Anda di halaman 1dari 20

RESUME MATERI MAKALAH MANAJEMEN

 Manajemen Kurikulum
1. Konsep Dasar Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan proses mendayagunakan semua unsur manajemen
dalam rangka memaksimalkan tujuan kurikulum pendidikan yang dilaksanakan di lembaga
pendidikan. Maka diperlukan kerjasama untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Atau dapat tegaskan bahwa manajemen kurikulum
merupakan suatu sistem yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam upaya
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya manajemen kurikulum
harus berkembang sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Lingkup manajemen kurikulum meliputi
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Manajemen Dan Personil Satuan Pendidikan Dalam
Manajemen Kurikulum
Tugas dan fungsi personil satuan Pendidikan:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pengelola sekolah dan harus bertanggung jawab
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan atau perbaikan
program pengajaran sekolah. Fungsi kepala sekolah disebut supervisi kurikulum.
Supervisi kurikulum mengacu pada segala upaya dalam bentuk pemberian
bantuan, bimbingan, motivasi, nasehat dan arahan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Wakil kepala sekolah
Tugas dan fungsi wakil kepala sekolah urusan kurikulum, adalah sebagai berikut:
a) Menyusun program kerja bidang kurikulum
b) Memberdayakan guru agar mampu menyediakan dokumen-dokumen
kurikulum
c) Mengkoordinasikan penyusunan dan revisi kurikulum tingkat satuan
Pendidikan
d) Memfasilitasi guru untuk mengembangkan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran.
e) Membantu kepala sekolah dalam pembagian tugas mengajar guru
f) Menyusun peraturan akademik
g) Menyusun kalender Pendidikan
h) Membuat jadwal pembelajaran
i) Memfasilitasi guru untuk menyusun administrasi pembelajaran setiap mata
Pelajaran
j) Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap
mata Pelajaran
k) Memfasilitasi guru dalm mengembangkan dan memperbaiki proses
pengajaran
3. Komite Sekolah
Menurut (Compri, 2014:368), fungsi komite sekolah antara lain sebagai
berikut:
a) Memberi pertimbangan (advisory agency), dalam memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekolah serta menentukan, melaksanakan
kebijakan pendidikan.
b) Mendukung (supporting agency), kerjasama sekolah dalam masyarakat
baik secara finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan.
c) Mengontrol (controling agency), kerjasama sekolah dengan masyarakat
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggara pendidikan.
4. Bagian Perpustakaan
Berikut tanggung jawab pokok seorang pustakawan, yaitu:
a) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka menyusun rencana
operasional pengembangan koleksi.
b) Mengumpulkan data dalam rangka survei minat pemakai
c) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka menyusun rencana
operasional pengolahan bahan pustaka.
d) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka
e) Merawat bahan pustaka dalam rangka pencegahan.
f) Melakukan pelayanan perpustakaan
g) Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan
informasi.
5. Guru
Sebagai tenaga profesional pekerjaan guru hanya dapat di lakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,kompetensi, dan sertifikat
pendidikan sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan
tertentu kedudukan guru sebagai agen pembelajaran antara lain sebagai
fasilitator,motivator,pemacu ,perekayasa pendidikan dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik
6. Administrasi sekolah
Administrasi sekolah memiliki tugas pokok yaitu:
a) melayani pelaksaan pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu
organisasi
b) menyediakan keterangan keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu
untuk membuat Keputusan
c) membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan
4. Tahapan-Tahapan Manajemen Kurikulkum Dalam Satuan Pendidikan
a) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester atau catatatan
harian, mingguan, dan bulanan. Selain itu, ada juga peogram bimbingan dan
konseling atau program remedial.
b) Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
arah yang lebih baik.
c) Evaluasi proses yang di laksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum atau
semester serta penilaiaan akhir formatif dan sumilatif mencakup penilaiaan
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaan kurikulum.
5. Perencanaan dalam manajemen kurikulum.
A. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Kurikulum
1. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola
perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Perencanaan Kurikulum
B. Perencanaan Manajemen Kurikulum
1. Organisasi Kurikulum. Orgaisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan
bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid – murid.
2. Model Perencanaan Kurikulum
a) Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional Tyler
b) Model Interaktif Rasional (The rasional-interactive model)
c) The Disciplines Model,
d) Model tanpa perencanaan (non planning model),
3. Proses atau Langkah – Langkah Perencanaan Kurikulum
a) Menentukan tujuan
b) Memilih pengalaman – pengalaman pendidikan (belajar)
c) Menentukan materi pelajaran
d) Organisasi dan Intregasi point (b) dan (c)
e) Evaluasi terhadap efektifitas langkah – langkan perencanaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4. Kegiatan – Kegiatan Manajemen Kurikulum
1. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru, Kegiatan ini meliputi
1) Pembagian tugas mengajar
2) Pembagian tugas / tanggung jawab dalam membina ekstra kurikuler.
3) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
2. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, meliputi:
1. Menyusun jadwal Pelajaran
2. Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu.
3. Pengisian daftar kemajuan murid.
4. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5. Laporan hasil evaluasi.
6. Kegiatan bimbingan penyuluhan.
7. Asas – Asas Perencanaan Kurikulum
5. Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yaitu :
a. Objektivitas
b. Keterpaduan
c. Manfaat
d. Efesiensi dan Efektifitas
e. Kesesuaian
f. Keseimbangan
g. Kemudahan
h. Berkesinambungan
i. Pembakuan
j. Mutu
6. Sifat Perencanaan Kurikulum
1. Bersifat stategis
2. Bersifat Komprehensif
3. Bersifat Integratif
4. Bersifat Realistik
5. Bersifat Humanistik
6. Bersifat Fluralistik
7. Bersifat Dentralistik
7. Fungsi Perencanaan Kurikulum.
1. Sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan
sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang pendidikan, biaya dan sarana yang
diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi untuk mencapai tujuan
managemen yang telah dirancang sebelumnya.
2. Sebagai alat atau penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk
menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai
hasil optimal.
6. Evaluasi manajemen kurikulum pada satuan Pendidikan.
a. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dan evaluasi pendidikan memiliki ciri khas yang tak terpisahkan.
Ciri khas ini terlihat dalam berbagai definisi yang muncul untuk merujuk pada konsep
yang sama.
b. Evaluasi Manajemen Kurikulum
Evaluasi menitikberatkan pada usaha untuk mengukur sejauh mana perubahan terjadi
dalam pencapaian hasil belajar. Hasil belajar ini umumnya diukur melalui tes.
c. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
1. Tujuan tertentu
2. Harus bersifat obyektif
3. Harus bersifat komprehensif
4. Kooperatif dan berbertanggung jawab dalam perencanaan.
5. Efisien
6. Berkesinambungan
d. Komponen-Komponen Kurikulum
1. Tujuan
2. Isi dan struktur kurikulum
3. Strategi pelaksanaan
4. Komponen evaluasi
7. Inovasi dalam implementasi manajemen kurikulum.
Inovasi adalah suatu perubahan baru untuk menuju kearah perbaikan yang terencana
(tidak kebetulan). Inovasi dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Indonesia
mengalami 11 kali pergantian kurikulum dimulai dari kurikulum 1947 sampai dengan saat
ini yaitu kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum inilah yang disebut inovasi dalam
kurikulum, yang mana setiap kurikulum dirancang untuk sebuah perbaikan yang
menyesuaikan perubahan dan kebutuhan dalam pendidikan.
 Dari segi bentuk kurikulum mengalami inovasi dari tahun 1947 hingga saat ini,
berikut perubahan-perubahan kurikulum dari masa awal kemerdekaan hingga saat ini
1. Kurikulum 1947 “Rentjana pelajaran 1947” (17 tahun)
2. Kurikulum 1952 “Rentjana Pelajaran terurai 1952”.
3. Kurikulum 1964 Rentjana Pendidikan 1964 (4 tahun)
4. Kurikulum 1968 “Kurikulum Sekolah Dasar” (6 tahun)
5. Kurikulum 1974 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1 tahun)
menjadi kurikulum tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar (9 tahun).
6. Kurikulum 1984 “Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif” (KCBSA) (10 tahun)
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)” (2 tahun)
9. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)” (7 tahun)
10. Kurikulum 2013 “kurtilas” (9 tahun)
11. Kurikulum Merdeka
 Dari sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar mengajar
yang baru, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, dan belajar
tuntas, hingga P5.
 Dari sisi sosiologis timbul masalah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern
yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncul suatu inovasi kurikulum.
 Dari sisi IPTEK, dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat maka
kurikulum juga harus mengikuti agar pembelajaran semakin optimal sesuai dengan
perkembangan zaman.

 Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen
sekolah yang memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan
manajemen sekolah.
2. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program
kesiswaan
2. Penerimaan peserta didik
3. Orientasi siswa baru
4. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah
5. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta
didik
6. Mengatur kenaikan tingkat siswa
7. Mengatur siswa yang mutasi dan drop out
8. Mengatur kode etik dan disiplin siswa
9. Mengatur layanan siswa yang meliputi: Layanan kepenaschatan, Layanan bimbingan
dan konseling siswa, Layanan kesehatan baik fisik maupun mental, Layanan kafetaria,
Layanan koperasi, Layanan perpustakaan, Layanan laboratorium, Layanan asrama,
Layanan transportasi.
10. Mengatur organisasi siswa yang meliputi: Organisasi pramuka di sekolah, Klub olah
raga, Klub kesenian, Kelompok studi, Pringatan hari besar.
3. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
siswa.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai
cita-cita mereka.
4. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya,
Keluarga dan lingkungan sosial (sekolah dan masyarakat).
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi,
kesenangan dan minatnya.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa
sejahtera dalam hidupnya.
5. Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek.
2. Ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual. sosial ekonomi, minat dan
seterusnya.
3. Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
ranah afektif, dan psikomotor.
6. Tugas Manjemen
Untuk mewujudkan tujuan manajemen kesiswaan, sedikitnya memiliki tiga tugas
utama yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penerimaan Murid Baru
2. Pencatatam Murid
3. Tata Tertib
7. Implementasi Manajemen Kesiswaan Di Sekolah
Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen
kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu kegiatan penerimaan
siswa, pembinaan siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
melalui program di sekolah.
8. Peran Guru Dalam Manajemen Kesiswaan
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:
1. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian.
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi.
5. Pembinaan Siswa.
6. Promosi dan mutasi.

