Anda di halaman 1dari 34

CRITICAL BOOK REPORT

TEORI PELUANG

Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH :

RUTH INDAH SHENTIA SITOHANG

(4191111036)

PENDIDIDIKAN MATEMATIKA. A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR
Salam sejahtera untuk kita semua. Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas kebaikan dan tuntunanNya penulis dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report Teori Bilangan.

Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata


kuliah Teori Bilangan. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi
Sistem bilangan dari buku yang berjudul THE WHOLE TRUTH
ABOUT WHOLE NUMBERS OLEH SYLVIA FORMAN DAN
AGNES M.RASH.

Tugas ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
agar penulis dapat lebih baik dalam penulisan tugas berikutnya. Akhir
kata, Penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Maret 2020

RUTH SITOHANG

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….1
B. TUJUAN…………………………………………………………………..1
C. MAMFAAT……………………………………………………………….1
BAB II ISI BUKU…………………………………………………………………2

A. IDENTITAS BUKU………………………………………………………2
B. RINGKASAN BUKU…………………………………………………….3
BAB III PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN BUKU………………………...………………………12
B. KELEMAHAN BUKU……………………………..……………………12
BAB IV PENUTUP……………………………...………………………………17

A. KESIMPULAN…………………….……………………………………17
B. SARAN…………………………………………………………………..19
BAB V DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………………20
JUDUL : TEORI PELUANG

PENGARANG :

PENERBIT :

TAHUN TERBIT :

TEBAL HALAMAN:

BAB II
PENDAHULUAN

 
"Matematika adalah ratu ilmu, dan teori bilangan adalah ratu Matematika."
—Carl Friedrich Gauss, 1777–1855

Teori peluang adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari ketidakpastian. Ilmi ini
awalnya dikembangkan dari permainan spekulasi, seperti permainan kartu remi
dan pelemparan dadu.

Pada awalnya, teori peluang diaplikasikan untuk menentukan kemungkinan


memenangkan suatu permainan judi. Setelah berkembang, teori ini diperlukan
dalam penyelesaian masalah dalam berbagai bidang seperti meteorology, asuransi
dan industry. Sebagai contoh, dalam proses pengeringan kue, kejadian cacat
adalah kue pecah atau hancur. Kemungkinan kejadian cacat dalam periode
produksi dapat dijelaskan dengan teori peluang. Bahkan teori peluang mendasari
kebanyakan metode-metode statistik, yaitu suatu bidang matematika yang
aplikasinya hamper meliputi setiap area kehidupan modern.

Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan
sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan
dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini
berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Teori Peluang yang merupakan cabang Matematika, menitikberatkan perhatian


pada analisis gejala-gejala random. Objek-objek utama Teori Peluang adalah
variabel-variabel

random, proses-proses stokastik, dan kejadian-kejadian (abstraksi matematika dari


kejadian non deterministik). Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar
istilah ‘acak’ atau ‘random’. Kita sering merasa kita sudah paham dengan maksud
‘acak’ tersebut. Akan tetapi ide tentang keacakan itu sendiri merupakan salah satu
hal yang terabaikan. Bagaimana kita dapat membentuk pola-pola acak?
Bagaimana kita dapat mengenal pola-pola acak pada saat kita dikonfrontasikan
dengan pola-pola tersebut?

Ide utama tentang keacakan ini adalah ide tentang ‘unpredictability’. Sebuah pola
acak sering digambarkan sebagai sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Sebenarnya,
sudah berapa lamakah penelitian mengenai pola-pola acak ini? Para arkeologi
sudah menemukan bukti-bukti prasejarah yang muncul dan dapat dibandingkan
dengan permainan dadu saat ini. Gigitan pada tulang dan keratan pada batu-batu
secara jelas diciptakan atau diletakkan di satu sisi untuk sebuah maksud. Objek-
objek ini, menurut bukti, memiliki makna bagi pemakai dan menyerupai objek
yang terakhir digunakan dalam permainan papan oleh, misalnya, masyarakat
Mesir kuno. Bukti-bukti ini sulit diinterpretasikan. Tanpa catatan tertulis, sangat
sulit menemukan makna penemuan-penemuan tersebut untuk pemakai.

Satu dari alat-alat pertama yang memproduksi pola-pola acak adalah astragalus.
Astragalus adalah sebuah tulang yang terdapat pada tumit rusa, biri-biri, anjing
dan mamalia lainnya. Banyak astragalus yang ditemukan pada zaman prasejarah.
Hal ini berarti, benda ini sudah digunakan sejak 5000 tahun yang lalu, di zaman
Mesir kuno dalam permainan kesempatan (peluang). Terdapat gambar-gambar
masyarakat Mesir kuno yang melambung- lambungkan astragalus saat bermain
permainan papan. Sayangnya, tidak ada catatan bagaimana memainkan permainan
ini dan bagaimana pola-pola hasil lambungan astragalus- astragalus tersebut.
Gambar di bawah ini merupakan bukti prasejrah mengenai adanya permainan
tersebut.

