TEORI PELUANG
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
(4191111036)
PENDIDIDIKAN MATEMATIKA. A
2020
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera untuk kita semua. Assalamualaikum Wr. Wb
Tugas ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
agar penulis dapat lebih baik dalam penulisan tugas berikutnya. Akhir
kata, Penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
RUTH SITOHANG
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….1
B. TUJUAN…………………………………………………………………..1
C. MAMFAAT……………………………………………………………….1
BAB II ISI BUKU…………………………………………………………………2
A. IDENTITAS BUKU………………………………………………………2
B. RINGKASAN BUKU…………………………………………………….3
BAB III PEMBAHASAN
A. KEUNGGULAN BUKU………………………...………………………12
B. KELEMAHAN BUKU……………………………..……………………12
BAB IV PENUTUP……………………………...………………………………17
A. KESIMPULAN…………………….……………………………………17
B. SARAN…………………………………………………………………..19
BAB V DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………………20
JUDUL : TEORI PELUANG
PENGARANG :
PENERBIT :
TAHUN TERBIT :
TEBAL HALAMAN:
BAB II
PENDAHULUAN
"Matematika adalah ratu ilmu, dan teori bilangan adalah ratu Matematika."
—Carl Friedrich Gauss, 1777–1855
Teori peluang adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari ketidakpastian. Ilmi ini
awalnya dikembangkan dari permainan spekulasi, seperti permainan kartu remi
dan pelemparan dadu.
Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan
sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan
dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini
berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Ide utama tentang keacakan ini adalah ide tentang ‘unpredictability’. Sebuah pola
acak sering digambarkan sebagai sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Sebenarnya,
sudah berapa lamakah penelitian mengenai pola-pola acak ini? Para arkeologi
sudah menemukan bukti-bukti prasejarah yang muncul dan dapat dibandingkan
dengan permainan dadu saat ini. Gigitan pada tulang dan keratan pada batu-batu
secara jelas diciptakan atau diletakkan di satu sisi untuk sebuah maksud. Objek-
objek ini, menurut bukti, memiliki makna bagi pemakai dan menyerupai objek
yang terakhir digunakan dalam permainan papan oleh, misalnya, masyarakat
Mesir kuno. Bukti-bukti ini sulit diinterpretasikan. Tanpa catatan tertulis, sangat
sulit menemukan makna penemuan-penemuan tersebut untuk pemakai.
Satu dari alat-alat pertama yang memproduksi pola-pola acak adalah astragalus.
Astragalus adalah sebuah tulang yang terdapat pada tumit rusa, biri-biri, anjing
dan mamalia lainnya. Banyak astragalus yang ditemukan pada zaman prasejarah.
Hal ini berarti, benda ini sudah digunakan sejak 5000 tahun yang lalu, di zaman
Mesir kuno dalam permainan kesempatan (peluang). Terdapat gambar-gambar
masyarakat Mesir kuno yang melambung- lambungkan astragalus saat bermain
permainan papan. Sayangnya, tidak ada catatan bagaimana memainkan permainan
ini dan bagaimana pola-pola hasil lambungan astragalus- astragalus tersebut.
Gambar di bawah ini merupakan bukti prasejrah mengenai adanya permainan
tersebut.
Permainan pertama mengenai peluang yang dapat dipahami dengan baik adalah
yang berasal dari Mesopotamia. Salah satu kota penting di Mesopotamia saat itu
adalah Ur. Saat melakukan penggalian di awal abad 20, para arkeolog menemukan
sebuah permainan papan yang tertimbun dengan pemakainya. Permainan papan
dengan pahatan yang bagus tersebut sudah berusia sekitar 4500 tahun. Permainan
ini dapat diphami dengan baik krena catatan kuno mengenainya juga diperoleh
dari penggalian. Permainan ini dinamakan Permainan dari 20 Persegi. Pemainnya
terdiri dari dua orang. Masing-masing percaya pada
sebuah kombinasi keberuntungan dan sebuah strategi kecil untuk menang. Pada
bagian keberuntungan, dilambungkan sebuah dadu untuk menentukan berapa
banyak persegi untuk setiap pemain agar dapat menggerakkan bagiannya.
Keterampilan yang harus dimiliki adalah memilih bagian yang harus digerakkan.
Galileo Galileo
Fermat yang 22 tahun lebih tua dari Pascal, pada awlnya dikenal sebagai praktisi
hukum. Akan tetapi di waktu-waktu luangnya, ia banyak belajar matematika dan
bahasa. Ia menguasai bahasa Yunani, Latin, Spanyol, Itali, dan tentu saja Perancis.
