PERTEMUAN 17 & 18
EVALUASI DAN PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN STRATEGI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
tersebut.
3. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber
dayaproduktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada
di sekitarmereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk
mengumpulkanbersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka
guna memperbaiki kinerja.
1. Konsistensi
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah konsisten dengan tujuan,
asumsi lingkungan, dan kondisi internal?
a) Tujuan
Apakah rencana yang ditetapkan akan menjembatani kesenjangan yangbegitu
penting bagi kita? Apakah standar prestasi dikaitkan dengan
faktorkeberhasilan yang kritis? Apakah terdapat tujuan yang saling konsisten
di mana kitamembuat keputusan untung-rugi? Apakah pertimbangan tujuan
konsisten dengantanggung jawab sosial yang diperlukan untuk menopang
legitimasi kita?
b) Asumsi lingkungan
Apakah perusahaan tanggap terhadap perubahan penting yang dapat di
antisipasi? Apakah rencana itu akan secara penuh tereksploitasi peluangyang
ditawarkan oleh kondisi dalam negeri dan internasional? Apakah
iamemperkecil ancaman? Apakah kebijakan pemasaran konsisten dengan
perubahanpasar dan kebijakan keuangan konsisten dengan perubahan pasar
modal? Dan lainsebagainya.
Universitas Pamulang S1-Akuntansi
c) Kondisi internal
Apakah kebijakan alokasi sumber daya, struktur organisasi, dansistem
administratif terkoordinasi satu sama lain? Apakah sudah ada
polapelaksanaan terpadu yang cocok dengan strategi dan mengembangkan
keunggulanbersaing yang diperlukan? Apakah strategi mengandalkan pada
kelemahan atau justruberusaha menguranginya?
2. Ketepatan
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif sudah memperoleh sumber
daya yang diperlukan, preferensi resiko, dan wawasan waktu.
a) Kemampuan sumber daya
Apakah sumber daya yang penting sudah tersedia? Jikabelum, apakah
rencana telah menggariskan cara memperolehnya jika sewaktu-
waktudibutuhkan? Apakah sumber daya sudah siap di tempat dan tepat untuk
sesuatu yang diinginkan? Apakah dalam kebijakan sudah digariskan
pengembangan bahan baku,energi, karyawan, esekutif, fasilitas, peralatan,
kecakapan dan keahlian?
b) Preferensi risiko
Apakah strategi mempunyai risiko yang tidak perlu? Apakah besarrisiko yang
ada dapat diterima manajemen puncak? Terlalu tinggi atau terlalu rendah?
Apakah rencana tergantung pada sumber internal yang
kelanjutaneksistensinya tidak terjamin? Apakah ia bergantung pada asumsi
lingkungan yangsangat tidak pasti?
c) Wawasan waktu
Apakah tujuan telah dinyatakan berdasarkan waktu yang tepat untuk
mencapainya? Berdasarkan kesanggupan dan kemampuan yang dimiliki,
apakah cocok ekspansi cepat dilakukan? Apakah kriteria evaluasi diukur
dengan waktu yang tepat sehingga penyesuaian yang tepat dapat pula
dilakukan?
3. Workable
Apakah rencana yang terpadu dan komprehensif layak dan memberikan
simulasiterhadap perusahaan?
a. Kelayakan Apakah rencana justru menghabiskan sumber daya dan
kemampuanmanajemen yang kita miliki? Apakah ia menimbulkan masalah
Universitas Pamulang S1-Akuntansi
Perhitungan ROI setelah dijumlahkan menunjukkan apa yang terjadi sesuai dengan
fakta – bukan apa yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mengembangkan berbagai tolok ukur untuk memprediksi
kemungkinan yang mungkin. Hal-hal ini diacu sebagai pengawasan sistem kemudi
(steering controls), karena steering controls mengukur variabel-variabel yang
mempengaruhi keuntungan yang di masa yang akan datang. Salah satu jenis kontrol
ini terdapat dalam diagram Kontrol Proses Statistik (Statistical Process Control).
Dalam SPC, semua karyawan dan manajer menjaga diagram dan grafik yang
menguraikan kualitas dan produktivitas pada basis harian. Mereka kemudian mampu
membuat berbagai penyesuaian pada sistem yang berada di luar kontrol.
a) Kontrol Perilaku dan Output (Behaviour and Output Controls)
Kontrol dapat ditetapkan untuk terfokus. Baik pada keluaran-keluaran (output)
actual performance maupun pada kegiatan-kegiatan yang menjamin kinerja
(perilaku). Kontrol perilaku menentukan bagaimana sesuatu akan dilakukan
melalui kebijakan-kebijakan, ketentuan-ketentuan, prosedur operasi standar,
dan institusi dari atasan. Output control menentukan apa yang hendak
dilaksanakan dengan fokus pada hasil akhir perilaku melalui pemanfaatan
sasaran dan target –target kinerja atau tonggak sejarah.
pena biru berharga hampir dua kali harga-harga pena hitam. Jika perusahaan
tidak mampu membebankan biaya yang lebih tinggi untuk pena biru,
perusahaan tidak dapat memperoleh profit dari pena biru. Jika tidak ada alasan
menambah penghasilan.