Gambar 1. Pemain-pemain tulang astralagus

Permainan pertama mengenai peluang yang dapat dipahami dengan baik adalah
yang berasal dari Mesopotamia. Salah satu kota penting di Mesopotamia saat itu
adalah Ur. Saat melakukan penggalian di awal abad 20, para arkeolog menemukan
sebuah permainan papan yang tertimbun dengan pemakainya. Permainan papan
dengan pahatan yang bagus tersebut sudah berusia sekitar 4500 tahun. Permainan
ini dapat diphami dengan baik krena catatan kuno mengenainya juga diperoleh
dari penggalian. Permainan ini dinamakan Permainan dari 20 Persegi. Pemainnya
terdiri dari dua orang. Masing-masing percaya pada

sebuah kombinasi keberuntungan dan sebuah strategi kecil untuk menang. Pada
bagian keberuntungan, dilambungkan sebuah dadu untuk menentukan berapa
banyak persegi untuk setiap pemain agar dapat menggerakkan bagiannya.
Keterampilan yang harus dimiliki adalah memilih bagian yang harus digerakkan.

Permainan di atas menunjukkan adanya proses acak karena banyaknya bagian


yang dapat dilompati setiap pemain ditentukan oleh hasil lambungan sebuah dadu.
Permainan ini terkenal smpai Mesir dan India. 250 tahun setelah penemuan
Permainan 20 Persegi, budaya Mesopotamia semakin berkurang pengaruhnya.
Yang paling dominan saat itu adalah budaya Romawi dengan permainan
judinya. Judi dapat dianggap sebagai permainan papan tanpa papan. Keterampilan
pemain diabaikan dan peserta hanya bertaruh untuk hasil lambungan astragalus
yang keluar. Raja Agustus dan Vitellius dikenal sebagai raja -raja yang gila judi.

Galileo Galilei (1565-1642)

Galileo Galilei merupakan ilmuwan yang masyur sepanjang zaman. Observasi-


observasi astronominya khususnya planet Venus, matahari, dan planet Jupiter
telah membuktikan secara gemilang bahwa bumi bukanlah pusat jagat raya.
Galileo merupakan satu dari ilmuwan-ilmuwan pertama yang mengembangkan
fisika dengan menggunakan sebuah kombinasi antara rancangan percobaan yang
hati-hati dengan analisis matematika yang seksama. Dalam artikelnya yang
berjudul “Thoughts about Dice-Games” ia juga menulis sedikit tentang keacakan.

Galileo Galileo

Observasi-observasi Galileo mengenai dadu tidaklah terkenal. Bahkan Galileo


sendiri tidak cukup menaruh perhatian pada permainan tersebut. Ia menyebutkan
di awal paragraf artikelnya di atas, bahwa ia menulis tentang dadu karena
mendapat giliran untuk melakukannya (tidak dijelaskan Galileo siapa yang
menyuruhnya tersebut). Tampaknya Galileo menjadi orang pertama yang
membicarakan keacakan secara matematika (Galileo masih kecil saat Cardano
hidup). Pada saat ini artikel kecilnya tersebut menjadi pendahuluan yang baik
untuk Teori Peluang sederhana.

Dalam artikelnya tersebut Galileo menanyakan, mengapa dari pelambungan tiga


dadu jumlah 10 dan 11 lebih sering muncul dibandingkan 9 dan 12.
Penyelesaiannya merupakan materi berhitung sederhana. Ia memulai dengan
menunjukkan bahwa hanya ada 16 jumlahan yang berbeda yang muncul dari
pelambungan tiga dadu, yaitu 3,4, …, 18. Ketiga dadu tersebut identik kecuali
warna. Jumlah 3 diperoleh dengan satu cara, jumlah 4 dengan tiga cara, dan
seterusnya. Galileo menunjukkan ada 27 cara mendapatkan jumlah 10 dan 25 cara
untuk mendapatkan jumlah 9. Secara keseluruhan terdapat 216 cara untuk untuk
mendapatkan jumlah 3 sampai dengan 18. 216 cara tersebut diperoleh dari 6 x 6 x
6, yaitu 6 angka dari dadu I, 6 angka dari dadu II, dan 6 angka dari dadu III.

Galileo tidak melanjutkan penemuannya ke konsep Peluang. Meskipun demikian


tulisan Galileo tersebut merupakan acuan awal peluang yang dikerjakan secara
matematika. Hal ini dapat menjadi pelajaran, bahwa tak seorangpun saat itu,
termasuk Galileo sendiri, yang menyadari bahwa suatu kajian yang sederhana
pada akhirnya dapat menjadi awal sebuah teori besar.

Pierre de Fermat (1601-1665) dan Blaise Pascal (1623-1662)

Pierre de Fermat dan Blaise Pascal merupakan ilmuwan-ilmuwan Perancis yang


terkenal. Keduanya banyak membuat banyak penemuan dalam sebuah disiplin
matematika. Keduanya merupakan penggemar-penggemar matematika yang
brilian.

