Anda di halaman 1dari 16

Proses Evaluasi

1. Menentukan apa yang akan di evaluasi


a. Input
b. Proses Pelaksanaan
c. Output atau keluaran
d. Keberhasilan
e. Impact atau dampak
f. Outcome atau hasil

2. Mengembangkan kerangka dan batasan


1. Fase 1: Diagnosis Sosial (Quality of Life)
Kondisi psikologis seseorang yang sedang tidak normal atau
berlebihan dapat memicu munculnya penyakit hipertensi. Setiap emosi
negative memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem imun tubuh
seseorang. Emosi negatif dapat menyebabkan penurunan tingkat kesehatan
fisik maupun psikologis (Wells, 2010).
Jadi, pada pasien hipertensi yang mempunyai masalah tentang
psychological well being seperti stres, tidak mampu mengendalikan
lingkungan dan dirinya, cemas, emosi marah yang berlebihan akan
memengaruhi tekanan darahnya. Tetapi jika pasien hipertensi memiliki
kemampuan psychological well being yang tinggi akan mampu
mengembangkan potensi dalam diri serta mampu untuk memiliki dan
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya, maka tekanan
darah akan terkontrol dengan baik (Wells, 2010).
Jadi, pada pasien hipertensi yang mempunyai masalah tentang
psychological well being seperti stres, tidak mampu mengendalikan
lingkungan dan dirinya, cemas, emosi marah yang berlebihan akan
memengaruhi tekanan darahnya. Tetapi jika pasien hipertensi memiliki
kemampuan psychological wellbeing yang tinggi akan mampu
mengembangkan potensi dalam diri serta mampu untuk memiliki dan
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiknya, maka tekanan
darah akan terkontrol dengan baik (Wells, 2010).
Studi pendahuluan telah dilakukan peneliti untuk mendapatkan data
awal penderita Hipertensi di Puskesmas Bahu, didapatkan jumlah kunjungan
selama 9 bulan terakhir dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan
September 2016 sebanyak 1.085 pasien. Hal ini menunjukkan bahwa masih
tingginya jumlah penderita Hipertensi. Berdasarkan data awal, melalui
wawancara dan pemeriksaan tekanan darah terhadap 12 orang pasien
hipertensi di Puskesmas Bahu, di dapatkan bahwa 1 orang berada pada
Hipertensi Grade II, 5 orang pada Hipertensi Grade I, dan 6 orang pada Pre
Hipertensi.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara tentang kesejahteraan
psikologis (psychological well being) dengan menggunakan Ryff’s Scale of
Psychological Well Being (RPWB) pada 12 orang pasien tersebut, didapati
bahwa 1 orang pasien hipertensi grade II memiliki PWB yang rendah, 3 dari 5
pasien hipertensi grade II memiliki PWB yang rendah, dan 4 dari 6 Orang
pasien pre hipertensi memiliki PWB yang tinggi. Di Sulawesi Utara, belum
pernah dilakukan penelitian mengenai Psychological Well Being dan Derajat
Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
psychological well being dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi,
maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat PWB seseorang maka
semakin rendah derajat hipertensinya begitupun sebaliknya, serta ada
hubungan yang signifikan antara hubungan psychological well being dengan
derajat hipertensi pada pasien hipertensi.
Jadi, intinya kebahagiaan atau happiness didalam quality of life sangat
terkait dengan tingkat hipertensi pada masyarakat.
Ha N T, Duy HT, Le NH, Khanal V, Moorin R. (2014) “Quality Of
Life Among People Living With Hipertension In Rural Vietnam Community”.
Meneliti menggunakan statistik deskriptif untuk menguji nilai rata-rata
kualitas hidup. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa skor kepuasan
tertinggi ditemukan didomain hubungan sosial.

2. Fase 2: Diagnosis Epidemiologi (Health)


Data WHO 2015 menunjukkan penyakit kardiovaskular termasuk
penyakit tidak menular yang menyumbang angka kematian sangat tinggi
yakni hingga 17,7 juta kematian.
Penyakit jantung iskemia dan stroke merupakan penyakit
kardiovaskular yang menimbulkan angka kematian tinggi dengan hipertensi
sebagai salah satu faktor risiko. 9,4 juta kematian timbul akibat komplikasi
hipertensi.

3. Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan


- Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku sebagai penyebab
masalah kesehatan.
Faktor Perilaku :
1. Hidup dengan pola konsumsi tidak teratur dan tidak sehat
2. Tidak mengikuti saran dokter
3. Tidak mengatur stress
4. Suka mengkunsumsi makanan dengan kadar natrium tinggi

Faktor non perilaku:


1. Karena Keturunan atau Gen

- Mengidentifikasi perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang


berhubungan dengan tindakan perawatan atau non pengobatan. Untuk
faktor lingkungan, melakukan eliminasi faktor nonperilaku yang tidak
dapat diubah.
Perilaku dapat dicegah: pola konsumsi, mengatur stress dan konsumsi
makanan mengandung garam tinggi.
Factor non perilaku tidak dapat diubah: factor keturunan

- Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya


pengaruh terhadap kesehatan.
1. Pengaruh pola konsumsi
2. Pengaruh stress
3. Pengaruh tidak mematuhi nasihat dokter
4. Pengaruh factor keturunan

- Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan


kemungkinan untuk diubah.
1. Pola konsumsi
2. Tidak mematuhi nasihat dokter
3. Tidak mengendalikan stress
4. Faktor keturunan

4. fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasional


Faktor Predisposisi (predisposing factors) :
- pengetahuan masyarakat lansia yang masih rendah tentang cara
pencegahan hipertensi,
- sikap masyarakat lansia yang tidak patuh dengan nasihat atau anjuran
dokter
- persepsi tentang jika berobat ke dokter itu tidak akan menyembuhkan

Faktor Pendorong (enabling factors) :


- adanya fasilitas kesehatan terdekat
Faktor Penguat (reinforcing factors); Lingkungan masyarakat lain atau
anak dari masyarakat lansia yang mulai sadar bahwa pola konsumsi harus
dijaga
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran:
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi

5. fase 5 : Diagnosis Administrasi dan Kebijakan


resources/ sumber daya yang dibutuhkan Program : uang
resources yang ada didalam organisasi/ masyarakat:
a. Kas pemuda sekitar
faktor penghambat dalam mengimplementasi program.
Hambatan yang ada dalam pelaksanaan program: tidak ada dukungan
kebijakan dari pemerintah.
Dukungan yang memudahkan pelaksanaan program: adanya dukungan dari
dinas kesehatan
b. Dana Ibu PKK dan Dasawisma

3. Memilih atau Merancang desain evaluasi (metode)

Studi korelasional, yang mana dievaluasi hubungan atau keterkaitan


program Hajat dengan Morbiditas Hipertensi

4. Menyusun Instrumen dan rencana pelaksanaan Evaluasi

a. Sumber data

Data internal (masyarakat lansia dengan wawancara dan kuesioner)

b. Instrumen Pengumpulan data

Dilakukan dengan observasi, interview dan Survey (wawancara dan angket


kuesioner)

c. Penyusunan Instrumen

1. Konten yang diperlukan


Terkait dengan Hipertensi khususnya pembahasan program HAJAT

2. Bahasa yang dipakai


Bahasa Indonesia (Jika responden tidak mengerti akan diartikan
oleh petugas)
3. Menggunakan angket kuesioner dan wawancara dan nantinya dihitung
secara manual

4. Ketepatan yang diperlukan


Kelengkapan, ketepatan waktu, presentasi

5. Kapasitas Responden
Minimal bisa paham dengan yang disampaikan

5. Melakukan Pengamatan, Pengukuran dan Analisis.


- melakukan pengumpulan data hasil pengamatan,
- melakukan pengukuran serta mengolah informasi
- mengkajinya sesuai tujuan evaluasi

6. Membuat Kesimpulan dan Pelaporan


- informasi yang dihasilkan dari proses
- evaluasi ini di sajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan atau
permintaan.
- lain pihak menginginkan bentuk penyajian atau pelaporan yang
berbeda.

Langkah-langkah pelaksanaan monitoring evaluasi


1. Tujuan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan terkait program
HAJAT
- Untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan program HAJAT dan
permasalahannya agar segera dilakukan upaya mengatasinya apabila
terjadi suatu penyimpangan
- Untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan program hajat terhadap
peningkatan cakupan program pengurangan morbiditas Hipertensi
2. Metode pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.
Observasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dilapangan, meninjau
kegiatan dilapangan untuk mengetahui progress pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan yang dilakukan oleh lintas program beserta temuan permasalahanya
juga wawancara mendalam dengan petugas kesehatan dan kader
3. Sasaran dan lokasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi
kesehatan. Petugas pelaksana monitoring dan evaluasi kegiatan promosi
kesehatan.
- Sasaran=Lansia di wilayah cakupan Puskesmas Lubuk Sikaping
- Lokasi Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi= SMPN 3 Lubuk
Sikaping dan Puskesmas Lubuk Sikaping
- Petugas Pelaksana Monitoring dan Evaluasi = Promotor Kesehatan,
Kepala Puskesmas dan Dinkes Kabupaten Pasaman

4. Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan


Monitoring dilaksanakan selama penyuluhan program berlangsung yaitu 3
hari dan di evaluasi setiap 6 bulan sekali
5. Indikator monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.
a. Input
1) Dana/anggaran yang berasal dari dinas kesehatan kabupaten
pasaman, ibuk PKK & Dasawisma, perusahaan baju dan kas
pemuda
2) SDM yang dikerahkan dari pemuda, ibuk PKK dan Dasawisma
berpotensi dalam perannya masing-masing
3) Peralatan/sarana prasarana yang memadai: bangku, brosur,
leaflet
4) Tim penyusun perencanaan upaya promosi kesehatan di
puskesmas.
5) Hasil analisis situasi: masalah kesehatan, penetapan prioritas
masalah, penyebab masalah hipertensi terkait dengan perilaku
sasaran primer, sekunder dan tersier.
6) Hasil kajian kebijakan public yang mendukung upaya
pemecahan masalah kesehatan (Hipertensi)
7) Hasil identifikasi mitra serta potensi dan perannya
8) Perencanaan promosi kesehatan yang terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan esensial dan pelayanan kesehatan pilihan
pengembangan di puskemas.
9) Peralatan / sarana promosi kesehatan yang dapat yang dapat
berfungsi dengan baik cukup memadai.
10) Jumlah tenaga kesehatan yang terlatih dibidang promosi
kesehatan terkait pencegahan hipertensi cukup memadai
b. Proses Pelaksanaan
1) Kegiatan program HAJAT mencapai seluruh sasaran
2) Masyarakat lansia puas dengan program HAJAT
3) Seluruh bagian kegiatan program HAJAT dapat dilaksanakan
4) Semua komponen dalam kegiatan program HAJAT bermanfaat
dan berkualitas
5) Partisipasi Masyarakat lansia dalam mengikuti program
6) Jumlah Kehadiran masyarakat lansia saat program berlagsung
minimal 70%
7) Pertemuan yang dilakukan
8) Kepengurusan kelompok ibu PKK dan Dasawisma juga kelompok
pemuda
9) Tersedianya media promosi kesehatan / KIE dari setiap program
kesehatan esensial puskesmas.
10) Pelaksanaan kegiatan komunikasi, informasi dan Edukasi tentang
kesehatan masyarakat terkait pencegahan Hipertensi melalui
kegiatan di dalam dan di luar gedung puskesmas.
11) Kegiatan advokasi kesehatan yang dilakukan di tingkat kecamatan
dan nagari.
12) Kegiatan promosi kesehatan dalam meningkatkan pencapaian
PHBS di RT
13) Kegiatan pengembangan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) di tingkat desa/kelurahan.
14) Kegiatan inovasi di bidang promosi kesehatan
15) Iuran kelompok ibu PKK dan Dasawisma juga kelompok pemuda
c. Output atau keluaran
1) Jumlah mitra yang berperan aktif dalam upaya promosi kesehatan
terkait pencegahan hipertensi atau program HAJAT
2) Peningkatan dana promosi kesehatan
3) Cakupan PHBS di RT
4) Evaluasi pengetahuan lansia tentang Hipertensi
5) Evaluasi sikap lansia terkait Hipertensi
6) Meningkatnya pengetahuan masyarakat lansia sebesar 60%
7) Jumlah dan Jenis Kesehatan yang bersumber daya masyarakat
8) Cakupan cek tensi
d. Keberhasilan
1) kesesuaian perencanaan kegiatan program HAJAT dengan
pelaksanaannya dari segi sarana, prasarana dan proses administrasi
2) Kesesuaian pelaksanaan program HAJAT dengan target yang
diharapkan seperti perubahan perilaku peserta dari yang tidak
membatasi konsumsi garam dan mengatur pola makan menjadi
membatasi konsumsi garam dan rutin mengonsumsi vitamin
3) Kesesuaian rancangan evaluasi dengan tujuan program HAJAT seperti
membatasi konsumsi garam dan mengatur pola makan
4) Kepuasan Lansia sebagai peserta dari program HAJAT
e. Impact atau dampak
1) Adanya perubahan perilaku dan gaya hidup menjadi lebih baik
2) Adanya peningkatan social suppor antara lansia untuk cek tensi
f. Outcome atau hasil
1) Evaluasi keberlanjutan Program HAJAT selama 3 tahun
2) Evaluasi terhadap penurunan angka kesakitan hipertensi pada 9 bulan
pertama setelah program berjalan
3) Menurunnya angka Hipertensi setelah berjalannya program HAJAT
selama 3 tahun
4) Kesejahteraan masyarakat lansia setelah mengikuti kegiatan
5) Menurunnya angka kesakitan atau morbiditas hipertensi sebanyak 50%
6) Meningkatnya status kesehatan masyarakat lansia
6. Instrument monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.

