Anda di halaman 1dari 5

Nama : TITI ROSDIANA, M.Pd.

TIM : IMG GREAT

REVIEW BUKU
MEREKA BESAR KARENA MEMBACA

Mereka Besar karena


Judul
Membaca

Penulis Suherman

Penerbit Literat Publishing

Kota Terbit Bandung

Cetakan Cetakan 1

Tebal Buku 278 halaman

Tahun Terbit 2012

Harga Rp 50.000

Dalam buku Mereka Besar Karena Membaca karya Suherman, peraih CONSAL Award
sebagai pustakawan terbaik tingkat Asia tenggara, dibeberkan biografi dari beberapa tokoh yang besar
karena aktifitas membaca. Baik itu tokoh nasional maupun internasional. Beberapa tokoh nasional
seperti founding father Indonesia Soekarno alias bung Karno dan Moehammad Hatta alias bung
Hatta, tokoh revolusi Indonesia Tan Malaka, presiden dengan semboyan “Gitu Aja Kok Repot”
Abdurahman Wahid alias Gus Dur, dan seorang budayawan sunda Ajip Rosidi.
Menjadi orang besar, besar dalam artian memiliki jiwa kepemimpinan dan cara berfikir yang

berbeda dengan orang lain, tentu akan sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang menginginkan

perubahan besar dalam kehidupannya. Tentu perubahan tidak datang secara serta merta, perlu proses

yang cukup lama agar dapat mencapai titik klimaks tersebut. Membaca adalah kunci utama untuk

membuat diri kita menjadi besar. Dalam agama islam, perintah membaca adalah perintah pertama
yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, perintah

membaca atau iqra juga menjadi ayat pertama dalam Al-Quran.

Dalam buku Mereka Besar Karena Membaca karya Suherman, peraih CONSAL Award

sebagai pustakawan terbaik tingkat Asia tenggara, dibeberkan biografi dari beberapa tokoh yang besar

karena aktifitas membaca. Baik itu tokoh nasional maupun internasional. Beberapa tokoh nasional

seperti founding father Indonesia Soekarno alias bung Karno dan Moehammad Hatta alias bung

Hatta, tokoh revolusi Indonesia Tan Malaka, presiden dengan semboyan “Gitu Aja Kok Repot”

Abdurahman Wahid alias Gus Dur, dan seorang budayawan sunda Ajip Rosidi.

Selain itu beberapa tokoh internasional yang besar karena membaca juga turut andil dalam

buku kumpulan biografi ini, seperti tokoh komunis Karl Marx dan sang penulis buku otobiografi

Meinkamf yaitu Adolf Hitler. Mereka yang telah disebutkan tadi adalah orang-orang yang telah besar

karena proses membaca yang dilakukannya, bahkan sebagian dari mereka menjadi gila buku atau gila

untuk membaca. Salah satu contohnya adalah Mao Zedong, seorang tiran kejam yang berasal dari

negeri tirai bambu, Cina. Sikap otoriternya bukan hanya dia terapkan pada hal-hal yang berbau politik

saja, akan tetapi dalam kontek membaca dia terapkan juga sikap ottoriternya dengan membakar buku-

buku dan melarang masyarakatnya untuk banyak membaca. Bahkan selain itu, kegilaan Mao dalam

membaca membuatnya berbagi kasur tidur dengan buku-bukunya, memang dia senang membaca

sembari tidur-tiduran.

Selain Mao ada juga Malcom X, kegemaran membacanya tumbuh kala dia ditahan didalam

penjara. Berkat kegemarannya membaca tersebut lah dia sanggup menjadi orang yang dipandang

bahkan namanya abadi diseantero negeri paman Sam, bahkan dia sanggup mengangkat kualitas

hidupnya dan juga kaumnya. Memang pada saat itu kaum dari Malcom, kaum negro, dipandang

sebelah mata oleh kaum kulit putih. Apalagi kini kaum negro di negara adidaya tersebut semakin naik

derajatnya setelah beberapa tahun lalu tonggak kekuasaan paling tinggi diemban oleh seseorang dari

kaum negro juga, sang presiden Amerika serikat, Barack Obama. Didalam buku ini juga turut dibahas

mengenai kesuksesan orang nomor satu di Amerika itu atas kegemarannya membaca buku.
Beberapa tokoh nasional pun tak kalah hebatnya dalam urusan membaca, seperti contohnya

presiden pertama Indonesia, Soekarno. Putera sang fajar ini dapat bersinar berkat buku-buku yang

dibacainya, apalah arti seorang Soekarno tanpa buku. Imprealisme digugat olehnya melalui membaca,

dia memang tidak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan bedil dan mesiu, akan tetapi

dengan proses yang disertai kerja kerasnya dalam membaca buku.

Selain Soekarno, salah seorang tokoh yang akan sangat menginspirasi bangsa Indonesia

adalah Ajip Rosidi. Buku otobiografinya “Hidup Tanpa Ijazah” dapat membuka tabir kelam dunia

pendidikan di negeri ini. Orang yang memiliki minat baca yang bagus memang dapat berhasil dalam

hidupnya walaupun tidak mengenyam dunia pendidikan, akan tetapi apabila orang yang mengenyam

pendidikan setinggi apapun apabila tidak dibarengi dengan minat membaca yang bagus akan menjadi

masalah yang sangat besar. Salah satu masalah yang dijelaskan didalam buku ini adalah adanya

fenomena pengangguran berijazah (bukan pengangguran intelektual, karena seorang intelektual tidak

mungkin menganggur). Tidak memiliki minat membaca yang bagus memang menjadi masalah utama

penyebab terjadinya fenomena tersebut.

