Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN ACARA VI


PENGUKURAN DIVERSITAS JENIS

Oleh:
Nama : Maria Regina Celia Celista Winarto
NIM : 22/499764/SV/21363
Co Ass : Cut Devina
Kelompok : 5A

LABORATORIUM KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
I. PENDAHULUAN
Pengukuran keanekaragaman hayati tidak hanya dilakukan
untuk mengetahui dan memahami kondisinya saat ini, tetapi juga untuk
membandingkan, menganalisis hubungan dan memprediksi
perkembangannya serta menentukan tindakan pengelolaan yang perlu
dilakukan. Terkait dengan urgensinya tersebut maka diperlukan
pengetahuan mengenai filosofi, metode, dan implementasi dari konsep
pengukuran keanekaragaman jenis dalam studi ekologi.
Keanekaragaman hayati dapat diukur melalui tiga parameter yaitu
kekayaan jenis, keanekaragaman jenis dan kemerataan.
Indeks keanekaragaman adalah ukuran kuantitatif (jumlah)
yang mencerminkan berapa banyak jenis berbeda (seperti jenis) yang
ada dalam kumpulan data (komunitas). Indeks keanekaragaman secara
bersamaan dapat memperhitungkan hubungan filogenetik diantara
individu yang didistribusikan di antara jenis-jenis tersebut,
seperti kekayaan, divergensi atau kemerataan .
Untuk menghitung keanekaragaman jenis dalam hal ini
digunakan Indeks Shannon dan Indeks Simpson. Indeks
keanekaragaman merupakan gabungan antara kekayaan jenis dan
kemerataan (Irni et al, 2017). Prinsip umum dalam indeks ini adalah
keanekaragaman semakin tinggi jika jumlah individu tersebar secara
proporsional pada setiap spesies. Sebaliknya, nilai keanekaragaman
akan menurun jika ada jenis tertentu yang dominan.
Penentuan nilai indeks keanekaragaman digunakan rumus
indeks Shannon Wiener dan indeks keanekaragaman Simpson. Indeks
Simpson (D) adalah indeks keanekaragaman hayati yang menimbang
spesies dominan dan umum ditemukan dalam sampel (Simpson, 1949;
Lemos et al., 2011). Spesies maupun taksa yang langka atau minor
dengan beberapa individu tidak mempengaruhi nilai indeks
keanekaragaman hayati ini.

II. TUJUAN
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Menghitung dan menganalisis ukuran keragaman jenis
yaitu Indeks Shannon pada suatu komunitas pohon,
2. Menghitung dan ukuran keragaman jenis yaitu Indeks
Simpson pada suatu komunitas pohon,

III. METODE PELAKSANAAN


III.1. Waktu dan Lokasi Praktik
A. Waktu : Selasa, 3 Oktober 2022
B. Lokasi : Ruang Kelas Departemen Teknologi Hayati dan
Veteriner
III.2. Alat dan Bahan
Dalam melaksanakan praktikum ini diperlukan alat dan
bahan di antaranya adalah :
A. Alat : Laptop
B. Bahan : Data lapangan
III.3. Prosedur Pelaksanaan
Penghitungan Nilai Keragaman Jenis dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel. Indeks komunitas pohon dihitung
dengan rumus-rumus sebagai berikut :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1. Data
Tabel 4.1.1. Data Praktikum Ekologi Hutan di Taman Nasional
Merbabu
No. kuadrat Spesies Keliling (cm)
1 Schima wallichii 40
Schima wallichii 33
Pinus merkusii 35
Pinus merkusii 45
Pinus merkusii 44
Schima wallichii 44
2 Pinus merkusii 64
Schima wallichii 63

