Anda di halaman 1dari 91

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

SECTIO CAESAREA DENGAN DERAJAT NYERI PADA PASIEN


POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT
BHAKTI MEDICARE KABUPATEN SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Skripsi


pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Disusun Oleh:
FARAH FARHANAH SA’IDAH
NIM C1AB23018

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2023
FORMULIR
USULAN SIDANG SKRIPSI

Judul : Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien
Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti
Medicare Kabupaten Sukabumi
Nama : Farah Farhanah Sa’idah
NIM : C1AB23018
Rencana Ujian
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Rencana Penguji
Ketua Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :

Sukabumi, Januari 2024


Pemohon

Farah Farhanah Sa’idah


Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Susilawati, S.Kp., M.Kep Ns. Reni Suherman, M.Kep., Sp. Kep. Mart
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Judul : Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan
Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti
Medicare Kabupaten Sukabumi
Nama : Farah Farhanah Sa’idah
NIM : C1AB23018

SKRIPSI

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan


Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Sukabumi, Januari 2024

Menyetujui:
Pembimbing Utama

Susilawati, S.Kp., M.Kep

Pembimbing Pendamping

Ns. Reni Suherman, M.Kep., Sp. Kep. Mart


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini, tidak lupa Shalawat serta salam penulis ucapkan

kepada Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas

mata ajar Skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre

Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio

Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi”.

Penulis menyadari dan meyakini sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh

dari sempurna serta tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, do’a dan

dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Skripsi ini. Untuk itu sudah selayaknya penulis dengan segala

kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam dan rasa

hormat yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Bapak H. Iwan Permana S.KM., S.Kep., M.Kep.,Ph.D Selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.

2. Bapak Ghulam Ahmad, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Stikes Kota Sukabumi.

3. Ibu Susilawati, S.Kp., M.Kep, selaku dosen pembimbing utama yang telah

berkenan memberi masukan, kritik, serta meluangkan waktunya untuk

mengarahkan penulis dalam penyusunan Skripsi.

i
4. Ibu Ns. Reni Suherman, M.Kep., Sp. Kep. Mart, selaku dosen pembimbing

pendamping yang telah berkenan memberi masukan, kritik, serta meluangkan

waktunya untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan Skripsi.

5. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

memberikan dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis mendapat

imbalan dan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari

penyusunan Skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun demi

kesempurnaan Skripsi ini.

Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Sukabumi, Januari 2024


Penulis

Farah Farhanah Sa’idah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
FORMULIR USULAN SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
DAFTAR BAGAN...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................7
D. Manfaat Penelitian............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan...........................................................................................9
B. Konsep Nyeri....................................................................................................14
C. Kerangka Pemikiran.........................................................................................25
D. Hipotesis Penelitian..........................................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................27
C. Variabel Penelitian............................................................................................28
D. Definisi Konseptual dan Operasional...............................................................28

iii
E. Populasi dan Sampel ........................................................................................30
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................33
G. Intrumen Penelitian...........................................................................................35
H. Teknik Pengolahan Data...................................................................................36
I. Teknik Analisa Data...........................................................................................37
J. Prosedur Penelitian............................................................................................39
K. Etika Penelitian.................................................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................................................43
B. Pembahasan......................................................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................59
B. Saran.................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare
Periode Juni - Agustus 2023 5
………………………………………..
Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………….…..………………….. 30
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan 44
Umur…
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan……………………………………………………….… 45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan..……………………………………………………….… 45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pengalaman Operasi….………………………………………….… 46
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Riwayat 47
Kehamilan……………………………………………………….…
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Kecemasan Pre Op Sectio
Caesarea…………………………………………………………… 48
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Derajat Nyeri Pasien Post Op Sectio
Caesarea…………………………………………………………… 45
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio
Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio
Caesarea…………………………………………………………… 49

v
v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Numeric ….. 22


………………………………………….

