Anda di halaman 1dari 16

JENIS DAN PENANGANAN KONFLIK PERTANAHAN DI DAERAH

Disampaikan dalam Webinar BPP Kemendagri


“Konflik Pertanahan di Tengah Pandemi Covid-19”

22 Januari 2021
A. SISTEMATIKA PAPARAN

1. Dasar Hukum

2. Historiografi Pertanahan Indonesia

3. Kewenangan Pertanahan Pusat - Daerah

4. Alur Pikir Fasilitasi Masalah Pertanahan

5. Tupoksi & Problematika

6. Rekapitulasi Data Konflik Pertanahan

7. Tipologi Konflik Pertanahan

8. Tipologi Konflik Pertanahan per Provinsi

9. Kinerja Pemda Bidang Pertanahan

10. Evaluasi Urusan Pertanahan Kabupaten

11. Evaluasi Urusan Pertanahan Kota

12. PENEKANAN

2
DASAR HUKUM PERTANAHAN

Hak menguasai negara memberi


wewenang untuk:
UUD NRI TAHUN 1945 a. Mengatur dan menyelenggarakan
1. Bumi dan air dan kekayaan alam peruntukan, penggunaan,
yang terkandung di dalamnya persediaan dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam bumi, air dan ruang angkasa
pasal 33 ayat (3) UUD 45, pada tersebut;
Pasal b. Menentukan dan mengatur
tingkatan tertinggi dikuasai oleh 33 ayat
Negara, sebagai organisasi (3) UUD hubungan-hubungan hukum
kekuasaan seluruh rakyat. “45 antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa;
Pasal 2 UUPA c. Menentukan dan mengatur
Hak
Menguasai hubungan-hubungan hukum
Negara
antara orang-orang dan
2. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang perbuatan-perbuatan hukum yang
Pokok-Pokok Dasar Agraria mengenai bumi, air dan ruang
angkasa.

3
SEJARAH URUSAN PERTANAHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PEMERINTAHAN
TAP MPR Pasal 13
IX/MPR/2001 UU.32/2004
Keppres No 26/1988 Reformasi Pertanahan UU No.2
UU No 5/1960
BPN Agraria dan Urusan Wajib /2012 dan
UUPA
pengelolaan SDA Keppres Perpres
DITJEN. No.10/2006 No.71/2012
UUD 1945 Keppres
AGRARIA Pertanahan Tanah Utk Kep.
Pasal 33 DEP. 34/2003
(DEPDAGRI) masih urusan Umum
Ttg Bumi, air.. AGRARIA Revisi UU 5/1960
1966/1988 BPN pusat
1960-1966 (SIP,9 kewenangan)

1945 1960 1974 1988 1999 2001 2003 2004 2006 2007 2012

UUD 1945 UU No. 22 Thn


Pasal 18 UU No. 5 Tahun 1974
1999
Ttg pembagian Pemda PP No. 38
Pemda UU No. 32
pemerintahan (SENTRALISTIK) Thn 2007
(OTONOMI) Thn 2004 Pemb.Urus
Pemda an Pem
(OTONOMI) 4
KEWENANGAN PERTANAHAN PUSAT - DAERAH

Perpres 10/2006 UU 23/2014


kewenangan pusat Kewenangan daerah

1. Pengaturan, Penguasaan, dan Pemilikan Tanah; 1. Pemberian izin lokasi


2. Penatagunaan tanah; 2. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum,
3. Pengurusan Hak atas Tanah: 3. Penyelesaian sengketa tanah garapan
4. Pengukuran dan Pendaftaran Tanah;
4. Penyelesaian sengketa masalah ganti kerugian dan
5. Penelitian dan Pengembangan Pertanahan;
santunan tanah untuk pembangunan,
6. Pengembangan dan Pembinaan SDM Pertanahan;
7. Pengaturan Pertanahan di Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau Kecil; 5. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah,serta
8. Pengelolaan Pertanahan di Wilayah Perbatasan dan Pulau- ganti rugi tanah kelebihan maksimum dan tanah
pulau Terpencil; absentee,
9. Pengelolaan Ruang atas dan bawah tanah serta reklamasi; 6. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat,
10. Pengendalian dan monitoring pasca penerbitan sertifikat; 7. Pemanfaatan dan Penyelesaian masalah tanah kosong,
11. Pengendalian nilai tanah dan Penilaian Sumber Daya; 8. Pemberian izin membuka tanah,
12. Pembangunan sistem informasi pertanahan.
9. Perencanaan penggunaan tanah wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota

55
ALUR PIKIR FASILITASI
FASILITASI MASALAH
DAN SUPERVISI PERTANAHAN
URUSAN PERTANAHAN PADA
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
REGULASI OBYEK URUSAN APARAT

Daerah sebagai Objek regulasi


Impact dari Binwas Aparat
entitas wilayah dan kebijakan Kewilayahan
pelaksanaan
(Pasal 1 pemerintahan Camat-Lurah dan
urusan
angka 12 (Tanah dan cipta kondisi
pertanahan di
individu, Trantibumlinmas
UU 23/2014) masyarakat
daerah di
Provinsi dan
serta kelompok
Kabupate/Kota
masyarakat)

6
TUPOKSI DAN PROBLEMATIKA
Permendagri No.43 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
TUGAS Kementerian Dalam Negeri
Penyiapan
rumusan
Penyiapan rumusan kebijakan, koordinasi pembinaan umum, kebijakan
pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang masalah pertanahan. pembinaan
dan
pengawasan
PROBLEMATIK Pelaksanaan Pelaksanaan
kebijakan
A pemantauan
, evaluasi di bidang
dan FUNGSI koordinasi
Kurangnya pelaporan. dan
pengetahuan dan pembinaan
pemahaman dalam umum
bidang pertanahan
Komplesitas
masalah Kepastian hukum Pemberian
pertanahan dan proses bimbingan
(klaim HGU, administrasi belum teknis dan
Sengketa, Tanah optimal supervisi.
Adat dll)

Masalah
Pertanahan
mempengaruhi Dasar Hukum Penyelesaian Problematika
aspek ekonomi, UUD No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
sosio-politik dan
keamanan UUD No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
UUD No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 7
DATA REKAPITULASI KONFLIK PERTANAHAN
YANG DITERIMA DITJEN BINA ADWIL
TAHUN JANUARI- NOVEMBER 2020
25

20
20

15 14 14
Frekuensi Kasus

11 12
10 9 9 9 9 8 8
5 5 6 6 5 5
5 4 4 4 3 3 4
1 1 2 1 2 1 2 2
0 0 0
0
eh tara arat au mb
i
an lu g g au arta arat gah arta mur n li t r t h n ur tara tara gah n a lo at u ra pua at
Ac Ri le at ku un itun Ri i nte Ba Bara imu Bara nga lata im ata gar ta ar aluk Uta ar
aU aB Ja ng m
p el an
k
Ja wa B en ak T Ba a T Te Se an T U i U en el
ng on i B P a
a B
ter ater ra
S
Be La a B lau DKI Ja wa T ogy awa g ar gara nta
n
a n an t nta
n
wes esi T esi S i Te Gor wes M
luk
u
pu
a e k Ja D.I Y J g a t t n a s a a a
m m at ng pu n ng m an an lima lima Sul ulaw ulaw awe Su
l M P
Su Su m Ba Ke Te Te Kali im im a l
Su p. sa s a Ka
l
Ka
l K a K S S
Su
Ke Nu Nu

Provinsi

8
Data Konflik Pertanahan Berdasarkan Tipologi
Januari s/d November 2020

20 3 3 15

100

44

Penguasaan Tanah dan Pemilikan Tanah Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Batas dan Letak Bidang Tanah
Pengadaan Tanah Tanah Objek Landreform Tuntutan Ganti Rugi Tanah Partikelir
Tanah Ulayat

8
Tipologi Konflik Pertanahan menurut Provinsi
Tahun 2017-2020

Nusa Tenggara Timur


Kep. Bangka Belitung

Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan

Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan

Kalimantan Utara
Kalimantan Barat

Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Sumatera Barat

Kepulauan Riau

Sulawesi Utara
D.I Yogyakarta

Sulawesi Barat
Tipologi Konflik Pertanahan per

Maluku Utara
Jawa Tengah
No.

