Anda di halaman 1dari 78

KURIKULUM

SMP NEGERI 6 RANGKASBITUNG


TAHUN AJARAN 2023/2024

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK


DINAS PENDIDIKAN
UPTD SATUAN PENDIDIKAN
SMPN 6 RANGKASBITUNG
Jalan Siliwangi Pasir Ona Rangkasbitung 42313

0
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah


SWT karena telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya sehingga pada kesempatan
kali ini kami dapat menyelesaikan Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung tahun
pelajaran 2024/2024 tepat waktu.

Dengan Kurikulum SMP Negeri 6 Rangkasbitung ini, diharapkan dapat


membantu guru dalam proses pembelajaran terutama dalam rangka pencapaian
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi.
Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2023/2024 ini
dapat diselesaikan berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan kurikulum ini, yaitu :

1. Bapak Kemas Abdul Rachman, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP N 6


Rangkasbitung;
2. Bapak H. Pujo Harto, S.Pd., M.Si., sebagai Pengawas Bina yang telah
membimbing kami;
3. Bapak H. Mas Yogi Rahmat sebagai Ketua Komite SMPN 6 Rangkasbitung;
4. Bapak dan Ibu dewan guru yang ikut menyusun Kurikulum SMPN 6
Rangkasbitung tahun pelajaran 2023/2024 ini;
5. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan Kurikulum SMP
Negeri 6 Rangkasbitung tahun pelajaran 2023/2024 ini.

Kami menyadari atas kekurangan Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung


Tahun Pelajaran 2023/2024 yang kami buat ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati untuk
perbaikan kedepannya.

Rangkasbitung, 10 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………....... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….………….… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
B. Landasan Hukum…………………………….…………………………….. 6
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi SMP Negeri 6 Rangkasbitung ………………….………………….….. 7
B. Misi SMP Negeri 6 Rangkasbitung ……………………………………...…. 7
C. Tujuan SMP Negeri 6 Rangkasbitung .………………………..………...... 8
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Muatan Kurikulum …………………...……………………......................... 9
B. Penguatan Profil Pelajar Pancasila ……………………................................ 25
E. Pengembangan Diri ..……………...…………………….............................. 38
F. Penilaian …………………..………………………………………….…..… 42
G. Program Remedial dan Pengayaan ……………………….………….……... 49
H. Pengatutran Beban Belajar …………………. ….………………….…….… 53
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
A. Permulaan Tahun Pelajaran …….………………………............................. 55
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif …………………………………..……... 56
C. Jadwal Libur Sekolah ….. …………………………………...….………..... 58
D. Rencana Kegiatan Akademik dan Non akademik…….............………….. 60
E. Kalender Pendidikan Sekolah …..... ……………………………………..… 62
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………..……………………………..…............. 63
B. Saran ……………………………..……………………….……….………... 63
Lampiran :
1. SK Tim Pengembang Kurikulum
2. SK Penetapan Kurikulum
3. Lembar Verifikasi/Validasi Dokumen KTSP

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang


menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan tersebut meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 6
Rangkasbitung merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi
di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pengembangan potensi peserta didik di satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional dan tuntutan global dengan
semangat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Selain itu, berusaha untuk
memenuhi pelayanan kepada peserta didik dan masyarakat dengan mengacu
pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari delapan standar Nasional
Pendidikan tersebut yaitu standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi semua satuan pendidikan dalam
pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum harus mengacu pada beberapa variabel
terkait satuan pendidikan, diantaranya adalah kesenjangan antara kondisi
nyata dan kondisi ideal terutama menyangkut Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian.

1
1. Kondisi Nyata
Dalam penyusunan kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung
memperhatikan berbagai pertimbangan seperti kondisi nyata yang menjadi
isu atau permasalahan dalam pendidikan sekaligus merupakan tantangan
yang segera dicarikan solusinya, kondisi ideal yang berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, serta peluang-
peluang yang dapat dijadikan aset dalam peningkatan mutu pendidikan
dan pengembangan kurikulum. Adapun kondisi nyata yang dicapai
sekolah dalam pemenuhan Standar Nasional Pendidikan dapat dilihat pada
pencapaian indikator mutu yang tertuang dalam raport mutu sekolah.
SMPN 6 Rangkasbitung menampilkan raport mutu tahun 2022.

No Standar Nasinal Pendidikan Tertinggi Terendah


1 Standar Isi 6,99 4,34
2 Standar Kompetensi Lulusan 6,97 3,79
3 Standar Proses 6,99 5,2
4 Standar Penilaian 6,77 3,35

Keterlaksanaan Kurikulum 13 (K13) di SMPN 6 Rangkasbitung masih 50%.


Hal ini disebabkan karena diantaranya :
 Kurangnya implementasi dan pembahasan tentang kebijakan-
kebijakan di bidang pendidikan.
 Pendekatan dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher
centre) dalam hal ini guru lebih banyak menempatkan peserta didik
sebagai subjek didik.
 Beberapa guru belum mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran, sarana dan prasarana yang ada di sekolah
 Gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak mengarah
pada bakat, minat dan kemampuan belajar siswa
 Beberapa guru mengajar mata pelajaran yang tidak linier
 Kompetensi sebagian guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran
masih kurang.
 Pemahaman sebagian guru terkait kompetensi pengetahuan belum
menyeluruh.

2
 Guru belum optimal memilih, membuat dan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan KD setiap
mata pelajaran.
 Guru belum optimal dalam menyelaraskan metode dan model
pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran.
 Pemahaman guru terhadap proses penilaian masih belum maksimal.
 Sekolah belum mampu mengembangkan perangkat penilaian.

Keterlaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah 100% melalui


program Pembiasaan setiap hari di jam pertama. Namun, melihat hasilnya
belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena diantaranya :
 Menurunnya karakter/nilai yang melandasi perilaku peserta didik
berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat-
istiadat, dan estetika.
 Belum semua karyawan sekolah mau terlibat dalam kegiatan
Pembiasaan.

Jika dicermati di setiap pelaksanaan Pembiasaaan terdapat Kegiatan


Literasi Sekolah (GLS) yang berbeda bentuk di setiap harinya. Selain
melalui kegiatan Pembiasaan, GLS dilaksanakan setiap hari dengan
disediakannya Pojok Baca di setiap kelas. Dimana waktu pelaksanaannya
dibebaskan dan tidak dijadwal.
Sehingga bisa dikatakan keterlaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) sudah 100%. Namun, melihat hasilnya belum memuaskan. Hal ini
disebabkan karena diantaranya :
 Menurunnya bahkan hilangnya semangat membaca peserta didik,
sehingga terasa sulit untuk memunculkan kembali budaya membaca.
 Kurangnya sumber literasi yang tersedia di sekolah
 Belum semua karyawan sekolah mau terlibat dalam kegiatan GLS.

3
2. Kondisi Ideal
Kondisi ideal kaitannya dengan kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan, sekaligus menjadi dasar dalam penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun berdasarkan Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasoinal Pendidikan
khususnya pasal 3 yang berbunyi: (1) pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
(2). Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Kondisi
ideal ditandai dengan pencapaian seluruh indikator mutu memiliki
kategori unggul (nilai 7,00), artinya bahwa delapan Standar Nasional
Pendidikan sekolah tersebut sudah terpenuhi.

3. Potensi dan karakteristik satuan pendidikan.


Kurikulum satuan pendidikan bersifat operasional dan diversifikatif,
dia bisa dikembangkan sesuai karakteristik dan kondisi satuan pendidikan.
Standar Isi, Standar Komptensi Lulusan (SKL), Komptensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) tiap mata pelajaran sudah ditentukan dan
dirumuskan secara nasional yangmerupakan standar komptensi
minimal.Kurikulum dikembangkan sejalan dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di
sekolah yang meliputi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan
sebgai budaya sekolah. Beberapa karakteristik utama dari pengembangan
kurikulum oleh satuan pendidikan antara lain :
a. Menekankan partisipasi seluruh guru/perwakilan secara profesional.
b. Pengembangan seluruh komponen dan kegiatan kurikulum,
c. Guru dan kepala sekolah perlu terus meningkatkan kemampuannya,
d. Harus selektif, adaptif, dan kreatif,
e. Merupakan proses berkelanjutan dan dinamis,

4
f. Berfokus pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik,
g. Memperhatikan kondisi dan perkembangan sosial budaya masyarakat.
h. Memperhatikan kondisi dan kebutuhan faktor pendukung pelaksanaan.
Memperhatikan kondisi nyata SMPN 6 Rangkasbitung yang
secara geografis berada di tengah Kecamatan Rangkasbitung, banyaknya
pondok pesantren di sekitar sekolah, lingkungan padat penduduk dan
terdapat banyak perumahan, secara sosio-kultural lebih maju dibanding
dengan sebagian daerah lain, maka pengembangan kurikulum juga
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Pengembangan kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung Tahun
Ajaran 2023/2024 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
dalam pengembangan kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMPN 6 Rangkasbitung yang
didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta
potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung dikembangkan berdasarkan hasil
revisi kurikulum tahun 2022/2023, pemanfaatan hasil analisis kondisi
nyata sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana.
4. Kalender pendidikan SMPN 6 Rangkasbitung disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk Tahun Ajaran 2023/2024.
Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan
mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik
kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis
kondisi nyata SMPN 6 Rangkasbitung dan analisis kondisi lingkungan
sekolah.
Berkaitan dengan kondisi pandemi, Kabupaten Lebak termasuk
kategori zona kuning, kegiatan pembelajaran harus ada penyesuaian dalam
hal beban belajar (materi dan durasi) . Hal ini memiliki konsekuensi logis
yaitu ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) akan
berkurang. Akan tetapi dengan menyiasati dengan cara membelajarkan KI

5
dan KD yang esensial diharapkan pencapain Standar Kompetensi Luluan
(SKL) bisa dioptimalkan.

B. Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum


1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. PP No. 57 tahun 2021 yang diubah dengan PP No. 4 tahun 2022 tentang SNP;
3. PERMENDIKNAS Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014
tentang Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.79 Tahun 2013
tentang Mulok Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor No.5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi;
10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada PAUD,
Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian PAUD,
Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang KI dan KD yang diubah dengan
Permendikbud No. 37 Tahun 2018;
13. Keputusan Bupati Nomor 421.2/Kep.314-Dindikbud / 2017 tentang Mata
Pelajaran Mulok Bahasa Sunda Lebak ;
14. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Nomor 800/670-
Disdik/Kab./VI/2023 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan
Tahun Ajaran 2023/2024.

6
BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Visi SMPN 6 Rangkasbitung


Beriman, Berilmu, Berprestasi, dan Berwawasan Lingkungan
Indikator Pencapaian Visi :
1. Unggul dalam kegiatan imtaq
2. Unggul dalam prestasi akademik
3. Unggul dalam prestasi seni
4. Unggul dalam prestasi olah raga
5. Unggul dalam disiplin dan budaya inovatif
6. Memiliki lingkungan yang nyaman, asri, dan kondusif.

B. Misi SMPN 6 Rangkasbitung


Misi SMPN 6 Rangkasbitung adalah :
1. Menanamkan penghayatan ajaran agama Islam sehingga warga sekolah mampu
menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari;
2. Meningkatkan pengetahuan warga sekolah dan berkompetensi dalam bidang
Iptek.
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, efisien, serta
memberi bimbingan yang maksimal kepada peserta didik sehingga peserta
didik menjadi siswa yang unggul dalam prestasi akademik dan non
akademik;
4. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara terprogram dan terpadu sehingga
dapat memupuk bakat, minat dan prestasi peserta didik.
5. Melaksanakan Kegiatan Pembiasaan Kebersihan lingkungan terencana sehingga
dapat menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat..

7
C. Tujuan SMPN 6 Rangkasbitung
1. Meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut;
2. Sekolah mampu memenuhi pemetaan standar kompetensi lulusan, kompetensi
dasar, indikator, dan aspek untuk kelas VII - IX semua mata pelajaran sesuai
dengan kurikulum 2013;
3. Sekolah mampu memenuhi standar isi dalam Kurikulum 2013;
4. Sekolah mampu melaksanakan Proses Pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik;
5. Sekolah mampu memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. Semua guru berkompeten dalam bidang ICT;
7. Sekolah mampu memenuhi standar sarana prasarana dan fasilitas sekolah meliputi:
semua sarana prasarana, fasilitas, peralatan, dan perawatan memenuhi SPM;
8. Sekolah mampu memenuhi standar pengelolaan sekolah meliputi: pencapaian
standar pengelolaan: pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan,
administrasi;
9. Sekolah mampu memenuhi standar penilaian pendidikan. Penilaian proses
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment)
yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Sekolah mampu
memenuhi standar penilaian pendidikan yang relevan;
10. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah yang memadai;
11. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan 7K secara
lengkap.

8
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Muatan Kurikulum
Struktur kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah
sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada Standar Isi.
Untuk SMP meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas VII sampai dengan
IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai
untuk semua mata pelajaran. Struktur kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung
mengikuti pola dan ketentuan Kurikulum 2013, yaitu terdiri dari kelompok
mata pelajaran A dan kelompok mata pelajaran B, adalah sebagai berikut :

Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2
4. Mulok (Bahasa Sunda) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 40 40 40

Alokasi waktu setiap satu jam pelajaran adalah 40 Menit.

9
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2016 tentang kedua
kelompok mata pelajaran ini bertujuan untuk pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Uraian tentang
Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Kompetensi Inti Kelas Kompetensi Inti Kelas Kompetensi Inti Kelas
VII VIII IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang agama yang dianutnya agama yang
dianutnya dianutnya
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan
menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, tanggungjawab, peduli tanggungjawab,
peduli (toleransi, (toleransi, gotong peduli (toleransi,
gotong royong), royong), santun, gotong royong),
santun, percaya diri, percaya diri, dalam santun, percaya diri,
dalam berinteraksi berinteraksi secara dalam berinteraksi
secara efektif dengan efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
jangkauan pergaulan pergaulan dan pergaulan dan
dan keberadaannya. keberadaannya. keberadaannya.

10
3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahami dan
pengetahuan (faktual, menerapkan menerapkan
konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) konseptual, dan konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin prosedural) prosedural)
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya terkait teknologi, seni, teknologi, seni,
fenomena dan budaya terkait budaya terkait
kejadian tampak mata fenomena dan fenomena dan
kejadian tampak mata kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, 4. Menyaji, menalar dan
dan menyaji dalam dan menalar dalam mencipta dalam ranah
ranah konkret ranah konkret konkret
(menggunakan, (menggunakan, (menggunakan,
mengurai, merangkai, mengurai, erangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah membuat) dan ranah membuat) dan ranah
abstrak (menulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, membaca, membaca,
menghitung, menghitung, menghitung,
menggambar, dan menggambar, dan menggambar, dan
mengarang) sesuai mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dengan yang dengan yang dengan yang
dipelajari di sekolah dipelajari di sekolah dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang dan sumber lain yang dan sumber lain yang
sama dalam sudut sama dalam sudut sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori pandang/teori

11
Kompetensi Inti (KI) tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar
(KD), dan selanjutnya dirumuskan ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) , serta materi ajar dalam mata pelajaran. Kompetensi dasar dirumuskan
untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung terdiri atas mata pelajaran


kelompok A dan kelompok B. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok
mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran
Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Prakarya dan/atau
Informatika adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan menegaskan bahwa dalam muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan atau semester
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

12
1. Mata Pelajaran
Berdasarkan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 pada Lampiran III,
mata pelajaran yang termuat dalam struktur Kurikulum 2013 sebagai berikut :
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama yang diselenggarakan di SMPN 6 Rangkasbitung
adalah Pendidikan Agama Islam.Pendidikan Agama Islam menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia
dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan
manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
Tujuan :
1) Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Ruang Lingkup :
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai
berikut. (1). Al Qur’an dan Hadist, (2). Aqidah, (3). Akhlak, (4). Fiqih, (5).
Tarikh dan Kebudayaan Islam.

b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Tujuan :
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
dalam konteks nilai dan moral pancasila, kesadaran berkonstitusi undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhineka
Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13
Secara khusus tujuan mata pelajaran PPKn agar peserta didikmemiliki
kemampuan sebagai berikut :
1) Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman
dan pengamalan nilai dan moral pancasila secara personal dan sosial;
2) Memiliki komitmen konstitusional yang di topang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
3) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila,
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, semangat Bhineka Tunggal
Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
4) Berpartisipasi secara aktif, cerdas dan bertanggung jawab sebagai
angota masyarakat, tunas bangsa dan warga negara sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa
yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya.
Ruang Lingkup :
 Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
 UUD 1945, sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
 Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Repulik Indonesia;
 Bhineka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi
dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara.

c. Bahasa Indonesia
Tujuan :
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik :
 Memiliki sikap religius
 Memiliki sikap sosial
 Memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks
bahasa indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya
 Memiliki keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa indonesia.

14
Ruang Lingkup :
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup 15 jenis teks,
yaitu : (1) teks anekdot, (2) teks eksposisi, (3) teks laporan hasil observasi (4)
teks prosedur kompleks, (5) teks negosiasi, (6) teks cerita pendek (7) teks
pantun, (8) teks cerita ulang, (9) teks eksplanasi kompleks, (10) teks
film/drama, (11) teks cerita sejarah, (12) teks berita, (13) teks iklan, (14) teks
editorial/opini, dan (15) teks novel.

d. Matematika
Tujuan:
1) Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep atau
alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah.
2) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan
mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada.
3) Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika
baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada
dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar
matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun
model matematika dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
4) Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti
matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
6) Memilki sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya.