Fermat yang 22 tahun lebih tua dari Pascal, pada awlnya dikenal sebagai praktisi
hukum. Akan tetapi di waktu-waktu luangnya, ia banyak belajar matematika dan
bahasa. Ia menguasai bahasa Yunani, Latin, Spanyol, Itali, dan tentu saja Perancis.
Untuk membuat pikirannya tetap segar, Fermat justru lebih suka mendapatkannya
dengan melakukan korespondensi dengan para matematikawan terbaik. Banyak
dari surat-suratnya tersebut yang menunjukkan keseriusannya dalam mencari
kebenaran matematika.
Pierre de Fermat Blaise Pascal

Berbeda dengan Fermat, Blaise Pascal menghabiskan masa-masa remajanya untuk


mempelajari matematika melalui tatap muka langsung dengan ahli-ahli
matematika terbaik dalam sebuah klub matematika terkenal, Marsenne Academy
(Marsenne adalah seorang pendeta Perancis yang mencintai sains, matematika,
dan musik). Fermat bukan anggota di klub itu, hanya sesekali mengunjunginya.
Akan tetapi, salah satu anggotanya adalah seorang ahli matematika Perancis,
Etienne Pascal, yang saat ini lebih dikenal sebagai ayah dari Blaise Pascal.

Blaise Pascal mulai belajar geometri dari ayahnya saat berusia 12 tahun. Ketika ia
berusia 14 tahun ia mulai sering menemani ayahnya ke klub matematika.
Kunjungan-kunjungannya ke klub tersebut semakin membuka cakrawala berpikir
Blaise. Pada usia 16 tahun ia secara gemilang melakukan penemuan penting
dalam geometri proyeksi. Akan tetapi perhatian Pascal muda berubah begitu
cepat. Saat berusia 18 tahun ia berhenti belajar geometri dan
beralih menjadi mekanik kalkulator. Walaupun kurang dapat dipercaya dan agak
mahal, akan tetapi Pascal berhasil melakukan beberapa penjualan. Kalkulator-
kalkulator ini memuat ide-ide besar Pascal yang diadopsi banyak perusahaan
kalkulator untuk desain mereka.

Ketika dewasa. Pascal diperkenalkan dengan seorang nobelis Perancis, Chevalier


de Mere, yang juga seorang penjudi. Pascal dan de Mere banyak berdiskusi
mengenai dasar-dasar matematika yang terkait judi. Pada tahun 1654 Chevalier de
Mere menemukan sistem penjudian. Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia
meminta Blaise Pascal menganalisis sistim perjudiannya. Saat itulah Fermat dan
Pascal mulai melakukan kegiatan surat menyurat terkenal mengenai persoalan-
persoalan dalam permainan judi ini yang dikaji secara matematika dan
menemukan bahwa sistim yang dipunyai oleh Chevalier akan mengakibatkan
peluang dia kalah 51 %. Pascal menulis salah satu topik yang dilontarkan oleh de
Mere yang dikenal dengan problème des partis (problem of points),Pascal
menemukan solusi masalah tersebut yang diistilahkan dengan Aleae
Geometriayang dijelaskan di Académie Parisienne. Pascal menuliskan teori Traité
du Triangle Arithmétiqueyang dipublikasikan pada tahun 1665.

1.2  Rumusan Masalah

1.   Menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel dan kejadian ?

2.   Menjelaskan cara menyatakan ruang sampel dari suatu percobaan ?

3.   Menjelaskan cara menentukan peluang suatu keejadian ?

4.   Menjelaskan pengertian frekuensi harapan ?

5.   Menjelaskan cara menentukan frekuensi harapan suatu kejadian ?        

1.3    Bat.asan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini dapat sesuai dengan pokok ajaran dan
bahasan dalam makalah maka kami selaku penulis hanya membatasi masalah
yang tercantum di dalam rumusan masalah saja
BAB III

RINGKASAN BUKU

HARAPAN MATEMATIK

Harapan Matematika

Kegiatan

“Harapan matematik” merupakan istilah yang pada mulanya timbul dalam


persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan perjudian, misalnya rolet, lotere,
dan sebagainya.

Misalnya seorang penggemar lotere membeli selembar lotere berhadiah tunggal


sebesar Rp.1.0000.000,00 , maka orang tersebut perihal mempunyai harapan
untuk memenangkan hadiah Rp.1.000.000,00 tersebut. Harapan inilah yang
mendorongnya untuk membeli lotere harapan semacam ini dinamakan harapan
moril.

Jika lotere yang terjual 100.000 lembar maka secara matematik di katakan bahwa
1
tiap lembar lotere menghasilkan hadiah × Rp 1.000.000,00=Rp10,00
100.000
Atau rata-rata, tiap lembar undian menghasilkan hadiah Rp 10,00. “Rata-rata’ ini
disebut “harapan matematik” atau “harapan matematis”.

Dari 100.000 lembar lotere yang terjual, sebenarnya hanya 1 lembar yang
mendapat hadiah. Dengan demikian probabilitas sebuah lotere mendapat hadiah
1
¿
100.000

1
Berarti harapan matematik ¿ × Rp 1.000.000,00 ¿
100.000

Harapan matematik ini dapat pula dinayatakn dengan = probabilitas mendapat


hadiah × besarnya hadiah
Misalkan dari lotere yang terjual ada 3 macam hadiah sebagai berikut.

1 hadiah pertama @ Rp. 1.000.000,00

2 hadiah kedua @ Rp. 500.000,00

3 hadiah ketiga @ Rp. 100.000,00

Berarti jumlah hadiah

1
Harapan matematik ¿ . Rp 2.500 .000,00=Rp 25,00
100.000

Perhitungan unmtuk harapan matematik penjualan lotere dengan tiga macam


hadiah ini dapat di perinci sebagai berikut.