 Manajemen Personalia
1. Pengertian Manajemen Personalia
a. Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia ialah bagian manajemen yang memperhatikan orang- orang dalam
organisasi,yang merupakan salah satu sub bab sistem manajemen. Sedangkan menurut Edwin
B. Flippo (1996) manajemen personalia adalah perencanaan, pengroganisasian, pengarahan,
dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai
sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
2. Ruang Lingkup Manajemen Personalia
1) Perencanaan Pegawai
2) Pengadaan (Perekrutan)
3) Pembunaan dan Pengembangan Pegawai
4) Promosi dan Mutasi
5) Pemberhentian Pegawai
6) Kompensansi
7) Penilaian Pegawai
3. Tujuan Manajemen Personalia
1) Memungkinkan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang kompeten,
dapat diandalkan dan termotivasi.
2) Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi karyawannya.
3) Mengembangkan sistem kerja yang berkinerja tinggi, termasuk prosedur rekrutmen dan
seleksi yang ketat, sistem penghargaan dan insentif berbasis kinerja, pengembangan
kepemimpinan dan kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan
individu.
4) Mengembangkan praktik manajemen yang berkomitmen yang mengakui bahwa pemangku
kepentingan pendidikan dan pelatihan adalah pemangku kepentingan penting dalam
perusahaan dan menumbuhkan iklim kolaborasi dan kepercayaan.
5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
4. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Tenaga Pendidik (Guru)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan pasal 171 Pendidik mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
b. Konselor, sebagai pendidik profesional, memberikan pelayanan konseling kepada
peserta didik pada jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
c. Guru pembimbing khusus, sebagai pendidik profesional, mengajar, mendidik,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang memiliki kelainan pada pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, dan/atau pendidikan keagamaan pada pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, dan/atau Pendidikan keagamaan.
2. Komite Sekolah
Tugas komite sekolah adalah mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga sekolah dan kegiatan-
kegiatan yang ada di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus bekerja dengan alat-alat
manajemen tenaga kependidikan seperti daftar hadir, penempatan, CV, buku tenaga kerja
dan daftar staf.
5. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan
Pegawai lembaga pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan jabatan mereka,
yaitu:
1) Tenaga Struktural
2) Tenaga Fungsional
3) Tenaga Teknis Kependidikan

 Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Sarana dan Sarana Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu bagian kajian dalam
administrasi sekolah, atau administrasi pendidikan dan sekaligus menjadi bidang garapan kepala
sekolah selaku administrator sekolah. Secara sederhana, manajemen sarana dan prasarana
pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan
pendidikan secara efektif dan efesien.
2. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
(Bafadal, 2014:5) Bafadal menjabarkan tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut:
1) Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan
yang rinci dan cermat
2) Memastikan bahwa sarana dan prasarana sekolah digunakan dengan tepat dan efisien.
3) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah agar selalu ada dan tersedia saat
dibutuhkan oleh semua pemangku kepentingan sekolah.
3. Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Prinsip manajemen sarana dan prasarana Pendidikan menurut (bafadal, 2003) adalah sebagai
berikut:
1) Prinsip Pencapaian Tujuan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya
dilakukan untuk memastikan bahwa fasilitas sekolah selalu siap untuk digunakan oleh semua
siswa.
2) Prinsip Efisiensi. Semua tindakan yang berkaitan dengan pengadaan saran dan prasarana
sekolah harus dilakukan dengan perencanaan yang cermat untuk mendapatkan fasilitas
berkualitas tinggi dengan harga yang relatif murah.
3) Prinsip Administratif. Prinsip administratif berarti bahwa pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan dilakukan dengan memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan
pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab. Dalam pengorganisasi sarana dan prasarana pendidikan,
semua tugas dan tanggung jawab personil sekolah yang terlibat perlu didokumentasikan
dengan jelas untuk memastikan pengelolaan yang efektif.
5) Prinsip Kekohesifan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan harus diintegrasikan ke
dalam proses kerja sekolah yang kompak.
1) Ergonomis: Fasilitas sekolah harus dirancang dengan konsep ergonomis untuk menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman.
2) Masa Pakai: Sarana dan prasarana sekolah harus tahan lama agar kualitasnya tetap baik.
3) Pemeliharaan: Sarana dan prasarana sekolah harus praktis untuk dirawat dan dipelihara agar
pemeliharaannya tidak menyulitkan.
4. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1) Perencanaan sarana dan prasarana
Perencanaan mempunyai arti penting dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam
usaha pencapaian tujuan.
2) Pengadaan sarana dan prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu proses pemikiran dan pertimbangan,
menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana sekolah guna tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah pada masa yang akan datang.

3) Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan


Dalam penyaluran sarana dan prasarana ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. ketepatan barang yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya
b. ketepatan sasaran penyampaiannya
c. ketepatan kondisi barang yang disalurkan.
4) Invetarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi adalah suatu kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan
dan pencatatan barang-barang, dan menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke
dalam satu daftar inventaris barang secara teratur.
5) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik
berupa perabot, alat tulis kantor, surat surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru
ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang,
6) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tujuan penghapusan sarana dan prasarana adalah:
a. Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat dari adanya dana
yang dikeluarkan untuk pos perbaikan;
b. Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana sebagai akibat dari biaya
pengamanan, penggudangan sarana dan prasarana yang tidak dapat digunakan lagi;
c. Mengurangi beban pekerjaan inventarisasi yang secara terus menerus atau berkala yang
harus dilakukan;
d. Menghapuskan barang-barang yang out of date dari lembaga agar tidak memboroskan
tempat atau ruangan;
e. Agar barang barang sekali pakai (tidak dapat diperbaharui lagi) tidak menumpuk
dilembaga pendidikan
f. Agar ada alasan juga untuk mengadakan barang baru yang lebih besar sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dari anggaran pengadaan.
5. Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Menunjang Kualitas Siswa
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa
(Puspitasari, 2016). Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana
pembelajaran. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga
menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki.

 Manajemen Tata Laksana Sekolah


1. Pengertian Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah
Tata laksana/tata usaha sekolah merupakan serangkaian kegiatan seperti pencatatan,
penyimpanan, penyalinan, pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman dokumen, dan
pada dasarnya mendukung seluruh kegiatan manajemen sekolah. Tata usaha sifatnya
membantu atau menunjang bagi kelancaraan pekerjaan pokok perkantoran atau
organisasi, sehingga tata usaha merupakan unsur administrasi dalam suatu kantor atau
organisasi.
Secara garis besar pekerjaan kantor atau tata usaha mempunyai tiga peranan pokok,
sebagaimana yang di tulis oleh sedermayanti dalam bukunya yaitu:
a. Melayani pelaksanaan pekerjaan operasional guna membantu pelaksanaan
pekerjaan pokok untuk mencapai suatu tujuan organisasi
b. Menyediakan keterangan bagi pimpinan organisasi untuk membuat keputusan atau
kehidupan tindakan yang tepat
c. Membantu melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi sebagai suatu
kesatuan.
2. Fungsi dan Peranan Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah
1. Fungsi Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah
Dalam garis besar tata usaha mempunyai tiga fungsi pokok yaitu:
 Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari
sesuatu organisasi,
 Menyediakan keteranagan-keterangan bagi pimpinan organisasi itu untuk
membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat,
 Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.

