Anda di halaman 1dari 14

Tugas Akhir

TEKNIK ASEPTIK ANTISEPTIK PETUGAS KAMAR OPERASI DENGAN IRISIKO


INFEKSI LUKA OPERASI PADA
PASIEN BEDAH MAYOR

Oleh:
Vinil Kiran Kalaichelvan, S.ked 04084882225004

Pembimbing:
dr. Herry Rahardjo, SpB
dr. Eka Febri, M.Bmd

DEPARTEMEN TUGAS AKHIR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

TEKNIK ASEPTIK ANTISEPTIK PETUGAS KAMAR OPERASI DENGAN IRISIKO


INFEKSI LUKA OPERASI PADA
PASIEN BEDAH MAYOR

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar pada Program Studi
Profesi Dokter Fakultas Kedokteran di Universitas Sriwijaya.

Oleh:
Vinil Kiran Kalaichelvan, S.Ked 04084882225004

Pembimbing I
dr. Henry Rahardjo, Sp.B
NIP. (............................................)

Pembimbing II
dr. Eka Febri, M.Bmd.
NIP. (............................................)

Koordinator Stase Tugas Akhir

Dr. Iche Andriyani Liverty, SKM.,


M.Kes (NIP. 19900207201510421

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Profesi


Dokter

dr. Mayang Indah Lestari, Sp.An-


Ti(K) NIP. 19850925201012205
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Systematic Review
yang berjudul “Teknik Aseptik Antiseptik Petugas Kamar Operasi Dengar
Risiko Infeksi Luka Operasi Pada Pastine Bedah Mayor ” Telaah literatur
ini dibuat untuk memenuhi tugas yang merupakan salah satu syarat dari sistem
pembelajaran kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Henry Rahardjo, Sp.B dan
dr. Eka Febri, M.Bmd selaku pembimbing saya yang telah membimbing dalam
penulisan dan penyusunan systematic review ini, serta semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya telaah jurnal ini.
Penulis menyadari bahwa telaah literatur ini masih memiliki kekurangan
dan kesalahan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan telaah literatur di masa mendatang. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, November 2023

Vinil Kiran Kalaichelvan, S.Ked.


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Vinil Kiran Kalaichelvan


NIM : 04084882225004
Program Studi : Profesi DokterUmum
Fakultas : Fakultas Kedokteran
Jenis karya : Systematic Review

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Sriwijaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Teknik Aseptik Antiseptik Petugas Kamar Operasi Dengar Risiko Infeksi Luka
Operasi Pada Pastine Bedah Mayor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Bagian IKM-IKK pada Program Studi Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan
tugas mandiri saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta
dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Palembang, November 2023


Yang menyatakan

Vinil Kiran Kalaichelvan, S.Ked


ABSTRAK

The Anteptic Antiseptic Techniques of the Operating Room Operators with the Risk
of Surgical Wound Infection in Major Surgical Patients
(Vinil Kiran Kalaichelvan, Henry Rahardjo, Eka Febri)
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Abstract: The aseptic antiseptic technique is based on the assumption that the infection originates
from the outside, which then enters the body. This study aims to determine the association of
anteptic antisep- tic techniques of the operating room operators with the risk of surgical wound
infection in major surgical patients at RSUD Ngudi Waluyo. The design used in this research is
descriptive analytic. The subjects of the study consisted 30 respondents. Sampling using
Nonprobability Sampling. The results showed that the action of aseptic-antiseptic technique was
largely in accordance with the 68% proce- dure. Then the incidence of risk of surgical wound
infection in major surgical patients is 8 (27%) of respondents. Then the result of PLS test (partial
least squares) found a significant correlation between aseptic antiseptic action with risk of wound
infection of operation has coefficient of lane equal to - 0,361. Where the relation is significant (t =
1,279; p 0,006 <0,05).

Keywords: aseptic antiseptic actions, risk of surgical wound infection

Teknik Aseptik Antiseptik Petugas Kamar Operasi Dengar Risiko Infeksi


Luka Operasi Pada Pastine Bedah Mayor
(Vinil Kiran Kalaichelvan, Henry Rahardjo, Eka Febri)
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Abstrak: Teknik aseptik antiseptik didasarkan pada pengandaian bahwa infeksi berasal dari luar,
yang kemudian masuk ke dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik
aseptik antiseptik petugas kamar operasi dengan risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah
mayor di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Desain yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif
analitik. Subyek penelitian terdiri dari 30 responden. Pengambilan sampel menggunakan
Nonprobability Sampling. Hasil penelitian menunjukkan Tindakan teknik aseptik-sebagian besar
sesuai dengan prosedur 68%. Kemudian kejadian risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah
mayor yaitu 8 (27%) responden . Kemudian hasil uji PLS (partial least squares) didapatkan
hubungan yang signifikan antara tindakan aseptik-antiseptik dengan risiko infeksi luka operasi
memiliki koefisien jalur sebesar -0,361. Dimana hubungan nya adalah signifikan (t = 1,279; p
0,006 < 0,05).

