
November 12 pembelian 10.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00
November 15 pembelian 5.000 kg @ Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00
November 18 pembelian 10.000 kg @ Rp 2.050,00 = Rp 20.500.000,00
Barang yang tersedia untuk dijual pada bulan November 2010 = Rp151.500.000,00.
Setelah dilakukan perhitungan fisik atas sisa barang tanggal 30 November 2010, di
gudangmasih tersedia barang "ABC" sebanyak 25.000 kg
Metode tanda pengenal khusus (
Spesific identification method )
 Dengan metode ini, setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda
pengenal khusus yang menunjukkan harga satuan sesuai faktur yang
diterima.
 Contoh: berdasarkan data diatas, ternyata sisa barang “ABC” sebanyak
25.000 kg berasal kelompok berikut:
• Persediaan awal bulan November 2010 sebesar 10.000kg
• Sisa dari pembelian tanggal 9 November 2010 sebesar 10.000kg
• Sisa dari pembelian tanggal 15 November 2010 sebesar 5.000kg
Jadi, nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010
sebagai berikut:
10.000 kg @Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00
10.000 kg @Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00
5.000 kg @Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00 +
Rp 50.500.000,00
Metode Rata-rata ( Average
method )
 A. Metode rata-rata per kg = total harga persatuan setiap
transaksi
Jumlah transaksi pembelian + awal Periode
= 2.000 + 2.100 + 2.000 + 2.000 + 2.000 + 2.100 + 2.050 : 7
= 14.250 = 2.035,71
7
Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010,
yaitu:
= 25.000 kg x Rp 2.035,71
= Rp 50.892.750,00
Metode Rata-rata tertimbang(
Weighted Average method )
 Harga rata-rata per kg = Jumlah Harga pembelian barang untuk
dijual dibagi jumlah barang yang tersedia (kuantitas)
= Rp 151.500.000,00 = Rp 2.020,00
75.000
Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010,
yaitu:
= 25.000 kg x Rp 2.020,00
= Rp 50.500.000,00
Metode masuk pertama keluar
pertama (MPKP)/ First in first out (FIFO)
 Berdasarkan metode ini, barang yang terlebih dahulu masuk (dibeli) dianggapnya
lebih dulu dijual(dikeluarkan). Sedangkan untuk menentukan besar nilai barang yang
masih ada menentukan besar nilai barang yang masih ada dilakukan dengan
menggunakan nilai barang yang terakhir masuk. Berdasarkan data tersebut
diasumsikan sebagai berikut:
• 10.000 kg dari pembelian tanggal 18 November 2010
• 5.000 kg dari pembelian tanggal 15 November 2010
• 10.000 kg dari pembelian tanggal 12 November 2010
Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010 sebagai beriku:
10.000 kg @Rp 2.050,00 = Rp 20.500.000,00
5.000 kg @Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00
10.000 kg @Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00 +
Rp 51.000.000,00
Metode masuk terakhir keluar pertama
(MTKP)/ Last in first out (LIFO)
 Berdasarkan metode ini, barang yang terakhir masuk dianggap yang lebih dulu
dijual. Sedangkan untuk melaporkan besarnya nilai persediaan barang dagang
yang masih ada di dalam gudang adalah dengan menggunakan nilai persediaan
barang yang pertama kali masuk. Berdasarkan data tersebut diasumsikan sebagai
berikut:
• 10.000 kg dari persediaan awal
• 5.000 kg dari pembelian tanggal 3 November 2010
• 10.000 kg dari pembelian tanggal 6 November 2010
Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010 sebagai berikut:
10.000 kg @Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00
5.000 kg @Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00
10.000 kg @Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,000 +
Rp 50.500.000,00

Anda mungkin juga menyukai