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………... 26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi


Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat Pengantar Responden
Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 Kuesioner
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio caesarea adalah persalinan dengan cara membuat sayatan perut

untuk mengeluarkan janin. Persalinan sectio caesarea yaitu proses

mengeluarkan bayi dengan membedah perut ibu dengan membuat sayatan

dinding rahim (Mardiawati, 2017). Tindakan sectio caesarea tindakan medis

utama untuk menyelamatkan nyawa ibu dan juga bayi. Ada beberapa indikasi

untuk dilakukan tindakan sectio caesarea adalah gawat janin, disproporsi

sepalopelvik, persalinan macet, plasenta previa, prolapsus tali pusat, dan

presentase janin (Sumelung et al., 2017).

Menurut WHO (World Health Organization) selama hampir 30 tahun,

telah mempertimbangkan tingkat ideal untuk operasi sesar menjadi 10% dan

15% sebagai maxiumum rate tindakan intervensi penyelamatan nyawa melalui

sectio caesarea. Pada tahun 2004, di Amerika Serikat rata-rata sectio caesarea

meningkat hingga 29,1%, di Inggris dan Wales juga telah mencapai 21,4%

meningkat 5 kali lipat sejak tahun 1971. Selain itu, tercatat pula pada tahun

2001 hingga 2003, angka kejadian sectio caesarea di Kanada adalah 22,5%.

Data tersebut menunjukkan bahwa secara global, khususnya di negara-negara

maju, bahwa angka tindakan persalinan melalui sectio caesarea terbilang

tinggi. Pada tahun 1970, permintaan untuk operasi sectio caesarea adalah 5%,

dan sekarang

1
2

lebih dari 50% wanita hamil ingin melakukan operasi sectio caesarea

(Ayuningtyas et al., 2018).

Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti The Lancet, studi

tersebut menggunakan data dari WHO dan UNICEF di 169 negara antara tahun

2000 dan 2015, peneliti menemukan negara dengan angka operasi sectio

caesarea terendah pada tahun 2010 adalah 0,6% pada tahun 2014 Sudan

Selatan dan negara dengan angka operasi sectio caesarea tertinggi adalah

Republik Dominika sebesar 58,1%. Pada 2015, 15 negara termasuk Brazil,

Mesir, Turki dan Meksiko menggunakan lebih dari 40% operasi sectio

caesarea, sedangkan rata-rata angka operasi sectio caesarea di Afrika Tengah

dan Barat hanya 4%. Banyak hal penting di negara berkembang yang

menunjukkan bahwa status sosial dan fasilitas Kesehatan mendukung ibu untuk

memilih operasi sectio caesarea daripada persalinan normal (Boerma et al.,

2018).

Selain itu menurut WHO prevalensi Sectio Caesarea meningkat 46% di

Cina dan 25% di Asia, Eropa, dan Amerika Latin (Sajuta, 2014). Hal ini

didukung oleh Corso (2017) yang menyatakan bahwa sectio caesarea menjadi

salah satu kejadian pravelansi yang meningkat di dunia. Sedangkan di

Indonesia ini jumlah persalinan Sectio Caesarea mencapai sekitar 30-80% dari

total persalinan.

Tindakan operasi sectio caesarea pada pasien yang akan melahirkan

biasanya mengalami masalah-masalah psikologis yang berupa reaksi emosi

sebagai manifestasi gejala psikologis, sebab tindakan yang akan dilakukan baik
3

pembedahan maupun tindakan pertolongan persalinan merupakan ancaman

potensial maupun actual pada integritas seseorang (Pawatte, 2017). Salah satu

masalah psikologis yang sering terjadi pada waktu pre operasi adalah

kecemasan.

Kecemasan merupakan respon yang hampir pasti pernah terjadi pada

semua orang di dunia (Nigussie S et all, 2019). Kecemasan dapat diartikan

sebagai perasaan tidak nyaman, khawatir, takut, dan tegang. Hal ini adalah

respon fisiologis terhadap rangsangan eksternal atau internal yang dapat

menimbulkan gejala perilaku, emosional, kognitif, dan fisik. Masa preoperatif

merupakan salah satu peristiwa yang mengkhawatirkan bagi kebanyakan

pasien yang akan menjalani prosedur bedah (Stirling et al, 2017).