Kata Kunci: tindakan aseptik-antiseptik, risiko infeksi luka operasi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................... iv
ABSTRAK...................................................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN 1
II. ANALISIS MASALAH 1
III. KETERANGAN 2
IV. KESIMPULAN 8
V. DAFTAR PUSTAKA 9
TEKNIK ASEPTIK ANTISEPTIK PETUGAS KAMAR OPERASI
DENGAN IRISIKO INFEKSI LUKA OPERASI PADA
PASIEN BEDAH MAYOR

Vinil Kiran Kalaichelvan, Henry Rahardjo, Eka Febri

I. PENDAHULUAN

Tindakan operasi merupakan tindakan invasif yang sering dilakukan untuk memberikan
pertolongan pasien selain tindakan pengobatan. Bedah atau operasi merupakan tindakan
pembedahan cara dokter mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan
dengan obat-obatan sederhana (Potter, 2009). Infeksi luka operasi atau Surgical Site In-
fection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi disepanjang jalur pembedahan setelah
dilakukan operasi, SSI merupakan salah satu komplikasi tindakan pembedahan (Yuwono,
2013). Persiapan kulit klien sebelum pembedahan penting untuk mencegah infeksi luka
operasi, Langkah prosedur yang terinci dalam pelaksanaan scrubbing, pemakaian baju
bedah, pemakaian sarung tangan, persiapan kulit, dan pemasangan duk atau drapping
Persiapan kulit klien sebelum pembedahan penting untuk mencegah infeksi luka operasi,
langkah prosedur yang terinci dalam pelaksanaan scrubbing, pemakaian baju bedah,
pemakaian sarung tangan, persiapan kulit, dan pemasangan duk atau drapping
(Gruendemann, 2006).

Teknik aseptik-antiseptik didasarkan pada pengandaian bahwa infeksiberasal dari luar,


yang kemudian masuk ke dalam tubuh. Untuk mencegahnya terjadinya infeksi, harus
dipastikan bahwa setiap prosedur yang dikerjakan sedemikian rupa agar bakteri tidak masuk.
Prosedur dikerjakan di daerah steril dimana semua bakteri telah dimusnahkan, termasuk
bakteri yang berada di kulit penderita. Semua instrument, benang, serta cairan yang dipakai
di amankan terlebih dahulu. Tangan ahlibedah harus dibersihkan dari bakteri dan ditutupi
dengan sarung tangan karet (Buerk, 2006).
Di Perancis kejadian Surgical Site Infec- tion (SSI) mencapai 0,6-8,8% sesuai jenis
pembedahan dan kontaminasinya (Anderson, 2008). Penelitian di Vietnam melaporkan
insiden Surgical Site Infection (SSI) 10,9% dari 697 pasien (Singhal, 2008). Data yang ada
di RSUD Ngudi Waluyo pada tanggal 21 November 2016 didapatkan hasil pada bulan
September-Novem- ber jumlah pasien dengan operasi mayor pada Bulan September 115
operasi, Oktober 127 operasi, November 142 operasi dan pasien dengan infeksi luka operasi
pada Bulan Septem- ber 3 (tiga) infeksi post operasi sectio caesare, Oktober tidak ada,
1
November tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik aseptik
antiseptik petugas kamar operasi dengan risiko infeksi luka operasi pada pasien operasi
mayor di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

II. ANALISIS MASALAH

1. Judul dan Identifikasi Penelitian:


-Judul artikel mencerminkan fokus penelitian yang berkaitan dengan teknik aseptik antiseptik
dan risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah mayor.
-Identifikasi penelitian mencakup nama peneliti, afiliasi institusi, alamat, dan kontak email,
memberikan informasi penting untuk menghubungi atau merujuk ke peneliti.

2. Abstrak:
-Abstrak memberikan gambaran singkat tentang tujuan penelitian, desain, subjek penelitian,
dan hasil utama.
-Menggambarkan hubungan positif antara teknik aseptik antiseptik dan risiko infeksi luka
operasi, disertai dengan hasil statistik yang mendukung.