Indikator Hasil Monitoring dan Evaluasi Sumber Nilai


Ya Tidak Data yang diperoleh data/Informasi Ya:1
Tidak:0
Input:

1) Dana/anggaran yang berasal dari dinas


kesehatan kabupaten pasaman, ibuk PKK &
Dasawisma, perusahaan baju dan kas pemuda
2) SDM yang dikerahkan dari pemuda, ibuk
PKK dan Dasawisma berpotensi dalam perannya
masing-masing
3) Peralatan/sarana prasarana yang memadai:
bangku, brosur, leaflet
4) Tim penyusun perencanaan upaya promosi
kesehatan di puskesmas.
5) Hasil analisis situasi: masalah kesehatan,
penetapan prioritas masalah, penyebab masalah
hipertensi terkait dengan perilaku sasaran
primer, sekunder dan tersier.
6) Hasil kajian kebijakan public yang
mendukung upaya pemecahan masalah
kesehatan (Hipertensi)
7) Hasil identifikasi mitra serta potensi dan
perannya
8) Perencanaan promosi kesehatan yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan esensial
dan pelayanan kesehatan pilihan pengembangan
di puskemas.
9) Peralatan / sarana promosi kesehatan yang
dapat yang dapat berfungsi dengan baik cukup
memadai.
10) Jumlah tenaga kesehatan yang terlatih
dibidang promosi kesehatan terkait pencegahan
hipertensi cukup memadai
Proses
1) Kegiatan program HAJAT mencapai seluruh Daftar Hadir,
sasaran Penilaian
2) Masyarakat lansia puas dengan program Kepuasan, daftar
HAJAT kelengkapan
3) Seluruh bagian kegiatan program HAJAT media
dapat dilaksanakan
4) Semua komponen dalam kegiatan program
HAJAT bermanfaat dan berkualitas
5) Partisipasi Masyarakat lansia dalam
mengikuti program
6) Jumlah Kehadiran masyarakat lansia saat
program berlagsung minimal 70%
7) Pertemuan yang dilakukan
8) Kepengurusan kelompok ibu PKK dan
Dasawisma juga kelompok pemuda
9) Tersedianya media promosi kesehatan / KIE
dari setiap program kesehatan esensial
puskesmas.
10) Pelaksanaan kegiatan komunikasi,
informasi dan Edukasi tentang kesehatan
masyarakat terkait pencegahan Hipertensi
melalui kegiatan di dalam dan di luar gedung
puskesmas.
11) Kegiatan advokasi kesehatan yang dilakukan
di tingkat kecamatan dan nagari.
12) Kegiatan promosi kesehatan dalam
meningkatkan pencapaian PHBS di RT
13) Kegiatan pengembangan berbagai jenis
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) di tingkat desa/kelurahan.
14) Kegiatan inovasi di bidang promosi
kesehatan
15) Iuran kelompok ibu PKK dan Dasawisma
juga kelompok pemuda
Output
1) Jumlah mitra yang berperan aktif dalam
upaya promosi kesehatan terkait pencegahan
hipertensi atau program HAJAT
2) Peningkatan dana promosi kesehatan
3) Cakupan PHBS di RT
4) Evaluasi pengetahuan lansia tentang
pencegahan Hipertensi
5) Evaluasi sikap lansia terkait Hipertensi
6) Meningkatnya pengetahuan masyarakat lansia
sebesar 60%
7) Jumlah dan Jenis Kesehatan yang bersumber
daya masyarakat
8) Cakupan cek tensi
Aspek Keberhasilan
1) kesesuaian perencanaan kegiatan program
HAJAT dengan pelaksanaannya dari segi sarana,
prasarana dan proses administrasi
2) Kesesuaian pelaksanaan program HAJAT
dengan target yang diharapkan seperti perubahan
perilaku peserta dari yang tidak membatasi
konsumsi garam dan mengatur pola makan
menjadi membatasi konsumsi garam dan rutin
mengonsumsi vitamin
3) Kesesuaian rancangan evaluasi dengan tujuan
program HAJAT seperti membatasi konsumsi
garam dan mengatur pola makan
4) Kepuasan Lansia sebagai peserta dari
program HAJAT
Impact atau Dampak
1) Adanya perubahan perilaku dan gaya hidup
menjadi lebih baik
2) Adanya peningkatan social support antara
lansia untuk cek tensi
Outcome atau Hasil
1) Evaluasi keberlanjutan Program HAJAT Data Penyakit dan
selama 3 tahun Kunjungan di
2) Evaluasi terhadap penurunan angka kesakitan Puskesmas Lubuk
hipertensi pada 9 bulan pertama setelah program Sikaping
berjalan
3) Menurunnya angka Hipertensi setelah
berjalannya program HAJAT selama 3 tahun
4) Kesejahteraan masyarakat lansia setelah
mengikuti kegiatan
5) Menurunnya angka kesakitan atau morbiditas
hipertensi sebanyak 50%
6) Meningkatnya status kesehatan masyarakat
lansia

7. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas petugas pelaksana monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.
8. Format pencatatan atau sistematika laporan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.
a) Nama Program
b) Sasaran Program
c) Jumlah Anggaran dana dan sumbernya
d) Jumlah Pertemuan
e) Jumlah Kehadiran
f) Kelengkapan peralatan
g) Kelengkapan media
h) Data Kunjungan Cek Tensi
i) Perubahan Pengetahuan dan Sikap
j) Perubahan Gaya hidup
k) Adanya Social Support
l) Angka kesakitan hipertensi bulan
m) Angka kesakitan hipertensi dalam 6 bulan
n) Angka Kesakitan Hpertensi selama 3 tahun
o) Angka Kesakitan Hipertensi setelah 5 tahun

9. Alokasi dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan.
Untuk awal program = 20.000.000
Evaluasi 1x sebulan= 5000.000
Evaluasi 1x6 bulan=10.000.000
Evaluasi setelah 3 tahun=5.000.000
Evaluasi setelah 5 tahun=5.000.000

Matrik rencana kegiatan monitoring dan evaluasi promosi kesehatan

Jenis Tujuan Sasaran Metode Lokasi PJ/Petugas Dana Waktu (lama


Kegiatan Pelaksana kegiatan)
Monitoring mengetahui Lansia Pemantauan SMPN 3 Petugas 20.000.000 3 hari
Edukasi atau proses Nagari dan Lubuk Promotor
penyuluhan pelaksanaan Tanjuang Wawancara Sikaping Kesehatan
Program kegiatan Baringin mendalam
HAJAT program HAJAT
dan
permasalahannya
agar segera
dilakukan upaya
mengatasinya
apabila terjadi
suatu
penyimpangan
Evaluasi mengetahui hasil Observasi, Puskesmas Petugas 5.000.000 1 X sebulan
penurunan pelaksanaan data sekunder Lubuk Promotor
angka kegiatan dan Sikaping Kesehatan
hipertensi program hajat wawancara
setelah terhadap mendalam
program peningkatan
HAJAT dan cakupan
perubahan program
sikap juga pengurangan
pengetahuan morbiditas
Hipertensi dalam
waktu sebulan
Evaluasi mengetahui hasil Lansia Observasi, Puskesmas Petugas 10.000.000 1 x 6 bulan
penurunan pelaksanaan Nagari data sekunder Lubuk promotor
angka kegiatan Tanjuang Sikaping kesehatan
hipertensi program hajat Baringin bersama
setelah terhadap kepala
program peningkatan puskesmas
HAJAT cakupan Lubuk
program Sikaping
pengurangan
morbiditas
Hipertensi dalam
waktu 6 bulan
Evaluasi mengetahui hasil Berdasarkan Puskesmas Petugas 5.000.000 Setelah 3
penurunan pelaksanaan data sekunder Lubuk promotor tahun
angka kegiatan Sikaping kesehatan
hipertensi program hajat bersama
setelah terhadap kepala
program peningkatan puskesmas
HAJAT cakupan Lubuk
program Sikaping dan
pengurangan Dinas
morbiditas Kesehatan
Hipertensi dalam Kabupaten
waktu 3 tahun Pasaman
Evaluasi mengetahui hasil Data Petugas 5.000.000 Setelah 5
penurunan pelaksanaan sekunder promotor tahun
angka kegiatan kesehatan
hipertensi program hajat bersama
setelah terhadap kepala
program peningkatan puskesmas
HAJAT cakupan Lubuk
program Sikaping dan
pengurangan Dinas
morbiditas Kesehatan
Hipertensi dalam Kabupaten
waktu 5 tahun Pasaman

Anda mungkin juga menyukai