Harapan matematik

1
= × Rp 2.500 .000+ ¿
100.000

1 2 5
= × Rp 1.000.000,00+ × Rp500.000,00+ × Rp 100.000
100.000 100.000 100.000

¿ ( probabilitas mendapat hadiah pertama x hadiah pertama) + (probabilitas


mendapat hadiah kedua x hadiah kedua) +( probabilitas hadiah ketiga x hadiah
ketiga)

Defenisi (Sutrisno Hadi, 2001)

Apabila p merupakan probabilitas dari seseorang untuk memperoleh


sesuatu sejumlah D maka harapan matematik atau harapan orang tersebut adalah
Pd.

Keterangan : D dapat berupa uang atau barang dan sebagainya.

Defenisi diatas, dapat diperluas menjadi.

Apabila p1 merupakan probabilitas untuk memperoleh sesuatu D1,p2


probabilitas sesuatu jumlah D2,.....pn probabilitas untuk memperoleh jumlah Dn,
mak aharapan matematik : E = p1D1 + p2D2 + ..... + pnDn
Contoh 1

Suatu perlombaan menembak menjanjikan hadiah pertama dan kedua, masing-


masing Rp. 100.000 dan Rp 5.000, probabilitas bahwa Anin memperoleh hadiah
pertama 0,01 an probabilitas bahwa Anin mendapat hadiah kedua 0,05. Berapa
harapn matematik Amin?

Penyelesaian :

p1=0,01 D1=Rp 10.000,00

p2=0,05 D2=Rp 5.000,00

E=0,01× Rp10.000,00+0,05 × Rp 5.000,00

¿ Rp100,00+ Rp 250,00

¿ Rp350,00

Contoh 2

Dalam suatu tranksaksi jual beli, Budi mempunyai probabilitas 0,05 untuk
memperoleh keuntungan sebesar Rp 25.000 dan mempunyai probabilitas 0,30
untuk mendapat kerugian sebesar Rp 15.000. Tentukan harapan matematik Budi ?

Penyelesaian :

Keuntungan merupakan lawan kerugian, maka tanda untuk keuntungan (+) dan
untuk keruguan (-).

p1=0,50 D1=+ Rp 25.000,00

p2=0,30 D 2=−Rp15.000,00

E=0,50 × Rp 25.000,00+ 0,30 ×−Rp15.000,00

¿ Rp12.500,00−Rp15.000,00

¿ Rp 8.000,00

Contoh 3
Berapakah harga karcis yang layak untuk suatu permainan jika diatur sedemikian
hingga probabilitas pemain untuk memenangkan hadiah pertama 0,1 ; probabilitas
memenangkan hadiah kedua 0,2 dan probabilitas memenangkan hadiah ketiga
0,3 . Hadiah pertama Rp 1.000,00 hadiah kedua Rp 500,00 dan hadiahketiga Rp
100,00

Penyelesaian : p1=0,1 D1=Rp 1.000,00

p2=0,2 D2=Rp 500,00

p3=0,3 D3 =Rp100,00

E=0,1× Rp1.000,00+ 0,2× Rp 500,00+0,3 × Rp 100,00

¿ Rp100,00+ Rp 100,00+ Rp 30,00

¿ Rp 230,00

Supaya menjadi tidak rugi, harga karcis yaitu sama dengan harapan matematik
pemain. Jadi harga karcis yang layak Rp 230,00 . Untuk selanjutnya, jika disebut
harapan maka yang dimaksud adalah harapan matematik

Pemain akan mendapat hadiah Rp. 1.000,00 dan untuk kejadian lainnya pemain
tidak mendapat hadiah. Berapa harapan matematik pemain?

2. Saat ini musim hujan, probabilitas dari hujan dua pertiga. Budi hari ini tidak
menjajakan dagangan. Jika hari cerah, budi kehilangan keuntungan Rp. 5.000,00
tetapi jika hari ujian, berarti budi menyelamatkan uangnya sebesar Rp. 7.500,00.
Berapa harapan matematik budi?

3. Seorang pemilik toko memperoleh 200 batang payung untuk menghadapi


musim hujan. Tiap payung yang terjual memberi keuntungan Rp.250,00. Jika
pada hari dimusim hujan, hujan selalu deras, payung yang terjual 60, dan jika
hujan sangat jarang, hanya 6 yang terjual.

Probabilitas hujan selalu deras 0,2

Probabilitas hujan tidak terlalu deras 0,2


Probabilitas jarang hujan 0,6

Tentukan harapan matematik pemilik toko!

4. Dalam suatu permainan menembak sasaran, hadiah pertama sebesar Rp.100,00


diberikan kepada pemain yang dapat mengenai tiga kali berturut-turut dan hadiah
sebesar Rp.500,00 diberikan kepada pemain yang mengenai sasaran dua kali
berturut-turut dalam tiga tembakan. Ayah dapat mengenai sasaran satu kali dalam
tiga tembakan. Berapakah harapan matematik ayah?