Pekerjaan tata laksana sekolah meliputi rangkaian aktivitas (fungsi), yaitu:

 Menghimpun, yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala


keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap
dipergunakan bilamana diperlukan.
 Mencatat, yaitu meliputi kegiatan dengan berbagai alat tulis-menulis mengnai
keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudlah tulisan-tulisan
yang dapat dibaca, dikirim, atau disimpan.
 Mengolah, yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-
keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau
lebih jelas untuk dipakai.
 Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat
sebanyak jumlah yang diperlukan.
 Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari
pihak pertama kepihak lain.
 Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat
tertentu yang aman.
Secara singkat tujuan administrasi tata laksana terhadap garapan-garapan
administrasi sekolah atau pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Terhadap administrasi peserta didik/siswa
2. Terhadap administrasi personel
3. Terhadap administrasi kurikulum
4. Terhadap administrasi sarana/prasarana
5. Terhadap administrasi anggaran/biaya
6. Terhadap administrasi tatalaksana/tata usaha sendiri
7. Terhadap administrasi organisasi
8. Terhadap administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas)
9. Terhadap supervisi pendidikan
2. Peranan Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah
Peranan administrasi tata laksana/tata usaha antara lain:
a. Membantu pelaksanaan pekerjaan pokok dalam setiap organisasi.
b. Menyediakan keterangan untuk memimpin.
c. Melancarkan perkembangan organisasi.
3. Tugas/Kegiatan Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah
Secara terperinci kegiatan yang dibantu kemudahannya adalah :
1) Kegiatan yang menyangkut manajemen kurikulum
2) Kegiatan yang menyangkut manajemen siswa
3) Kegiatan yang menyangkut manajemen personal
4) Kegiatan yang mengenai penataan inventaris sekolah
5) Kegiatan yang menunjang penataan keuangan
6) Kegiatan yang mengenai pekerjaan surat-menyurat
7) Kegiatan yang menunjang manajemen sarana
8) Kegiatan ketatausahaan yang menyangkut administrasi sarana yang sebenarnya
sebagian besar berhubungan dengan inventarisasi.
9) Kegiatan yang menunjang hubungan sekolah dengan Masyarakat.
4. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah
1) Kualifikasi
a. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB
 Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program sudi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun.
 Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah
b. Kepala Temaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB
 Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi
yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.
 Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
c. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
 Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja
sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal
8 (delapan) tahun.
 Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
d. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian. Berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah
pendidik dan tenaga kependidikan minimal 50 orang.
e. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan. Berpendidikan minimal lulusan
SMK/MAK, program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki
sertifikat yang relevan.
f. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana. Berpendidikan
minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.
g. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan)
rombongan belajar.
h. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan. Berpendidikan
minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.
i. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan. Berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan dapat diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
j. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum. Berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan belajar.
k. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB. Berpendidikan
minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.
l. Petugas Layanan Khusus
1) Penjaga Sekolah/Madrasah. Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs
atau yang sederajat.
2) Tukang Kebun. Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat dan diangkat apabila
3) Tenaga Kebersihan luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m².
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
4) Pengemudi. Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.
5) Pesuruh. Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
2) Kompetensi
Tenaga administasi sekolah/madrasah di samping memenuhi standar
kualifikasi juga diperlukan kompetensi untuk mengimbangi kualifikasi yang telah
dimilikinya dan kompetensi tenaga pendidik sebagai satu di antara aktor kunci
dalam proses pembelajaran. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi
kompetensi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas
dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas,
ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab.
2. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi untuk: bekerja dalam tim,
pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan
membangun hubungan kerja.
3. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi untuk melaksanakan
administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah
dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,
administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga
administrasisekolah/madrasah) meliputi kompetensi untuk: mendukung
pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan
kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil
keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan
menyusun laporan.

 Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen (Pengelolaan) Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan pendidikan atau disebut juga dengan pembiayaan pendidikan
adalah sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan keuangan, pemanfaatan
keuangan hingga pertanggung jawaban keuangan dengan harapan tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sementara itu, dalam arti luas manajemen keuangan
berarti pengurusan dan pertanggung jawaban dalam menggunakan keuangan baik kepada
masyarakat, pemerintah daerah, maupun kepada pemerintah pusat, dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai kepengawasan dan pertanggung
jawaban keuangan.
Manajemen keuangan adalah keseluruhan proses dalam mencari dana,
mendayagunakan dana dan memanfaatkan dana untuk kepentingan organisasi (sekolah),
yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara efesien melalui proses mengatur lalu
lintas pendanaan.
2. Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Fungsi utama manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
1. Planning atau perencanaan keuangan, meliputi perencanaan arus kas dan rugi laba.
2. Budgeting atau anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran
biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
3. Controlling atau pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
4. Auditing atau pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi
penyimpangan.
5. Reporting atau pelaporan keuangan, menyediakan laporan informasi tentang
kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.
3. Tugas Manajemen Keuangan
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan menganut azas pemisahan tugas antara
fungsi otorisator, ordonator dan bendahara. Otorisator adalah pejabat yang diberi
wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran
anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas
yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang
dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban. Kepala Sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan
dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
4. Ruang Lingkup Pengelolaan (Manajemen) Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan memiliki beberapa ruang lingkup, yakni:
1. Keputusan investasi, yang mencakup investasi pada asset tetap dan investasi pada
asset lancar yang disebut keputusan modal kerja.
2. Keputusan finansial, ini berhubungan dengan peningkatan keuangan dari berbagai
sumber, tergantung pada keputusan mengenai jenis sumber pendanaannya, periode
pembiayaan, biaya, dan imbal hasil.
3. Keputusan dividen, seorang manajer keuangan harus bisa mengambil keputusan
yang berkaitan dengan distribusi laba bersih kepada dua bagian, yakni kepada
pemegang saham dan retained profit atau laba yang ditahan.
Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:
budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).

5. Tahapan Pengelolaan Keuangan Pendidikan


Dalam pengelolaan keuangan diperlukan ketelitian dalam mengatur keuangan.
Pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan atau sekolah dikelola oleh manajer
keuangan. Manajer keuangan bertugas mengatur jalannya keuangan yang ada di lembaga
pendidikan atau sekolah tersebut. Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu;
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan (Budgeting)
Penganggaran merupakan langkah penyusunan anggaran yang sangat penting
dalam bidang pendidikan, karena pada dasarnya termasuk jasa yang langka,
sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.
2. Akuntansi (Accounting)
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
a. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, dan pengambilan keputusan
oleh manajemen.
b. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditor, badan
pemerintah dan sebagainya.
3. Evaluasi (Controling)
Evaluasi merupakan tahap terakhir setelah tahap perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan evaluasi. Evaluasi didefinisikan oleh Nanang Fattah sebagai
proses pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat criteria yang disepakati
dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekolah
Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu;
1) Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggun jawabnya.
3) Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi
4) Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara
daya dan hasil.
7. Proses Pengelolaan Keuangan di di Sekolah
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban.
8. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah
1. Dana dari pemerintah
2. Dana dari orang tua siswa
3. Dana dari masyarakat
4. Dana dari alumni
5. Dana dari peserta kegiatan
6. Dana dari kegiatan wirausaha sekolah

 Manajemen Pendidikan Pengorganisasian Sekolah


1. Pengertian Pengorganisasian sekolah
Pengorganisasian sekolah adalah segala manajemen yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
bersama guru, tenaga kependidikan, dan staf sekolah lainnya untuk mewujudkan hasil yang
direncanakan dengan cara menetapkan hasil yang direncanakan, menetapkan tujuan, struktur
tugas, wewenang dan tanggung jawab adalah kemampuan dalam melakukan aktivitas (Sagara,
2007: 60). Tujuan pendidikan harus diutamakan, karena pengorganisasian dalam pengelolaan
pendidikan sangat penting dan diperlukan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik demi masa
depan anak bangsa. Pengorganisasian juga berarti system kerja sama antara satu orang atau lebih
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian juga berarti pembagian pekerjaan
antara satu orang dengan orang lain, antara unit dengan unit lain, dan antara bagian satu dengan
bagian yang lain (Indrakusuma dalam sofian et.al 2023:552).

2. Fungsi dan Tujuan Pengorganisasian Sekolah


1) Fungsi Pengorganisasian Sekolah
Secara umum, berikut fungsi pengorganisasian:

a. Pengelompokan sumber daya


Pengorganisasian membantu dalam pengelompokan sumber daya manusia, fisik, dan
finansial agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.
b. Pembagian tugas
Melalui pengorganisasian, tugas-tugas dan tanggung jawab dibagi di antara anggota
organisasi sehingga setiap orang tahu apa yang diharapkan darinya.
c. Penentuan struktur organisasi
Fungsi ini menentukan struktur organisasi, yaitu bagaimana pekerjaan dan tanggung
jawab diorganisasikan, serta bagaimana informasi mengalir di antara berbagai tingkatan.
d. Pembentukan otoritas dan tanggung jawab
Pengorganisasian membantu dalam menetapkan tingkatan otoritas dan tanggung jawab,
sehingga keputusan dapat diambil secara efisien.
e. Pengembangan hubungan kerja
Membangun hubungan kerja yang sehat dan efektif antara anggota organisasi, sehingga
komunikasi dan kerjasama dapat ditingkatkan.
2) Tujuan Pengorganisasian Sekolah
Menurut Manda (2016), organisasi mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a. Bantuan koordinasi

