Manajemen Kurikulum
1. Konsep Dasar Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan proses mendayagunakan semua unsur manajemen
dalam rangka memaksimalkan tujuan kurikulum pendidikan yang dilaksanakan di lembaga
pendidikan. Maka diperlukan kerjasama untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Atau dapat tegaskan bahwa manajemen kurikulum
merupakan suatu sistem yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam upaya
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya manajemen kurikulum
harus berkembang sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Lingkup manajemen kurikulum meliputi
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Manajemen Dan Personil Satuan Pendidikan Dalam
Manajemen Kurikulum
Tugas dan fungsi personil satuan Pendidikan:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pengelola sekolah dan harus bertanggung jawab
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan atau perbaikan
program pengajaran sekolah. Fungsi kepala sekolah disebut supervisi kurikulum.
Supervisi kurikulum mengacu pada segala upaya dalam bentuk pemberian
bantuan, bimbingan, motivasi, nasehat dan arahan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Wakil kepala sekolah
Tugas dan fungsi wakil kepala sekolah urusan kurikulum, adalah sebagai berikut:
a) Menyusun program kerja bidang kurikulum
b) Memberdayakan guru agar mampu menyediakan dokumen-dokumen
kurikulum
c) Mengkoordinasikan penyusunan dan revisi kurikulum tingkat satuan
Pendidikan
d) Memfasilitasi guru untuk mengembangkan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran.
e) Membantu kepala sekolah dalam pembagian tugas mengajar guru
f) Menyusun peraturan akademik
g) Menyusun kalender Pendidikan
h) Membuat jadwal pembelajaran
i) Memfasilitasi guru untuk menyusun administrasi pembelajaran setiap mata
Pelajaran
j) Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap
mata Pelajaran
k) Memfasilitasi guru dalm mengembangkan dan memperbaiki proses
pengajaran
3. Komite Sekolah
Menurut (Compri, 2014:368), fungsi komite sekolah antara lain sebagai
berikut:
a) Memberi pertimbangan (advisory agency), dalam memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekolah serta menentukan, melaksanakan
kebijakan pendidikan.
b) Mendukung (supporting agency), kerjasama sekolah dalam masyarakat
baik secara finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan.
c) Mengontrol (controling agency), kerjasama sekolah dengan masyarakat
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggara pendidikan.
4. Bagian Perpustakaan
Berikut tanggung jawab pokok seorang pustakawan, yaitu:
a) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka menyusun rencana
operasional pengembangan koleksi.
b) Mengumpulkan data dalam rangka survei minat pemakai
c) Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka menyusun rencana
operasional pengolahan bahan pustaka.
d) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka
e) Merawat bahan pustaka dalam rangka pencegahan.
f) Melakukan pelayanan perpustakaan
g) Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan
informasi.
5. Guru
Sebagai tenaga profesional pekerjaan guru hanya dapat di lakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,kompetensi, dan sertifikat
pendidikan sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan
tertentu kedudukan guru sebagai agen pembelajaran antara lain sebagai
fasilitator,motivator,pemacu ,perekayasa pendidikan dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik
6. Administrasi sekolah
Administrasi sekolah memiliki tugas pokok yaitu:
a) melayani pelaksaan pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu
organisasi
b) menyediakan keterangan keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu
untuk membuat Keputusan
c) membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan
4. Tahapan-Tahapan Manajemen Kurikulkum Dalam Satuan Pendidikan
a) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester atau catatatan
harian, mingguan, dan bulanan. Selain itu, ada juga peogram bimbingan dan
konseling atau program remedial.
b) Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
arah yang lebih baik.
c) Evaluasi proses yang di laksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum atau
semester serta penilaiaan akhir formatif dan sumilatif mencakup penilaiaan
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaan kurikulum.
5. Perencanaan dalam manajemen kurikulum.
A. Pengertian Manajemen dan Perencanaan Kurikulum
1. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola
perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Perencanaan Kurikulum
B. Perencanaan Manajemen Kurikulum
1. Organisasi Kurikulum. Orgaisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan
bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid – murid.
