DOSEN PENGAMPUN:
DI SUSUN OLEH:
Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas dari mata kuliah Sejarah islam di Asia tenggara.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.Oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak.Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua…..
DAFTAR ISI
2.6.Kerajaan pajang…………………………………………………………15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Proses Islamisasi di kawasan Asia Tenggara tidak terlepas dari peran kesultanan. Proses
Islamisasi itu bermula ketika raja setempat masuk Islam, kemudian diikuti dominasi peranan
kerajaan di tengah komunitas Muslim. Kerajaan tidak hanya berfungsi sebagai institusi
politik, tetapi juga pembentukan institusi Muslim yang lain, seperti pendidikan dan peradilan.
Sultanan juga menjadi patron bagi perkembangan intelektualitas dan kebudayaan Islam.
Berdasarkan bukti arkeologis, Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Melayu-
Nusantara.Kemudian, muncul Kesultanan Malaka, Aceh, Palembang, Riau, Tumasik, Perlak,
Johor, Demak, Cirebon, Banten, Goa Tallo, Ternate Tidore, Banjar, dan Bima. Terdapat pula
Kesultanan Sulu, Lanao, dan Maguindanao di Filipina, serta Kesultanan Brunei di Brunei
Darussalam.
1.2.Rumus masalah
1.3.Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Catatan Syekh Ishak Makarani dalam kitab Izhabul Haq,agama Islam masuk ke
Nusantara pertama kali ke Perlak, dibawa oleh satu tim dakwah dibawah pimpinan nakhoda
Khalifah.Mereka terdiri dari orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan.Sampai di
Perlak mereka melakukan dakwah.Mereka mengajarkan rakyat cara bertani yang baik,cara
berdagang yang berhasil,cara bertukang yang menguntungkan,cara berumah tangga yang
bahagia dan sebagainya.Kepada para penguasa diberikan tuntunan bagaimana cara
memerintah yang dapat membahagiakan rakyat.
Akhirnya rakyat sadar bahwa apa yang diberikan kepada mereka adalah dari ajaran
islam.Maka para penguasa dan rakyat dengan sukarela masuk Islam,dan pada tahun 225 H
(340 M)berdirilah kerajaan Islam Perlak dengan Sayyid Abdul Aziz menjadi raja Islam yang
pertama dan bergelar Sultan Alaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah,putra seorang anggota
tim dakwah dari hasil perkawinannya dengan Meurah Perlak (Raja Perlak).1
Melihat data di atas dapat disimpulkan bahwa Islamisasi berlangsung melalui proses
pendidikan.Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila usaha yang utama dilaksanakan
adalah mendirikan tempat-tempat pendidikan bagi rakyat dan mendatangkan guru dari
Arab,Persia,dan Gujarat.Hal ini terlaksana karena para Sultan yang memerintah di Kerajaan
Islam Perlak adalah ulama-ulama yang sangat mementingkan ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
Pada awal abad ke-13 datang seorang ulama dari Mekah menuju ke Samudra
Pasai.Menurut Abdul Fattah,dalam perjalanannya ia mampir di Malabar dan bertemu dengan
Fakir Muhammad,seorang sufi dlan akhirnya bersama-sama mereka menuju ke Samudra
Pasai.Mereka singgah di Fansur,Lamuri,dan Haru terus ke Perlak,dan akhirnya ke Pasai.la
bertemu dengan kepala negeri Pasai bernama Meurah Silu.Meurah Silu di islamkan dan
berganti nama menjadi Sultan Malik al-Salih.la merupakan raja Islam pertama di Kerajaan
Pasai.Semenjak itu Pasai menjadi pusat pengembangan Islam di Asia Tenggara.