Papua Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta
Provinsi

Jawa Barat

Gorontalo
Bengkulu
Lampung

Maluku
Banten

Papua
Jambi
Aceh

Riau

Bali
Jumlah
1 Penguasaan Tanah dan
15 20 7 8 51 60 8 31 15 2 6 19 16 2 21 4 14 3 5 - 29 7 5 1 2 2 12 2 7 2 1 1 - 4
Pemilikan Tanah 382
2 Penetapan Hak dan Pendaftaran
2 2 - 1 - 2 1 4 11 3 5 8 14 - 26 5 28 4 - 2 2 3 1 - 2 2 8 1 3 - - - 2 -
Tanah 142
3 Batas dan Letak Bidang Tanah
2 - - - - - 1 3 - - - - - - - 1 - - 3 1 - - - - 1 - - - - - - - - -
12
4 Pengadaan Tanah
2 - 3 1 - 1 3 1 10 - 1 2 5 - 7 - - 2 1 3 - 10 1 - - - 3 9 - 3 2 - 8 -
78
5 Tanah Objek Landreform
- 1 - - - - - 2 - - - 2 - - 2 - - - - - - 1 - - 1 - - - - - - - - -
9
6 Tuntutan Ganti Rugi Tanah
- 1 3 - - 2 - 4 - - 1 2 2 - 6 - 1 - - - - - 1 - - - - - 1 1 - - - 3
Partikelir 28
7 Tanah Ulayat
1 - 3 - 1 2 2 1 - - - 1 - - - - - - 2 - 2 2 2 - - - 1 2 - - - - 3 2
27
Jumlah 22 24 16 10 52 67 15 46 36 5 13 34 37 2 62 10 43 9 11 6 33 23 10 1 6 4 24 14 11 6 3 1 13 9 678

9
KINERJA PEMDA BIDANG PERTANAHAN
Persentase pemanfaatan tanah yang sesuai dengan perun-
tukkan tanahnya diatas izin lokasi dibandingkan dengan luas Persentase pengadaan tanah untuk kepentingan umum
izin lokasi yang diterbitkan yang selesai tepat waktu
8.82%
2.94%
29.41%
44.12%

35.29%
44.12%

5.88%
8.82% 8.82%
2.94% 2.94% 5.88%

<20 <40 <60 <80 <=100 TDI


<20 <40 <60 <80 <=100 TDI
Masih rendahnya pengawasan yang dilakukan pemprov thdp Masih rendahnya penyelesaian pengadaan tanah untuk
pemanfaatan izin lokasi, sehingga masih terdapat kepentingan umum, dimana data hasil EKPPD thdp LPPD
pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan izin lokasi yang 2019 menunjukan angka sebesar 52.94% (17 Provinsi) yang
dikeluarkan yakni sebesar 55.89% atau terdapat 19 Provinsi belum menyelesaikan pengadaan tanah secara tepat waktu.
pengawasannya masih rendah. Terdapat 8.82% provinsi yang Terdapat 2.94% provinsi yang tidak menyampaikan laporan
tidak menyampaikan laporan (tdi). (tdi).

Source : Data Evaluasi LPPD 2019 10


EVALUASI KABUPATEN BIDANG PERTANAHAN Persentase Penetapan Tanah Untuk
Persentase Pemanfaatan Tanah Pembangunan Fasilitas Umum
Yang Sesuai Dengan Peruntukkan
Tanahnya Diatas Izin Lokasi

Rasio Rumah Ber-IMB

23.6% 20.7%
Masih terdapat 86 Kabupaten yang

83.6%
Masih terdapat 98 Kabupaten yang penetapan tanah utk pembangunan
belum melakukan pengawasan Fasum masih rendah.
yang baik thdp pemanfaatan izin 8.43% 5.0 2.6
lokasi . 1.2 6% 5%
347 dari 415 Kabupaten yang 0%
4.58%
memiliki rasio rumah ber-IMB 21.45% 17.35% 2.8 40.96%
9%
dibawah 60% 2.1
1.69% 7%
7.71% 6.99% 54.94%
6.99%

38.31%

12.05% 64.58
%

<20 <40 <60 <80 <100 TDI

Source : Data Evaluasi LPPD 2019 11


EVALUASI SERTIFIKASI LAHAN DAN PENANGANAN SENGKETA TANAH GARAPAN
DI KABUPATEN
126 Kabupaten 83 Kabupaten 59 Kabupaten 50 Kabupaten 51 Kabupaten

30.4% 20.0% 14.2% 12.1% 12.3%


Presentase luas lahan Presentase luas lahan Presentase luas lahan
bersertifikat masih dibawah 20%. bersertifikat masih dibawah 40%. Presentase luas lahan Presentase luas lahan
bersertifikat masih dibawah 60%. bersertifikat masih dibawah 80%. bersertifikat masih dibawah atau
sama dengan 100%.

Note : 46 (11.08%) Kabupaten lainnya tidak menyampaikan informasi

41 Kabupaten 8 Kabupaten 13 Kabupaten 9 Kabupaten 208 Kabupaten

9.88% 1.93% 3.13% 2.17% 50.1%


Presentase Penanganan sengketa Presentase Penanganan sengketa
tanah garapan yang dilakukan Presentase Penanganan sengketa
tanah garapan yang dilakukan tanah garapan yang dilakukan Presentase Penanganan sengketa Presentase Penanganan sengketa
melalui mediasi dibawah 20% melalui mediasi dibawah 40% tanah garapan yang dilakukan tanah garapan yang dilakukan melalui
melalui mediasi dibawah 60%
melalui mediasi dibawah 80% mediasi dibawah atau sama dengan
100%

Note :
95 Kabupaten (22.89%) lainnya tidak ditemukan kasus sengketa lahan garapan. Kriteria penanganan sengketa tanah garapan yang dilakukan
melalui mediasi yakni dengan menghitung kegiatan mediasi yang sudah terselesaikan atau masih dalam proses.
Source : Data Evaluasi LPPD 2019 12
EVALUASI KOTA BIDANG PERTANAHAN

Sample
70.97%
2
25.81%
24/93 Kota yg memiliki
persentase penetapan
47.31%
44/93 Kota yg memiliki
29.03%
tanah untuk pembangunan persentase penetapan
66/93 Kota yang memiliki fasilitas umum dibawah
Rasio Rumah ber IMB tanah untuk
rata-rata nasional (73.35%) pembangunan fasilitas
masih dibawah rata-rata 27/93 Kota yang memiliki
nasional (40.02%) Rasio Rumah ber IMB
diatas rata-rata nasional
umum diatas rata-rata
nasional (73.35%) 44.09%
(40.02%) 41/93 Kota yg memiliki
persentase Luas lahan
bersertifikat diatas
rata-rata nasional
(52.54%)

23.66% 53.76%
22/93 Kota yg memiliki 50/93 Kota yg 13.98% 58.06%
persentase pemanfaatan tanah
yang sesuai dengan
memiliki
persentase Luas
13/93 Kota yg memiliki
persentase 54/93 Kota yg memiliki 55.91%
peruntukkan tanahnya diatas lahan bersertifikat penanganan sengketa persentase pemanfaatan tanah 52/93 Kota yg memiliki
izin lokasi masih dibawah rata- masih dibawah tanah garapan yang yang sesuai dengan persentase penanganan
rata nasional (70.79%) rata-rata nasional dilakukan melalui peruntukkan tanahnya diatas sengketa tanah garapan
. (52.54%) mediasi masih izin lokasi diatas rata-rata yang dilakukan melalui
dibawah rata-rata nasional (70.79%) mediasi masih dibawah
nasional (78.96%) . rata-rata nasional
(78.96%)
Note :
1. 17 (18.28%) Kota tidak menyampaikan informasi persentase pemanfaatan tanah;
2. 25 (26.88%) Kota tidak menyampaikan informasi persentase penetapan tanah untuk pembangunan fasilitas umum; Source : Data Evaluasi LPPD 2019
3. 2 (2.15%) Kota tidak menyampaikan informasi luas lahan bersertifikat dan persentaase penanganan sengketa
tanah garapan yang dilakukan melalui mediasi. 13
KEMENTERIANDITJEN
DALAM NEGERI
BINA ADWIL
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENEKANAN
 Pemerintah daerah tidak memiliki data base pertanahan sehingga dalam penangananya masih bersifat
parsial – Solusi : Perlu dibagun Sistem Informasi yang Reliable dan memiliki interoperabilitas dengan
Sistem Informasi Pusat.
 Kewenangan pemerintah daerah dalam penyelesaian konflik pertanahan hanya bersifat fasilitasi sehingga
tidak mempunyai kepastian hukum (win win solution) - Solusi perlu diatur lebih detail dalam Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) supaya tidak ada lagi wilayah abu-abu (grey area).
 Belum terkoordinasinya fasilitasi masalah pertanahan di daerah – Solusi : pembentukan tim lintas sektor
di daerah dengan mengoptimalkan Forkopimda dan Forkopimcam.
 Minimnya SDM yang memahami pertanahan serta tidak adanya alokasi anggaran bagi pemda dalam
penyelesaian konflik pertanahan dan dukungan biaya pengukuran – Solusi : Peningkatan kapasitas SDM
dan dukungan APBD sebagai political will KDH & DPRD untuk mengurai permasalahann/konflik
pertanahan di daerah.
 Penanganan Konflik Pertanahan harus diletakkan dalam koridor Trantibumlinmas sehingga
penanganannya responsif dan melibatkan multi pihak.
14
TERIMA KASIH

15
7
16

Anda mungkin juga menyukai