2. Model Perencanaan Kurikulum
a) Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional Tyler
b) Model Interaktif Rasional (The rasional-interactive model)
c) The Disciplines Model,
d) Model tanpa perencanaan (non planning model),
3. Proses atau Langkah – Langkah Perencanaan Kurikulum
a) Menentukan tujuan
b) Memilih pengalaman – pengalaman pendidikan (belajar)
c) Menentukan materi pelajaran
d) Organisasi dan Intregasi point (b) dan (c)
e) Evaluasi terhadap efektifitas langkah – langkan perencanaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4. Kegiatan – Kegiatan Manajemen Kurikulum
1. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru, Kegiatan ini meliputi
1) Pembagian tugas mengajar
2) Pembagian tugas / tanggung jawab dalam membina ekstra kurikuler.
3) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
2. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, meliputi:
1. Menyusun jadwal Pelajaran
2. Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu.
3. Pengisian daftar kemajuan murid.
4. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5. Laporan hasil evaluasi.
6. Kegiatan bimbingan penyuluhan.
7. Asas – Asas Perencanaan Kurikulum
5. Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yaitu :
a. Objektivitas
b. Keterpaduan
c. Manfaat
d. Efesiensi dan Efektifitas
e. Kesesuaian
f. Keseimbangan
g. Kemudahan
h. Berkesinambungan
i. Pembakuan
j. Mutu
6. Sifat Perencanaan Kurikulum
1. Bersifat stategis
2. Bersifat Komprehensif
3. Bersifat Integratif
4. Bersifat Realistik
5. Bersifat Humanistik
6. Bersifat Fluralistik
7. Bersifat Dentralistik
7. Fungsi Perencanaan Kurikulum.
1. Sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan
sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang pendidikan, biaya dan sarana yang
diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi untuk mencapai tujuan
managemen yang telah dirancang sebelumnya.
2. Sebagai alat atau penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk
menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai
hasil optimal.
6. Evaluasi manajemen kurikulum pada satuan Pendidikan.
a. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dan evaluasi pendidikan memiliki ciri khas yang tak terpisahkan.
Ciri khas ini terlihat dalam berbagai definisi yang muncul untuk merujuk pada konsep
yang sama.
b. Evaluasi Manajemen Kurikulum
Evaluasi menitikberatkan pada usaha untuk mengukur sejauh mana perubahan terjadi
dalam pencapaian hasil belajar. Hasil belajar ini umumnya diukur melalui tes.
c. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
1. Tujuan tertentu
2. Harus bersifat obyektif
3. Harus bersifat komprehensif
4. Kooperatif dan berbertanggung jawab dalam perencanaan.
5. Efisien
6. Berkesinambungan
d. Komponen-Komponen Kurikulum
1. Tujuan
2. Isi dan struktur kurikulum
3. Strategi pelaksanaan
4. Komponen evaluasi
7. Inovasi dalam implementasi manajemen kurikulum.
Inovasi adalah suatu perubahan baru untuk menuju kearah perbaikan yang terencana
(tidak kebetulan). Inovasi dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Indonesia
mengalami 11 kali pergantian kurikulum dimulai dari kurikulum 1947 sampai dengan saat
ini yaitu kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum inilah yang disebut inovasi dalam
kurikulum, yang mana setiap kurikulum dirancang untuk sebuah perbaikan yang
menyesuaikan perubahan dan kebutuhan dalam pendidikan.
Dari segi bentuk kurikulum mengalami inovasi dari tahun 1947 hingga saat ini,
berikut perubahan-perubahan kurikulum dari masa awal kemerdekaan hingga saat ini
1. Kurikulum 1947 “Rentjana pelajaran 1947” (17 tahun)
2. Kurikulum 1952 “Rentjana Pelajaran terurai 1952”.
3. Kurikulum 1964 Rentjana Pendidikan 1964 (4 tahun)
4. Kurikulum 1968 “Kurikulum Sekolah Dasar” (6 tahun)
5. Kurikulum 1974 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1 tahun)
menjadi kurikulum tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar (9 tahun).