15
7) Melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan
matematika;
8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil tekhnologi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan matematika.
Ruang Lingkup :
Ruang lingkup mata pelajaran matematika meliputi :
 Konsep, operasi, dan pola bilangan;
 Aljabar dan Relasi;
 Geometri dan Pengukuran;
 Statistika dan Peluang.

e. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
1) Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan materi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan sehingga bertambah keimanannya, serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya;
2) Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertangung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan dan
berdiskusi;
3) Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan guna memupuk sikap ilmiah yaitu : jujur, objektif,
terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
4) Mengembangkan pengalaman untuk ,menggunakan, mengajukan dan
menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen
percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
5) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisa induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA untuk

16
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif;
6) Menguasai konsep dan prinsip IPA serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Ruang Lingkup:
Menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari , isu-isu fenomena alam terkait dengan kompetensi
produktif dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
Biologi:
Meliputi objek IPA, klasifikasi makhluk hidup organisasi kehidupan, energi
dalam kehidupan, interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya,
pencemaran lingkungan, pemanasan global, sistem gerak pada manusia,
struktur tumbuhan, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi,
hereditas, dan perkembangan penduduk.
Kimia:
Meliputi karakteristik zat : sifat, bahan, bahan kimia, unsur, senyawa, dan
campuran; perubahan fisika dan perubahan kimia, asam dan basa, atom, ion,
dan molekul;
Fisika :
Meliputi : energi dalam kefidupan, suhu, pemuaian dan kalor, gerak lusrus,
gaya dan hukum Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran,
gelombang dan bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis,
kemagnetan dan induksi elektromagnetik.
Bumi dan Alam Semesta
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan.

17
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup:
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
 Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu
 Perubahan masyarakat indonesia pada zaman pra-aksara, zaman Hindu-
Budha dan zaman Islam. Zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat
kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa)
reformasi sekarang;
 Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat;
 Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, bidaya dan ekonomi
dari waku ke waktu.

g. Bahasa Inggris
Tujuan :
Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memilki kompetensi
komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional dan fungsional, dengan
menggunakan teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan
menggunakan unsur kebangsaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai
pengetahuan faktual dan prosedural serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter
bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat.

18
Ruang Lingkup :
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris diterapkan berdasarkan aspek-
aspek komunikatif berikut ini :
 Kompetensi komunikatif untuk melaksanakan fungsi sosial yang
bermanfaat bagi hidupnya saat ini,
 Konteks komunikasi mencakup hubungan fungsional dengan guru, teman
dan oranglain di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat tentang berbagai
topik yang terkait dengan kehidupan remaja dan semua mata pelajaran
secara lisan dan tulis, denagn maupun tanpa menggunakan media
elektronik,
 Kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal bertujuan menjalin
dan menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain
didalan lingkungan di luar sekolah,
 Kompetensi komunikatif dalam wacana transaksional bertujuan untuk
saling memberi dan meminta informasi, barang dan jasa,
 Kompetensi komunikatif dalam wacana fungsional bertujuan
mengembangkan potensi sosial dan akademik siswa dengan menggunakan
jenis teks descriftive, recount, narrative, procedure dan factual report,
 Nilai sosiokultural, sebagai wahana untuk penanaman nilai karakter bangsa.
 Tindakan dan strategi komunikatif, sebagai wahana untuk menguasai
keterampilan, mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menonton
secara strategis sesuai konteks dan tujuan yang hendak dicapai;
 Unsur kebahasaan sebagai wahana untuk menggunakan bahasa inggris secara
kaurat dan berterima, yang mencakup penanda wacana, kosa kata, tata
bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca dan kerapian tulisan
tangan.

h. Seni Budaya
Tujuan :
1) Menumbuhkan sikap toleransi,
2) Menciptakan demokrasi yang beradab
3) Menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk,

19
4) Mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan,
5) Menerapkan tekhnologi dalam berkreasi,
6) Menumbuhkan rasa cinta dan budaya dan menghargai warisan budaya
Indonesia,
7) Membuat pergelaran dan pameran karya seni.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran seni budaya memiliki 4 aspek, yaitu :
 Seni Rupa
 Seni Musik
 Seni Tari
 Seni Teater

i. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan


Tujuan :
1) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat,
2) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola
kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat.
3) Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan,
konsep/pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga
serta konsep gerakan,
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertangungjawab, kerjasama,
pengendalian diri, kepemimpinan dan demokratis dalam melakukan
aktivitas fisik,
5) Meletakkan dasar kompetitif diri yang sportif, percaya diri, disiplin dan
jujur.
6) Menciptakan iklim sekolah yang lebioh positif,
7) Mengembangkan muatan lokal yang berekembang di masyarakat,
8) Mencipatakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri,

20
9) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat
sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.
Ruang Lingkup :
 Aktivitas permainan dan olahraga termasuk tradisional.
 Aktivitas kebugaran
 Aktivitas senam dan gerak ritmik
 Aktivitas air
 Kesehatan

J. Prakarya
Tujuan :
Tujuan material :Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang
ulang produk dan mengembangkan produk.
Tujuan formal :
1) Menemukan dan mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
memunculkan bakat atau talenta peserta didik,
2) Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi
dan merekonstrusi berdasarkan pendidikan tekhnilogi dasar,
kewirausahaan dan kearifan lokal,
3) Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dan seni untuk menjadi inovator dengan
mengembangkan rasa : ingin tahu, kepedulian, memiliki, keindahan dan
toleransi,
4) Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter,
jujur, bertanggung jawab, disiplin dan peduli,
5) Menumbuhkembangkan berpikir tekhnologis dan estetis,
6) Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan
keterampilan dan mengimlementasikan pengetahuannya.
Ruang Lingkup :
 Kerajinan
 Rekayasa
 Budidaya
 Pengolahan

21
K. Muatan Lokal
Tujuan :
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk keunggulan
daerah. Pada Tahun Ajaran 2023/2024 belum terdapat peraturan daerah
Kabupaten Lebak tentang kurikulum daerah atau muatan lokal. Untuk
memenuhi alokasi muatan local dalam struktur kurikulum, Berdasarkan
analisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta ketersediaan guru
sebagai tenaga pendidik di SMPN 6 Rangkasbitung, maka ditetapkan muatan
lokal Bahasa Daerah yaitu Bahasa Sunda.
Mata Pelajaran Bahasa Sunda, bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa
dengan menggunakan bahasa sunda.
b. Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra sunda.
c. menghargai dan membanggakan bahasa sunda sebagai Bahasa daerah di
Kabupaten Lebak, yang juga sebagai Bahasa ibu bagi sebagian besar
masyarakatnya,
d. memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berahasa sunda (berbicara,
menulis dan berfikir),
e. mempu menikmati dan memanfaatkan karya sastra sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan,
f. menghargai dan membanggakan sastra sunda sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia sunda.
Ruang Lingkup :
 Membaca
 Mendengarkan
 Menulis
 Berbicara

22
a. Pendidikan Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran
dapat dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakukan karena
pembekalan kecakapan hidup merupakan pesan pendidikan atau “hidden
curriculum”yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara
penyampaian bukan pada materi pesannya. Untuk seluruh peserta didik,
secara umum prinsip implementasi konsep kecakapan hidup mencakup
tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan praktis dengan
fokus:
 Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
 Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
 Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan,
 Perancangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan
penguasaan personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
 Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara
belajar peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan
obyek.
 Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
 Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi
proses belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.

Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan


hidup yang dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dirancang melalui penggunaan
variasi metode mengajar, antara lain:
 Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar
sesama peserta didik, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-
masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.

23
 Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan
memecahkan persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik.
Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasalahan yang terjadi.
 Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan
peserta didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab
akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir
berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan landasan teori
yang telah ditanamkan atau diberikan melalui ceramah/Tanya jawab.
Peserta didik diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang
berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan ini
diharapkan kecakapan akademik dan berfikir peserta didik terlatih
dan berkembang sesuai potensi peserta didik.
 Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di
depan kelas. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan
peserta didik dalam menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide
yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikan secara lisan.
Dari kegiatan ini, peserta didik berlatih bagaimana berkomunikasi
lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide/gagasan, mendengarkan dan
menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi,
serta hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
 Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan
berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang,
tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi,
dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang.
 Pelaksanaan penyusunan karya tulis untuk kelas IX yang diharapkan
menjadi bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya
ke jenjang pendidikan menengah.