Untuk membuat pikirannya tetap segar, Fermat justru lebih suka mendapatkannya
dengan melakukan korespondensi dengan para matematikawan terbaik. Banyak
dari surat-suratnya tersebut yang menunjukkan keseriusannya dalam mencari
kebenaran matematika.
Pierre de Fermat Blaise Pascal
Blaise Pascal mulai belajar geometri dari ayahnya saat berusia 12 tahun. Ketika ia
berusia 14 tahun ia mulai sering menemani ayahnya ke klub matematika.
Kunjungan-kunjungannya ke klub tersebut semakin membuka cakrawala berpikir
Blaise. Pada usia 16 tahun ia secara gemilang melakukan penemuan penting
dalam geometri proyeksi. Akan tetapi perhatian Pascal muda berubah begitu
cepat. Saat berusia 18 tahun ia berhenti belajar geometri dan
beralih menjadi mekanik kalkulator. Walaupun kurang dapat dipercaya dan agak
mahal, akan tetapi Pascal berhasil melakukan beberapa penjualan. Kalkulator-
kalkulator ini memuat ide-ide besar Pascal yang diadopsi banyak perusahaan
kalkulator untuk desain mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Bat.asan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini dapat sesuai dengan pokok ajaran dan
bahasan dalam makalah maka kami selaku penulis hanya membatasi masalah
yang tercantum di dalam rumusan masalah saja
BAB III
RINGKASAN BUKU
HARAPAN MATEMATIK
Harapan Matematika
Kegiatan
Jika lotere yang terjual 100.000 lembar maka secara matematik di katakan bahwa
1
tiap lembar lotere menghasilkan hadiah × Rp 1.000.000,00=Rp10,00
100.000
Atau rata-rata, tiap lembar undian menghasilkan hadiah Rp 10,00. “Rata-rata’ ini
disebut “harapan matematik” atau “harapan matematis”.
Dari 100.000 lembar lotere yang terjual, sebenarnya hanya 1 lembar yang
mendapat hadiah. Dengan demikian probabilitas sebuah lotere mendapat hadiah
1
¿
100.000
1
Berarti harapan matematik ¿ × Rp 1.000.000,00 ¿
100.000
1
Harapan matematik ¿ . Rp 2.500 .000,00=Rp 25,00
100.000
Harapan matematik
1
= × Rp 2.500 .000+ ¿
100.000
1 2 5
= × Rp 1.000.000,00+ × Rp500.000,00+ × Rp 100.000
100.000 100.000 100.000
Penyelesaian :
¿ Rp100,00+ Rp 250,00
¿ Rp350,00
Contoh 2
Dalam suatu tranksaksi jual beli, Budi mempunyai probabilitas 0,05 untuk
memperoleh keuntungan sebesar Rp 25.000 dan mempunyai probabilitas 0,30
untuk mendapat kerugian sebesar Rp 15.000. Tentukan harapan matematik Budi ?
Penyelesaian :
Keuntungan merupakan lawan kerugian, maka tanda untuk keuntungan (+) dan
untuk keruguan (-).
p2=0,30 D 2=−Rp15.000,00
¿ Rp12.500,00−Rp15.000,00
¿ Rp 8.000,00
Contoh 3
Berapakah harga karcis yang layak untuk suatu permainan jika diatur sedemikian
hingga probabilitas pemain untuk memenangkan hadiah pertama 0,1 ; probabilitas
memenangkan hadiah kedua 0,2 dan probabilitas memenangkan hadiah ketiga
0,3 . Hadiah pertama Rp 1.000,00 hadiah kedua Rp 500,00 dan hadiahketiga Rp
100,00
p3=0,3 D3 =Rp100,00
¿ Rp 230,00
Supaya menjadi tidak rugi, harga karcis yaitu sama dengan harapan matematik
pemain. Jadi harga karcis yang layak Rp 230,00 . Untuk selanjutnya, jika disebut
harapan maka yang dimaksud adalah harapan matematik
Pemain akan mendapat hadiah Rp. 1.000,00 dan untuk kejadian lainnya pemain
tidak mendapat hadiah. Berapa harapan matematik pemain?
2. Saat ini musim hujan, probabilitas dari hujan dua pertiga. Budi hari ini tidak
menjajakan dagangan. Jika hari cerah, budi kehilangan keuntungan Rp. 5.000,00
tetapi jika hari ujian, berarti budi menyelamatkan uangnya sebesar Rp. 7.500,00.
Berapa harapan matematik budi?