Kegiatan

Misalkan sebuah mata uang dilambungkan 3 kali, dan difenisikan variabel random
X yang menyatakan banyaknya M yang muncul dalam percobaan ini ada 4 macam
“hasil” yang dapat diperoleh, ialah:

Diperoleh 0 buat M

Diperoleh 1 buat M

Diperoleh 2 buat M

Diperoleh 3 buat M

Probabilitas memperoleh 0 buah M = p1 = P (X=0)

Probabilitas memperoleh 1 buah M = p2 = P (X=1)

Probabilitas memperoleh 0 buah M = p3 = P (X=2)

Probabilitas memperoleh 0 buah M = p4 = P (X=3)

Distribusi probabilitas percobaan diatas adalah distribusi binomial yang rumusnya


dapat dengan mudah kita tentukan:

(
B x,
2)()
3,1
=
3 1 x 1 3−x
( )( )
x 2 2

Jadi:
()
0 3−0
3 1 1 1
P 1= ( )( ) = ; D 1=0
0 2 2 8

P 2= ()
3 1 1 1 3 −1 3
( ) ( ) = ; D2=1
0 2 2 8

()
2 3−2
3 1 1 3
P 3= ( )( ) = ; D 3=2
0 2 2 8

()
3 3−3
3 1 1 1
P 4= ( )( ) = ; D 4=3
0 2 2 8

1 3 3 1 12 1
E= 0+ 1+ 2+ 3= =1
8 8 8 8 8 2

E menyatakan harapan muncul 0,1,2 atau 3 buah M. Secara singkat E menyatakan


harapan M.

Dalam percobaan tadi, ada kesesuaian antara hal-hal berikut:

Diperoleh 0 buat M dengan kejadian X bernilai 0

Atau X1 = 0;

Diperoleh 1 buah M dengan kejadian X bernilai 1

atau X2 = 1;

Dan seterusnya

Dengan demikian, harapan matematik tadi dapat dituliskan sebagai penjumlahan:

E = P(X = 0),0 + P(X = 1),1 + P(X = 2),2 + P(X = 3),3

= P(X = x1), x1 + P(X = x2)x2 +P(X =x3)x3 + P(X = x4)x4

= x1.P(X = x1)+ x2P(X = x2) + x3.P(X = x3) + x4.P(X = x4)

∑ x 1 P( X=xi)
i=l
Kita tahu bahwa P(X=X1) adalah fungsi probabilitas dan dapat di beri simbol lain
yaitu f(x).

Pengertian tersebut dapat digunakan untuk mendefenisikan harapan matematik


secara lebih luas. Dan harapan matematik yang telah di kaitkan dengan variabel
random X diberi simbol E(X).

Defenisi

Jika f fungsi probabilitas variabel random diskrit X, maka harapan matematik


atau nilai harapan X adalah:

E(X) = ∑ X .f (x)
xeX(S )

Contoh 1

Misalkan X variabel random diskrit dengan distribusi sebagai berikut:

Xi 1 2 3 4 5 6
F(Xi) 1 3 5 7 9 11
36 36 36 36 36 36
Harapan matematik dihitung sebagai berikut:

1 3 5 7 9 11 17
E ( X ) =1 +2 +3 + 4 +5 + 6 ¿4
36 36 36 36 36 36 36

Contoh 2

Enam dadu dilambungkan bersama satu kali. X menyatakan banyaknya mata


genap yang muncul.

Rumus untuk distribusi probabilitas dapat kita tentukan ialah:

(
B x ,6 ,
1
36
=)()
6 1 x 1 6− x
( ) ( ) ,untuk x = 0,1,2,3,4,5,6,
x 2 2

Atau
()
x 6−x
6 1 1
f (x)= ( )( ) , untuk x = 0,1,2,3,4,5,6,
x 2 2

Nilai-nilai f(x) ialah:

( )( ) ( )
0
6 1 1 6 1
f ( 0 )= =
0 2 2 64

( )( ) ( )
1 5
6 1 1 6
f ( 1) = =
1 2 2 64

( )( ) ( )
2
6 1 1 4 15
f ( 2) = =
2 2 2 64

( )( ) ( )
3 3
6 1 1 20
f ( 3 )= =
3 2 2 64

( )( ) ( )
4
6 1 1 2 15
f ( 4)= =
4 2 2 64

( )( ) ( )
5
6 1 1 1 6
f ( 5 )= =
5 2 2 64

( )( ) ( )
6
6 1 1 0 1
f ( 6 )= =
6 2 2 64

Maka harapan matematis muncul mata genap ialah:

1 6 15 20 15 6 1
E ( X ) =0. +1. + 2. +3. + 4. +5. + 6.
64 64 64 64 64 64 64

=3

Contoh 3

1
f ( x )= untuk x = 1,2,3,4,5,6,7,8 adalah fungsi probabilitas variabel random x.
8

1
Berarti f(1) = f(2) = f(3) = f(4) = f(5) = f(6) = f(7) = f(8) =
8
1 1 1 1 1 1 1 1
E(X) = 1.1. +2. +3. + 4. +5. +6. +7. + 8.
8 8 8 8 8 8 8 8

Contoh 4

Nilai nilai fungsi probabilitas variabel random X seperti pada tabel berikut :

Xi -2 0 1 3 5
F(Xi) 1 1 1 1 5
8 8 4 16 36

1 1 1 1 5
Maka = −2. +0. +1. +3. +5.5
8 8 4 16 36

1
=2
8

Kerjakan tugas

Tugas

Tentukan harapan matematik distribusi variabel random diskrit dengan fungsi


probabilitas berikut:

a.