Insiden kecemasan preoperatif di dunia antara 11-80% (Imani, 2020).

Kecemasan preoperatif muncul ketika pasien akan menjalani operasi yang

disebabkan oleh ketakutan akan tindakan anestesi, prosedur operasi, dan rasa

sakit yang timbul setelah operasi. Sumber kecemasan preoperatif secara garis

besar terbagi menjadi dua yaitu kecemasan terhadap anestesi dan kecemasan

terhadap prosedur bedah (Jawaid M et.al, 2016).

Faktor- faktor yang memengaruhi nyeri salah satunya adalah kecemasan.

Nyeri dan kecemasan bersifat kompleks, sehingga keberadaanya tidak

terpisahkan. Kecemasan meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan cemas. Apabila rasa cemas tidak mendapatkan

perhatian, maka rasa cemas tersebut akan menimbulkan suatu masalah serius

dalam penatalaksanaan nyeri. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya


4

yang dilakukan oleh Sumanto, dkk dengan tema hubungan kecemasan dengan

tingkat nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di RSU PKU

Muhammadiyah Gombong menyatakan ada hubungan antara kecemasan

dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea. Hasil penelitian

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien

maka semakin tinggi tingkat nyeri yang dialami pasien. Seseorang yang

mengalami tingkat kecemasan yang tinggi pada saat sebelum dilakukan operasi

mempunyai resiko terjadi peningkatan skala nyeri pada saat setelah operasi

(Apriansyah, 2015).

Pasien dengan tindakan post op akan mengalami nyeri dan hal ini

merupakan pengalaman pribadi seseorang yang di ekspresikan secara berbeda.

Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri adalah pembedahan

laparatomi salah satunya adalah sectio caesarea (SC), pasien dengan post

operasi memerlukan perawatan maksimal, ambulasi dini pasca operasi dapat

dilakukan sejak di ruang pulih sadar (recovery room) dengan miring kanan kiri,

latihan ambulasi dini dapat meningkatkan sirkulasi darah yang akan memicu

penurunan nyeri (Kasdu 2018).

Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok

pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda

menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Beberapa

penelitian telah membuktikan bahwa wanita-wanita yang mengalami

kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal.


5

Dampak yang terjadi apabila rasa cemas tidak mendapatkan perhatian,

maka rasa cemas tersebut akan menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan

nyeri yang serius. Hasil ini menyoroti pentingnya harapan dalam penelitian

pengaruh psikologis pre dan post operasi dan kesulitan pada hasil pasca-

operasi. Dari perspektif klinis, hasil menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat

pra operasi yang lebih tinggi dari harapan dan tekanan emosional tampaknya

berada pada risiko lebih besar untuk mengalami tingkat yang lebih tinggi dari

efek samping pasca-operasi (Apriansyah, 2015).

Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang

tidak terlepas dari masalah tingkat kecemasan pre-operasi dengan derajat nyeri

pada pasien sectio caesarea. Data dari Dinkes Kabupaten Sukabumi tahun

2022 tercatat sebanyak 19.232 jiwa melakukan operasi sectio caesarea. Rumah

sakit Bhakti Medicare merupakan salah satu rumah sakit di Kabupaten

Sukabumi berdasarkan catatan rekam medis terdapat kasus sectio caesarea.

Berikut ini angka kejadian sectio caesarea di rumah sakit Bhakti Medicare

sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti


Medicare Periode Juni - Agustus 2023

No Bulan Jumlah %

1 Juni 126 34.5


2 Juli 115 31.5
3 Agustus 124 34.0
Jumlah 365 100

Sumber : Rekam Medis RS Bhakti Medicare 2023


6

Berdasarkan tabel 1.1 jumlah persalinan sectio caesarea di rumah sakit

Bhakti Medicare periode Juni – Agustus 2023 yaitu sebanyak 365 orang

dengan angka tertinggi yaitu pada bulan juni sebanyak 126 orang atau 34.5%.