Penilaian kinerja adalah suatu bagian penting dari evaluasi dan pengendalian.
Ketiadaan tujuan-tujuan kuantitatif atau standard kinerja dan ketidakmampuan dari
sistem informasi untuk menyediakan informasi yang valid dan tepat waktu
merupakan dua masalah pengendalian yang jelas. Tanpa tujuan dan penilaian
yang cepat, sangat sulit untuk membuat keputusan-keputusan stratejik dan
operasional.. Kendatipun demikian, penggunaan standerd yang kuantitatif dan
cepat tidak menjamin tervcapainya kinerja yang baik. Kegiatan evaluasi dan
monitoring kinerja dapat menyebabkan efek samping yang mengganggu kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Di antara efek negatif yang paling sering adalah
orientasi jangka pendek (short – term oerientation) dan pergeseran tujuan (goal
displacement).
a. Orientasi Jangka Pendek (Short – term Orientaion)
Banyak pimpinan puncak melaporkan bahwa dalam berbagai situasi mereka
tidak menyadari implikasi jangka panjang dari operasi saat ini terhadap strategi
yang mereka telah sepakati atau implikasi bersifat operasional dari suatu strategi
terhadap misi perusahaan. Evaluasi jangka panjang biasanya tidak dilakukan
karena pimpinan puncak:
1) Tidak menyadari pentingnya evaluasi
2) Percaya bahwa pertimbangan jangka pendek adalah lebih penting
daripertimbangan jangka panjang
Universitas Pamulang S1-Akuntansi
tujuan perusahaan.
2) Suboptimization
Suboptimization (optimisasi) mengacu kepada fenomena ketika suatu unti
mengoptimalkan pencapaian tujuan unitnya sehingga dapat membahayakan
organisasi secara keseluruhan. Penekan dalam perusahaan–perusahaan besar
dalam mengembangkan pusat pertanggungjawaban yang terpisah dapat
menciptakan beberapa masalah bagi perusahaan secara keseluruhan. Bilai satu
unit dapat menciprtakan beberapa masalah bagi perusahaan secara keseluruhan.
Bila satu unit atau divisi melihat dirinya sebagai bagian yang tidak terpisah, ia
mungkin menolak untuk bekerja sama dengan berbagai cara mempengaruhi
secara negatif evaluasikinerjanya. Persaingan antara divisi untuk mencapai ROI
yang tinggi dapat berakibat suatu divisi untuk mencapai suatu ROI yang tepat
dapat berakibat suatu divisi untuk membagi teknologi barunya atau perbaikan
proses kerjanya. Upaya suatu divisi mengoptimalkan pencapaian tujuannya
menyebabkan divisi lain tertinggal, sehingga menyebabkan efek negatif kepada
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3) Pedoman Kontrol yang Tepat (Guidelines for Proper Control)
Dalam merancang suatu sistem pengendalian pimpinan puncak perlu
menyadari bahwa pengendalian harus dengan strategi. Jika pengendalian tidak
menjamin penggunaan strategi akan memperlemah implementasi objektif
perusahaan. Acuan– acuan berikutnya dapat kiranya dipedomani:
a. Pengendalian sebaiknya menggunakan informasi seperlunya untuk
memberikan gambaran yang benar dari suatu negara. Terlalu banyak
pengendalian dapat menciptakan kebingungan.
b. Pengendalian sebaiknya memonitor hasil-hasil dan aktivitas hasil dan
aktivitas yang berati, kendatipun sulit dalam penilaian. Jika kerja sama antara
divisi adalah penting bagi kinerja perusahaan, beberapa bentuk penilaian
kuantitatif dan kualitatif sebaiknya digunakan untuk memonitor kerja sama
tersebut.
berikut:
1) Kinerja SBU yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dinilai
berdasarkan pangsa ppasar (market share), pertumbuhan penjualan,
keberhasilan masa depan yang terukur, dan keberhasilan atas
beberapa proyek yang strategis yang berorientasi masa depan.
2) Kinerja SBU yang memiliki tingkat pertumbuhan rendah, sebaliknya
dinilai berdasarkan tingkat pertukbuhan investasi dan pemasukan kas.
3) Kinerja SBU yang memiliki tingkat pertumbuhan sedang, dinilai
berdasarkan kombinasi faktor-faktor yang disebutkan di atas.
b. Metode Evaluasi Jangka Panjang (Long–Term Evaluation Method)
Rangkuman
Evaluasi strategi adalah tahap proses manajemen di mana manajer puncak
berusaha memastikan bahwa strategi yang mereka pilih terlaksana dengan tepat
dan mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi strategi berarti usaha untuk
memperoleh informasi
Tahap implementasi dan evaluasi strategimerupakan tahap akhir dalam
Universitas Pamulang S1-Akuntansi
D. DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pamulang S1-Akuntansi