X A B
f(x) P (1-P)

b. Sebuah mata uang dilambungkan. Percobaan dihentikan jika telah muncul sisi
M atau 3 sisi Berturut-turut.Tentukan harapan matematik banyaknya lambungan.

c. Sebuah kartu diambil dari sebuah kotak berisi 5 kartu bernomor 1,2,2 dan 3. X
menyatakan nomor pada kartu. Tnetukan harapan matematik X.

Kegiatan 1.3

Pada kegiatan 1.2 telah difenisikan harapan matematik variabel random diskrit.
E ( X )= ∑ x . f (x )
x ∈ X (S)

Jika X variabel random kontinu maka penjumlahan hasil kali x dengan f(x) tidak
mungkin dilakukan karena X (S) tidak terhitung (uncountable) dan sebagai
gantinya digunakan perhitungan intergral batas interval berlakunya x sebagai
batas integral.

Misalkan suatu kerapatan probabilitas variabel random kontinu x mempunyai


rumus :

{
2 x +1
untuk 0 ≤ x ≥ 3
f ( x )= 12
0 untuk x yang lain

X ( S )= { x /0 ≤ x ≥ 3 }

3
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx
0

3
2 x+1
= ∫x. dx
0 12

3
1
= ∫ 2 x + x ¿ dx ¿
2
12 0

[ ]
3
1 2 3 1 2
= x+ x
12 3 22 0

=
1 2
12 3
27+
[9
2 ]
1
=1
12

Kalau f(x) ada hanya untuk a ≤ x ≤ b, maka :

b
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx
a

Misalkan x.f(x) = g(x), maka :


b b

∫ x . f ( x ) dx=¿∫ g ( x ) dx ¿
a a

Pada teori kemungkinan, telah dipelajari bahwa :

∫ g ( x ) dx
a

Berlaku untuk x dalam

Interval a ≤ x ≤ b , a< x ≤b , a≤ x <b , maupun a< x< b .

Dengan demikian, jika f(x) ada hanya untuk a< x ≤ b, maka :

b
E ( X ) =∫ x . f ( x ) dx, dan sebagainya.
a

Perhatikan kembali kerapatan probabilitas contoh tadi.

{
2 x +1
untuk 0 ≤ x ≥ 3
f ( x )= 12
0 untuk x yang lain

3
2 x +1
untuk x ∈ X ( S ) . E ( X )=∫ x . dx (1)
0 12

untuk x ∈ X ( S ) . E ( X )=0 sehinggga :

3
untuk −∞ < x <0 , berlakulah :∫ x 0 dx=0(2)
0

3
untuk 3< x <∞ , berlakulah :∫ xxdx=0(2)
0

Dengan demikian , ruas kanan pada (1) tidak berubah harganya walaupun
ditambah ruas kiri pada (2) dan ruas kiri pada (3). Dengan kata lain, E(X) dapat
diperluas untuk x∈X(S), dan x buka elemen X(S), dan kita dapat :
0 3 ∞
2 x +1
E ( X ) =∫ x .0 dx+∫ x dx +∫ x 0 dx
−∞ 0 12 0

0 3 ∞
¿ ∫ x . f ( x )dx+∫ xfx ¿ dx ¿+∫ xf (x )dx
−∞ 0 0


= ∫ x . f (x )dx
−∞

Defenisi :

“jika f adalah kerapatan probalitas variabel random x, maka yang dapat disebut
harapan matematis atau nilai harapan dari x adalah E(X).” Ditulis dengan rumus :


E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−∞

Catatan : “harapan matematis” pada definisi ini, dimaksud harapan matematis.

Contoh 1

Tentukan harapan matematik variabel random x dengan kerapatan probabilitas :

{
f ( x )= 2 x untuk 0< x <1
0 untuk x yang lain

Penyelesaian :


E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−∞

0 1 ∞
¿ ∫ x .0 dx +∫ x .2 xdx+∫ x .0 dx
−∞ 0 1
1
¿ ∫ 2 x dx
2

[ ]
1
2
¿ x3
3 0

2
¿
3

Contoh 2

Tentukan harapan matematik variabel random x, bila kerapatan probabilitas


mempunyai rumus :

{
1+ 0,8 x
untuk ‖x‖<1
f ( x )= 2
0 untuk x yang lain

Penyelesaian :

|x|<1 bersesuaian dengan−1< x<1


E ( x )=∫ x . f ( x) dx
−∞

∞ 1 ∞
1+0,8 x
¿∫ x .0 dx +¿∫ x . dx +∫ x .0 dx ¿
−∞ 0 2 1

1
1 4 2
¿ ∫ ( x + x )dx
−1 2 10

1
1 2 2 3
¿[ x + x ]
4 5 0

4
¿
15

Contoh 3
{
x−1 untuk 1< x <2
f ( x )= −x +3 untuk 2< x< 3
0 untuk x yang lain

Adalah kerapatan probabilitas variable random X

x
E ( X ) =∫ x . f ( x )dx
−x

1 2 3 ∞
¿ ∫ x .0 dx +¿∫ x( x −1)d x +∫ x ( x−3)dx+∫ x .0 dx ¿
−∞ 1 2 3

2 3
¿ ∫ x (x−1)dx +¿ ∫ x (−x+ 3)dx ¿
1 2

2 3
¿ ∫ ( x −x )dx+¿ ∫ (−x 2+3 x )dx ¿
2

1 2

[ ][ ]
2 3
1 3 1 2 −1 3 2 2
¿ 3x − x + 3x − x
3 2 1 3 3 2

= ( 13 .8− 12 .4)−( 13 − 12 )+( −13 .27− 32 .9)−( −13 .8+ 32 .4 )


¿2

Catatan :

Dalam penelitian selanjutnya, anda dapat langsung menghitung E ( X ) dengan


membatasi interval x dimana f ( x ): anda. Dengan demikian, langkah – langkah
perhitungan pada contoh tadi dapat dipersingkat.