Rumah Sakit Bhakti Medicare menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan

masyarakat di daerah Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 12-14 September

2023 di rumah sakit Bhakti Medicare ditemukan dari 10 pasien sectio

caesarea, pada saat dilakukan observasi pre operasi 8 dari 10 pasien

mengalami cemas, wajah tampak pucat dan sesekali menangis, dari 8 pasien

yang mengalami cemas ditemukan 5 pasien mengatakan nyeri berat dengan

skala 7-8 (0-10) dan 3 pasien nyeri sedang skala 4-6 (0-10) pada saat setelah

operasi. Kemudian 2 dari 10 pasien yang akan dilakukan operasi tidak cemas

dan cemas ringan, hasil pengkajian nyeri post operasi terhadap pasien tersebut

memiliki tingkat nyeri ringan dan sedang yaitu skala 3-6 (0-10) setelah

dilakukan operasi. Pasien sectio caesarea yang mengalami cemas sedang

hingga panik pada saat sebelum operasi cenderung mengalami tingkat nyeri

sedang sampai berat setelah operasi, sedangkan pasien yang tidak mengalami

cemas dan mengalami cemas ringan sebelum dilakukan operasi cenderung

mengalami nyeri ringan.

Peran perawat tidak hanya memberikan asuhan kepada kebutuhan fisik

pasien, tetapi perawat juga memperhatikan kecemasan pasien terkait persiapan

menghadapi persalinan sectio caesarea. Perawat berperan penting dalam

melakukan edukasi tentang mengatasi kecemasan yang berlebih yang akan


7

berdampak pada copying dalam menghadapi nyeri setelah persalinan. Perawat

yang melaksanakan edukasi kepada pasien tentang cara mengatasi kecemasan

dan menjelaskan prosedur operasi akan membuat pasien lebih merasa nyaman

dan tenang sehingga pasien akan mampu mengatasi nyeri setelah dijalankannya

operasi.

Berdasarkan uraian diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea

Dengan Derajat Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit

Bhakti Medicare.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian adalah “Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio

Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain:


8

1. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sectio

caesarea

2. Mengetahui gambaran derajat nyeri pada pasien post op sectio caesarea

3. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sectio

caesarea dengan derajat nyeri pada pasien post op sectio caesarea

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, juga sebagai sumber

pembelajaran, pengetahuan dan pemahaman tentang Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post

Op Sectio Caesarea.

2. Manfaat Bagi STIKES Sukabumi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi Pendidikan,

dapat di jadikan referensi dan informasi bagi mahasiswa tentang Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri pada

Pasien Post Op Sectio Caesare.

3. Manfaat Bagi Rumah Sakit Bhakti Medicare

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi untuk

mengambil langkah-langkah kebijakan di masa depan seperti meningkatkan

kegiatan promosi kesehatan terkait Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio

Caesarea dengan Derajat Nyeri pada Pasien Post Op Sectio Caesarea.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan sebuah respon dari situasi emosional yang rumit

dan dapat penyebabnya adalah individu yang mamaknai satu keadaan

sebagai suatu bahaya atau ancaman. Kecemasan dapat dikatakan sebagai

suatu reaksi normal yang dialami oleh di individu mengenai hal yang kurang

menyenangkan atau suatu situasi pengambilan keputusan yang akan

memengaruhi pada kehidupan di masa mendatang dan umumnya akan

berdurasi tidak lama (Putri & Yusuf, 2021).

Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai perasaan

ketidakpastian, ketidakberdyaan, isolasi, dan ketidakamanan. Kecemasan

adalah keadaan emosi tanpa objek tertentu, hal ini di picu oleh hal yang

tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, seperti melahirkan

anak (Setyawan, 2019).