6. Kurikulum 1984 “Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif” (KCBSA) (10 tahun)
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)” (2 tahun)
9. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)” (7 tahun)
10. Kurikulum 2013 “kurtilas” (9 tahun)
11. Kurikulum Merdeka
Dari sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar mengajar
yang baru, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, dan belajar
tuntas, hingga P5.
Dari sisi sosiologis timbul masalah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern
yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncul suatu inovasi kurikulum.
Dari sisi IPTEK, dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat maka
kurikulum juga harus mengikuti agar pembelajaran semakin optimal sesuai dengan
perkembangan zaman.
Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen
sekolah yang memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan
manajemen sekolah.
2. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program
kesiswaan
2. Penerimaan peserta didik
3. Orientasi siswa baru
4. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah
5. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta
didik
6. Mengatur kenaikan tingkat siswa
7. Mengatur siswa yang mutasi dan drop out
8. Mengatur kode etik dan disiplin siswa
9. Mengatur layanan siswa yang meliputi: Layanan kepenaschatan, Layanan bimbingan
dan konseling siswa, Layanan kesehatan baik fisik maupun mental, Layanan kafetaria,
Layanan koperasi, Layanan perpustakaan, Layanan laboratorium, Layanan asrama,
Layanan transportasi.
10. Mengatur organisasi siswa yang meliputi: Organisasi pramuka di sekolah, Klub olah
raga, Klub kesenian, Kelompok studi, Pringatan hari besar.
3. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
siswa.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai
cita-cita mereka.
4. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya,
Keluarga dan lingkungan sosial (sekolah dan masyarakat).
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi,
kesenangan dan minatnya.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa
sejahtera dalam hidupnya.
5. Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek.
2. Ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual. sosial ekonomi, minat dan
seterusnya.
3. Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
ranah afektif, dan psikomotor.
6. Tugas Manjemen
Untuk mewujudkan tujuan manajemen kesiswaan, sedikitnya memiliki tiga tugas
utama yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penerimaan Murid Baru
2. Pencatatam Murid
3. Tata Tertib
7. Implementasi Manajemen Kesiswaan Di Sekolah
Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen
kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu kegiatan penerimaan
siswa, pembinaan siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
melalui program di sekolah.
8. Peran Guru Dalam Manajemen Kesiswaan
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:
1. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian.
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi.
5. Pembinaan Siswa.
6. Promosi dan mutasi.
Manajemen Personalia
1. Pengertian Manajemen Personalia
a. Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia ialah bagian manajemen yang memperhatikan orang- orang dalam
organisasi,yang merupakan salah satu sub bab sistem manajemen. Sedangkan menurut Edwin
B. Flippo (1996) manajemen personalia adalah perencanaan, pengroganisasian, pengarahan,
dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai
sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
2. Ruang Lingkup Manajemen Personalia
1) Perencanaan Pegawai
2) Pengadaan (Perekrutan)
3) Pembunaan dan Pengembangan Pegawai
4) Promosi dan Mutasi
5) Pemberhentian Pegawai
6) Kompensansi
7) Penilaian Pegawai
3. Tujuan Manajemen Personalia
1) Memungkinkan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang kompeten,
dapat diandalkan dan termotivasi.
2) Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi karyawannya.
3) Mengembangkan sistem kerja yang berkinerja tinggi, termasuk prosedur rekrutmen dan
seleksi yang ketat, sistem penghargaan dan insentif berbasis kinerja, pengembangan
kepemimpinan dan kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan
individu.
4) Mengembangkan praktik manajemen yang berkomitmen yang mengakui bahwa pemangku
kepentingan pendidikan dan pelatihan adalah pemangku kepentingan penting dalam
perusahaan dan menumbuhkan iklim kolaborasi dan kepercayaan.