Contoh 1

x
E ( X ) =∫ x . f (x )dx
−x
1
¿ ∫ x .2 xdx
0

( )
1
2 2
¿ x
3 0

2
¿
3

Contoh 2

x
E ( X ) =∫ xf ( x)dx
−x

1
1+0,8 x
¿∫ x dx
−1 2

1
¿∫
−1
( 12 x+ 52 x ) dx
2

[ ]
1
1 2
¿ x 2+ x 3
4 15 −1

4
¿
15

Contoh 3

x
E ( X ) =∫ xf ( x)dx
−x

2 3
¿ ∫ x ( x−1 ) dx +¿∫ x (−x +3 ) dx ¿
1 2

2 3
¿ ∫ ( x −x ) dx+ ¿∫ ( −x +3 x ) dx ¿
2 2

1 2

[ ][ ]
2 3
1 3 1 2 −1 3 3 2
¿ x + x + x + x
3 2 1 3 2 2
¿
[ 1
3
1
] [ ][
1 1
.8+ .4 − − +
2 3 2
−1
3
3
2
1
3
1
.27+ .9 − .8+ .4
2 ][ ]
28
¿
6

Kegiatan Tugas 1.3

Tugas 1.3

Tentukan harapan matematika variable – variable random yang mempunyai


kerapatan probabilitas sebagai berikut :

{
1
untuk −1< x <1
a. f ( x )= 2
0 untuk x yang lain

{
0 untuk−1< x <1
b. f ( x )= 2−x untuk 1 ≤ x<2
0 untu k x yang lain

{
1+ x untuk −1 ≤ x ≤ 0
c. f ( x ) = 1−x untuk 0< x ≤ 1
0 untuk x yang lain
Kunci Tugas
Tugas
1. Dua dadu dilambungkan bersama. Misalkan d 1=¿ banyaknya mata dadu
yang muncul pada dadu 1.
P ( d 1+ d 2<5 ) =P { ( 1,1 ) , ( 1,2 ) , ( 1,3 ) , ( 2,1 ) ,(2,2)}
5
P=
36
D 1=Rp 1.000.000 ,−¿
5
E=p 1. D 1= Rp 1.000.000 ,−¿ Rp 138,89
36
2. Budi tidak menjajakan dagangan.
2
P 1=Probabilitas hari hujan=
3
1
P 2=Probabilitas hari tidak hujan=
3
Jika hari hujan, Budi “menyelamatkan keuntungan” Rp 7.500,-
Jadi D1 = Rp 5.000,-

Jika hari “cerah”, Budi “kehilangan keuntungan” Rp 5.000,-

Jadi D2 = Rp 5.000,-

E = p1D1 + p2D2

2 +1
= . Rp7.500 ,− .¿
3 3

3. Misalkan:
P1 = Probabilitas hujjan selalu deras
P2 = Probabilitas jarang hujan
D1 = Keuntungan jika hujan selalu deras
D2 = Keuntungan jika hujan tidak terlalu deras
D3 = Keuntungan jika jarang hujan

Tabel untuk p dan D


Situasi Probabilitas Payung yang Keuntungan
terjual
Hujan selalu P1 = 0,2 194 D1 = 194 x Rp
deras 250,00
Hujan tidak P2 = 0,2 60 D2 = 60 x Rp
terlalu deras 250,00
Jarang hujan P3 = 0,6 6 D3 = 6 x Rp 250,00

E =
0,2 ×194 × Rp 250,00+0,2 ×60 × Rp 250,00+0,6 × 6 × Rp 250,00=Rp 13,600 ,−¿
4. Misalkan m diartikan mengenai sasaran dan m diartikan tidak mengenai
sasaran.
1 2
Berarti : P(m) = , P(m) =
3 3
Misalkan P1 = Probabilitas memenangkan hadiah I dan

P2 = Probabilitas memenangkan hadiah II


Maka:

P1 = P(m, m, m)

1 1 1
¿ . .
3 3 3

1
¿
27

P2 = P(m,)

1 1 2 2 1 1
¿ . . + . .
3 3 3 3 3 3

4
¿
27

Hadiah I = D1 = Rp.1.000,00

Hadiah II = D2 = Rp.5000,00

1 4
E= . Rp .1000,00+ . Rp .500,00
27 27

= Rp.111,11

Tugas1.2

a. E ( x )=a . p+b(I− p)