Kecemasan berkaitan dengan emosi seperti ketakutan sebuah

pengalaman dan ketakutan tersebut merupakan emosi yang bersifat

negative, tidak sesuai dengan ancaman yang di hadapi, dialihkan ke masa

depan dan melibatkan gangguan tubuh yang nyata. (Rahmadani & Sahrani,

2021). Kecemasan juga didefinisikan sebagai tahap emosional negatif

seseorang,

9
10

perspektif evolusi, itu tidak selalu berbahaya bagi individu (Takil & Sari,

2021).

Kecemasan pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap

suatu pengalaman yang dianggap pasien sebagai suatu ancaman dalam peran

hidup, integritas tubuh, bahkan kehidupan itu sendiri (Astuti, 2018).

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kecemasan adalah suatu perasaan subyektif mengenai ketegangan mental

yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi

suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan tidak menentu ini pada

umumnya tidak menyenangkan dan menimbulkan atau disertai perubahan

fisiologis (misalnya panik, tegang, bingung, tidak bisa berkonsentrasi).

2. Tingkat Kecemasan

Tingkat Kecemasan Menurut Peplau (dalam Sari, 2020) adalah sebagai

berikut:

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, Tanda dan

gejala antara lain: persepsi dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan

stimulus internal dan eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif

serta terjadi kemampuasn belajar. Perubahan fisiologis ditandai dengan

gelisah, sulit tidur, hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil

normal.
11

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu mengalami

perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih

terarah. Respon fisiologis: sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah

naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif yaitu

lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima,

berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mempengaruh persepsi individu, individu

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik,

serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala dari kecemasan berat yaitu:

persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang detail, rentang

perhatian sangat terbatas, tidak dapat, berkonsentrasi atas menyelesaikan

masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini

individu mengalami sakit kepala, pusing, mual, gemeter, insomnia,

palpitasi, takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar,

dan diare. Secara emosi individu mengalami ketakutan serta seluruh

perhatian terfokus pada dirinya.

d. Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah,

ketakutan dan terror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu


12

yang mengalami panik tidak dapat melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motoric,

menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, kehilangan dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan

kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat fokus

pada suatu kejadian.

3. Faktor Pencetus Kecemasan

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal

dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal).

Namun demikian pencetus kecemasan menurut Setyawan (2019), dapat

dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

a. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis

atau gangguan dalam melakukan aktivitas-aktivitas sehari hari guna

pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.

b. Ancaman terhadap identitas diri yaitu adanya sesuatu yang dapat

mengancam terhadap identitas diri, harga diri, krhilangan status/peran

diri dan hubungan interpersonal (Asmadi, 2019).

4. Faktor yang memengaruhi kecemasan sebelum melakukan persalinan

Menurut Astarini (2021), faktor yang memengaruhi kecemasan sebelum

melakukan persalinan adalah sebagai berikut:

a. Takut Mati

Perasaan takut mati biasanya muncul karena belum menyadari akan nilai

hidup dan kematian, ketakutan terhadap kematian biasanya muncul pada


13

orang yang tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap tuhan.

Ketidaksiapan menghadapi kematian menimbulkan kecemasan saat ibu

menghadapi persalinan.

b. Trauma Kelahiran

Merupakan ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya,

ketakutan berpisah ada kalanya menghinggapi seorang ibu yang merasa

amat takut kalua bayinya akan terpisah dari dirinya, seolah-olah ibu

tersebut menjadi tidak mampu menjamin keselamatan bayinya.

c. Perasaan berdosa atau bersalah terhadap ibunya sejak kecil kita mendapat

perawatan orang tua dengan kasih sayang, setelah beranjak dewasa tentu

kita ingin membalas budi orang tua, masalah terjadi manakala kita tidak

dapat membalas budi orang tua dan apa yang terjadi pada diri kita saat ini

tidak sesuai dengan harapan orang tua.

d. Ketakutan Melahirkan

Berhubungan dengan proses melahirkan yang berkaitan dengan ibu,

kejadian melahirkan merupakan peristiwa besar yang membawa ibu

berada anttara hidup dan mati, menyebabkan ibu merasa cemas akan

keadaanya.