24
B. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila merupakan elaborasi tujuan Pendidikan Nasional.
Dasar hukum pentingnya Profil Pelajar Pancasila tertuang dalam UU RI No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi” Pendidikan
diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila kemudian menjadi urgen,
disebabkan:
1. Pofil Pelajar Pancasila merupakan bintang penuntun pembelajaran/leitstar
menuju tercapainya tujuan Pendidikan Nasional
2. Profil Pelajar Pancasila sebagai upaya mencapai cita-cita bangsa yang
tertuang dalam UUD RI Tahun 1945, sehingga peserta didik mampu
mewujudkan cita-cita bangsa melalui penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Perwujudannya dilakukan secara kolektif dan kolaobratif semua ekosistem
sekolah.
3. Profil Pelajar Pancasilamenyapkan warga negara sekaligus warga dunia,
yang mampu bersaing dan memecahkan masalah-masalah global dengan
mengedepankan karakter dan nilai-nilai budaya yang kuat. Hal ini sejalan
dengan asas TRIKON Ki Hadjar Dewantara, yakni Kontinyu dengan
berketerusan dengan alam kebudayaan dan akar masa lalu. Kemudian
Konvergen dengan perkembangan kebudayaan dunia dan Konsentris atau
menyatu dengan kebudayaan universal.
4. Profil Pelajar Pancasila untuk kesejahteraan jiwa dan raga. Pentingnya
Penguatan Profil pelajar Pancasila adalah untuk pendidikan yang mampu
menanamkan keseimbangan diri pada peserta didik, mulai dari olah rasa,
olah karsa, olah raga.
5. Profil Pelajar Pancasila sebagai rumusan karakter dan kompetensi abad 21,
yakni berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kreativitas dan
berkolaborasi.

25
6. Profil Pelajar Pancasila sebagai profil lulusan, yakni berorientasi pada
penguatan kompetensi dan karakter
7. Profil Pelajar Pancasila sebagai rujukan penyusunan kebijakan, salah
satunya adalah perancangan standar kompetensi lulusan.
A. Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila

1) Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak
Mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran
agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak
beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
a. Akhlak beragama
Pelajar Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa
inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa
dirinya adalah makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan
sebagai pemimpin di muka bumi yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan
alam, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

26
Pelajar Pancasila senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-
sifat Ilahi tersebut dalam perilakunya di kehidupan sehari-hari.
Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan ini juga menjadi landasan dalam
pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyang sepanjang hayat. Pelajar
Pancasila juga aktif mengikuti acara-acara keagamaan dan ia terus
mengeksplorasi guna memahami secara mendalam ajaran, simbol,
kesakralan, struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting dalam
agama dan kepercayaannya serta kontribusi hal-hal tersebut bagi
peradaban dunia.
b. Akhlak pribadi
Akhlak yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian
pelajar kepada dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga
kesejahteraan dirinya penting dilakukan bersamaan dengan menjaga
orang lain dan merawat lingkungan sekitarnya. Rasa sayang, peduli,
hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap
integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa
yang dikatakan dan dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya,
Pelajar Pancasila bersikap jujur, adil, rendah hati, bersikap serta
berperilaku dengan penuh hormat. Ia selalu berupaya
mengembangkan dan mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi
yang lebih baik setiap harinya. Sebagai wujud merawat dirinya,
Pelajar Pancasila juga senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental,
dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan
aktivitas ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing. Karena karakternya ini, ia menjadi orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta
berkomitmen untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaannya
serta nilai-nilai kemanusiaan.
c. Akhlak kepada manusia
Sebagai anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa
semua manusia setara di hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan
hanya tercermin dalam rasa sayangnya pada diri sendiri tetapi juga

27
dalam budi luhurnya pada sesama manusia. Dengan demikian ia
mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta
menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. Pelajar
Pancasila mengidentifikasi persamaan dan menjadikannya sebagai
pemersatu ketika ada perdebatan atau konflik. Ia juga
mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda dari
pendapatnya, menghargainya, dan menganalisisnya secara kritis
tanpa memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar Pancasila adalah
pelajar yang moderat dalam beragama. Ia menghindari pemahaman
keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrim, sehingga ia
menolak prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan
terhadap sesama manusia baik karena perbedaan ras, kepercayaan,
maupun agama. Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi dan
menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia menjaga
kerukunan hidup sesama umat beragama, menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing, tidak memberikan label negatif pada penganut
agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak
memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain. Pelajar
Pancasila juga senantiasa berempati, peduli, murah hati dan welas
asih kepada orang lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas.
Dengan demikian, ia selalu berupaya aktif menolong orang-orang
yang membutuhkan dan mencarikan solusi terbaik untuk
mendukung keberlangsungan kehidupan mereka. Pelajar Pancasila
juga senantiasa mengapresiasi kelebihan orang lain dan mendukung
mereka dalam mengembangkan kelebihan itu.
d. Akhlak kepada alam
Sebagai bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila
mengejawantahkan akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa
sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar. Pelajar
Pancasila menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara
bagian-bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia

28
juga menyadari bahwa sebagai manusia, ia mengemban tugas dalam
menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Hal tersebut
membuatnya menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar
sehingga ia menjaga agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh
makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Ia tidak
merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil
peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan
menyalahgunakan lingkungan alam. Pelajar Pancasila juga
senantiasa reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang
konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan
alam. Kesadarannya ini menjadi dasar untuk membiasakan diri
menerapkan gaya hidup peduli lingkungan, sehingga ia secara aktif
berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
e. Akhlak bernegara
Pelajar Pancasila memahami serta menunaikan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari
perannya sebagai warga negara. Ia menempatkan kemanusiaan,
persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Akhlak
pribadinya mendorong Pelajar Pancasila untuk peduli dan
membantu sesama, untuk bergotong-royong. Ia juga mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan juga
akhlaknya terhadap sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga
mendorongnya untuk aktif menghadirkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang dimilikinya
untuk negara.

29
Pembiasaan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 6 Rangkasbitung (Fase D)
Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak
Mulia
Elemen Pembiasaan
 Peserta didik mengikuti kegiatan keagamaan
yang diselenggarakan di sekolah, seperti
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,
Isra’ Mi’raj, dan lain sebagainya. Bagi peserta
didik non muslim menyesuaikan dengan
memberikan keleluasaan untuk menjalankan
Akhlak beragama
ibadah sesuai agamanya.
 Peserta didik terbiasa dengan menggunakan 3
kata sakti: “maap, terima kasih, tolong”
 Bagi peserta didik muslim wanita memilih
menggunakan kerudung di sekolah, sebaliknya
yang non-muslim tetap dengan apa yang menjadi
prinsipnya
 Berdo’a menjadi aktivitas peserta didik sebelum
dan sesudah beraktivitas dalam pembelajaran
 Peserta didik terlibat dalam aktivitas Pembiasaan
Yaasiinan hari Selasa, Mengaji/Tadarusan Al
Qur’an hari Rabu, Sholat Dhuha, Kultum, dan
infak shodaqoh hari Jum’at pada jam pertama di
lapangan sekolah
Akhlak Pribadi  Peserta didik terlibat dalam aktivitas Jum’at
Taqwa
 Membaca asmaul husna dan Juz 30 sebelum
memulai pembelajaran
 Menjalankan shalat Sunnah Dhuha bagi peserta
didik muslim
 Kegiatan bakti sosial saat bulan Ramadhan,
bencana alam, dsb.
 Peserta didik terlibat Gerakan anti bullying di
sekolah
 Peserta didik mengikuti program Sekolah Ramah
Anak
 Peserta didik mengimplementasikan budaya 5S di
lingkungan sekolah
Akhlak Kepada
 Peserta didik menginisiasi “Dahar Ririungan”
Manusia
sebagai budaya guyub di lingkungan sekolah dan
meminimalisir sampah
 Terindikasi peserta didik menghargai perbedaan
budaya di dalam ruang kelas dan lingkungan
sekolah

30
 Peserta didik memiliki sikap empati,
mengutamakan persamaan dan menghargai
perbedaan
 Peserta didik terjadwal dalam piket kelas,
menjalankan aksi piket Adiwiyata
Akhlak Kepada  Peserta didik tidak membawa jajanan ke dalam
Alam kelas
 Peserta didik menjalankan piket menyiram
tanaman
 Setiap Senin, peserta didik mengikuti Upacara
Bendera
 Pada perayaan Hari Kemerdekaan, peserta didik
Akhlak Bernegara terlibat dalam kegiatan perlombaan
 Peserta didik dilibatkan dalam membuat
keyakinan kelas berdasarkan hak dan
kewajibannya

2) Dimensi Berkebhinekaan Global


Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
a. Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan
berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara
komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan
identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana
menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional,
dan global.