¿ ap+ b−bp

¿ p ( a−b ) +b

1
b. kejadian pertama = {M}, p1 =
2

1
kejadian kedua = {M}, p1 =
4

1
kejadian ketiga = {M}, p1 =
8
1
kejadian keempat = {M}, p1 =
8

X menyatakan banyak lambungan maka nilai X ialah 1,2,3

1 1 1 1
E ( X ) =1. +2. +3. +3.
2 4 8 8

3
=1
4

c. kartu yang tersedia, nomor1 dan 2

nomor 2 dan 2

nomor 3dan 1

2
P ( 1 )=
5

2
P ( 2 )=
5

1
P ( 3 )=
5

2 2 1
E ( X ) =1. + 2. + 3.
5 5 5

9
¿ =1,8
5

Tugas 1.3

1
1
a. E ( X ) =∫ x . dx
−1 2

[ ]
1
1 2
¿ x
2 −1

1 1
¿ −
4 4
=0

1 2

b. E ( X ) =∫ x . xdx+∫ x ( 2−x ) dx
0 1

1 2

=∫ dx+∫ ( 2 x−x ) dx
2

0 1

[ ][ ]
1 2
1 2 1
= x + x 2− x3
3 0 3 1

1 8
= + 4− − 1−
3 3
1
3( )( )
=1

0 1

c. E ( X ) =∫ x (x+1) dx+∫ x ( 1−x ) dx


−1 0

0 1

=∫ (x + x ) dx +∫ ( x−x ) dx
2 2

−1 0

[ ] [ ]
0 2 1
1 1 1 3
= x2 + x− x
2 −1 2 3 0

=− ( 12 − 13 )+( 12− 13 )
=0

Tes formatif

1. Dalam suatu permainan perlambungan dua dadu; dadu dilambangakan


bersama. Jika mata yang muncul pada sisi dadu pertama ditambah mata
yang muncul pada sisi dadu kedua kurang dari 6, maka pemain akan
mendapatkan hadiahRp.750,00; dan untuk kejadian lainnya pemain tidak
mendapatkan hadiah. Berapa harapan matematik pemain?
2. Pada suatu saat probabilitas dari turun hujan 2/5, di man Aliruddin
mendapatkan keuntungan Rp.3.500,00. Tetapi jika hari hujan Aliruddin
kehiangan keuntungan Rp.3.000,00. Berapa harapan matematik Aliruddin
dalam kejadian ini?
3. Dalam suatu permaian menembak sasaran hadiah pertama disediakan
sebesar Rp.100.000,00 diberikan kepada pemain yang dapat mengenai
sasaran 5 kali berturut-turut dan hadiah kedua sebesar Rp.75.000,00
diberikan kepada pemain mengenai sasaran 3 kali berturut dalam lima kali
tembakan. Efendi dapat mengenai sasaran 2 kali dalam 3 kali tembakan.
Berapa harapan mate matik Efendi?
4. Tujuh buah dadu dilambungakan bersama satu kali.X menyatakan
banyaknya mata ganjil yang muncul.
Tentukan lah:
a. Rumus untuk distribusi probabilitas
b. Harapan matematiknya
5. Tentukan harapan matematik variable-variabel random yang mempunyai
kerapatan probabilitas:

{
2−x untuk 1≤ x <2
f ( x )= x−2 untuk 2 ≤ x ≤3
0untuk x yang lain

KEUNGGULAN BUKU

o Cover yang sangat menarik


o Materi yang terdapat pada bab 5 sangat singkat,padat dan sangat lengkap
o Pemaparan definisi dan contoh soal juga diberikan dibuku ini sangat
memberikan pemahaman yang memudahkan mahasiswa dalam memhamai
tentang peluang matematika.
o
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

o Materi yang dipaparkan dan contoh soal juga sangat sedikit sehingga sulit
untuk mengerjakan latihan pada chapter
o Menggunakan Bahasa Inggris, sehingga sebagian pembaca merasa
kesulitan untuk memahaminya.

BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan.

Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran


tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau
peristiwa. Oleh karena itu, untuk mendiskusikan dimulai dengan suatu
pengamatan tersebut dinamakan suatu percobaan. Hasil dari suatu percobaan
dinamakan hasil (outcomes) atau titik sampel. Peluang disebut juga probabilitas
yang berarti ilmu kemungkinan.

Peluang Suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya titik


sampel kejadian diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel kejadian
tersebut. Misalnya A adalah suatu kejadian yang diinginkan, maka nilai peluang
kejadian A dinyatakan dengan :

Saran

            Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari betul masih terdapat


banyak kesalahan dan kekeliruan maka dari itu penulis mengharapkan kritk dan
saran yang membangun kepada pembaca. Selai itu penulis sampaikan kepada
pembaca agar tidak erasa cepat puas dengan materi yang ada karena masih banyak
cara yang bisa di jadikan media belajar dan penambahan wawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Sartono wirodikromo,matematika 2003 untuk SMA 2 IPA.Erlangga,Jakarta 2006

Sartono wirodikromo,Matematika 2000 untuk SMU Jilid 1 sampai 6.Erlangga, Jakarta


2003

Sulistiyono ,SPM( Seri Pendalaman Materi) dan menaklukan soal UAN Matematika SMA.
Erlangga, Yogyakarta, 2006

Ayu Candhik, Puas UN Matematika IPA untuk SMA/MA.CV.Chandik Ayu.Jakarta 2006

Anda mungkin juga menyukai