PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam matematika, terdapat beragam konsep yang mendalam dan penting untuk dipahami
dalam menganalisis situasi-situasi yang melibatkan banyak kemungkinan atau aransemen.
Konsep-konsep tersebut termasuk peluang, permutasi, kombinasi, dan kaidah pencacahan.
Sebelum memahami secara mendalam tentang aplikasi dan penerapan konsep-konsep ini,
penting bagi kita untuk memahami latar belakang historis dan perkembangan konsep-konsep
tersebut.
Konsep peluang menjadi salah satu landasan utama dalam studi teori probabilitas dan
statistika. Awalnya, peluang digunakan untuk memahami dan memodelkan perjudian,
namun seiring waktu, konsep ini berkembang menjadi bidang studi yang luas dan penting
dalam berbagai disiplin ilmu. Perkembangan konsep peluang dimulai pada abad ke-17 oleh
matematikawan seperti Blaise Pascal dan Pierre de Fermat melalui korespondensi mereka
tentang masalah perjudian. Kini, peluang menjadi dasar bagi analisis risiko, pengambilan
keputusan, dan banyak aplikasi praktis lainnya di berbagai bidang, termasuk bisnis, teknik,
dan ilmu sosial.
Permutasi dan kombinasi adalah konsep yang berkaitan erat dengan pengaturan dan
pemilihan objek dalam suatu himpunan. Konsep permutasi, yang melibatkan pengaturan
ulang objek atau elemen dalam urutan tertentu, pertama kali dijelaskan dalam matematika
kuno oleh ahli Yunani seperti Euclid dan Archimedes. Sedangkan konsep kombinasi, yang
melibatkan pemilihan objek tanpa memperhatikan urutan, telah dikenal sejak zaman kuno
dalam berbagai budaya. Namun, penggunaan formal dan pengembangan matematisnya
dimulai pada abad ke-17 oleh matematikawan Prancis seperti Pascal dan Fermat. Sejak itu,
permutasi dan kombinasi telah menjadi konsep penting dalam teori kombinatorial, yang
memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang matematika dan ilmu terapan.
Kaidah pencacahan merupakan kumpulan aturan yang digunakan untuk menghitung jumlah
objek dalam suatu himpunan atau untuk menentukan berbagai cara untuk mengatur atau
memilih objek. Konsep ini juga memiliki sejarah yang kaya, dimulai dari abad-abad
sebelumnya dengan kontribusi dari matematikawan seperti Pascal, Fermat, dan Leibniz.
Kaidah pencacahan menjadi penting dalam berbagai konteks matematika, termasuk teori
kombinatorial, aljabar, dan ilmu komputer.
Dengan memahami latar belakang dan perkembangan konsep-konsep ini, kita dapat lebih
baik mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah dan menganalisis situasi-situasi yang
melibatkan peluang, permutasi, kombinasi, dan kaidah pencacahan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam peluang
2. Untuk mengetahui lebih dalam permutasi dan kombinasi
3. Untuk mengetahui lebih dalam kaidah pencacahan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam dunia matematika, konsep peluang, permutasi, kombinasi, dan kaidah pencacahan
memiliki peran penting dalam menganalisis situasi yang melibatkan ketidakpastian, pengaturan, dan
pemilihan. Kajian literatur ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
konsep-konsep tersebut, serta menguraikan kontribusi penelitian terkini dan dasar-dasar historis
yang melandasi pemahaman kita.
Peluang, sebagai konsep dalam teori probabilitas, memiliki akar sejarah yang dalam. Pada
abad ke-17, Blaise Pascal dan Pierre de Fermat memperkenalkan konsep ini melalui analisis
probabilitas dalam permainan judi. Namun, pengembangan teori probabilitas modern dimulai pada
abad ke-18, ketika matematikawan seperti Pierre-Simon Laplace menyusun karya monumentalnya
"Théorie analytique des probabilités". Karya ini menetapkan dasar-dasar teori probabilitas,
membantu memperluas pemahaman kita tentang fenomena acak dan distribusi kejadian dalam
berbagai konteks. Kemudian, pada abad ke-20, teori probabilitas berkembang pesat dengan
kontribusi-kontribusi dari tokoh seperti Andrey Kolmogorov dan Richard von Mises, membawa teori
probabilitas ke bentuk modernnya yang kuat dan diterapkan.