Kegiatan
Misalkan sebuah mata uang dilambungkan 3 kali, dan difenisikan variabel random
X yang menyatakan banyaknya M yang muncul dalam percobaan ini ada 4 macam
“hasil” yang dapat diperoleh, ialah:
Diperoleh 0 buat M
Diperoleh 1 buat M
Diperoleh 2 buat M
Diperoleh 3 buat M
(
B x,
2)()
3,1
=
3 1 x 1 3−x
( )( )
x 2 2
Jadi:
()
0 3−0
3 1 1 1
P 1= ( )( ) = ; D 1=0
0 2 2 8
P 2= ()
3 1 1 1 3 −1 3
( ) ( ) = ; D2=1
0 2 2 8
()
2 3−2
3 1 1 3
P 3= ( )( ) = ; D 3=2
0 2 2 8
()
3 3−3
3 1 1 1
P 4= ( )( ) = ; D 4=3
0 2 2 8
1 3 3 1 12 1
E= 0+ 1+ 2+ 3= =1
8 8 8 8 8 2
Atau X1 = 0;
atau X2 = 1;
Dan seterusnya
∑ x 1 P( X=xi)
i=l
Kita tahu bahwa P(X=X1) adalah fungsi probabilitas dan dapat di beri simbol lain
yaitu f(x).
Defenisi
E(X) = ∑ X .f (x)
xeX(S )
Contoh 1
Xi 1 2 3 4 5 6
F(Xi) 1 3 5 7 9 11
36 36 36 36 36 36
Harapan matematik dihitung sebagai berikut:
1 3 5 7 9 11 17
E ( X ) =1 +2 +3 + 4 +5 + 6 ¿4
36 36 36 36 36 36 36
Contoh 2
(
B x ,6 ,
1
36
=)()
6 1 x 1 6− x
( ) ( ) ,untuk x = 0,1,2,3,4,5,6,
x 2 2
Atau
()
x 6−x
6 1 1
f (x)= ( )( ) , untuk x = 0,1,2,3,4,5,6,
x 2 2
( )( ) ( )
0
6 1 1 6 1
f ( 0 )= =
0 2 2 64
( )( ) ( )
1 5
6 1 1 6
f ( 1) = =
1 2 2 64
( )( ) ( )
2
6 1 1 4 15
f ( 2) = =
2 2 2 64
( )( ) ( )
3 3
6 1 1 20
f ( 3 )= =
3 2 2 64
( )( ) ( )
4
6 1 1 2 15
f ( 4)= =
4 2 2 64
( )( ) ( )
5
6 1 1 1 6
f ( 5 )= =
5 2 2 64
( )( ) ( )
6
6 1 1 0 1
f ( 6 )= =
6 2 2 64
1 6 15 20 15 6 1
E ( X ) =0. +1. + 2. +3. + 4. +5. + 6.
64 64 64 64 64 64 64
=3
Contoh 3
1
f ( x )= untuk x = 1,2,3,4,5,6,7,8 adalah fungsi probabilitas variabel random x.
8
1
Berarti f(1) = f(2) = f(3) = f(4) = f(5) = f(6) = f(7) = f(8) =
8
1 1 1 1 1 1 1 1
E(X) = 1.1. +2. +3. + 4. +5. +6. +7. + 8.
8 8 8 8 8 8 8 8
Contoh 4
Nilai nilai fungsi probabilitas variabel random X seperti pada tabel berikut :
Xi -2 0 1 3 5
F(Xi) 1 1 1 1 5
8 8 4 16 36
1 1 1 1 5
Maka = −2. +0. +1. +3. +5.5
8 8 4 16 36
1
=2
8
Kerjakan tugas
Tugas
a.
X A B
f(x) P (1-P)
b. Sebuah mata uang dilambungkan. Percobaan dihentikan jika telah muncul sisi
M atau 3 sisi Berturut-turut.Tentukan harapan matematik banyaknya lambungan.
c. Sebuah kartu diambil dari sebuah kotak berisi 5 kartu bernomor 1,2,2 dan 3. X
menyatakan nomor pada kartu. Tnetukan harapan matematik X.
Kegiatan 1.3
Pada kegiatan 1.2 telah difenisikan harapan matematik variabel random diskrit.
E ( X )= ∑ x . f (x )
x ∈ X (S)
Jika X variabel random kontinu maka penjumlahan hasil kali x dengan f(x) tidak
mungkin dilakukan karena X (S) tidak terhitung (uncountable) dan sebagai
gantinya digunakan perhitungan intergral batas interval berlakunya x sebagai
batas integral.
