Anda di halaman 1dari 5

YOSSY GARANETHA

NERS FKP UNRI

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMASANGAN AKSES INTRAVENA

DEFENISI
Menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah vena perifer untuk pemberian cairan,
obat-obatan, dan produk darah.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Penurunan Curah Jantung  Hipervolemia
 Risiko Penurunan Curah Jantung  Risiko Ketidakseimbangan Cairan
 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif  Diare
 Perfusi Perifer Tidak efektif  Ikterik Neonatus
 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif  Risiko Syok
 Gangguan Sirkulasi Spontan  Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan  Risiko Perfusi Gastronintestinal Tidak
 Hipovolemia Efektif
 Risiko Hipovolemia  Penurunan Kapasitas Adaptif
Intrakranial
 Risiko Infeksi
LUARAN KEPERAWATAN
 Curah Jantung Meningkat  Integritas Kulit dan Jaringan
 Perfusi Miokard Meningkat  Tingkat Syok Menurun
 Perfusi Perifer Meningkat  Perfusi Renal Meningkat
 Sirkulasi Spontan Meningkat  Perfusi Gastronintestinal Meningkat
 Status Cairan Membaik  Kapasitas Adaptif Intrakranial
 Keseimbangan Cairan Meningkat Meningkat
 Eliminasi Fekal Membaik  Tingkat Infeksi Menurun
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Torniket
c. Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/anak no. 24, dewasa no. 20 atau 22 geriatri
no. 22 atau 24)
d. Alcohol swab
e. Balutan transparan (transparent dressing) atau kasa
f. Plester
g. Set infus atau injection plug
h. Cairan infus, jika perlu
i. Pengalas
j. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan):
a. Sambungkan set infus dengan wadah cairan
b. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan
infus
c. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
d. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
6. Atur posisi senyaman mungkin
7. Pilih vena yang akan diinsersi:
a. Vena pada ektremitas non-dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat
luka, fistula, untuk dialisis, riwayat mastektomi)
b. Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian
8. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Dilatasikan vena dengan memasang torniket 15-20 cm di atas vena yang akan
diinsersi, dan/atau beberapa metode ini:
a. Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
b. Kepalkan telapak tangan
c. Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari
d. Masase dari arah distal ke proksimal di bawah vena yang akan diinsersi
e. Kompres hangat pada area insersi
11. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan alcohol swab
12. Regangkan kulit di bawah vena yang akan diinsersi dengan menggunakan tangan
yang tidak dominan
13. Insersikan kateter pada vena dengan sudut 10-30° dengan tangan dominan
14. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan tarik sedikit
stilet
15. Dorong kateter hingga mencapai pangkalnya
16. Lepaskan torniket
17. Tekan ujung kateter yang berada di dalam vena dan lepaskan stilet dari kateter
18. Sambungkan kateter intravena dengan set infus atau injection plug
19. Pasang balutan transparan (transparent dressing) pada area insersi
20. Berikan label pada dressing dan tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
21. Rapikan pasien dan peralatan yang telah digunakan
22. Lepaskan sarung tangan
23. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
24. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Referensi:
PPNI (2021). Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP
PPNI.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN OBAT INHALASI

DEFENISI
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis berupa spray (semprotan) aerosol, uap
atau bubuk halus untuk medapatkan efek local atau sistemik

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Bersihan jalan nafas tidak efektif  Risiko aspirasi
 Gangguan pertukaran gas  Gangguan ventilasi spontan
 Pola nafas tidak efektif  Gangguan penyapihan ventilator

LUARAN KEPERAWATAN
 Bersihan jalan nafas meningkat  Tingkat aspirasi menurun
 pertukaran gas meningkat  ventilasi spontan meningkat
 Pola nafas membaik  penyapihan ventilator meningkat

PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Mesin nebulizer
b. Masker dan selang nebulizer sesuai ukuran
c. Obat inhalasi sesuai program
d. Cairan NaCl sebagai pengencer, jika perlu
e. Sumber oksigen, jika menggunakan mesin nebulizer
f. Sarung tangan
g. Tisu
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan
7. Posisikan pasien senyaman mungkin, dengan posisi semi fowler atau fowler
8. Masukkan obat ke chamber nebulizer atau sumber oksigen
9. Hubungkan selang ke mesin nebulizer atau sumber oksigen
10. Pasang masker untuk menutup mulut dan hidung
11. Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam saat inhalasi dilakukan
12. Mulai lakukan inhalasi dengan menyalakan mesin nebulizer atau mengairkan
oksegen 6-8 L/Menit
13. Monitor respon pasien hingga habis
14. Bersihkan daerah mulut dan hidung pasien dengan tisu
15. Rapikan pasien dan alat –alat yang digunakan
16. Lepaskan sarung tangan
17. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
18. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.

Referensi:
PPNI (2021). Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai