Materi Komunikasi Bisnis
Materi Komunikasi Bisnis
Bisnis
PRINSIP DASAR DAN PEMAHAMAN MENGENAI KOMUNIKASI
BISNIS
BENTUK DASAR KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang
biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Willian C.
Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business Communications : Principles and
Methods)
Komunikasi :
melibatkan dua orang atau lebih
menggunakan cara - cara (melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal non verbal
PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber :
· Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun
partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk;
servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang
dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan
eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi
(perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan
prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll.
Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas,
hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua
hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business
value).
· Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas
budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk
komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural /
communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih,
yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Bentuk Dasar Komunikasi
Verbal : melalui tulisn dan lisan
Non Verbal : bahasa tubuh, ekspresi
Komunikasi Verbal
Komunikasi dalam bisnis dapat efektif tergantung pada keterampilan menyampaikan (melalui
tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan membaca) pesan-pesan bisnis.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Sepasang
kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter membawakan acara musik di stasion televisi,
seorang wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon
anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi
cetak dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human
Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda,
dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain
bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami
dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang
tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu
kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja,
berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan
bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
1. Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan
semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas,
seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
2. Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik
yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah
diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi secara
sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi dalam
kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi
diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent
relationships
Proses Komunikasi
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari dua
perspektif, yaitu:
1. Perspektif Kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili
perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai
kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi
adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain
melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan
diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang
dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
2. Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku
memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender
berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Masih dalam
perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu
respons melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak
sebagai stimuli untuk memperoleh respons. Kedua pengertian komunikasi yang
disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan
receiver.
Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua perspektif yang berbeda, kita
mencoba melihat proses komunikasi dalam suatu organisasi. Menurut Jerry W. Koehler dan
kawan-kawan, bagi suatu organisasi, perspektif perilaku dipandang lebih praktis karena
komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu
respons khusus diharapkan oleh pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang
disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan suatu
persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak berbagi informasi
atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi antarmanusia yang disajikan
dalam suatu model berikut:
Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang
berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan
satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation
ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu
sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda
atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan
diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-
alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan,
bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau
gambar-gambar.
3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang
telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara
berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada
langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk
menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap
muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap
materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis
seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk
mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan
dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
4. Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan
itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena
jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini,
penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap
pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya
penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan
bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
5. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik
yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima
terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun
tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun
menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk
mengevaluasi efektivitas komunikasi.
SUMBER: http://catatanindahpratiwi.blogspot.com/2011/03/prinsip-dasar-dan-
pemahaman-mengenai.html
KOMUNIKASI DALAM BISNIS
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang berkomunikasi dengan sesamanya melalui berbagai media
komunikasi yang berbentuk media elektronik maupun media non-elektronik. Media elektronik yang
lazim dikenal adalah media audio-visual (televise), intercom, internet, teleconference,
videoconference, telepon biasa (fixed line), dan telepon genggam/selular (mobile). Sedangkan media
non-elektronik diantaranya adalah bahasa isyarat, surat-menyurat, surat kabar (Koran), majalah, dan
tabloid.
Dalam dunia bisnis, orang-orang yang ada dalam organisasi di dalamnya tidak dapat lepas dari
kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting untuk
pencapaian tujuan suatu organisasi atau manajemen.
PEMBAHASAN
Manajemen adalah komunikasi. Setiap fungsi manajemen dan aktivitas pasti melibatkan beberapa
bentuk komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Apakah ketika melakukan perencanaan
dan pengorganisasian atau pengarahan dan kepemimpinan para manajer mendapati diri mereka
berkomunikasi dengan dan melalui orang lain. Keputusan manajemen dan kebijakan organisasi tidak
akan efektif kecuali jika dipahami dengan penuh tanggungjawab oleh mereka yang akan
melaksanakannya. Para ahli manajemen juga mengatasi bahwa komunikasi yang efektif adalah
landasan dari perilaku organisasi yang beretika.
Banyak orang berfikir bahwa komunikasi adalah hal yang sederhana, karena orang berkomunikasi
tanpa kesadaran berfikir dan upaya. Namun, biasanya komunikasi itu bersifat kompleks, dan
kesempatan (peluang) untuk mengirim dan menerima pesan yang salah yang tidak terhitung.
Dua elemen umum dalam setiap situasi komunikasi adalah pengirim dan penerima. Pengirim adalah
seseorang yang bermaksud mengirim sebuah gagasan atau konsep kepada orang lain, untuk mencari
informasi atau untuk mengekspresikan suatu pemikiran atau emosi. Penerima adalah orang yang
dikirimi pesan.
Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu system yang biasa (lazim) baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Komunikasi Bisnis, Erlangga, 2003, Drs.
Djoko Purwanto, M.B.A.). Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang dengan cara
lisan maupun tulisan.