31
b. Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari
dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima
keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya sebagai
sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman
dan empati terhadap sesama.
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan
pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan
stereotip terhadap budaya yang berbeda, termasuk perundungan,
intoleransi dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman budaya
dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini
membuatnya menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta
kehidupan yang setara dan harmonis antarsesama.

d. Berkeadilan Sosial
Pelajar Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan
keadilan sosial di tingkat lokal, regional, nasional, danglobal. Ia
percaya akan kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal untuk
menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif membangun
masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta
berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.

Pembiasaan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 6 Rangkasbitung (Fase D)


Dimensi Berkebhinekaan Global
Elemen Pembiasaan

 Melalui aktivitas kesenian di sekolah, peserta


didik mempelajari budaya lokal Lebak
 Peserta didik memanfaatkan kegiatan “Seba
Baduy” sebagai sumber belajar budaya lokal
Mengenal dan  Peserta didik dikenalkan pada sejarah SMPN 6
Menghargai Budaya Rangkasbitung
 Saat perayaan Hari Jadi Kabupaten Lebak,
peserta didik diajak menggunakan pakaian
daerah Lebak dan daerah lainnya di Indonesia
 Setiap hari Selasa dan Rabu Peserta didik
menggunakan seragam batik Corak Kab. Lebak

32
 Peserta didik melakukan komunikasi
Komunikasi dan antarbudaya dengan rekan sekelasnya yang
Interaksi Antarbudaya berasal dari daerah yang berbeda
 Saling mempelajari keragaman budaya di kelas
Refleksi dan tanggung  Pendidikan multikultural di sekolah
jawab terhadap  Pembiasaan literasi di kelas dengan mengadakan
pengalaman perpustakaan kelas
kebinekaan  Peserta didik aktif dalam kegiatan Pojok Baca
 Inklusif, peserta didik tidak mendiskreditkan
rekannya dengan keterbatasan fisik
 Mengutamakan perdamaian dalam
Berkeadilan Sosial menyelesaikan persoalan
 Pemilihan Ketua kelas dengan jalan
musyawarah dan mufakat
 Mengadakan pemilihan OSIS dan pengurusnya
secara reguler

3) Dimensi Bergotong Royong


Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah
dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi
a. Kolaborasi
Pelajar Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu
kemampuan untuk bekerja bersama dengan orang lain disertai
perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan
menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. Ia terampil untuk
bekerja sama dan melakukan koordinasi demi mencapai tujuan
bersama dengan mempertimbangkan keragaman latar belakang
setiap anggota kelompok. Ia mampu merumuskan tujuan bersama,
menelaah kembali tujuan yang telah dirumuskan, dan mengevaluasi
tujuan selama proses bekerja sama. Ia juga memiliki kemampuan
komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan menyimak pesan
dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara
efektif, mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, dan

33
memberikan umpan-balik secara kritis dan positif. Pelajar Pancasila
juga menyadari bahwa ada saling-ketergantungan yang positif antar-
orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal
untuk meraih tujuan bersama. Ia menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya semaksimal mungkin dan mengapresiasi
upaya yang telah dilakukan anggota lain dalam kelompoknya.
b. Kepedulian
Pelajar Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap
kondisi di lingkungan fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi
yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi
yang lebih baik. Ia merasakan dan memahami apa yang dirasakan
orang lain, memahami perspektif mereka, dan menumbuhkan
hubungan dengan orang dari beragam budaya yang menjadi bagian
penting dari kebinekaan global. Ia memiliki persepsi sosial yang baik
sehingga ia memahami mengapa orang lain bereaksi tertentu dan
melakukan tindakan tertentu. Ia memahami dan menghargai
lingkungan sosialnya, serta menghasilkan situasi sosial yang sejalan
dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian tujuan.
c. Berbagi
Pelajar Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan
menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan
bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang
mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang
ada di masyarakat secara sehat. Melalui kemampuan berbagi, ia
mampu dan mau memberi serta menerima hal yang dianggap
berharga kepada/dari teman sebaya, orang-orang di lingkungan
sekitarnya, dan lingkungan yang lebih luas. Ia mengupayakan diri
dan kelompoknya untuk memberi hal yang dianggap penting dan
berharga kepada orang-orang yang membutuhkan baik di
lingkungannya maupun di masyarakat yang lebih luas (negara dan
dunia).

34
4) Dimensi Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi
terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi mencakup
refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun keterbatasan
dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi.
Hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan
pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan
perkembangan yang terjadi. Kesadaran tersebut akan membantunya
untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai
dengan kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang
sesuai, serta mengantisipasi tantangan dan hambatan yang mungkin
terjadi.

b. Regulasi diri
Pelajar Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan,
dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajar dan
pengembangan dirinya baik di bidang akademik maupun non
akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya
serta merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari
penilaian atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang
dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pengembangan diri dapat
dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan semangat agar
tetap optimal untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa
memantau dan mengevaluasi upaya yang dilakukan dan hasil yang
dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar, ia tidak
mudah menyerah dan akan berusaha mencari strategi atau metode
yang lebih sesuai untuk menunjang keberhasilan pencapaian
tujuannya.

35
5) Dimensi Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir
dalam mengambilan keputusan.
a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Pelajar Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik dengan
data kualitatif maupun kuantitatif. Ia memiliki rasa keingintahuan
yang besar, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi
dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta
mengolah informasi tersebut. Ia juga mampu membedakan antara
isi informasi atau gagasan dari penyampainya. Selain itu, ia
memiliki kemauan untuk mengumpulkan data atau fakta yang
berpotensi menggugurkan opini atau keyakinan pribadi. Berbekal
kemampuan tersebut, Pelajar Pancasila dapat mengambil keputusan
dengan tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang
relevan dan akurat.
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran.
Pelajar Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah
sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan
dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan
informasi yang ia dapatkan. Ia mampu menjelaskan alasan yang
relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan. Akhirnya, ia dapat membuktikan penalarannya dengan
berbagai argumen dalam mengambil suatu simpulan atau
keputusan.
c. Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
Pelajar Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
pemikirannya sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai

36
bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai
pada suatu simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta
putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari
perkembangan serta keterbatasan daya pikirnya. Hal ini
membuatnya menyadari bahwa ia dapat terus mengembangkan
kapasitas dirinya melalui proses refleksi, usaha memperbaiki
strategi, dan gigih dalam mengujicoba berbagai alternatif solusi.
Selain itu, ia memiliki kemauan untuk mengubah opini atau
keyakinan pribadi tersebut jika memang bertentangan dengan
bukti yang ada.
6) Dimensi Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci
dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki
keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal.
Gagasan ini terbentuk dari yang paling sederhana seperti ekspresi
pikiran dan/atau perasaan sampai dengan gagasan yang kompleks.
Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan perasaan dan
emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh
pelajar tersebut sepanjang hidupnya. Pelajar yang kreatif memiliki
kemampuan berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan
mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dengan perspektif
yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada,
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk
mengatasi persoalan, dan memunculkan berbagai alternatif
penyelesaian.
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Pelajar yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
berupa representasi kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran

37
digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Ia menghasilkan karya
dan melakukan tindakan didorong oleh minat dan kesukaannya
pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
Selain itu, pelajar yang kreatif cenderung berani mengambil risiko
dalam menghasilkan karya dan tindakan.
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan
Pelajar yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu
menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif
kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu
mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya,
serta mencari solusi alternatif saat pendekatan yang diambilnya
tidak berhasil.

C. Pengembangan diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan
Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik yang disesuaikan
dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak
terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Penyelenggaraan Kegiatan pengembangan diridi SMPN 6
Rangkasbitung meliputi 3 (tiga) kegiatan, yakni:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran.

38
Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.Kegiatan
ekstrakurikuler di SMPN 6 Rangkasbitung yang bersifat rutin, spontan dan
keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru, dan tenaga
kependidikan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram
dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat,
dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan.Jenis Ekstrakurikuler yang
ditetapkan SMPN 6 Rangkasbitung adalah :
Ekstrakurikuler Nilai Yang Ditanamkan Strategi
 Disiplin
Kepramukaan  Kerja sama  Latihan terprogram
Ekstra kurikuler wajib  Rasa Kebangsaan (kepemimpinan,
 Toleransi berorganisasi)
 Peduli sosial dan
lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
PMR  Peduli sosial
Paskibra  Toleransi Latihan Terprogram
Sastra Indonesia  Disiplin
 Komunikatif
Olahraga
 Renang  Sportivitas Melalui latihan rutin
 Atletik  Menghargaiprestasi (antara lain:, tenis
 Basket  Kerja keras meja, atletik)
 Badminton  Cinta damai
 Pencak Silat  Disiplin
 Futsal  Jujur
KIR (Kelompok Ilmiah  Pengetahuan Latihan Terprogram
Remaja) IPA dan IPS  Kreativitas
 Inovasi
 Disiplin
 Komunikatif
Seni  Pengetahuan Melalui latihan rutin
 Tari  Kreativitas
 Paduan Suara  Estetika
 Ansambel Musik  Inovasi
 Disiplin
 Komunikatif

39
b. Bimbingan dan Konseling
Pelayanan konseling di SMPN 6 Rangkasbitung merupakan usaha
membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan
karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik,
secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan
serta masalah yang dihadapi peserta didik.
1) Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan melalui
kegiatan berikut.

Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan  Individual
pendukung konseling  Kelompok: tatap muka guru BP
Bimbingan Belajar untuk Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,
kelas IX Bahasa Inggris
2) Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dilaksanakan
melalui kegiatan berikut.

Kegiatan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan


 Piket kelas
Rutin,  berdoa sebelum dan setelah melakukan
yaitu kegiatan kegiatan
yang dilakukan  upacara (Senin/hari nasional)
terjadwal  berbaris dengan tertib di depan kelas
sebelum memasuki ruang belajar (kelas).
 Sabtu Bersih.
 memberi dan menjawab salam
Spontan,  meminta maaf
adalah  berterima kasih
kegiatan tidak  mengunjungi orang yang sakit
terjadwal dalam  membuang sampah pada tempatnya
kejadian khusus  menolong orang yang sedang dalam
kesusahan
 melerai pertengkaran
 performa guru
Keteladanan,  mengambil sampah yang berserakan
Adalah  cara berbicara yang sopan

40
kegiatan dalam  mengucapkan terima kasih
bentuk perilaku  meminta maaf
sehari-hari  menghargai pendapat orang lain
 memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
 mendahulukan kesempatan kepada orang
tua
 penugasan peserta didik secara bergilir
 menaati tata tertib (disiplin, taat waktu,
taat pada peraturan)
 memberi salam ketika bertemu
 berpakaian rapi dan bersih
 menepati janji
 memberikan penghargaan kepada yang
berprestasi
 berperilaku santun
 pengendalian diri yang baik
 memuji pada orang yang jujur
 mengakui kebenaran orang lain
 mengakui kesalahan diri sendiri
 berani mengambil keputusan
 berani berkata benar
 melindungi kaum yang lemah
 membantu kaum yang fakir
 sabar mendengarkan orang lain
 mengunjungi teman yang sakit
 membela kehormatan bangsa
 mengembalikan barang yang bukan miliknya
 antri
 mendamaikan
 memberi contoh rajin membaca,
 memberi pujian hasil karya siswa yang baik
 memberi contoh tidak merokok di depan
kelas

Nilai-nilai yang ditanamkan pada kegiatan bimbingan konseling (BK)


yaitu : Kemandirian, Percaya diri, Kerja sama, Demokratis, Peduli
sosial, Komunikatif dan Jujur. Dengan strategi pelaksanaan
diantaranya:
 Pembentukan karakter atau kepribadi
 Pemberian motivasi
 Bimbingan karier

41
D. Penilaian
1. Panduan Asesmen
Penilaian atau asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran
untuk mencari bukti ketercapaian kompetensi dasar. asesmen adalah aktivitas
yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan
untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Bentuk asesmen yang dilakukan oleh pendidik, yaitu:
1. Asesmen Formatif
2. Asesmen Sumatif
Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dan
asesmen, berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen formatif
dan asesmen sumatif.
a. Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik, hambatan, atau kesulitan yang mereka hadapi, dan
juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik. Informasi
tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.
Asesmen Formatif dapat dilakukan di awal pembelajaran dan di
dalam proses pembelajaran.
• Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan
memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta
langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus
capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
• Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi
pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan
efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar
individu peserta didik yang diajarnya.

42
• Asesmen di awal pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori
asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
• Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan
sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan
dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
• Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau
instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif
apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar
• Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana
sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan
cepat.
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan
memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta
didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/
memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan atau membuat
diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran
menjadi suatu kesatuan.
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi
tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta
didik dan mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan,
karya atau performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil
asesmen tidak sekadar sebuah angka.

43
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif
dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan
untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan,
atau keputusan-keputusan penting lainnya.
• Pada pendidikan khusus, tujuan asesmen awal pembelajaran adalah
memperoleh informasi tentang kondisi dan kebutuhan khusus peserta
didik. Asesmen digunakan untuk menentukan kekuatan dan kebutuhan
belajar spesifik peserta didik, menentukan apakah peserta didik tersebut
perlu layanan pendidikan khusus atau tidak, serta bentuk
pendampingan yang sesuai.

Berikut contoh-contoh pelaksanaan asesmen formatif.


• Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan
berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
• Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta
peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka
pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal
yang mereka belum pahami.
• Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil
percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap
pemahaman peserta didik.
• Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai
menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai
acuan melakukan penilaian diri.
• Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antarteman,
dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan
secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang
konsep yang baru dipelajari.

44
b. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk
memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini
dilakukan pada akhir proses pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran
atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan
pendidikan Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di
akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik
dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif
digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mencapai aspek
perkembangan dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan
kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang
berisi laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan
informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
• alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik
dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan
riteria capaian yang telah ditetapkan; dan
• menentukan kelanjutan proses belajar peserta didik di kelas atau jenjang
berikutnya.

Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya


pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan
pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir tahun. Khusus asesmen
pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik merasa

45
masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik, pendidik dapat melakukan asesmen
pada akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil
asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak
perlu melakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu ditekankan,
untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan
instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, tetapi dapat
menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan
membuat portofolio).

Merencanakan Asesmen
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan asesmen:
1. tujuan pembelajaran,
2. kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran,
3. Teknik asesmen yang sesuai,
4. Bentuk instrumen yang akan dikembangkan.

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang


digunakan oleh pendidik. Di bawah ini adalah beberapa teknik asesmen yang
dapat digunakan, yaitu:
Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan
melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala.
Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per
individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian.
Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan
dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja
dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau
membuat portofolio.

46
Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu.
Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
tes. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, isian singkat,
pencocokan, pilihan ganda kompleks, atau bentuk-bentuk tes tertulis
lainnya.
Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan
dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan.
Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

Berikut adalah contoh bentuk instrumen penilaian atau asesmen yang dapat
menjadi inspirasi bagi pendidik, yaitu:
Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan
bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga
dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada
kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara
bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan/ Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa
Anekdotal dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan
hasil analisis atas observasi yang dilakukan.
Grafik Perkembangan (Kontium)

47
Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:
Pasal 9 Ayat (8) Permendikbudristek Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar
Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah:
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik
dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Untuk mengetahui apakah peserta didiktelah berhasil mencapai tujuan


pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen,
yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam
memilih/membuat instrumen asesmen karena belum tentu suatu asesmen sesuai
dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini
merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, ketercapaian tujuan
pembelajaran tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75,
80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah
menggunakan deskripsi, tetapi jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70- 85, 85 - 100, dan sebagainya).
Untuk menetukan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat menggunakan
beberapa cara, di antaranya:
1. menggunakan deskripsi kriteria sehingga apabila peserta didik tidak mencapai
kriteria tersebut, maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran,
2. menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran,
3. menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
Berikut adalah contoh-contoh pendekatan yang dimaksud.

48
2. Kriteria Kenaikan kelas
Peserta didik SMPN 6 Rangkasbitung dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi syarat:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun ajaran yang diikuti.
2) Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK;
3) Kehadiran minimal 80% atau tidak hadir tanpa keterangan/Alpa
maksimal 15 Kali
4) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
5) Didasarkan dari hasil rapat dewan guru dengan mempertimbangkan
kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata
tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah.

3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik SMPN Rangkasbitung dinyatakan lulus apabila memenuhi
syarat:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai sikap /perilaku dengan kategori minimal baik;
3) Mengikuti Asesmen Suamtif Akhir Jenjang;
4) Kehadiran minimal 80% atau tidak hadir tanpa keterangan/Alpa
maksimal 15 Kali;
6) Didasarkan dari hasil rapat dewan guru dengan mempertimbangkan
kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata
tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah.

