Anda di halaman 1dari 2

RESUME PERMOHONAN PERKARA

Nomor 009/PUU-I/2003

I. PEMOHON/KUASA
1. Prof. Boedi Harsono (ASPPAT INDONESIA)
2. Dr. Ir. Soedjarwo Soeromihardjo (ASPPAT INDONESIA)
II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
1. Pasal 11 ayat (2)
“Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan
daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman
modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja;

Bertentangan dengan

1. UUD 1945
Pasal 33 ayat (3)
”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

2. TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria Dan


Pengelolaan Sumber Daya Alam.

III. ALASAN-ALASAN
Pasal 11 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 1999 bertentangan dengan Pasal 33
ayat (3) dan TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 karena:
a. Tidak dapat dibenarkan, apabila tanah sebagai permukaan bumi dikuasai oleh
masing-masing Daerah Kabupaten dan Kota yang kenyataannya sangat
beragam kebijakan dan keadaannya serta aspirasi masyarakat, yang akan
menghambat terciptanya kemakmuran rakyat secara adil, merata dan
menyeluruh;
b. Penyerahan kewenangan bidang pertanahan kepada Daerah bukan saja tidak
dimungkinkan dalam otonomi, dalam mendebewind pun tidak mungkin
menyeluruh, melainkan menurut keperluannya dan sekedar diperlukan (ad

Bagian Administrasi Perkara pada Biro APP MKRI


hoc), serta terbatas pada tugas-tugas tertentu, pengaturan bidang pertanahan
harus bersifat nasional, dalam bentuk hukum tanah nasional, bukan bersifat
kedaerahan dan penguasaan tersebut harus dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat secara adil merata dan menyeluruh;
c. Dengan melaksanakan ketantuan Pasal 11 ayat (2) UU No 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah tidak akan terwujud kesejahteraan rakyat yang
adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingat keanekaragaman
kebijakan dan keadaan daerah serta aspirasi masyarakat dalam
pelaksanaannya;
d. Pelaksanaan ketentuan Pasal 11 ayat (2) tidak akan menjamin alokasi
pengelolaan Sumber Daya Alam khususnya mengenai tanah, secara adil dan
merata karena keanekaragaman kebijakan dan keadaan daerah serta aspirasi
masyarakatnya;

IV. PETITUM

1. Menyatakan menerima permohonan hak uji Pemohon terhadap UU Nomor 22


Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Menyatakan menurut hukum, UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, khususnya Pasal 11 ayat (2), lebih konkrit lagi tentang
penyerahan kewenangan pertanahan sebagai kewenangan pertanahan sebagai
kewenangan yang wajib dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota,
bertentangan dengan ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan Ketentuan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tanggal 9
Nopember 2001 No. IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria Dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam, sehingga dinyatakan cacat hukum;

Bagian Administrasi Perkara pada Biro APP MKRI

Anda mungkin juga menyukai