3. Pendahuluan:
-Menyajikan konteks penting tentang tindakan operasi sebagai intervensi medis yang umum
dilakukan.
-Menjelaskan bahwa infeksi luka operasi adalah komplikasi serius dan perlu ditanggulangi. -
Memberikan alasan untuk pentingnya teknik aseptik antiseptik dalam mencegah infeksi luka
operasi.

4. Metode Penelitian:
-Mendeskripsikan desain penelitian sebagai deskriptif analitik dengan pendekatan
eksplanatori.
-Menggunakan Nonprobability Sampling dengan jumlah responden sebanyak 30.
-Menerapkan observasi untuk mengumpulkan data terkait teknik aseptik antiseptik dan risiko
infeksi luka operasi.
-Menggunakan uji statistik PLS untuk menganalisis hubungan antara variabel.

5. Hasil Penelitian:
2
-Menyajikan hasil penelitian terkait tingkat kesesuaian teknik aseptik antiseptik dengan
standar operasional prosedur.
-Menggambarkan tingkat risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah mayor.
-Menunjukkan hubungan yang signifikan antara teknik aseptik antiseptik dan risiko infeksi
luka operasi.

6. Pembahasan:
-Membahas temuan utama, termasuk faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan teknik
aseptik antiseptik.
-Mengaitkan hasil penelitian dengan literatur terkait.
-Menyoroti implikasi praktis dari temuan penelitian dan kemungkinan langkah-langkah
perbaikan.

7. Kesimpulan:
-Merangkum temuan utama yang mendukung atau menolak hipotesis penelitian.
-Menekankan pentingnya memahami dan meningkatkan teknik aseptik antiseptik dalam
konteks pencegahan infeksi luka operasi.

8. Rekomendasi:
-Menganjurkan tindakan perbaikan berdasarkan temuan penelitian, seperti peningkatan
pengawasan, pelatihan, atau perubahan kebijakan.
-Merinci area yang perlu ditingkatkan dalam praktik teknik aseptik antiseptik.

9. Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan:


-Kekuatan: Desain penelitian yang rinci, penggunaan uji statistik, dan keterkaitan temuan
dengan praktik klinis.
-Kelemahan: Ukuran sampel yang kecil, faktor-faktor potensial yang tidak dipertimbangkan,
dan hasil yang mungkin dipengaruhi oleh variabel lain.

10. Implikasi dan Peluang Penelitian Lanjutan:


-Menguraikan implikasi praktis dari penelitian dan cara meningkatkan praktik teknik aseptik
antiseptik.
-Mengidentifikasi peluang penelitian lanjutan untuk mendalami topik atau mengatasi
kelemahan penelitian ini.
3
11. Keseluruhan Evaluasi:
-Artikel memberikan kontribusi pada pemahaman tentang hubungan antara teknik aseptik
antiseptik dan risiko infeksi luka operasi.
-Rekomendasi praktis dan implikasi kebijakan dapat memberikan kontribusi pada perbaikan
kualitas pelayanan di ruang operasi.
-Kelemahan, seperti ukuran sampel kecil, perlu diakui dan dapat dijadikan dasar untuk
penelitian lebih lanjut.

III. KETERANGAN

Judul Artikel:
"Teknik Aseptik Antiseptik Petugas Kamar Operasi dengan Risiko Infeksi Luka Operasi pada
Pasien Bedah Mayor”

Penulis:
Joko Pitoyo, Isnaeni DTN, Miftachul Isnandar (Poltekkes Kemenkes Malang)

Afiliasi Institusi:
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl Besar Ijen No. 77C Malang

Kontak Penulis:
Email: jokpit22@gmail.com

Tujuan Penelitian:
Menilai hubungan antara teknik aseptik antiseptik petugas kamar operasi dengan risiko infeksi
luka operasi pada pasien bedah mayor di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Metode Penelitian:
-Desain penelitian: Deskriptif Analitik
-Jumlah Responden: 30
-Metode Sampling: Nonprobability Sampling
-Alat Analisis: Partial Least Squares (PLS)

Hasil Utama:
4
-Sebanyak 68% tindakan teknik aseptik antiseptik dilakukan sesuai standar prosedur.
-27% dari total responden mengalami risiko infeksi luka operasi.
-Sectio caesareae (SCTP) memiliki risiko infeksi luka operasi tertinggi (31%).

Temuan Penting:
-Terdapat hubungan signifikan antara teknik aseptik antiseptik dan risiko infeksi luka operasi.
-Faktor lain seperti kebersihan kulit dan penerapan tindakan steril memainkan peran penting
dalam mencegah infeksi.