5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
4. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Tenaga Pendidik (Guru)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan pasal 171 Pendidik mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
b. Konselor, sebagai pendidik profesional, memberikan pelayanan konseling kepada
peserta didik pada jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
c. Guru pembimbing khusus, sebagai pendidik profesional, mengajar, mendidik,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang memiliki kelainan pada pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, dan/atau pendidikan keagamaan pada pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, dan/atau Pendidikan keagamaan.
2. Komite Sekolah
Tugas komite sekolah adalah mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga sekolah dan kegiatan-
kegiatan yang ada di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus bekerja dengan alat-alat
manajemen tenaga kependidikan seperti daftar hadir, penempatan, CV, buku tenaga kerja
dan daftar staf.
5. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan
Pegawai lembaga pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan jabatan mereka,
yaitu:
1) Tenaga Struktural
2) Tenaga Fungsional
3) Tenaga Teknis Kependidikan
4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab. Dalam pengorganisasi sarana dan prasarana pendidikan,
semua tugas dan tanggung jawab personil sekolah yang terlibat perlu didokumentasikan
dengan jelas untuk memastikan pengelolaan yang efektif.
5) Prinsip Kekohesifan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan harus diintegrasikan ke
dalam proses kerja sekolah yang kompak.
1) Ergonomis: Fasilitas sekolah harus dirancang dengan konsep ergonomis untuk menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman.
2) Masa Pakai: Sarana dan prasarana sekolah harus tahan lama agar kualitasnya tetap baik.
3) Pemeliharaan: Sarana dan prasarana sekolah harus praktis untuk dirawat dan dipelihara agar
pemeliharaannya tidak menyulitkan.
4. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1) Perencanaan sarana dan prasarana
Perencanaan mempunyai arti penting dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam
usaha pencapaian tujuan.
2) Pengadaan sarana dan prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu proses pemikiran dan pertimbangan,
menetapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana sekolah guna tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah pada masa yang akan datang.
Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen (Pengelolaan) Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan pendidikan atau disebut juga dengan pembiayaan pendidikan
adalah sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan keuangan, pemanfaatan
keuangan hingga pertanggung jawaban keuangan dengan harapan tercapainya tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sementara itu, dalam arti luas manajemen keuangan
berarti pengurusan dan pertanggung jawaban dalam menggunakan keuangan baik kepada
masyarakat, pemerintah daerah, maupun kepada pemerintah pusat, dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai kepengawasan dan pertanggung
jawaban keuangan.
Manajemen keuangan adalah keseluruhan proses dalam mencari dana,
mendayagunakan dana dan memanfaatkan dana untuk kepentingan organisasi (sekolah),
yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara efesien melalui proses mengatur lalu
lintas pendanaan.
2. Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Fungsi utama manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
1. Planning atau perencanaan keuangan, meliputi perencanaan arus kas dan rugi laba.
2. Budgeting atau anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran
biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
3. Controlling atau pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
4. Auditing atau pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi
penyimpangan.
5. Reporting atau pelaporan keuangan, menyediakan laporan informasi tentang
kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.
3. Tugas Manajemen Keuangan
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan menganut azas pemisahan tugas antara
fungsi otorisator, ordonator dan bendahara. Otorisator adalah pejabat yang diberi
wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran
anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas
yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang
dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban. Kepala Sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan
dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
4. Ruang Lingkup Pengelolaan (Manajemen) Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan memiliki beberapa ruang lingkup, yakni:
1. Keputusan investasi, yang mencakup investasi pada asset tetap dan investasi pada
asset lancar yang disebut keputusan modal kerja.
2. Keputusan finansial, ini berhubungan dengan peningkatan keuangan dari berbagai
sumber, tergantung pada keputusan mengenai jenis sumber pendanaannya, periode
pembiayaan, biaya, dan imbal hasil.