{
2 x +1
untuk 0 ≤ x ≥ 3
f ( x )= 12
0 untuk x yang lain
X ( S )= { x /0 ≤ x ≥ 3 }
3
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx
0
3
2 x+1
= ∫x. dx
0 12
3
1
= ∫ 2 x + x ¿ dx ¿
2
12 0
[ ]
3
1 2 3 1 2
= x+ x
12 3 22 0
=
1 2
12 3
27+
[9
2 ]
1
=1
12
b
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx
a
∫ x . f ( x ) dx=¿∫ g ( x ) dx ¿
a a
∫ g ( x ) dx
a
b
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx, dan sebagainya.
a
{
2 x +1
untuk 0 ≤ x ≥ 3
f ( x )= 12
0 untuk x yang lain
3
2 x +1
untuk x ∈ X ( S ) . E ( X )=∫ x . dx (1)
0 12
3
untuk −∞ < x <0 , berlakulah :∫ x 0 dx=0(2)
0
3
untuk 3< x <∞ , berlakulah :∫ xxdx=0(2)
0
Dengan demikian , ruas kanan pada (1) tidak berubah harganya walaupun
ditambah ruas kiri pada (2) dan ruas kiri pada (3). Dengan kata lain, E(X) dapat
diperluas untuk x∈X(S), dan x buka elemen X(S), dan kita dapat :
0 3 ∞
2 x +1
E ( X ) =∫ x .0 dx+∫ x dx +∫ x 0 dx
−∞ 0 12 0
0 3 ∞
¿ ∫ x . f ( x )dx+∫ xfx ¿ dx ¿+∫ xf (x )dx
−∞ 0 0
∞
= ∫ x . f (x )dx
−∞
Defenisi :
“jika f adalah kerapatan probalitas variabel random x, maka yang dapat disebut
harapan matematis atau nilai harapan dari x adalah E(X).” Ditulis dengan rumus :
∞
E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−∞
Contoh 1
{
f ( x )= 2 x untuk 0< x <1
0 untuk x yang lain
Penyelesaian :
∞
E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−∞
0 1 ∞
¿ ∫ x .0 dx +∫ x .2 xdx+∫ x .0 dx
−∞ 0 1
1
¿ ∫ 2 x dx
2
[ ]
1
2
¿ x3
3 0
2
¿
3
Contoh 2
{
1+ 0,8 x
untuk ‖x‖<1
f ( x )= 2
0 untuk x yang lain
Penyelesaian :
∞
E ( x )=∫ x . f ( x) dx
−∞
∞ 1 ∞
1+0,8 x
¿∫ x .0 dx +¿∫ x . dx +∫ x .0 dx ¿
−∞ 0 2 1
1
1 4 2
¿ ∫ ( x + x )dx
−1 2 10
1
1 2 2 3
¿[ x + x ]
4 5 0
4
¿
15
Contoh 3
{
x−1 untuk 1< x <2
f ( x )= −x +3 untuk 2< x< 3
0 untuk x yang lain
x
E ( X ) =∫ x . f ( x )dx
−x
1 2 3 ∞
¿ ∫ x .0 dx +¿∫ x( x −1)d x +∫ x ( x−3)dx+∫ x .0 dx ¿
−∞ 1 2 3
2 3
¿ ∫ x (x−1)dx +¿ ∫ x (−x+ 3)dx ¿
1 2
2 3
¿ ∫ ( x −x )dx+¿ ∫ (−x 2+3 x )dx ¿
2
1 2
[ ][ ]
2 3
1 3 1 2 −1 3 2 2
¿ 3x − x + 3x − x
3 2 1 3 3 2
Catatan :
Contoh 1
x
E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−x
1
¿ ∫ x .2 xdx
0
( )
1
2 2
¿ x
3 0
2
¿
3
Contoh 2
x
E ( X ) =∫ xf ( x)dx
−x
1
1+0,8 x
¿∫ x dx
−1 2
1
¿∫
−1
( 12 x+ 52 x ) dx
2
[ ]
1
1 2
¿ x 2+ x 3
4 15 −1
4
¿
15
Contoh 3
x
E ( X ) =∫ xf ( x)dx
−x
2 3
¿ ∫ x ( x−1 ) dx +¿∫ x (−x +3 ) dx ¿
1 2
2 3
¿ ∫ ( x −x ) dx+ ¿∫ ( −x +3 x ) dx ¿
2 2
1 2
[ ][ ]
2 3
1 3 1 2 −1 3 3 2
¿ x + x + x + x
3 2 1 3 2 2
¿
[ 1
3
1
] [ ][
1 1
.8+ .4 − − +
2 3 2
−1
3
3
2
1
3
1
.27+ .9 − .8+ .4
2 ][ ]
28
¿
6
Tugas 1.3
{
1
untuk −1< x <1
a. f ( x )= 2
0 untuk x yang lain
{
0 untuk−1< x <1
b. f ( x )= 2−x untuk 1 ≤ x<2
0 untu k x yang lain
{
1+ x untuk −1 ≤ x ≤ 0
c. f ( x ) = 1−x untuk 0< x ≤ 1
0 untuk x yang lain
Kunci Tugas
Tugas
1. Dua dadu dilambungkan bersama. Misalkan d 1=¿ banyaknya mata dadu
yang muncul pada dadu 1.