Sejarah permutasi dan kombinasi mencakup berbagai peradaban kuno di seluruh dunia, yang
menggunakan konsep pengaturan dan pemilihan objek dalam berbagai konteks, seperti matematika,
musik, dan sastra. Namun, pengembangan matematika modern tentang permutasi dan kombinasi
dimulai pada abad ke-17, ketika matematikawan seperti Blaise Pascal dan Pierre de Fermat
mengeksplorasi masalah permutasi dan kombinasi dalam kaitannya dengan probabilitas dan aljabar.
Pada abad ke-18, Leonhard Euler berkontribusi signifikan dalam mengembangkan teori permutasi
dan kombinasi melalui karyanya di bidang analisis kombinatorial. Sejak itu, konsep-konsep ini telah
menjadi subjek penelitian yang luas dalam matematika diskrit dan teori kombinatorial modern.
Kaidah pencacahan, yang melibatkan aturan perkalian, aturan penjumlahan, dan prinsip
inklusi-eksklusi, memiliki sejarah panjang yang berkembang seiring dengan perkembangan
matematika. Pada abad ke-17, Blaise Pascal dan Pierre de Fermat memperkenalkan dasar-dasar
kaidah pencacahan melalui analisis probabilitas dan permainan judi. Pada abad ke-18, Jacob
Bernoulli dan Pierre-Simon Laplace mengembangkan lebih lanjut teori-teori ini, yang kemudian
diperluas oleh matematikawan seperti George Pólya dan Richard Rado pada abad ke-20. Sejarah
kaidah pencacahan mencerminkan evolusi pemikiran matematika dalam memahami struktur dan
pola di balik perhitungan jumlah objek dalam himpunan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peluang
i. Pengertian
Peluang adalah konsep dalam matematika yang mengukur seberapa mungkin suatu kejadian
akan terjadi. Dalam konteks teori probabilitas, peluang dihitung sebagai rasio antara jumlah kejadian
yang dianggap berhasil (kejadian yang diinginkan) dengan jumlah total kemungkinan kejadian. Secara
umum, peluang diwakili oleh bilangan pecahan atau desimal antara 0 (kejadian tidak mungkin
terjadi) hingga 1 (kejadian pasti terjadi).
Misalnya, jika kita melempar sebuah dadu, ada enam kemungkinan hasil yang mungkin
(angka 1 hingga 6). Jika kita tertarik pada peluang mendapatkan angka 4, maka ada satu
kemungkinan kejadian berhasil (mendapatkan angka 4) dari enam kemungkinan total, sehingga
peluangnya adalah 1/6 atau sekitar 0,1667.
Di dalam teori peluang, terdapat 4 hal yang penting untuk kamu ingat, yaitu percobaan,
ruang sampel, titik sampel, dan kejadian.
Apa itu percobaan peluang? Artinya kegiatan atau tindakan yang tujuannya untuk memperoleh
hasil tertentu. Misalnya, pelemparan uang koin, pelemparan dadu, pengambilan kartu, pengambilan
bola secara acak, sampai mencari pasangan tempat duduk.
Ruang sampel adalah seluruh kemungkinan yang muncul dari suatu kejadian atau percobaan.
Artinya, di dalam ruang sampel memuat semua titik sampel yang mungkin dari suatu kejadian.
Misalnya saat kamu melemparkan sebuah dadu, semua kemungkinan yang muncul adalah 1, 2, 3, 4,
5, dan 6. Nah, himpunan dari {1, 2, 3, 4, 5, 6} itulah yang disebut sebagai ruang sampel. Secara
matematis, lambang ruang sampel adalah S dan banyaknya elemen di dalamnya memiliki lambang
n(S).
Tanpa ada kejadian atau percobaan, kamu tidak bisa menentukan ruang sampel. Salah satu
percobaan yang bisa kamu ambil adalah pada pelemparan sebuah koin seperti contoh sebelumnya.
Ruang sampel dari sebuah koin adalah S = {A, G} di mana A = kejadian muncul angka dan G = kejadian
muncul gambar. Oleh karena banyaknya elemen di dalam ruang sampel ada dua, maka n(S) = 2. Lalu,
berapa ruang sampel untuk 3 koin? Temukan di pembahasan selanjutnya, ya.