E. Program Remedial dan Pengayaan


Mengingat kecepatan belajar setiap peserta didik dalam pencapaian
KD tidak sama, maka dalam pembelajaran terjadi perbedaan kecepatan belajar
antara peserta didik yang sangat pandai dan pandai, dengan yang kurang
pandai dalam pencapaian kompetensi. Sementara pembelajaran berbasis
kompetensi mengharuskan pencapaian ketuntasan dalam pencapaian
kompetensi untuk seluruh kompetensi dasar secara perorangan. Implikasi
dari prinsip tersebut mengharuskan dilaksanakannya program-program

49
remedial dan pengayaan sebagai bagian tak terpisahkan dari penerapan
sistem pembelajaran tuntas.
Satuan pendidikan menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery
learning), artinya ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum
maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran/KKM harus mengikuti kegiatan
remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui
KKTP/KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
Masalah utama yang akan selalu timbul dalam pelaksanaan
pembelajaran tuntas adalah “bagaimana guru menangani peserta didik yang
lamban atau mengalami kesulitan dalam menguasai KD tertentu”.Ada 2 cara
yang dapat ditempuh yaitu:
1. Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik
yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu.
Cara ini merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk dilakukan
karena merupakan implikasi dari peran guru sebagai “tutor”
2. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, yang
sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular.Bentuk
penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui:
a . Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu
b. Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar,
model, skema, grafik, memberikan rangkuman yang sederhana)
c . Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
Materi dan waktu pelaksanaan program remedial meliputi:
a. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum
tuntas.
b. Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti:
1) tes/ulangan KD tertentu
2) tes/ulangan sejumlah KD dalam satu kesatuan.
Pembelajaran remedial merupakan implementasi dari
pembelajaran tuntas untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum

50
mencapai KKTP/KKM, sementara pengayaan diberikan kepada peserta
didik yang telah mencapai atau melampaui KKTP/KKM.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
a. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar siswa;
b. pemberian bimbingan secara perorangan;
c. pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan
tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya;
d. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KKTP/KKM.

Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik


diketahui belum mencapai KKM berdasarkan hasil Penilaian Haian (PH) .
Pembelajaran remedial (Remedial Teaching) difokuskan pada KD yang
belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai
KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan.
Nilai KD yang dimasukkan ke dalam pengolahan penilaian akhir semester
adalah penilaian setinggi-tingginya sama dengan KKM yang ditetapkan
oleh sekolah untuk mata pelajaran tersebut. Apabila belum/tidak mencapai
KKM, nilai yang dimasukkan adalah nilai tertinggi yang dicapai setelah
mengikuti pembelajaran remedial. Guru tidak dianjurkan untuk
memaksakan untuk memberi nilai tuntas kepada peserta didik yang belum
mencapai KKM.
Kondisi yang sebaliknya dari program remedial, dalam kelas
yang menerapkan pembelajaran tuntas adalah akan selalu ada peserta didik
yang lebih cepat menguasai kompetensi yang ditetapkan. Peserta didik
inipun tidak boleh diterlantarkan. Mereka perlu mendapatkan tambahan
pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kapasitasnya, melalui
program pengayaan. Cara yang dapat ditempuh di antaranya adalah:

51
a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan
memperluas wawasan bagi KD tertentu
b. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik,
bacaan/paragraf, dll.
c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan
d. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum
mencapai ketuntasan.
Selanjutnya pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan
untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
b. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual;
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema
tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai
disiplin ilmu.

Pengayaan diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah


mencapai KKM berdasarkan hasil Penilaian Harian . Pengayaan hanya
diberikan sekali,. Pengayaan berorientasi pada pembelajaran mandiri dan
tidak diakhiri dengan penilaian.Materi dan waktu pelaksanaan program
pengayaan pada umumnya yaitu :
a. Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau
indikator yang dipelajari.
b. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah setelah mengikuti:
1) tes/ulangan KD tertentu
2) tes/ulangan kesatuan KD tertentu
3) tes/ulangan KD-KD pada akhir semester tertentu. Khusus untuk
program pengayaan yang dilaksanakan pada akhir semester ini
materinya hanya yang berhubungan dengan KD-KD yang terkait.

52
F. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Pengaturan Beban Belajar pada Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung
menggunakan sistem paket untuk mengatur beban belajar. Sistem paket
adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dengan
sistem paket merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu Tahun
Ajaran. Satuan pendidikan dapat menambahkan alokasi waktu
pembelajaran maksimum 2 jam per minggu jika diperlukan.

b. Alokasi Waktu Pembelajaran


Dengan menggunakan sistem paket, maka jam pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana yang tertuang dalam struktur
kurikulum. Beban belajar di SMPN 6 Rangkasbitung Peserta didik kelas VII
s.d kelas IX belajar di sekolah selama 40 jam per minggu dengan lama belajar
untuk setiap jam tatap muka selama 40 menit. Dalam satu tahun, siswa
memiliki minggu efektif minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
tiga tahun. Jam masuk sekolah yang berlaku di SMPN 6 Rangkasbitung
adalah pukul 07.00 WIB, sedangkan jam pulang disesuaikan dengan jumlah
jam pelajaran yang tertuang dalam jadwal.
c. Alokasi Waktu Penugasan
Sesuai dengan ketentuan, alokasi waktu untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP sebesar
0%-50%dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan

53
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Berdasarkan ketentuan
tersebut, alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk setiap mata pelajaran yang berlaku di SMPN 6
Rangkasbitung ditetapkan sebesar 25% dari waktu kegiatan tatap muka.
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai Kompetensi Dasar. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai Kompetensi Dasar. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.

54
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang


diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu Tahun Ajaran yang mencakup permulaan Tahun Ajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Kalender pendidikan SMPN 6 Rangkasbitung disusun berdasarkan
Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak nomor 800/670-
Disdik/Kab/VI/2023 Tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan bagi
Satuan Pendidikan di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Tahun
Ajaran 2023/2024.

A. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal Tahun Ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun
Ajaran 2023/2024 dimulai pada hari Senin, tanggal 10 Juli 2023 dan berakhir
pada hari Jum’at tanggal 21 Juni tahun 2024. Kegiatan awal Tahun Ajaran di
isi dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Selama 5 (lima) hari, yaitu mulai tanggal 10 sampai dengan 15 Juli 2023,
peserta didik baru melaksanakan masa pengenalan lingkungan Sekolah
(MPLS) dan Masa Orientasi Kepramukaan (MOK);
2. Kegiatan peserta didik kelas VIII dan kelas IX melakukan kegiatan
kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah, bimbingan akhlak mulia,
tata krama, dan tata tertib kehidupan sekolah, serta penataan manajemen
kelas.

55
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar
waktu libur untuk setiap Tahun Ajaran pada setiap satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah, minggu efektif belajar pada SMPN 6
Rangkasbitung ditentukan sebagai berikut:
Semester Ganjil
Jumlah
Bulan Tidak Tidak
Pekan Efektif Hari Efektif
efektif efektif
Juli 2023 4 2 2 31 16 15

Agustus 2023 5 0 5 31 9 22

September 2023 4 0 5 30 10 20

Oktober 2023 4 0 4 31 9 22

November 2023 5 0 4 30 8 22

Desember 2023 4 4 0 31 15 16

Jumlah 26 6 20 184 67 117

Semester Genap
Jumlah
Bulan Tidak Tidak
Pekan Efektif Hari Efektif
efektif efektif
Januari 2024 5 0 5 31 10 21

Februari 2024 4 0 4 29 10 19

Maret 2024 4 0 4 31 13 18

April 2024 4 2 2 30 19 11

Mei 2024 5 0 5 31 11 20

Juni 2024 4 1 3 30 16 14

Jumlah 26 3 23 182 79 103

56
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
lain yang dianggap penting oleh sekolah. Di SMP Neger 6 Rangkasbitung:
a. Jumlah waktu pembelajaran per tahun untuk kelas VII (tujuh) sampai
dengan kelas IX (sembilan) masing-masing minimum sebanyak 1088-
1216 jam pembelajaran (43520-48640 menit). Sedangkan minggu efektif
per Tahun Ajaran sebanyak 34-38 dan jumlah jam per tahun (@ 60 menit)
: 725-811 jam.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera pada struktur kurikulum masing-masing jenjang pendidikan.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah jumlah jam pembelajaran
per minggu sesuai kebutuhan belajar peserta didik.
c. Selama waktu pembelajaran efektif satuan pendidikan tidak
diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan perayaan dan sejenisnya
atau kegiatan lain yang mengakibatkan berkurangnya jumlah hari
belajar efektif.
d. Pelaksanaan penilaian diatur sebagai berikut :
o Setiap pertemuan pertama pembelajaran guru wajib melaksanakan
sosialisasi penilaian hasil pembelajaran di kelasnya masing-masing;
o Penilaian Harian/Asesmen Sumatif maupun formatif diatur oleh guru
masing-masing mata pelajaran;
o Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Tertulis dilaksanakan
tanggal 4 – 8 Desember 2023;
o Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT) Tertulis dilaksanakan 3 – 7
Juni 2024;
o Asesmen Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ) dilaksanakan oleh satuan
pendidikan, dilaksanakan 13 – 17 Mei 2024;
e. Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik dilaksanakan
sebagai berikut,
1). Semester 1 (satu) hari Jum’at tanggal 17 Desember 2023;
2). Semester 2 (dua) hari Jum’at tanggal 17 Juni 2024.