1
Hasymi, 1978: 5355; Iskandar, 1973 : 33
2
Sumber lain mencatat bahwa Pasai juga melakukan upaya pengiriman ulama atau para da'i
ke berbagai negeri,seperti ke Jawa,Semenanjung Malaka termasuk ke Patani.Maulana Malik
Ibrahim,Sunan Ampel dan sahabatnya Raden Ishak (ayah Sunan Giri) termasuk ulama-ulama
yang dikirim oleh Pasai ke Jawa.Dua putra Sunan Ampel,yakni Sunan Bonang dan Sunan
Drajat dan juga Sunan Giri disebut berguru mendalami agama di Pasai.2
Disini kelihatan bahwa Pasai sudah menjadi pusat keilmuan sejak masa awal kerajaan
Islam Pasai.Kerajaan Aceh baru di islamkan setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
tahun 1511.Dengan berkuasanya Portugis Maka para pedagang Muslim mengalihkan
kegiatan dagangnya ke Aceh.Bersama dengan para pedagang itu turut pula para muballig dan
ulama untuk menyebarkan Islam.
Mereka berhasil mengislamkan Sultan Ali Mughayat Syah,penguasa Aceh saat itu.Setelah
itu Ali Mughayat Syah mulai mengislamkan kerajaan-kerajaan Hindu kecil di Aceh.Pada
tahun 1524 ia mulai meletakkan dasar-dasar kekuasaan Aceh.3dan mulai saat itu pula Aceh
bukan hanya menjadi pusat perdagangan,melainkan juga menjadi kubu penyebaran Islam.
(1).Hamzah Fansuri
Literatur-literatur yang ada mengenai Hamzah Fansuri tidak menyebutkan secara pasti
tanggal kelahirannya.Namun dari literatur-literatur tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
Hamzah Fansuri pada pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17.Menurut Hasymi,
beliau hidup dalam tiga zaman yakni pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah
IV Saidil Mukamil (1589 – 1604),Sultan Muda Ali Riayat Syah V (1604 – 1607),dan masa
awal pemerintahan Sultan Iskandar muda Meukuta Alam(1607-1636),ia lahir di Fansur dekat
Barus.Negeri ini bernama Fansur karena disini banyak orang Fansur yang pindah dari negeri
aslinya di Fansur dekat Singkel. 4
Hamzah Fansuri adalah seorang tokoh tasawuf wujudiah dan penganut tarekat Qadiriyah
seperti diungkapkannya sendiri dalam Syair yang berbunyi:
2
Dahlan, 1992 : 29
3
De Graaf, 1989 : 6
4
Hasymi, 1983 :195
3
Beroleh ilmu khilafat yang asli
Hari pada Abdul Qadir Sayyid Faelani.5
Pendidikan pertama diperolehnya di tempat kelahirannya,kemudian ia pergi ke berbagai
tempat untuk menambah ilmunya.Zakaria Ahmad menyebutkan tempat-tempat yang
dikunjunginya antara lain Pahang, Banten,Kudus,Siam,Mekah dan kemudian ia kembali ke
kampungnya Barus.6Sayangnya tidak disebutkan lembaga pendidikan yang ia ikuti serta guru
yang di datanginya,kecuali Syekh Abdul Qadir yang ia sebut sebagai gurunya.ia fasih
berbahasa melayu dan menguasai bahasa Jawa,Urdu,Persia,dan Arab.
(2).Samsuddin Sumatrani
5
Al-Attas 1970 : 9
6
Ahmad, 1972 : 112
7
Hasymi, 1983 :196
8
1972: 114
4
Oleh karena itu Abdul Aziz Dahlan menyimpulkan bahwa informasi tentang latar belakang
kehidupannya,dari kelahiran,masa kanak-kanak dan remaja,sampai dewasa dan muncul
menjadi ulama yang masyur,tidaklah dijumpai oleh para peneliti.Dimana ia lahir,dimana ia
belajar,dan negeri-negeri mana saja yang ia kunjungi dalam rangka belajar atau mendalami
ilmu, tidak diketahui sama sekali.Latar belakang historisnya yang khusus yang berkaitan
dengan kehidupannya,sama sekali belum tersingkap dengan jelas.9
(3).Nuruddin ar-Raniri
9
Dahlan 1992 : 27
10
Dahlan, 1992 : 340
11
Dahlan, 1992: 37
5
Nama lengkapnya Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid ar
Raniri al-Quraisyi asy-Safi’i.Kapan lahirnya tidak jelas,tetapi ia meninggal tahun 1658.ia
seorang India keturunan Arab yang lahir di Ranir,menurut Drewes,Ranir terletak di Gujarat
dan sekarang bernama Rander.
