Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Masail Fiqhiyah Semester 4 Tahun Akademik 2022/2023
Dosen Pengampu:
H.Moh Sahlul Khuluq M.Hi.
Oleh :
M Yusuf Ariyanto
Ahmad Nabil Kholilullah
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
(IAI TABAH)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Jenis dan
intrumen penilaian ,Sholawat Dan Salam semoga tetap terhaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar dan di
ridhoi oleh Allah SWT.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Penilaian Hasil Pembelajaran IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang telah membimbing kami dalam menjelaskan gambaran
tentang materi makalah yang kami tulis
2. Para pengawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
memberikan kami kesempatan untuk berkunjung dan meminjami buku dari
sebagai daftar buku rujukan
3. Teman- teman program Studi Pendidikan Agama Islam yang membantu kami
dalam makalah menjalankan kegiatan diskusi tentang makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak lepas dari itu di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata. Semoga makalah
ini dapat membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun bagi ilmu
pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. I
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1 Jelaskan apa yang di maksud aborsi
2 Apa hokum melakukan aborsi
3 Jelaskan apa yang di maksud dengan sterilisasi
4 Apa hokum melakukan sterilisasi
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A ABORSI
Dalam kamus Webster Ninth New Colegiate sebagaimana yang dikutip Maria
menyebutkan bahwa aborsi adalah keluarnya janin secara spontan atau paksa yang
biasa dilakukan dalam minggu ke-12 pertama dari kehamilan. Defini lengkap
mengenai hal tersebut tercakup dalam Grolier Family Ensiclopedia yang
menyebutkan pengertian aborsi adalah penghentian kehamilan dengan cara
menghilangkan atau merusak janin sebelum masa kelahiran, yang bisa dilakukan
dengan cara spontan atau dikeluarkan janin dengan cara paksa.
2. Macam-macam Aborsi
ialah abortus yang tidak di sengaja. Abortus spontan bias terjadi karena penyakit
sifilis, kecelakaan dsbnya
2
yakni abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis. Misalnya jika
kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya
penyakit-penyakit yang berat, seperti TBC yang berat dan penyakit ginjal yang
berat
yakni abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi medis. misalnya abortus yang
dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks diluar perkawinan atau untuk
mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki
Apabila aborsi dilakukan sebelum diberi ruh/ nyawa pada janin (embrio), yaitu
sebelum berumur 4 bulan, ada beberapa pendapat. Ada ulama yang membolehkan
abortus antara lain Muhammad Ramli dalam kitabnya al-Nihayah dengan alasan
belum ada makluk yang bernyawa
3
ada juga ulama yang memandangnya makruh, karena janin sedang mengalami
pertumbuhan Ada juga ulama yang mengharamkan antara lain Ibnu Hajar dalam
kitabnya al-Tuhfah dan al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’Ulumuddin
Syekhul Islam al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa
hukum menggunakan obat untuk menggugurkan (merusaka) nutfah (embrio)
sebelum ditiupkannya ruh. Barang siapa yang mengatakan hal itu dilarang, maka
itulah yang lebih layak, dan orang yang membolehkannya, maka hal itu disamakan
dengan ‘azl. Tetapi kedua kasus ini dapat juga dibedakan, bahwa tindakan
perusakan nutfah itu lebih berat, karena ‘azl dilakukan sebelum terjadinya sebab
(kehidupan), sedangkan perusakan nutfah dilakukan setelah terjadinya sebab
kehidupan (anak)
Aborsi yang yang dilakukan karena darurat seperti ada uzur yang tidak bisa
dihindari, yang dalam istilah fikih disebut keadaan darurat, seperti apabila janin
dibiarkan tumbuh dalam rahim akan berakibat kematian ibu. Ulama sepakat bahwa
aborsi dalam keadaan seperti ini hukumnya mubah (boleh). Kebolehan ini adalah
adalah guna menyelamatkan nyawa ibu
Apabila aborsi dilakukan karena sebab-sebab lain yang sama sekali tidak terkait
dengan keadaan darurat, seperti menghindarkan rasa malu atau karena faktor
ekonomi, maka hukumnya haram,
B STERILISASI
Sterilisasi adalah memandulkan lelaki atau perempuan dengan jalan operasi (pada
umumnya) agar tidak dapat menghasilkan keturunan. Dengan demikian sterilisasi
berbeda dengan cara atau alat kontrasepsi yang pada umumnya hanya bertujuan
menghindari atau menjarangkan kehamilan untuk sementara waktu saja
4
operasi pemutusan atau pengikatan saluran atau pembuluh yang
menghubungkantestis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma),
sehingga sperma tidak dapat mengalir keluar penis (uretra). Sterilisasi pada lelaki
termasuk operasi ringan, tidak memerlukan perawatan rumah sakit dan tidak
mengganggu kehidupan seksualnya bahkan tidak akan kehilangan sifat
kelaki lakiannya
Sedangkan sterilisasi pada perempuan disebut tubektomi atau tuba ligation, yaitu
pemutusan hubungan saluran atau pembuluh sel telur (tuba falopi) yang
menyalurkan ovum dan menutup kedua ujungnya, sehingga sel telur tidak dapat
keluar dan memasuki rongga rahim, sementara itu sel sperma yang masuk kedalam
vagina wanita itu tidak mengandung spermatozoa sehingga tidak terjadi kehamilan
walaupun coitus tetap normal tanpa gangguan apapun
Sterilisasi untuk lelaki (vasektomi) maupun untuk wanita (tubektomi) sama dengan
abortus bisa mengakibatkan kemandulan sehingga yang bersangkutan tidak lagi
mempunyai keturunan. Karena itu, international planned parenthood federation
(IPPF) tidak menganjurkan Negara negara anggotanya
5
juga untuk mendapatkan keturunan yang sah dan diharapkan
menjadi anak yang shaleh sebagai penerus cita-citanya. Walaupun
dari segi teori masih mungkin menghasilkan keturunan bila ikatan
itu dilepas kembal
b. Mengubah ciptaan Allah SWT dengan jalan memotong dan
menghilangkan sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran
mani/telur)
Tetapi apabila suami istri dalam keadaan terpaksa bahkan darurat, seperti untuk
menghindari penurunan penyakit dari bapak atau ibu terhadap anak
keturunannya yang bakal lahir, atau terancam jiwa, maka sterilisasi dibolehkan
dalam Islam.
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami tulis apabila ada kekurangan
dalam penulisan makalah ini kami mohon kritik dan sarannya guna
memperbaiki kesalahan yang ada. Kami sebagai penulis menerima
bimbingan,saran ,serta kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini
yang bersifat membangun dan kontruktif demi perbaikan makalah ini agar
lebih sempurna dikemudian hari, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan para pembaca.
7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qardhawi Yusup. Halal Haram Dalam Islam, terj. Wahid Ahmadi, dkk, Surakarta:
Era Intermedia, 2005.