57
3. Waktu Pembelajaran di SMPN 6 Rangkasbitung sebagai berikut:

Hari Kegiatan Waktu

Kokurikuler Upacara Bendera dan Pembinaan 07.00 – 08.10

Senin Intrakurikuler Kegiatan Belajar Mengajar 08.10 – 14.45


–13.05
Ekstrakurikuler PMR, Paskibra, Pencak Silat, Futsal 15.00 – 17.00

Kokurikuler Mengaji Yasin/Tadarus Juz Amma 07.00 – 07.30


Selasa Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 14.45
Intrakurikuler
–13.05
Ekstrakurikuler KIR IPS dan Bulu Tangkis 15.00 – 17.00

Kokurikuler Pidato 3 Bahasa 07.00 – 07.30


Rabu Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 14.45
Intrakurikuler
–13.05
Ekstrakurikuler KIR IPA, Tari, Atletik, Sastra Indo. 15.00 – 17.00

Kokurikuler Literasi/Pentas Seni 07.00 – 07.30


Kamis Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 14.45
Intrakurikuler
–13.05
Ekstrakurikuler PDS, Ansambel Musik, Renang, Basket 15.00 – 17.00

Kokurikuler (Duha-Kultum/Senam-Sarapan)+Infaq 07.00 – 07.30

Jum’at Intrakurikuler Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 11.20


–13.05
Ekstrakurikuler PRAMUKA (Wajib) 13.30 – 16.30

C. Jadwal Libur Sekolah


Hari libur sekolah adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah
ditetapkan berdasarkan keputusan menteri pendidikan nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
daerah tingkat kabupaten/kota, dan/atau organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri
Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan
hari libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk
setiap jenjang dan jenis pendidikan.

58
3. Waktu libur dapat berbentuk jeda antar semester, libur akhir Tahun
Ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
a. Libur jeda antara semester, libur akhir Tahun Ajaran digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
b. Libur Semester berlangsung sebagai berikut,
 Akhir semester 1 (satu) selama 14 (empat belas) hari kerja mulai
hari Senin tanggal 19 Desember 2023 dan berakhir hari Jum’at, 29
Desember 2023;
 Akhir semester 2 (dua) selama 21 (Dua puluh satu) hari kerja mulai
hari Senin tanggal 24 Juni 2024 dan berakhir hari Jum’at tanggal 12
Juli 2024.
b. Hari libur awal bulan Ramadhan dan libur dalam rangka Idul Fitri
1443 H/2024 diatur sebagai berikut :
 Hari libur awal bulan Ramadhan selama 2 (dua) hari, yaitu tanggal
12 – 13 Maret 2024;
 Libur Idul Fitri 1441 Hijriyah selama 10 (Sepuluh) hari, yaitu
tanggal 8– 19 April 2024;
f. Libur Umum Sekolah adalah libur berdasarkan ketetapan pemerintah
terdiri atas Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan;
g. Libur khusus yang diadakan sehubungan dengan peringatan
keagamaan, keadaan musim, bencana alam atau libur lain di luar
ketentuan libur umum, ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Lebak.
5. Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat:
1) Libur Umum/Nasional Tahun 2023
No. Tanggal Peristiwa
1 19 Juli 2023 Tahun Baru Hijriyah (1.445 H)
2 17 Agustus 2023 Hari Kemerdekaan RI
3 28 September 2023 Maulid Nabi Muhammad SAW
4 25 Des 2023 Hari Raya Natal

59
2) Perkiraan Libur Umum/Nasional Tahun 2024
No. Tanggal Peristiwa
1 1 Januari 2024 Tahun Baru Masehi
3 8 Februari 2024 Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1.445 H.
4 14 Februari 2024 Pemilihan Umum (PEMILU) 2024
5 11 Maret 2024 Hari Raya Nyepi
6 11-12 April 2024 Libur Sekitar Idul Fitri
7 29 April 2024 Jum’at Agung
8 1 Mei 2024 Hari Buruh
9 9 Mei 2024 Kenaikan Isa Al Masih
10 23 Mei 2024 Hari Raya Waisak
11 17 Juni 2024 Libur Idul Adha 1445 Hijriyah

D.Rencana Kegiatan Akademik dan Non akademik


Rencana kegiatan sekolah Tahun Ajaran 2023/2024 adalah sebagaimana
tertera pada tabel berikut:
No. JenisKegiatan Pelaksanaan Keterangan
1. Rapat Dinas persiapan kegiatan
Juli 2023 Semua PTK
Tahun Ajaran 2023/2024
2. Penerimaan Peserta Didik Baru 30 Mei s.d. 28 Juni
Panitia PPDB
2023
3. Pengumuman Hasil PPDB 1 Juli 2023 Panitia PPDB
4. Registrasi Peserta Didik Baru 3 - 8 Juli 2023 Orangtua & Siswa
5. Rakor dengan Komite Juli 2023 Sekolah dan Komite
6. MPLS dan MOK 10 - 14 Juli 2023 Panitia dan Guru
7. Rapat orang tua peserta Sosialisasi Program
didik kelas VII, VIII dan IX Agustus 2023
Sekolah
8. Rakor tupoksi dan pembinaan
Pendidik dan Tenaga Setiap Senin Bergilir Guru/TU
kependidikan
9. Rakor tupoksi dan pembinaan Setiap Senin Awal
1x1bulan
Wali kelas bulan
10. Kegiatan pramuka Desember 2023 SiswakelasVII

60
No. JenisKegiatan Pelaksanaan Keterangan
Sistem blok
11. Upacara HUT Pramuka Ke-54 Semua siswa dan
14 Agustus 2023
PTK
12. Upacara HUT RI Semua siswa dan
17 Agustus 2023
PTK
13. Perayaan HUT RI Semua Siswa dan
18 Agustus 2023
Guru
14. Supervisi Pembelajaran Tengah Semester Setiap Semester
16. Supervisi Administrasi Tata
Setiap bulan 1x1Minggu
Usaha Sekolah
18. Upacara Hari Kesaktian Semua siswa dan
1 Juni 2023
Pancasila guru
22. Kegiatan ASAS 4-8 Desember 2023 Semua siswa
23. Penyerahan LHBP semester
22 Desember 2023 Oleh orang tua siswa
Ganjil
25. Hari pertama semester genap 3 Januari 2024 Siswa dan guru
21. Latihan Dasar Kepemimpinan
20 Januari 2024 OSIS
siswa (LDKS)
17. Pemilihan Ketua dan Wakil
23 Januari 2024 Semua anggota OSIS
Ketua OSIS periode 2023-2024
20. Pelantikan Pramuka 9-10 2024 Siswa kelas VII
27. Perkiraan ASAJ 13-17 Mei 2024 Menyesuaikan
29. Pelaksanaan ASAT 3-7 Juni 2024 Semua siswa
.30. Rapat Verifikasi kelulusan
31 Juni 2024 Semua guru
Siswa kelas 9
31. Rapat Verifikasi Kenaikan
19 Juni 2024 Semua guru
Kelas
32. Penyerahan LHBPD kelas VII Wali kelas VII dan
21 Juni 2024
dan VIII VIII

61
E. Kalender Pendidikan Sekolah
1. Semester Ganjil 2. Semester Genap

62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung merupakan pedoman dan
acuan operasional dalam penyelenggaraan seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran, baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
Kurikulum sekolah bersifat diversifikatif, artinya harus fleksibel dan
dikembangkan sesuai kebutuhan dan kekhasan satuan pendidikan dan
lingkungannya.
Dokumen kurikulum terdiri dari Dokumen I (Kurikulum Sekolah)
, Dokumen II (Silabus), dan Dokumen III (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Ketiga dokumen tersebut selayaknya dilakukan
pengembangan sesuai prinsip pengembangan kurikulum.
Dokumen I Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung dinyatakan
dapat d i b e r l a k u k a n oleh satuan pendidikan setelah mendapat
pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Lebak.

B.Saran
Beberapa saran yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan
pelaksanaan Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung Tahun Ajaran 2023/2024
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Hendaknya semua komponen sekolah yang terdiri atas guru, kepala
sekolah, dan pegawai administrasi, serta komite sekolah secara
bersama-sama dapat melaksanakan penerapan Kurikulum SMPN 6
Rangkasbitung dengan penuh rasa tanggung jawab;
2. Kurikulum SMPN 6 Rangkasbitung merupakan dokumen tertulis sebagai
pedoman pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan
kompetensi siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hendaknya
guru dapat melaksanakan pembelajaran secara holistik antara kognitif,
afektif, dan psikomotor dengan kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual.

63
LAMPIRAN
iv
v
viii
ix
xi

Anda mungkin juga menyukai