Susunan ruang sampel akan berpengaruh pada nilai akhir peluang yang dihasilkan. Oleh sebab
itu, kamu harus tahu bagaimana cara membuat ruang sampel yang benar. Ruang sampel bisa dibuat
dengan tiga cara, yaitu dengan pasangan berurutan, tabel, dan diagram pohon.
1. Saat kamu melemparkan sebuah dadu, kemungkinan titik sampel yang muncul adalah 1,
2, 3, 4, 5, 6. Dengan demikian, ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dengan
banyaknya elemen (n(S)) = 6
2. Saat kamu melemparkan dua buah koin, kemungkinan titik sampel muncul adalah (AA),
(AG), (GA), dan (GG). Dengan demikian ruang sampelnya adalah S = {(AA), (AG), (GA),
dan (GG)} dengan n(S) = 4.
Cara Tabel
Untuk kejadian yang memiliki titik sampel cukup banyak, cara pasangan berurutan dinilai
kurang efektif. Oleh sebab itu, kamu bisa menggunakan tabel. Misalnya 2 buah dadu dilempar
bersama-sama, banyaknya anggota ruang sampelnya adalah sebagai berikut.
Dari tabel diatas , beberapa titik sampel dari 2 dadu? Jawabnya adalah 36
Dengan demikian, ruang sampelnya adalah himpunan dari semua titik sampel yang tertera
pada tabel, sehinga n(S) = 36
Cara tabel juga bisa digunakan untuk menentukan ruang sampel pada pelemparan 3 koin,
berapa ruang sampel pada 3 koin?
AA AG GA GG
Cara lain yang dapat digunakan untuk menuliskan anggota ruang sampel adalah
menggunakan diagram pohon. Diagram pohon adalah suatu diagram yang berbentuk pohon. Dalam
hal ini diagram pohon digunakan untuk mempermudah kita dalam menghitung banyaknya ruang
sampel dari suatu kejadian. Untuk contohnya dapat kita ambil pada contoh sebelumnya yaitu pada
pelemparan tiga uang koin sekaligus.
Dari gambar di atas maka untuk pelemparan tiga uang koin sekaligus dapat ditentukan ruang
sampelnya, yaitu S = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG} sehingga n(S) = 8.
Bila eksperimen 1 mempunya p hasil, percobaan 2 mempunyai q hasil, maka bila eksperimen
1 dan eksperimen 2 dilakukan, maka terdapat p x q hasil.
Bila eksperimen 1 mempunyai p hasil, percobaan 2 mempunyai q hasil, maka bila eksperimen
1 atau eksperimen 2 dilakukan, maka terdapat p + q hasil.
Jawabannya :
Jika dilihat, terdapat 5 cara untuk bisa memilih makanan, yakni nasi goreng, roti, soto
ayam, sate dan sop. Lalu, ada 3 cara untuk memilih minuman, yakni susu, kopi, dan teh.
Dengan keterangan tersebut, ditemukan kaidah perhitungan perkalian, jumlah
kemungkinan pasangan makanan dan minuman yang dapat dipesan adalah 5 x 3 = 15
pasang.
Maksud dari kejadian di materi peluang ini adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Biasanya
dituliskan dengan huruf kapital, seperti A, B, dll.
Ada 2 jenis kejadian peluang dalam matematika, yaitu Kejadian Tunggal dan Kejadian Majemuk.
Kejadian Tunggal hanya terdiri dari 1 kejadian, sedangkan Kejadian Majemuk memiliki dua atau lebih
kejadian secara bersamaan, perbedaan nya sebagai berikut :
P(A) =
peluang
kejadian A
n(A) =
peluang anggota kejadian A
Ada satu hal yang wajib banget diinget. Jadi kisaran nilai peluang itu dari 0 sampai 1. Kalo hasil
hitungnya adalah nol, berarti kejadiannya mustahil dan kalo hasilnya 1 biasanya menunjukkan
kejadian tertentu.
Jadi, jika hasil perhitungan peluang kamu lebih dari 1 atau kurang dari 0, berarti kamu salah
ngitung tuh wkwkwk.
P(A) = peluang
kejadian A
f(A) = Frekuensi
kejadian A yang
telah terjadi
n = banyaknya percobaan