Ar-Raniri adalah penganut tarekat Rifa’iyah yang diperolehnya melalui syekh Muhamad
al Aidarusi,kakek ruhani ar-Raniri. 12 Menurut Azra Ar-Raniri mempunyai silsilah tarekat
Aydarusiyah dan Qadiriyah.Tarekat Aydarusiyah mempunyai akar Arabia yang kuat,dan
ketika dibawa ke India tarekat ini memperlihatkan penekanannya yang kuat kepada
harmonisasi antara mistik dan kepatuhan total kepada syariah,dengan kata lain tarekat
Aydarusiyah ini merupakan tarekat dengan bentuk neo sufisme.
Ar-Raniri banyak menulis dalam berbagai cabang ilmu yang berkembang di zamannya
tersebut.Diantara karyanya yang amat besar sumbanganya bagi pengembangan wacana
intelektual Islam adalah buku fikih Shirat al-Musataclim yang merupakan buku fikih
muamalat pertama di Indonesia kemudian buku Bustanus Salatirn,buku sejarah terbesar
saat itu.Uruddin juga dikenal sebagai Syekh di mesjid Bait ar-Rahman. elalui halakah-
halakahnya ia mengembangkan ajarannya,sehingga corak tasawuf di Aceh berubah dari
tasawuf falsafi ke tasawuf syar’i.Keberadaan ar-Raniri yang tidak begitu lama di Aceh
membawa pengaruh yang besar bagi pembaharuan Islam selanjutnya di Nusantara.
12
Daudi, 1933 : 36
6
(4).Abdurrauf Singkel
Dari perjalananya itu ia mencatat 19 orang guru tempat ia belajar dan 27 Orang ulama
yang dihubunginya.Diantara gurunya yang terpenting adalah Ahmad Kushashi dan Ibrahim
Qurani.Dari pengalamannya itu ia belajar seluruh cabang ilmu agama.baik ilmu zahir seperti
fikih,tafsir dan hadist,juga ilmu batin seperti tasawufb dan lain-lain.ia juga mengikuti tarekat
Syattariyah dan Qadiriyah.Setelah hampir 20 tahun ia belajar di luar negeri,Abdurrauf
kembali ke Aceh tahun 1661.
Pada masa itu situasi di Aceh penuh kekacauan akibat pertentangan antara pengikut
paham wujudiyah dan pengikut neo sufisme.Sesampainya di Aceh,Abdurrauf pergi ke
13
Azra, 1992: 383
14
Hasymi, 1978 : 76
15
Zakaria, 1972 122
16
Hasymi, 1978: 76 – 77
17
Dahlan, 1992 : 36
7
Singkel,kemudian meneruskan perjalannya ke pantai Barat dan pantai Timur Aceh.Dalam
perjalananya yang makan waktu hampir tiga tahun itu,Abdurrauf,dengan pengalamannya
yang luas dan pengetahuannya yang mendalam,berhasil menenangkan dan menentramkan
Kerajaan Aceh.
8
(12).Sultanah Safi al-Din Taj al Alam (1641-1675 M)
Di Aceh telah terjadi perdebatan dan kesenjangan baik di antara sesama ulama maupun
antara ulama dengan umara.Konflik antara ulama,dapat dilihat ketika Ar-Raniry sebagai
9
ulama syar’i mengkritik ulama tasawuf yang ditujukan kepada pengikut dan kelompok
Hamzah Fansuri.Pada masa kemunduran kerajaan Aceh,konflik mulai merambah antara
ulama dan uleebalang.Permasalahannya adalah kerajaan sudah mulai melemah dan para
uleebalang sudah mulai tidak tunduk kepada perintah dan sultan dan mulai membangkang
kepada ulama.
Tidak berhenti pada masa itu,konflik terus berlanjut dengan nuansa dan konteks yang
berbeda pada abad ke-19 M.Sejarah mencatat kasus yang terjadi di Teupin Raya,Pidie.
Teungku Id bin Ustman bersaing dengan ulama syar’i,sehingga berakhir dengan pelenyapan
salah satu kubu.Meskipun demikian,konflik yang terjadi di Aceh pada umumnya berakhir
dengan jalan perdamaian,di antaranya adalah Perang Cumbok yang terjadi antara Ulama dan
Uleebalang berakhir dengan damai yang dikenal dengan adanya Ikrar Lamteh pada tahun
1946.
Kondisi Aceh di abad ke-19,meskipun Aceh merupakan sebuah kerajaan yang gemilang
Pada abad ke-17 M,Namun mulai melemah dan kekuatan Asing datang untuk merebut
kekuasaan.Portugis Adalah bangsa asing yang pertama yang Berkehendak untuk
meruntuhkan kerajaan Aceh Dan ingin menjadikannya sebagai daerah jajahan.namun,pada
masa itu,Aceh masih tergolong Sangat kuat menghadapi musuh dari luar,sehingga Portugis
pun dapat dilenyapkan dari peraduan ibu Pertiwi wilayah Aceh.
Teungku Muhammad Ali Pulo Peub Menyikapi dan mengkategorikan perilaku kaum
Penjajah dan antek-anteknya,ke dalam sifat jalal.Selain sifat jamal yang khusus
diperuntukkan Kepada orang mukmin, sifat jalal menjadi sifat Jahat orang Belanda.Sifat jalal
Allah akan Menghukum segala tindakan keji mereka selama di Dunia.Sedangkan orang
mukmin akan mendapat Perlindungan dari sifat jamal Allah. Dalam teks Disebutkan:
Segala kafee tutong di minyup nawung Jalalaya.Sifat jalal yang teut kafee bek syek Hate po
bintara.Sifat jamal pereloung mukmin Perintah Tuhan han sou sangka.18
18
Sirajuddin: 4-5
10
Artinya:“Semua orang kafir terbakar di bawah api Jalalaya. Sifat jalal yang bakar kafir.
Jangan ragu Dan was-was po bintara. Sifat jamal melindungi Orang mukmin, demikian
perintah Tuhan tidak ada Yang menyangka.”
Teungku Muhammad Ali Pulo Peub Memiliki sikap yang sangat tegas terhadap Belanda
Agar pengikutnya tidak memihak dan mengikuti Langkah-langkah penjajah Belanda.Ia
mengatakan Belanda itu adalah kafir yang ingin merongrong Agama dan negara Aceh.Kafir
seperti ini tidak Perlu dikasihani sama sekali,bahkan dianjurkan Untuk dibasmi dan
dilenyapkan dari bumi Aceh.
Teungku Muhammad Ali Pulo Peub tidak Memberi ruang sedikit pun untuk berkompromi
Dalam hal ini.Bagi mereka yang mengikuti dan Bersekongkol dengan kafir Belanda,maka ia
Dianggap orang salah.Selain kepada Belanda,Teungku Muhammad Ali Pulo Peub juga
mengecam keras sikap dan Tindakan para uleebalang yang bersekongkol dengan Belanda.
Mereka memperlihatkan sifat angkuh dan Melarang para salik melaksanakan amalan tarekat,
(1).Tidak adanya pemimpin yang cakap setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda.
(2).Terjadi perpecahan internal antara kaum birokrat (bangsawan kerajaan) dengan kaum
agama.