b. Memperlancar pengawasan
c. Memaksimalkan manfaat spesialisasi

d. Penghematan biaya
e. Meningkatkan keharmonisan hubungan antar manusia
3. Konsep Organisasi Sekolah
Konsep organisasi sekolah terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
1) Kesederhanaan
2) Dinamis / Fleksibilitas
3) Stabilitas
4) Kejelasaan akan Kekuasaan dan Tugas
5) Koordinasi
6) Sumber Daya Manusia
7) Pengendalian
4. Asas-Asas Pengorganisasian Sekolah
Sofian, dkk (2023) menyatakan bahwa ada beberapa asas atau prinsip organisasi yang perlu
diketahui antara lain adalah sebagai berikut:
1) Asas Perumusan Masalah
2) Asas Pembagian Kerja
3) Asas Pendelegasian Wewenang
4) Asas Koordinasi
5) Asas Tanggung Jawab
6) Asas Efisiensi Pengawasan
5. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Menyusun Pengorganisasian Sekolah
Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun organisasi
sekolah sebagaimana yang dinayatakan oleh Sofian, dkk (2023) :
1) Tingkat Sekolah.
2) Besar Kecilnya Sekolah
3) Letak dan Lingkungan Sekolah
6. Bentuk-Bentuk Pengorganisasian Sekolah
Bentuk-bentuk organisasi sekolah menurut (Sofian et al., 2023) antara lain sebagai berikut :
1) Organisasi Lini (Line Organization). Dalam bentuk ini semua hak dan kekuasaan berada pada
pucuk pimpinan (pimpinan tertinggi).

2) Organisasi Staf (Staff Organization). Dalam organisasi bentuk ini semua hak, kekuasaan dan
tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada secara bertingkat.
3) Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization). Bentuk ini sebagai gabungan dari kedua tipe
tersebut di atas, menempatkan pucuk pimpinan sebagai pemegang hak dan kekuasaan
tertinggi dan terakhir.
4) Organisasi Fungsional (Functional Organization). Pembagian hak dan kekuasaandilakukan
berdasarkan fungsi yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang
memerlukan keahlian khusus.
7. Struktur Pengorganisasian Sekolah
Struktur organisasi merupakan komponen saling terkait satu sama lain dimana masing-masing
komponen tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mencapai tujuan organisasi sehingga
terciptanya sistem kerja yang baik. Desain struktur di sekolah negeri umumnya sangat
berpedoman kepada Permendikbud di atas. Secara hirarki sekolah hanya dipimpin oleh seorang
kepala sekolah.
8. Ciri-Ciri Organisasi Sekolah yang Baik
Husaini Usman (2020), mengidentifikasi organisasi bermutu suatu organisasi sekolah
dikatakan ideal jika memenuhi indikator sebagai berikut:
1) Berfokus pada pelanggan
2) Berfokus pada upaya pencegahan masalah, dan melakukan penggendalian masalah sesuai
dengan prosedur.
3) Investasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai aset organisasi.
4) Memiliki strategi untuk mencapai mutu
5) Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
6) Memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu
7) Mengupayakan proses perbaikan terus-menerus dengan melibatkan semua pihak terkait
(partisipatif)

8) Mendorong orang berinovasi dan berkreasi


9) Memperjelas peranan dan tanggung jawab setiap orang
10) Memiliki strategi evaluasi yang objektif dan jelas
11) Memiliki rencana jangka panjang
12) Memiliki visi dan misi
13) Memandang mutu sebagai bagian dari kebudayaan
14) Terbuka dan tanggung jawab
15) Membentuk fasilitator yang bermutu

 Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Humas)


1. Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Sekolah merupakan suatu sistem yang terbuka terhadap lingkungannya, termasuk masyarakat
yang mendukungnya. Sebagai sistem terbuka, sekolah tidak bisa mengasingkan diri karena jika
hal ini terjadi berarti sekolah berada di ambang kemunduran dan stagnasi karena bertentangan
dengan kewajiban hukum alam. Hubungan sekolah-masyarakat memegang peranan yang sangat
penting dalam manajemen pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat
ditentukan oleh efektif atau tidaknya hubungan masyarakat pendidikan. Hubungan akuntabilitas
ini tidak dapat terwujud jika hubungan antara sekolah dan masyarakat tidak terjalin dengan baik.
Oleh karena itu, membangun hubungan baik antara sekolah dan masyarakat sangatlah penting.
Lingkungan masyarakat sekitar lingkungan pendidikan ini mempengaruhi mutu pendidikan.
2. Perencanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Perencanaan program hubungan sekolah-masyarakat dilakukan oleh kepala sekolah, dengan
partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan, dewan guru, komite, wali siswa, dan tokoh
agama masyarakat. Hal ini dilakukan oleh kepala sekolah, agar program yang dibuat bukan milik
kepala sekolah melainkan milik bersama, memutuskan bersama, sehingga dalam proses
pelaksanaannya seluruh komponen dari warga sekolah seluruh dukungan dan berbagi dukungan
mereka bertanggung jawab atas keberhasilan program tersebut.

Agar program sekolah Husemas berhasil, beberapa teknik diterapkan. Teknik yang dipilih
adalah teknik yang dianggap efektif dan efisien, sesuai dengan kondisi sekolah sesuai dengan
kondisi orang tua, dengan kondisi masyarakat sekitar, dan dengan sumber daya utama sekolah.

a) Teknik pertemuan kelompok tatap muka


b) Teknik Pertemuan Tatap Muka Individu
c) Teknik Publikasi Sekolah
3. Pelaksanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Melalui pengembangan semua bagian sekolah, pelatihan unggulan jika setiap siswa tumbuh
secara ideal yang ditunjukkan oleh kapasitasnya dan dapat menumbuhkan kapasitas dan
keterampilan untuk mengerjakan sifat pengajaran. Pembelajaran yang baik akan mengarahkan
siswa menuju pembentukan pribadi Indonesia seutuhnya. Beberapa temuan dalam prosedur
operasional hubungan masyarakat di sekolah sebagai program kerja kehumasan antara lain;
1) Mengatur koordinasi pertemuan kepala sekolah dengan komite dan masyarakat dalam
mensosialisasikan citra sekolah serta pengadaan infrastruktur sarana dan prasarana
Pendidikan
2) Mengkoordinasikan pertemuan unsur sekolah dengan orang tua peserta didik untuk
pengambilan buku hasil raport siswa
3) Mengatur strategi hubungan kerjasama unsur sekolah seperti; perkemahan, gotong royong,
visit school, serta kegiatan perlombaan
4) Mengatur koordinasi hubungan kerjasama antar lembaga pendidikan terhadap feedback
penyelenggaraan program kerja sekolah.

Pola hubungan yang harmonis anatara sekolah dan masyarakat sebagai hasil kerja sama
akan menciptakan hal-hal berikut:

a. Adanya saling pengertian antara pihak sekolah dengan pihak masyarakat,


b. Adanya kegiatan saling membantu, karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peran
masing-masing,
c. Adanya kerja sama dengan erat masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung jawab
atau suksesnya usaha pihak orang lain.
4. Evaluasi Pelaksanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Evaluasi adalah proses atau kegiatan memilih, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan
informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan dan penyusunan pilihan selanjutnya.
Evaluasi ini dapat dilakukan selama kampanye atau pada akhir proyek untuk memahami seberapa
sukses kampanye tersebut.
5. Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah
Hubungan masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat berpengaruh
terhadap para individu yang ada dalam lingkungan sekolah. Pelaksanaan program Humas
memiliki efek yang besar dan strategis dalam membina serta penceiptaan iklim yang kondusif
dalam hubungan antara masyarakat dan sekolah (Grace & Harrington, 2015), maka tugas pokok
Kepala urusan Humas diharapkan dapat membantu kepala sekolah dalam menyiapkan kegiatan-
kegiatan pendukung peningkatan mutu pendidikan.
6. Hambatan Dalam Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Hal yang menghambat proses hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pendidikan, serta kurangnya pemahaman warga sekolah dan
masyarakat mengenai apa dan bagaimana mengelola hubungan sekolah dan masyarakat.
Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dengan warga masyarakat, sehingga menimbulkan
komunikasi satu arah antara sekolah dengan anggota masyarakat/orang tua dan pada akhirnya
sekolah tidak mengetahui apa yang diinginkan masyarakat dan memaksakan harapannya terhadap
masyarakat atau orang tua siswa yang pada saat itu waktu hanya mengintervensi aspek finansial.
Hambatan dalam penerapan strategi didorong oleh hubungan masyarakat dan sekolah yang
bertujuan untuk meningkatkan reputasi sekolah.

Anda mungkin juga menyukai