Anda di halaman 1dari 2

Arlin Nuari

Rangkuman Fiksi Surealis


Pemateri Puspa Seruni

1. Fiksi Surealisme adalah jembatan antara fiksi realis dan fantasi. Ia tidak benar-benar
menjejakkan kaki pada keduanya, bukan fiksi fantasi ataupun surealis.
2. Dalam tulisan fiksi surealisme, keanehan, keganjilan sering kali tidak logis dan tanpa
penjelasan, tidak bisa dinalar. Tidak seperti fiksi fantasi yang dari awal unsur-unsur
fantasi sudah disajikan pada semesta yang dibangun. Keanehan yang ada pada fiksi
fantasi itu tampak wajar karena memang dunianya sudah terbangun, kefantasiannya
sejak awal sudah tertata.
3. Fiksi surealis sering kali dianggap absurd. Keanehan itu terbangun karena ada
banyak unsur realisme yang tetap dipertahankan. Jadi, dalam hal ini unsur realisme
tetap menjadi patokan utama dan Unsur fantasi tidak boleh terlalu dominan.
4. Gaya bahasa yang sering dipakai dalam fiksi surealis yakni metafora dan
personifikasi dengan penggunaan diksi yang unik dan apik membangun deskripsi
secara visualisasi bagi pembacanya
5. Pencapaian efek indah pada kalimat tanpa mengabaikan tata bahasa yang baik dan
benar.
6. Contoh cerpen fiksi surealis yaitu Trimatra karya Kiki Sulistyo, Ayah Menjadi Pohon
karya Surya Gemilang, dan novel-novel karya Haruki Marukami.
7. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan peserta, dapat disimpulkan bahwa fiksi
surealis yaitu bisa menggunakan genre atau tema apa saja, tetapi
konflik utamanya pada gagasan surealis. Fiksi surealis bisa menggunakan POV 1, 2,
dan 3 tergantung kebutuhan cerita. Fiksi surealis karya tulis yang absurd dan banyak
interpretasi sehingga membuat pembaca berpikir apa yang dimaksud daei penulis.
8. Contoh fiksi surealisme yang saya tulis walaupun masih meraba-raba apakah ini
termasuk karya fiksi surealis.

Terhempas Getas

Aku berada pada tempat yang nyaman, duduk di singgasanaku membuat aku paling
istimewa dan beruntung berada di tempat ini. Tubuhku dibalut dengan pakaian
berbahan kelas satu, naik turun mobil mewah dan selalu menemani lelaki muda
berparas tampan untuk mendapatkan secarik kertas berharga yang harus
diperjuangkan selama tiga tahun.

Lelaki itu bernama Ryan, ia memandangku dan menggandeng tanganku lalu


menggendongku menemani ke tempat manapun yang ia mau. Hanya aku
tempatnya berbagi keluh kesah dan menemaninya sejak pemberitaan tentang kasus
korupsi yang mengakibatkan ayahnya ditetapkan sebagai tersangka. Beberapa hari
ini aku merasakan kegundahan hati Ryan, tidak ada gurat senyum di bibirnya, selalu
menunduk setiap berjalan karena beberapa pasang mata menatap penuh amarah
dan jijik. Bisik-bisik hingga kalimat makian ditujukan padanya.

"Woi, ada anak koruptor!" teriak satu anak lelaki berperawakan tinggi ke arah Ryan.
“Oh, ini anak koruptor kasus pajak? Heh, balikin duit pajak yang udah lu makan!"
Salah satu anak bertopi mendekati Ryan dan mendorong tubuhnya. Aku tergoncang,
jantungku berdegup kencang.

Beberapa pasang mata meneriaki dan memakinya. Ryan menundukkan wajah, lalu
mengangkatnya pelan-pelan, hingga pandangan mereka berada dalam satu garis
lurus. Ia mengepalkan tangan dan memberikan satu bogem di wajahnya, lelaki
bertopi itu tidak mau kalah ia membalas dengan pukulan di perut. Ryan jatuh
tersungkur menubruk gerobak soto mi, tubuhku pun dibuatnya tak berdaya.

Bola mata Ryan mengarah pada sebilah pisau yang terletak di gerobak soto mi yang
tak jauh darinya. Tangannya menggapainya, ia bangkit dan mengarahkan pisau
pada perut lelaki bertopi. Cucuran darah mengalir dari perut lelaki itu, Ryan berlari
sekuat tenaga menjauhi kerumunan orang dengan tangan yang masih
menggenggam sebilah pisau. Di gapainya aku, dibukanya mulutku, ia menaruh pisau
berlumuran darah itu dalam perutku. Setelah berlari menjauhi tempat itu,
dilepaskannya aku dari gendongannya, ia menggenggam lenganku, diayunkan dan
dilepaskan hingga terdampar di sungai kotor yang menjijikkan.

Anda mungkin juga menyukai