3. Keputusan dividen, seorang manajer keuangan harus bisa mengambil keputusan
yang berkaitan dengan distribusi laba bersih kepada dua bagian, yakni kepada
pemegang saham dan retained profit atau laba yang ditahan.
Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:
budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan auditing (pemeriksaan).
b. Memperlancar pengawasan
c. Memaksimalkan manfaat spesialisasi
d. Penghematan biaya
e. Meningkatkan keharmonisan hubungan antar manusia
3. Konsep Organisasi Sekolah
Konsep organisasi sekolah terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
1) Kesederhanaan
2) Dinamis / Fleksibilitas
3) Stabilitas
4) Kejelasaan akan Kekuasaan dan Tugas
5) Koordinasi
6) Sumber Daya Manusia
7) Pengendalian
4. Asas-Asas Pengorganisasian Sekolah
Sofian, dkk (2023) menyatakan bahwa ada beberapa asas atau prinsip organisasi yang perlu
diketahui antara lain adalah sebagai berikut:
1) Asas Perumusan Masalah
2) Asas Pembagian Kerja
3) Asas Pendelegasian Wewenang
4) Asas Koordinasi
5) Asas Tanggung Jawab
6) Asas Efisiensi Pengawasan
5. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Menyusun Pengorganisasian Sekolah
Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun organisasi
sekolah sebagaimana yang dinayatakan oleh Sofian, dkk (2023) :
1) Tingkat Sekolah.
2) Besar Kecilnya Sekolah
3) Letak dan Lingkungan Sekolah
6. Bentuk-Bentuk Pengorganisasian Sekolah
Bentuk-bentuk organisasi sekolah menurut (Sofian et al., 2023) antara lain sebagai berikut :
1) Organisasi Lini (Line Organization). Dalam bentuk ini semua hak dan kekuasaan berada pada
pucuk pimpinan (pimpinan tertinggi).
2) Organisasi Staf (Staff Organization). Dalam organisasi bentuk ini semua hak, kekuasaan dan
tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada secara bertingkat.
3) Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization). Bentuk ini sebagai gabungan dari kedua tipe
tersebut di atas, menempatkan pucuk pimpinan sebagai pemegang hak dan kekuasaan
tertinggi dan terakhir.
4) Organisasi Fungsional (Functional Organization). Pembagian hak dan kekuasaandilakukan
berdasarkan fungsi yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang
memerlukan keahlian khusus.
7. Struktur Pengorganisasian Sekolah
Struktur organisasi merupakan komponen saling terkait satu sama lain dimana masing-masing
komponen tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mencapai tujuan organisasi sehingga
terciptanya sistem kerja yang baik. Desain struktur di sekolah negeri umumnya sangat
berpedoman kepada Permendikbud di atas. Secara hirarki sekolah hanya dipimpin oleh seorang
kepala sekolah.
8. Ciri-Ciri Organisasi Sekolah yang Baik
Husaini Usman (2020), mengidentifikasi organisasi bermutu suatu organisasi sekolah
dikatakan ideal jika memenuhi indikator sebagai berikut:
1) Berfokus pada pelanggan
2) Berfokus pada upaya pencegahan masalah, dan melakukan penggendalian masalah sesuai
dengan prosedur.
3) Investasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai aset organisasi.
4) Memiliki strategi untuk mencapai mutu
5) Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
6) Memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu
7) Mengupayakan proses perbaikan terus-menerus dengan melibatkan semua pihak terkait
(partisipatif)
Agar program sekolah Husemas berhasil, beberapa teknik diterapkan. Teknik yang dipilih
adalah teknik yang dianggap efektif dan efisien, sesuai dengan kondisi sekolah sesuai dengan
kondisi orang tua, dengan kondisi masyarakat sekitar, dan dengan sumber daya utama sekolah.
Pola hubungan yang harmonis anatara sekolah dan masyarakat sebagai hasil kerja sama
akan menciptakan hal-hal berikut: