MAKALAH
SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA
OLEH :
NAMA
NAUFAL FADHLURRAHMAN
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat
kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara
dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.
Makalah ini di susun dengan segala kemampuan dan semaksimal kami. Mungkin
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata
Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Pekanbaru , 09 – 04 – 2021
PENYUSUN
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
A. Profil Negara Indonesia.................................................................................................................5
B. Masuk nya Islam di Indonesia.......................................................................................................5
1. Teori India..................................................................................................................................5
2. Teori Arab..................................................................................................................................5
3. Teori Persia................................................................................................................................6
4. Teori Cina...................................................................................................................................6
C. Karakteristik islam di indonesia.....................................................................................................7
D. Hubungan islam dengan Negara....................................................................................................8
5
1. Teori India (Gujarat) Teori yang dicetuskan oleh G.W.J. Drewes yang lantas
dikembangkan oleh Snouck Hugronje, J. Pijnapel, W.F. Sutterheim, J.P.
Moquette, hingga Sucipto Wirjosuparto ini meyakini bahwa Islam dibawa ke
Nusantara oleh para pedagang dari Gujarat, India, pada abad ke-13 Masehi. Kaum
saudagar Gujarat datang melalui Selat Malaka dan menjalin kontak dengan orang-
orang lokal di bagian barat Nusantara yang kemudian melahirkan Kesultanan
Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Salah satu bukti
yang mendukung teori ini adalah ditemukannya makam Malik As-Saleh dengan
angka 1297. Nama asli Malik As-Saleh sebelum masuk Islam adalah Marah Silu.
Ia merupakan pendiri Kesultanan Samudera Pasai di Aceh.
2. Teori Arab (Mekah) ini didukung oleh J.C. van Leur, Anthony H. Johns, T.W.
Arnold, hingga Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka. Menurut Buya
Hamka, Islam sudah menyebar di Nusantara sejak abad 7 M. Hamka dalam
bukunya berjudul Sejarah Umat Islam (1997) menjelaskan salah satu bukti yang
menunjukkan bahwa Islam masuk ke Nusantara dari orang-orang Arab. Bukti
yang diajukan Hamka adalah naskah kuno dari Cina yang menyebutkan bahwa
sekelompok bangsa Arab telah bermukim di kawasan Pantai Barat Sumatera pada
625 M. Di kawasan yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya itu juga ditemukan
nisan kuno bertuliskan nama Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M. Teori dan
bukti yang dipaparkan Hamka tersebut didukung oleh T.W. Arnold yang
menyatakan bahwa kaum saudagar dari Arab cukup dominan dalam aktivitas
6
disebut Wali Songo. Dalam buku Sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna
diungkapkan, Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Raja
Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina yang telah masuk Islam. Raden
Patah yang memiliki nama Cina, Jin Bun, memimpin Demak bersama Wali Songo
sejak 1500 M.
Azyumardy Azra menyebutkan bahwa watak islam di Indonesia pada dasarnya lebih
damai, ramah dan toleran. Azyumardy menambahkan hal ini terjadi karena perbedaan metode
penyebaran islam di Indonesia dan wilayah lainnya seperti di Afrika, Eropa dan lain-lain,
yang disebut “FUTUH” atau “pembebasan” yang dalam praktiknya sering menggunakan
kekuatan militer.
Hal ini apabila dilihat dari sudut pandang sejarah, bahwa dalam penyebaran agama
islam yang dilakukan oleh para pedagang maupun para Wali baik terhimpun di dalam Wali
Songo, maupun yang tidak, mereka menyebarkan islam melalui pendekatan kebudayaan
Nusantara. Misalnya saja Sunan Bonang yang memiliki nama asli Raden Maulana Makhdum
Ibrahim Asmara, menyebarkan islam dengan menggunakan alat musik Bonang (alat musik
khas Jawa) yang sampai sekarang masih dapat disaksikan. Beliau juga menciptakan lagu
yang sampai sekarang masih sering diperdengarkan yakni “Tomba Ati”. Kemudian juga
8
Jadi dalam memandang peristiwa sejarah ini maka, tidak heran apabila kita melihat
banyak sekali perbedaan antara kebudayaan islam di Timur tengah dengan kebudayaan islam
di Nusantara, karena itu tadi, dalam proses penyebarannya memang menggunakan
pendekatan kebudayaan. Intinya bahwa islam di Indonesia memberikan contoh yang baik
bagaimana sebuah agama dapat berkembang dam masyarakat yang plural dan multi etnis. Di
tengah-tengah perbedaan itu, islam di Indonesia mengadopsi budaya lokal untuk memperkaya
khasanah pengalaman keislamannya. Sehingga tidak mengherankan jika islam di Indonesia
mempunyai variasi karakter keislaman yang khas; ada Aceh, Jawa, Bugis, Mandar, Banten,
Sunda dan lain sebagainya.
Satu bukti nyata dari sikap kenegaraan sejati kenegarawannya Rasulullah dalam Piagam
Madinah yang 46 pasal itu kita tidak akan menemenukan kata-kata Islam, bahkan jika kita
melihat dari segi hukum Piagam Madinah ini masuk ke dalam syariah, bukan fiqh.
Di Indonesia, hukum Islam tidak bisa dimatikan dalam sistem hukum kenegaraan
kita.”kita akan kaji bahwa Islam tidak pernah meninggalkan negara. Dalam konteksnya,
terdapat 3 pandangan posisi agama dan negara yaitu;
9
Pertama, agama tidak mendapat tempat sama sekali dalam kehidupan bernegara.
Agama dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya bagaikan candu bagi masyarakat. Agama
dipandang sebagai ilusi belaka yang diciptakan kaum agamawan yang berkolaborasi dengan
penguasa borjuis, dengan tujuan untuk meninabobokkan rakyat sehingga rakyat lebih mudah
ditindas dieksploitir dan. Agama dianggap khayalan, karena berhubungan dengan hal-hal
ghaib yang non-empirik. Segala sesuatu yang ada, dalam pandangan ini, adalah benda
(materi) belaka. Inilah pandangan ideologi Komunisme-Sosialisme, yang menganut ideologi
serupa- sudah bermetamorfosis menjadi kapitalisme.
Kedua, Agama Terpisah dari Negara. Pandangan ini tidak menafikan agama, tetapi
hanya menolak peran agama dalam kehidupan publik. Agama hanya menjadi urusan pribadi
antara manusia dengan Tuhan, atau sekedar sebagai ajaran moral atau etika bagi individu,
tetapi tidak menjadi peraturan untuk kehidupan bernegara dan bermasyarakat, seperti
peraturan untuk sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, dan sebagainya.
Ketiga, Agama Tidak Terpisah dari Negara, sebab agama mengatur segala aspek
kehidupan, termasuk di dalamnya aspek politik dan kenegaraan. Agama bukan sekedar
urusan pribadi atau ajaran moral yang bersifat individual belaka, melainkan pengatur bagi
seluruh interaksi yang dilakukan oleh manusia dalam hidupnya, baik interaksi manusia
dengan Tuhan, manusia dengan dirinya sendiri, maupun manusia yang satu dengan manusia
yang lain. Keberadaan negara bahkan dipandanng sebagai syarat mutlak agar seluruh
peraturan agama dapat diterapkan. Inilah pandangan ideologi Islam, yang pernah diterapkan
sejak Rasulullah Saw. berhijrah dan menjadi kepala negara Islam di Madinah