Implikasi Praktis:
-Pentingnya peningkatan pengawasan dan kepatuhan terhadap prosedur teknik aseptik
antiseptik.
-Relevan untuk perbaikan kebijakan dan praktik di ruang operasi guna meningkatkan
keselamatan pasien.

Rekomendasi:
-Peningkatan pelatihan petugas kamar operasi terkait teknik aseptik antiseptik.
-Evaluasi dan perbaikan kebijakan di ruang operasi untuk meminimalkan risiko infeksi.

Kesimpulan:
-Artikel menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara teknik aseptik antiseptik
petugas kamar operasi dengan risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah mayor.

Catatan:
Artikel ini memberikan wawasan penting terkait praktik teknik aseptik antiseptik di ruang
operasi dan memberikan dasar untuk perbaikan dalam upaya pencegahan infeksi luka operasi.
Perlu diperhatikan bahwa ukuran sampel yang kecil dapat mempengaruhi generalisabilitas
temuan.

5
IV. KESIMPULAN

Penelitian ini memberikan wawasan yang penting mengenai hubungan antara teknik
aseptik-antiseptik yang diterapkan oleh petugas kamar operasi dengan risiko infeksi luka
operasi pada pasien bedah mayor di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Dalam rangka menjaga
keberhasilan tindakan bedah, pemahaman dan penerapan teknik aseptik-antiseptik yang tepat
oleh petugas kamar operasi memegang peranan krusial.
Temuan utama penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar tindakan aseptik-
antiseptik dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (68%), meskipun masih
terdapat tindakan yang tidak sesuai (32%). Meskipun demikian, risiko infeksi luka operasi
pada pasien bedah mayor masih cukup tinggi, mencapai 27%. Jenis operasi tertentu, seperti
sectio caesareae (SCTP), memiliki tingkat risiko infeksi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis operasi lainnya.
Analisis statistik menggunakan PLS menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara tindakan aseptik-antiseptik dengan risiko infeksi luka operasi. Meski demikian,
variabel gowning dalam tindakan aseptik-antiseptik menunjukkan hasil yang lemah,
menunjukkan potensi perbaikan yang diperlukan dalam praktik ini.
Rekomendasi untuk peningkatan kepatuhan terhadap prosedur aseptik-antiseptik dan
pengawasan yang lebih ketat di kamar operasi mungkin dapat mengurangi risiko infeksi luka
operasi. Faktor lain seperti derajat kelas luka, lama rawat inap, dan durasi tindakan bedah juga
perlu diperhatikan dalam upaya menyeluruh untuk mengurangi insiden infeksi luka operasi.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
praktik aseptik-antiseptik dan risiko infeksi luka operasi, dengan harapan hasilnya dapat
membimbing perbaikan prosedur dan meningkatkan keselamatan pasien di ruang operasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anaya, D.A., Dellinger, P.E., (2008). Surgical complications. Dalam: Townsend, C.M.,
Beauchamp, R.D., Evers, B.M., Mattox, K.L. Sabiston Textbook of Surgery The Biological
Basis of Modern Surgical Prac- tice. 18th ed. Philadelphia: Saunders, pp. 328-334. (Online) di
akses 20 Oktober 2016

Arif dan Kumala. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Jakarta: Salemba Medika

Barbara. (2006). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Vol. 1, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 vol- ume 2.
Jakarta : EGC.

Buerk. (2006). Buku Saku Keterampilan Dasar Ilmu Bedah. Tangerang: Binarupa Aksara
Publishing

Carpenito.L.J. (2012). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Praktik Klinik, Edisi 6. Jakarta: Buku
Kedokteran ECG

Grundemann. B.J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Vol. 1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Hinchliff, Sue. (2003). Kamus Keperawatan edisi 17. Jakarta: EGC

Marsaoly. (2016). Naskah Pulikasi Infeksi Luka Post Operasi, Yogyakarta: UMY

Mitchell & Cotran. (2003). Acute and chronic inflammation. Dalam S. L. Robbins & V.
Kumar, Robbins Basic Pathology (7th ed.) (pp33-59). Philadelphia: Elsevier Saunders.
(Online) di akses 20 Oktober 2016

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2009.


Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba
medika.

7
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7.
Jakarta: Salemba Medika.

Yuwono (2013), Pengaruh Beberapa Faktor Risiko Terhadap Kejadian Surgical site in-
fection (SSI) Pada Pasien Laparotomi Emergensi. Jambi Medical Journal, (Online) di akses 20
Okteber 2016

Anda mungkin juga menyukai