Dalam review ini akan dibahas lebih detail mengenai Barack Obama yang sangat mencintai

buku. Bagi Obama, buku adalah pemandu baginya dalam membantu menempa jati diri. Di tengah

arus informasi yang berserakan, saat menghadapi tekanan politik, baik di dalam maupun luar negeri,

buku menjadi sumber berbagai ide dan inspirasi bagi Obama. Dari buku pulalah, Obama mampu

menyelami suasana hati seseorang. Tak jarang, buku menjadi media untuk merelaksasi suasana

hatinya menjadi lebih tenang dan mendapatkan perspektif baru mengenai suatu hal.

Ketika dirinya berada pada posisi sulit dalam pengambilan keputusan, Obama membaca

sejarah—buku, agar ia dapat mengetahui siapa saja orang-orang yang pernah merasa terisolasi atau

terkungkung masalah. Obama pun menyarankan agar tidak lupa untuk membaca buku sejarah sebagai

salah satu cara mengenal lebih dekat kehidupan generasi terdahulu. Kesibukannya menjadi orang

nomor satu Paman Sam, tidak membuat Obama kehilangan waktu untuk membaca. Obama

mengawali paginya dengan membaca Wall Strett Journal dan surat kabar yang lain. Dan setiap
malam, ia masih meluangkan waktunya selama satu jam untuk membaca buku. Bahkan pada musim

liburan, Obama tak sungkan untuk membawa banyak buku sebagai “teman” untuk menemani momen

liburannya. Hampir setiap momen liburan ketika masih menjadi Presiden, Gedung Putih merilis daftar

buku bacaan yang dibaca Obama selama berlibur bersama keluarga dan kerabat dekatnya. Buku yang

dibacanya pun bervariasi, mulai dari buku fiksi hingga buku karya Elizabeth Kolbert berjudul The

Sixth Extinction, buku karya Colson Whitehead berjudul The Underground Railroad, dan buku klasik

karya Daniel Kahneman berjudul Thinking, Fast and Slow tidak luput dari pantauannya.

Beberapa tulisan klasik dari beberapa tokoh dunia pun menjadi bacaan Obama, seperti tokoh

idolanya, Abraham Lincoln, aktivis HAM Martin Luther King Jr, tokoh revolusi India Mahatma

Gandhi, hingga Bapak Afrika Selatan, Nelson Mandela. Kegemaran Obama membaca memberinya

pandangan tentang visi Amerika kedepan, dimana kekuatan kebersamaan akan menyatu dalam

berbagai perbedaan. Manfaat dari kegiatan membaca itu juga yang membuat Obama mampu menulis

serta berkomunikasi dengan baik dengan setiap orang yang ia temui. Mantan pemimpin nomor satu

di Amerika Serikat itu mengumumkan deretan buku yang menjadi favoritnya sepanjang 2020. Daftar

17 buku terfavorit Barack Obama diumumkan di Twitter dan Instagram pribadinya. Setiap tahunnya,

Barack Obama kerap membagikan deretan buku dan musik terfavorit yang dibaca serta didengarkan

sepanjang tahun. Beberapa judul buku yang dibagikan merupakan percampuran antara buku fiksi dan

nonfiksi.

Berikut daftar lengkap buku terfavorit Barack Obama, di antaranya:

1. Homeland Elegies (Ayad Akhtar)

2. Jack (Marilynne Robinson)

3. Caste (Isabel Wilkerson)

4. The Splendid and the Vile (Erik Larson)

5. Luster (Raven Leilani)

6. How Much of These Hills Is Gold (C Pam Zhang)

7. Long Bright River (Liz Moore)


8. Memorial Drive (Natasha Trethewey)

9. Twilight of Democracy (Anne Applebaum)

10. Deacon King Kong (James McBride)

11. The Undocumented Americans (Karla Cornejo Villavicencio)

12. The Vanishing Half (Brit Bennett)

13. The Glass Hotel (Emily St. John Mandel)

14. Hidden Valley Road (Robert Kolker)

15. The Ministry for the Future (Kim Stanley Robinson)

16. Sharks in the Time of Saviors (Kawai Strong Washburn)

17. Missionaries (Phil Klay)

Sebelumnya, buku memoar Barack Obama A Promised Land laku terjual 3,3 juta eksemplar

setelah sebulan rilis. Penjualan karya Barack Obama itu disebut sebagai buku memoar terlaris

sepanjang sejarah industri buku di Amerika Serikat. Angka penjualan A Promised Land menyamai

memoar Bill Clinton yang berjudul My Life dan Decision Poins karya George W Bush yang keduanya

terjual secara keseluruhan 3,5 juta dan 4 juta kopi. A Promised Land adalah buku pertama dari dua

volume yang rencananya diterbitkan oleh penerbit Crown. Dalam memoar tersebut, Barack Obama

menuliskan pengalamannya saat memulai pemilihan umum pada 2008 dan sebagian besar masa

jabatan di periode pertamanya.

Maka dari itu, mari kita bangun kebiasaan membaca mulai dari sekarang, buku Mereka Besar

karena Membaca ini setidaknya bisa membantu kita menemukan gairah untuk membaca. Namun

perlu diingat, bahwa jenis bacaan yang kita baca ibarat sebuah pahat yang nantinya akan membentuk

seperti apa jati diri kita nantinya. Seperti pepatah yang berbunyi “Buku adalah Jendela Dunia”.

Dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan beragam pengetahuan yang belum kita ketahui.

Sehingga wawasan kita kian bertambah. Jadi itulah makna buku adalah jendela dunia. Makna tersebut

menggambarkan betapa pentingnya buku karena memberikan banyak pengetahuan kepada manusia.

Anda mungkin juga menyukai