Pada dasarnya, ada dua bentuk komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi Verbal (Verbal Communications) merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis
kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan yang mempunyai struktur yang teratur dan
terorganisasi dengan baik. Contoh komunikasi verbal dalam dunia bisnis adalah membuat dan
mengirimsurat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara (speaking)
daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis, dan
cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Bagi para pelaku bisnis, penyampaian pesan dengan
tulisan relatif jarang. Penerima pesan berdasarkan alasan ini menggunakan indera pendengaran.
Mendengarkan (listening) melibatkan keterampilan memahami baik fakta maupun perasaan untuk
mengintrepertasikan arti pesan sesungguhnya. Setelah mendengar, seseorang baru dapat memberi
tanggapan yang benar. Meskipun demikian, bukan berarti komunikasi lewat tulisan tidak penting.
Hal ini karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi
tertulis dalam dunia bisnis mencakup surat-surat bisnis, memo, dan laporan.
Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka mencari atau memperoleh
informasi tetapi jarang menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut, memerlukan
keterampilan mendengan (listening) dan membaca (reading).
Komunikasi Non Verbal mengacu kepada pesan yang dikirim melalui tindakan dan perilaku yang
manusiawi daripada sekedar kata-kata. Komunikasi Non Verbal (Non Verbal Communications)
merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah
menggunakan gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal adalah menggelengkan kepala untuk
menunjukkan sikap menolak atau keheranan. Komunikasi nonverbal kebanyakan terjadi pada saat
tatap muka.
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang
berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam
perasaan lainnya. Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang
akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain untuk mengambil buku kerja di suatu tempat
yang terdapat beragam warna maupun judul bukunya dengan menggunakan bahasa nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal dalam hal
penyampaian suatu pesan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah
memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan.
Kebaikan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat. Orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata
daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi nonverbal penting artinya bagi
pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat
disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan
cepat.
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali berkaitan dengan ucapan
(lisan). Komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
1. menyediakan/memberikan informasi,
3. mengekspresikan emosi,
Dalam dunia bisnis, komunikasi nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi
kepemimpinan seseorang. Dengan kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat
menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnis yang
harus disampaikan.
Komunikasi memerlukan proses yang cukup panjang. Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil
dalam Business Communication Today, proses komunikasi (communication process) terdiri atas
enam tahap, yaitu:
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide
apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain (audiens). Pesan adalah rumusan berwujud dari
gagasan yang dikirim kepada penerima. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang disampaikan
seseorang mungkin akan ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain. Seorang komunikator yang baik
harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian
pada hal-hal yang memang penting dan relevan.Dalam dunia komunikasi, proses tersebut dikenal
sebagai abstraksi (abstraction).
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna.
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesa harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal,
dan latar belakang budaya.
Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relative pendek,
namun ada juga yang cukup panjang. Panjang-pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan
akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila pesan yang panjang disampaiakn
secara lisan, pesan tersebut bisa bertentangan dengan pesan aslinya. Di samping itu, dalam
menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi dapat digunakan, media tulisan maupun
lisan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan. Selain itu,
pengirim juga harus memilih simbol yang digunakan untuk mengirim pesan.
Komunikasi antaraseseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan
dan penerima menrima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru
bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat manafsirkan
pesan dan menerjemahkan simbol yang digunakan dalam pesan untuk menginterpretasikan
arti. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak
pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila
penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu proses komunikasi. Feedback
merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas
suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
terhadap pengirim pesan.
Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena memberikan
kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Selain itu, adanya umpan balik
dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikai, misalnya perbedaan latar
belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.
Tidak semua proses komunikasi itu dapat berjalan dengan lancar. Salah satu ketidaklancaran proses
komunikasi yang dilakukan adalah munculnya kesalahpahaman. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor-faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor
penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama. Masalah
tersebut adalah:
Komunikasi dapat juaga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan dari
pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor fisik.
Misalnya, pada saat menggunakan sound system terdapat sambungan kabel yang kurang baik
(antara tersambung dan tidak, sehingga muncul suatu grak-grek), kualitas suara sound system yang
kurang baik, lampu penerangan tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh pilar (tiang bangunan), dan
tidasan surat yang tak terbaca.
Jika anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, sebaiknya memilih tempat
yang memungkinkan audiens dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan.
Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang
disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau bermakna ganda. Bila dua buah pesan
disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan
mungkin hanya dapat menangkap sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan
yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara
penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang teran, dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima.
Dalam beberapa kasus, gangguan atau masalah penerimaan pesan dapat muncul berkaitan dengan
kesehatan si penerima pesan. Mislnya, pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur
atau bahkan sakit kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan.
Meskipun hal tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara total, tetapi dapat
mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum terjadi adalah
kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi.
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah
terbesar adalah pada mata rantai terakhir, di mana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan.
Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan
munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa,
maka apa yang dia katakana secara otomatis cocok dengan kerangka berfikir dirinya. Bila seseorang
menghadapi orang yang memiliki latar belakang berbeda, apa yang dia katakana mungkin akan
ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda. Masalah dalam memahami pesan-pesan sebenarnya
terletak pada bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan suatu
kenyataan.
Suatu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata
yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi,
namun dalam situasi yang berbeda suatu kata dapat membingungkan. Hal ini tergantung pada
hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.
Dalam melakukan komunikasi, kadang-kadang hasilnya tidak sesuati dengan apa yang kita harapkan.
Dengan kata lain, komunikasi yang kita lakukan tidak bisa efektif, tidak mencapai sasaran dengan
baik. Untuk melakukan komunikasi yang efektif memerlukan beberapa hal, yaitu:
- Persepsi,
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens akan membaca dan menerima tanggapannya
dengan benar. Audien sebagai penerima pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan
tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaan dalam komunikasi yang dilakukan.
- Ketepatan,
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar komunikasi yang dilakukan
mencapai sasaran, maka seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada
dalam kerangka berpikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul
adalah miscommunications.
- Kredibilitas,
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat
dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti
pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan.
- Pengendalian,
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi
mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah
lembut. Hal ini ditentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang
disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya
komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.
- Keharmonisan,
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan
audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannay. Seorang komunikator
yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan
tiga hal sebagai berikut:
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah memperhatikan maksud dan
tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakan apa yang dikehendaki audiens, gunakan
bahasa yang jelas, dan mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan poin yang penting, dan jangan
lupa tekankan dan telaah ulang poin-poin yang penting.
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat membuat audiensnya lebih
mudh memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan. Penyampaian pesan dengan cara lisan
(oral) akan efektif bila lokasi atau tempat penyampaian pesan memiliki kondisi yang teratur, rapi dan
nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya.
Agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, cara dan
waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik. Kalau komunikator menghendaki umpan
balik yang cepat, dapat dipilih sarana komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau
melalui telepon. Tetapi, bila mpan balik yang cepat terlalu dipentingkan, sarana tulisan (surat) dapat
menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.
PENUTUP
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Tetapi, seringkali orang mengabaikan arti
pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis. Saluran komunikasi formal adalah saluran apa yang
mengalir dalam rantai komando atau tanggungjawab tugas yang didefinisikan oleh organisasi.
Secara garis besar, ada dua bentuk komunikasi yang paling mendasar, yaitu komunikasi verbal dan
nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan baik melalui tulisan
maupun lisan, misalnya dalam bentuk surat, laporan, memo, rapat kerja, dan sejenisnya. Sedangkan
komunikasi nonverbal merupakan komuniksi yang digunakan tidak lewat tulisan maupun lisan,
seperti menggunakan bahasa isyarat (body language), symbol, uniform, ekspresi wajah, lambing
(logo) perusahaan, jarak saat berbicara, dan warna.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi, ada lima tahapan yang perlu diperhatikan yaitu adanya
ide atau gagasan, mengubah ide ke dalam suatu pesan, menyampaikan pesan, penerimaan pesan,
menafsirkan pesan, dan memberikan respons dan umpan balik (feedback).
Jadi, komunikasi (communication), adalah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti
oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan
tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal. Dalam
komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1.Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2.Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan
komunikan.
3.Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung
tujuan, situasi, dan kondisinya.
4.Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan
media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
5.Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau
dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6.Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga
formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara
personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar
dalam berkomunikasi, yaitu :
a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut
diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu
kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk
melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah
mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan
efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia.
Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang
kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca
dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang
dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun
kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan
komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar
dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi
yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan
untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat
audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan
yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :
- Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi
komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
- Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan
yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan
kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
- Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya).
Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan
sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi
terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-
unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam
kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain
mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai
perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya
maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi
7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar
penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan
2. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil
mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan
gagasannya.
3. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan
mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas
.
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan
serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam
komunikasi bisnis.
7. Correctness (ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan
benar (formal atau resmi).
Kendala komunikasi bisnis dapat bermacam-macam, namun dengan kehati-hatian serta kecermatan,
sebagian kendala tersebut akan dapat diatasi. Presentasi yang disampaikan akan lebih bermakna
dengan kendala yang diminimalisir, sehingga pesan yang disampaikan dapat memberikan efek yang
diharapkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistim informasi, komunikasi berkembang menjadi
suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses
Globalisasi, sehingga proses komunikasi terjadi setiap saat tanpa berhenti dan berlangsung pada saat
yang hampir bersamaan di seluruh belahan dunia. Informasi dengan mudah dan cepat menyebar,
bahkan nyaris tanpa penghalang apapun .