Melemahnya Kesultanan Aceh memberi peluang bagi Belanda untuk masuk dan
menanamkan pengaruh.Menurut laman Pemprov Aceh,Belanda mulai menginvasi
Kesultanan Aceh melalui Perang Sabi yang berlangsung 30 tahun lamanya sejak 26 Maret
1873.Jatuhnya banyak korban jiwa dan tidak mampu menaungi Aceh,pemimpin terakhir
kesultanan yakni Sultan Muhammad Daud Syah mengumumkan pengakuan kedaulatan
Belanda atas Aceh.Akhirnya,wilayah Kesultanan Aceh Darussalam akhirnya menjadi bagian
dari Hindia Timur Belanda (Nederlansch Oost-Indie) atau pemerintah kolonial Hindia
Belanda.
2.4.ISLAM DI JAWA
11
Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.Agama Islam
pertama kali masuk ke Indonesia melalui Sumatera sekitar abad ke-7.Setelah itu, ajaran Islam
mulai berkembang luas ke daerah-daerah lain, termasuk Pulau Jawa.Bukti masuknya Islam
ke Pulau Jawa dilihat dari banyak ditemukannya makam-makam Islam tertua, khususnya di
daerah Gresik, Jawa Timur.Seiring berjalannya waktu, perkembangan Islam di Pulau Jawa
mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini karena adanya peran dari Wali Songo.
Sebelum Islam masuk dan berkembang,kerajaan terakhir yang memiliki pengaruh besar
di Pulau Jawa adalah Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu-Buddha.Ketika Kerajaan
Majapahit mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk tahun 1350 hingga
1389,penduduknya sudah banyak yang beragama Islam.
Adanya penduduk Majapahit yang beragama Islam disebabkan oleh terjalinnya hubungan
dagang antara Muslim dari wilayah Timur Tengah,Arab dan India di pesisir utara Jawa.Pada
waktu itu, pesisir utara Jawa masih termasuk dalam wilayah Kerajaan Majapahit.Di saat yang
hampir bersamaan,berdiri Kerajaan Islam pertama di Nusantara,yaitu Kerajaan Samudera
Pasai sejak abad ke-13 hingga abad ke-16.
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Sumatera, tempat di mana Islam pertama kali masuk
ke Indonesia yang dibawa oleh para pedagang Muslim pada abad ke-7.Para pedagang tersebut
selain berdagang juga menyebarkan ajaran agama Islam.Bahkan terjadi perkawinan antara
pedagang dengan wanita pribumi.Perkawinan inilah yang membuat Islam mulai berkembang
cepat ke berbagai wilayah,termasuk Pulau Jawa.Penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa
dilakukan oleh Wali Songo,yaitu sembilan tokoh penyebar ajaran agama Islam di tanah
Jawa.Secara harfiah,wali berarti wakil,sedangkan songo dalam bahasa Jawa berarti sembilan.
Wali Songo menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara berdakwah ke masyarakat di
Pulau Jawa.Cara dakwah yang dilakukan berbeda-beda,ada yang melalui
kesenian,pendidikan, dan kebudayaan.Tokoh Wali Songo pertama yang menyebarkan ajaran
Islam adalah Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.Oleh sebab itu, Sunan Gresik
dianggap sebagai wali pertama yang mengislamkan Jawa.
Berkat Sunan Gresik, ajaran Islam pun mulai dikenal dan mengalami perkembangan yang
signifikan di Pulau Jawa.Seiring dengan berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa,
pengaruh agama Hindu dan Buddha di Majapahit perlahan mulai meluntur.Di samping
melalui para pedagang dan pelayaran, Islam juga berkembang melalui perkawinan.Banyak
12
pedagang Muslim dari Timur Tengah, Persia, dan India yang akhirnya menetap dan menikah
dengan seorang gadis Jawa.
Strategi dakwah dari kesembilan wali ini dalam menyebarkan ajaran Islam juga berbeda-
beda.Ada yang melalui pendidikan, ada pula yang melalui kesenian dan kebudayaan
Umumnya,tokoh Wali Songo yang memilih untuk berdakwah melalui pendidikan adalah
dengan mendirikan pesantren.Sementara yang melalui kesenian dan kebudayaan dengan
membuat tembang atau macapat dan wayang.Tokoh-tokoh Wali Songo dan wilayah
penyebarannya adalah sebagai berikut:
Perkembangan Islam di Pulau Jawa pun semakin besar setelah didirikannya Kerajaan
Demak pada akhir abad ke-15 oleh Raden Patah.
2.5.KESULTANAN DEMAK
Pada tahun 1479,Raden Fatah meresmikan Masjid Agung Demak sebagai pusat
pemerintahan.Raden Fatah pula Memperkenalkan pemakaian Solakantara sebagai kitab
Undang-Undang Kerajaan. Terhadap agama lain, Raden Fatah memiliki toleransi yang tinggi.
13
Masjid Demak dijadikan tempat pertemuan untuk belajar agama.Pada masanya, para wali
seperti Sunan Kalijaga,Sunan Kudus,Sunan Bonang juga sering berkumpul di Masjid Demak.
Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak.Dia adalah putra Raja Majapahit dari
istri seorang perempuan asal Cina,yang telah masuk Islam.Raden Patah memimpin Kerajaan
Demak pada 1500 hingga 1518 M.Di bawah kepemimpinan Raden Patah,Kesultanan Demak
menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo.Periode ini adalah
fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
Setelah Raden Patah wafat pada 1518,takhta Demak dilanjutkan oleh putranya,Adipati
Unus (1488-1521).Sebelumnya menjadi sultan,Pati Unus terkenal dengan keberaniannya
sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.pada 1521 Pati Unus
memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis.Pati Unus gugur dalam
pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan
Demak.
Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau “kemenangan yang
sempurna”.Kelak,Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia lalu Jakarta,ibu kota
Republik Indonesia.Saat menyerang Panarukan,Situbondo,yang saat itu dikuasai Kerajaan
14
Blambangan (Banyuwangi),pada 1546,terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana
terbunuh.
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono.Suksesi Sultan Trenggana yang
berlangsung mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus.Pangeran
Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan
Prawata yang merupakan putra Trenggana.Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto
dan menduduki kekuasaan.
Arya Penangsang menduduki tahta Demak setelah membunuh Sunan Prawata.Ia juga
menyingkirkan Pangeran Hadiri/Kalinyamat penguasa Jepara yang dianggap berbahaya bagi
kekuasaannya.Hal ini menyebabkan tidak senangnya pada adipati Demak,salah satunya
Hadiwijaya dari Pajang.
2.6.KERAJAAN PAJANG
Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan yang pernah berjaya dalam sejarah di Jawa
Tengah.Setelah masa kerajaan Hindu-Buddha berakhirlahir berbagai kerajaan-kerajaan Islam
yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia termasuk Jateng.Salah satu kerajaan Islam yang
pernah berdiri di Jateng adalah Kerajaan Pajang.Kerajaan ini mencatat sejarah penting pada
15
pendirian Kerajaan Mataram Islam yang berperan dalam pembagian wilayah Yogyakarta dan
Surakarta.
Kerajaan Pajang pertama kali didirikan setelah Kerajaan Demak runtuh pada tahun 1549.
Saat itu Kerajaan Demak mengalami kemunduran dan terjadi pemberontakan oleh Arya
Penangsang.Jaka Tingkir (keturunan dari kerajaan Pengging di Boyolali) yang mengabdi
kepada Kesultanan Demak berhasil menumpas pemberontakan tersebut dan membunuh Arya
Penangsang.Atas keberhasilannya tersebut,Jaka Tingkir kemudian menjadi pewaris tahta
Kerajaan Demak dan memindahkan pusat kerajaannya ke daerah Kartasura.
Pemindahan pusat kerajaan tersebut meruntuhkan Kerajaan Demak secara resmi dan
mengubahnya menjadi Kerajaan Pajang.Kemudian dengan restu dan dukungan para
Walisongo,Jaka Tingkir dinobatkan sebagai raja Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan
Hadiwijaya.
Kerajaan Pajang mencapai masa kejayaannya sejak kerajaan tersebut berdiri hingga masa
pemerintahan Sultan Hadiwijaya berakhir.Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajang
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga Madiun dan perbatasan Cirebon.Selain
itu,aspek ekonomi masyarakat Kerajaan Pajang juga sangat makmur.Sektor pertanian yang
menjadi sumber kehidupan mereka mengalami kemajuan pesat.Pajang bahkan menjadi
lumbung beras utama di Pulau Jawa.
Keruntuhan Kerajaan Pajang dimulai ketika Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal
pasca peperangan antara Pajang dan Mataram.Pasca kepemimpinannya,terjadi perebutan
takhta di antara putra Sultan Hadiwijaya,Pangeran Benawa dan menantunya,Arya
Pangiri.Arya Pangiri kemudian berhasil merebut tahta Kerajaan Pajang dan menyingkirkan
16
Pangeran Benawa ke luar kerajaan.Pada masa pemerintahannya,Arya Pangiri disibukkan
dengan membalas dendam kepada Mataram dan mengabaikan rakyatnya.
Pangeran Benawa tidak bisa diam mengetahui perilaku Arya Pangiri tersebut.Dengan
bantuan Sutawijaya dari Mataram,ia kemudian melancarkan serangan ke Kerajaan Pajang dan
berhasil mengalahkan Arya Pangiri.Pangeran Benawa kemudian dilantik sebagai raja
Pajang,namun hanya berlangsung singkat karena memilih untuk menjadi penyebar agama
Islam.Kepemimpinannya tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya yang kemudian
mengubah Kerajaan Pajang menjadi Kerajaan Mataram.
17
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Agama Islam masuk ke Nusantara pertama kali ke Perlak,dibawa oleh satu tim dakwah
dibawah pimpinan nakhoda Khalifah.Mereka terdiri dari orang-orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan.
Empat ulama besar Aceh:
(1).Hamzah Fansuri
(2).Samsuddin Sumatrani
(3).Nuruddin ar-Raniri
(4).Abdurrauf Singkel
Beberapa penyebab runtuhnya Kesultanan Aceh Darussalam:
(1).Tidak adanya pemimpin yang cakap setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda.
(2).Terjadi perpecahan internal antara kaum birokrat (bangsawan kerajaan) dengan kaum
agama.
(3).Banyak negeri taklukan yang memisahkan diri,termasuk Johor, Pahang, Perlak,
Minangkabau, Siak dan lainnya.
Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.Agama Islam
pertama kali masuk ke Indonesia melalui Sumatera sekitar abad ke-7.Setelah itu, ajaran Islam
mulai berkembang luas ke daerah-daerah lain,
Sebelum menjadi Kesultanan Demak merupakan sebuah Kadipaten di bawah Kekuasan
Majapahit.Demak sendiri saat itu lebih dikenal dengan nama Bintara atau Gelagah Wangi.
Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan yang pernah berjaya dalam sejarah di Jawa
Tengah.Setelah masa kerajaan Hindu-Buddha berakhirlahir berbagai kerajaan-kerajaan Islam
yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia termasuk Jateng.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik, (ed), Agama da11 Perobahan Sosiaf. Jakarta: CV Rajawali, 1983.
Ahmad, Zakaria, Sekitar Kerajaan Aceh Dalam Tahun 1520- 1675, Medan: Monora, 1972
Susilo, A., & Wulansari, R. (2019). Peran Raden Fatah Dalam Islamisasi di Kesultanan
Demak Tahun 1478–1518. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 19(1), 70-83.
Camila, Chinanti Safa, and Hudaidah Hudaidah. “Sejarah Kesultanan Pajang Masa
Pemerintahan Sultan Hadiwijaya (1549-1582).” SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan
Kajian Sejarah 4.1 (2022): 58-65.
19