Schima wallichii 66
Syzigium aaromaticum 64
Syzigium aaromaticum 67
Parsea americanai 44
Parsea americanai 42
Schima wallichii 64
Cynamomum burmanii 41
3 Cynamomum burmanii 46
Cynamomum burmanii 48
Schima wallichii 58
Schima wallichii 63
Cynamomum burmanii 35
4 Parsea americanai 32
Parsea americanai 36
Parsea americanai 37
Parsea americanai 46
5 Schima wallichii 66
Schima wallichii 63
Parsea americanai 43
Parsea americanai 41
6 Syzigium aaromaticum 33
Syzigium aaromaticum 39
Syzigium aaromaticum 36
Schima wallichii 74
Schima wallichii 71
Schima wallichii 69
Tabel 4.1.2. Indeks Diversitas Simpson
n i (n i –
No. Spesies n i (n i – 1)
1)
1 Schima wallichii 13 12 156
2 Pinus merkusii 4 3 12
3 Syzigium aaromaticum 5 4 20
4 Parsea americanai 8 7 56
5 Cynamomum burmanii 4 3 12
Jumlah 34 29 256
n (n – 1) 1122
Indeks diversitas Simpson 0,228163993
Indeks diversitas Simpson (skala 0-1) 0,771836007

Tabel 4.1.3. Indeks Diversitas Shannon

No. Spesies n i ni/n ln ( ni )/n ni/n ln ( ni/n )


1 Schima wallichii 13 0,382352941 -0,961411167 -0,367598387
2 Pinus merkusii 4 0,117647059 -2,140066163 -0,25177249
3 Syzigium aaromaticum 5 0,147058824 -1,916922612 -0,281900384
4 Parsea americanai 8 0,235294118 -1,446918983 -0,340451525
5 Cynamomum burmanii 4 0,117647059 -2,140066163 -0,25177249
Jumlah 34 1 -8,605385089 -1,493495277
Indeks diversitas Shannon 1,4934953

IV.2. Pembahasan
A. Indeks Diversitas Simpson
Kisaran nilai indeks dominansi adalah sebagai berikut:
0,00 < C <0,30 : Dominansi rendah
0,30 < C <0,60 : Dominansi sedang
0,60 < C < 1,00 : Dominansi tinggi
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penghitungan Indeks
Simpson sebesar 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa dominansi
atau Indeks Simpson vegetasi pada Taman Nasional Merbabu
tinggi. Diketahui bahwa spesies yang mendominasi kawasan
tersebut adalah Schima wallichii.
B. Indeks Diversitas Shannon
Kisaran nilai indeks keanekaragaman dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
H’ > 3 : Keanekaragaman spesies tinggi
1 ≤ H’ ≤ 3 : Keanekaragaman spesies sedang
H’ < 1 : Keanekaragaman spesies rendah
Berdasarkan data hasil penghitungan, diperoleh Indeks
Shannon sebesar 1,49. Hal ini menunjukkan Indeks Simpson
berada pada kategori sedang. Keanekaragaman pada kawasan
ini sedang dipengaruhi oleh dominansi yang tinggi pada
kawasan tersebut.

V. KESIMPULAN
Hasil nilai keanekaragaman atau indeks Shannon yang
dianalisis pada kawasan Taman Nasional Merbabu adalah sedang. Hal
ini berkaitan dengan Indeks Simpson yang tinggi yaitu sebesar 0,77
sehingga dominansi nya tinggi. Latihan pengolahan data indeks
Shannon dan indeks Simpson ini dilakukan untuk mendalami
pemahaman terkait penentuan nilai keanekaragaman spesies
berdasarkan berbagai faktor penentunya.

DAFTAR PUSTAKA
Irni, J., Masy'ud, B., &Haneda, N. F. 2017. Keanekaragaman jenis kupu-kupu
berdasarkan tipe tutupan lahan dan waktu aktifnya di kawasan penyangga
Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Media Konservasi, 21(3),
225-232.
Irni, J., 2021. Sensitivitas Metode Pengukuran Keanekaragaman Jenis di
Cikabayan
Bogor. Jurnal Ilmiah Rhizobia, 3(1), 19-26.
Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Simpson EH. 1949. Measurement of diversity. Nature. 163 : 688
Augustine, N. 2020. STRUKTUR DAN KOMUNITAS KERAGAMAN
BAKTERI
PADA SALURAN PENCERNAAN SIDAT ELVER BUDIDAYA
BERDASARKAN ANALISIS METAGENOMIK. 23 -37.

Anda mungkin juga menyukai