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi melalui
berbagai macam media. Tantangan ke depan, bukan saja sekedar menjual produk & jasa
perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat
memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan
sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut, dapat dilakukan secara satu arah,
seperti melalui media elektronik atau media cetak juga dapat dilakukan secara dua arah (interaktif)
melalui jaringan internet.
a. Electronic Markets (EMs), yaitu sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga
pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain,
EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para
penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu, sedangkan
bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan
dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
b. Elektronic Data Interchange (EDI), adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-
transaksi regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara
formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA) sebagai “transfer data
terstruktur dengan format standard yang telah disepakati, yang dilakukan dari satu sistem komputer
ke sistem komputer lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya,
biasanya digunakan oleh kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan para
supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi
komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer ke sistem
komputer yang lain, tanpa memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari penundaan,
kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan
menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan,
respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara
elektronik.
c. Internet Commerce, adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan
produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain pemesanan/pembelian
barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke
rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
memberikan keuntungan, antara lain :
· untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;
· harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan
dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
· internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang
relatif lebih murah; serta
· pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di
tempat pemesan.
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik
yang sangat khusus, yaitu :
a. Transaksi tanpa batas : Sebelum era internet, batas-batas geografi seringkali menjadi penghalang
suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international, sehingga hanya perusahaan atau
individu yang bermodal besar saja yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini,
dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional,
cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa dibatas
waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut serta
melakukan transaksi secara on line.
b. Transaksi anonim: Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu
muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang pembayarannya
telah diotorisasi oleh penyedia layanan sistem pembayaran yang ditentukan, pada umumnya dengan
kartu kredit,
c. Produk Digital dan Non Digital : Produk-produk digital seperti software computer, musik dan
produk lain yang bersifat digital, dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload
secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi
barang-barang kebutuhan lainnya.
d. Produk barang tak berwujud; Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce
menawarkan barang tak berwujud (intangible) seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui
internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industri, semakin lama semakin luas tidak hanya memberikan
kemudahan dalam bisnis, tetapi juga mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan
global. Perkembangan teknologi tidak hanya mendukung kelancaran dan keberlangsungan suatu
aktivitas bisnis, namun juga menciptakan industri baru dalam komunikasi bisnis.
Penerapan e-commerce, telah menciptakan suatu komunitas tersendiri yang dinamakan Komunitas
Bisnis Elektronik (electronic business community). Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai
tempat bertemu, berkomunikasi dan berkoordinasi secara intensif dengan memanfaatkan media
dan infrastruktur telekomunikasi serta teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya seharai-
hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam
kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dengan perkembangan teknologi e-commerce, maka
transaksi tadi dapat dengan mudah dilakukan, sekalipun kedua pihak yang bertransaksi berada pada
sisi geografis yang berbeda.
Banyak orang mengasumsikan, bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce
dan e-bisnis terdengar hampir sama, tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda. E-commerce
memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan e-bisnis, dimana e-commerce adalah sub
perangkat atau bagian dari e-bisnis. E-bisnis memiliki makna yang lebih luas dan menunjuk kepada
penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil atau dampak besar kepada
bisnis secara keseluruhan.
Istilah e-bisnis mengcover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu
berkomunikasi dengan para klien atau nasabah secara e-mail, Pemasaran dilakukan melalui internet,
menjual produk atau jasa melalui internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya.
Sedangkan E-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja on line, seperti belanja
produk atau jasa melalui internet. Sampel lainnya adalah ketika individu atau perusahaan membayar
sejumlah uang melalui internet.
Di era e-bisnis, Berbagai aktivitas, mulai dari sekedar pembicaraan tekstual sampai dengan transaksi
bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang
bersamaan. Dalam situasi seperti ini, peluang untuk berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis,
persahabatan ataupun lainnya terbuka lebar.
Di Indonesia, internet belum terlalu popular digunakan menjadi media interaktif bisnis, bukan hanya
karena minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, tetapi juga masih banyak
pelaku usaha yang belum memahami bagaimana mengkomunikasikan bisnis melalui jaringan
teknologi mutakhir ini. Hampir semua calon konsumen di Indonesia masih memiliki keragu-raguaan
(skeptis) untuk melakukan transaksi di jaringan toko maya ini, yang antara lain disebabkan oleh :
BENTUK KOMUNIKASI
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca
majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-
lain.
Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau
pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak
sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience
Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun
dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
· Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan
tulisan, seperti surat, memo dan laporan
· Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-
orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca
(reading).
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga
sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal.
pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan
secara tidak sadar dan bersifat alami
Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan
dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan.
Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas
dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan,
gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata.http://iqbalmilan89@yahoo.co.id
III. Penutup
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis,
pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, karena
dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Para manajer
perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan berinteraksi dengan
berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern
maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran komunikasi bisnis menjadi
semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari
lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim
informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia usaha
di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis,
pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas
demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.
Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk
mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem penjualan
on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta pemberian
edukasi yang berkesinambungan.