P ( d 1+ d 2<5 ) =P { ( 1,1 ) , ( 1,2 ) , ( 1,3 ) , ( 2,1 ) ,(2,2)}
5
P=
36
D 1=Rp 1.000.000 ,−¿
5
E=p 1. D 1= Rp 1.000.000 ,−¿ Rp 138,89
36
2. Budi tidak menjajakan dagangan.
2
P 1=Probabilitas hari hujan=
3
1
P 2=Probabilitas hari tidak hujan=
3
Jika hari hujan, Budi “menyelamatkan keuntungan” Rp 7.500,-
Jadi D1 = Rp 5.000,-
Jadi D2 = Rp 5.000,-
E = p1D1 + p2D2
2 +1
= . Rp7.500 ,− .¿
3 3
3. Misalkan:
P1 = Probabilitas hujjan selalu deras
P2 = Probabilitas jarang hujan
D1 = Keuntungan jika hujan selalu deras
D2 = Keuntungan jika hujan tidak terlalu deras
D3 = Keuntungan jika jarang hujan
E =
0,2 ×194 × Rp 250,00+0,2 ×60 × Rp 250,00+0,6 × 6 × Rp 250,00=Rp 13,600 ,−¿
4. Misalkan m diartikan mengenai sasaran dan m diartikan tidak mengenai
sasaran.
1 2
Berarti : P(m) = , P(m) =
3 3
Misalkan P1 = Probabilitas memenangkan hadiah I dan
P1 = P(m, m, m)
1 1 1
¿ . .
3 3 3
1
¿
27
P2 = P(m,)
1 1 2 2 1 1
¿ . . + . .
3 3 3 3 3 3
4
¿
27
Hadiah I = D1 = Rp.1.000,00
Hadiah II = D2 = Rp.5000,00
1 4
E= . Rp .1000,00+ . Rp .500,00
27 27
= Rp.111,11
Tugas1.2
a. E ( x )=a . p+b(I− p)
¿ ap+ b−bp
¿ p ( a−b ) +b
1
b. kejadian pertama = {M}, p1 =
2
1
kejadian kedua = {M}, p1 =
4
1
kejadian ketiga = {M}, p1 =
8
1
kejadian keempat = {M}, p1 =
8
1 1 1 1
E ( X ) =1. +2. +3. +3.
2 4 8 8
3
=1
4
nomor 2 dan 2
nomor 3dan 1
2
P ( 1 )=
5
2
P ( 2 )=
5
1
P ( 3 )=
5
2 2 1
E ( X ) =1. + 2. + 3.
5 5 5
9
¿ =1,8
5
Tugas 1.3
1
1
a. E ( X ) =∫ x . dx
−1 2
[ ]
1
1 2
¿ x
2 −1
1 1
¿ −
4 4
=0
1 2
b. E ( X ) =∫ x . xdx+∫ x ( 2−x ) dx
0 1
1 2
=∫ dx+∫ ( 2 x−x ) dx
2
0 1
[ ][ ]
1 2
1 2 1
= x + x 2− x3
3 0 3 1
1 8
= + 4− − 1−
3 3
1
3( )( )
=1
0 1
0 1
=∫ (x + x ) dx +∫ ( x−x ) dx
2 2
−1 0
[ ] [ ]
0 2 1
1 1 1 3
= x2 + x− x
2 −1 2 3 0
=− ( 12 − 13 )+( 12− 13 )
=0
Tes formatif
{
2−x untuk 1≤ x <2
f ( x )= x−2 untuk 2 ≤ x ≤3
0untuk x yang lain
KEUNGGULAN BUKU
KELEMAHAN BUKU
o Materi yang dipaparkan dan contoh soal juga sangat sedikit sehingga sulit
untuk mengerjakan latihan pada chapter
o Menggunakan Bahasa Inggris, sehingga sebagian pembaca merasa
kesulitan untuk memahaminya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiyono ,SPM( Seri Pendalaman Materi) dan menaklukan soal UAN Matematika SMA.
Erlangga, Yogyakarta, 2006