5. Cara Mengukur Kecemasan

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan

pada pasien yang dirancang oleh William W. K. Zung, dikembangkan

berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap


14

pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagian

waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan

kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan. Kuesioner

bersifat baku dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji

validitas semua item pertanyaan dinyatakan valid P-Value <0.05, dengan

tingkat reliabilitas 0,887 dan dinyatakan reliabilitas sangat kuat (Zung Self-

Rating Anxiety Scale dalam Mete, 2015).

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

a. Skor 20-44 : kecemasan ringan

b. Skor 45-59 : kecemasan sedang

c. Skor 60-74 : kecemasan berat

d. Skor 75-80 : kecemasan panik

(Zung Self-Rating Anxiety Scale dalam Mete, 2015)

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan penglaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan, actual maupun

potensial, atau digambarkan sebagai kerusakan yang sama. Nyeri terjadi

akibat kerusakan jaringan yang ada di setiap jaringan tubuh (Das, 2019).

Terdapat beberapa stimulus nyeri, diantaranya yaitu gangguan pada jaringan

tuubuh, tumor, iskemik pada jaringan, spasme otot, dan trauma pada

jaringan tubuh, salah satunya fraktur. Secara umum, fraktur adalah patah
15

tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, dan penurunan

kondisi biologis (Das, 2019).

Nyeri adala pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dimana seseorang merasakan perasaan yang tidak nyaman

yang disebabkan oleh kerusakan jaringan akibat pembedahan, terapi untuk

mengatasi nyeri post-operasi dapat dilakukan dengan Teknik

nonfarmakologis sebagai alternatif yang aman dalam menurunkan rasa nyeri

post operasi SC.

Nyeri adalah kerusakan jaringan actual dan potensial yang terlokalisasi

pada suatu bagian tubuh atau yang disebut sebagai distruktif dimana

jaringan seperti ditusuk-tusuk, seperti dibakar, melilit seperti emosi,

perasaan takut dan mual (Potter et al., 2020).

Nyeri pada luka operasi mengakibatkan klien enggan bergerak leluasa,

tetapi hal tersebut justru salah terlebih dalam masa proses penyembuhan,

karena jika hal tersebut terjadi maka besar kemungkinan akan terjadinya

pemendakan otot dan tendon (Wantoro et al., 2020).

2. Jenis-jenis nyeri

Banyak system berbeda dapat digunakan untuk mengklasifikasikan nyeri,

yang paling umum nyeri diklafikasikan berdasarkan durasi, etiologic, atau

sumber atau lokasi (Kyle, 2017).


16

a. Berdasarkan durasi

1) Nyeri akut

Nyeri akut merupakan nyeri berkaitan dengan awitan cepat

intensitas yang bervariasi. Biasanya mengindikasikan kerusakan

jaringan dan berubah dengan penyembuhan cedera. Contoh penyebab

nyeri akut yaitu trauma, prosedur invasive, dan penyakit akut.

2) Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang terus berlangsung melebhi

waktu penyembuhan yang diharapkan untuk cedera jaringan. Nyeri ini

dapat mengganggu pola tidur dan penampilan aktifitas anak yang

menyebabkan penurunan nafsu makan dan depresi.

b. Berdasarkan etiologi

1) Nyeri nonsiseptif

Nyeri yang diakibatkan stimulant berbahaya yang merusak

jaringan normal jika bersifat lama. Rentang nyeri nonsiseptif dari

nyeri tajam atau terbakar hingga tumpul, sakit, atau menimbulkan

kram dan juga sakit dalam atau nyeri tajam yang menusuk.

2) Nyeri neuropati

Nyeri akibat multifungsi system saraf perifer dan system saraf

pusat. Nyeri ini berlangsung terus menerus atau intermenin dari

biasanya dijelaskan seperti nyeri terbakar, kesemutan, tertembak,

menekan atau spasme.


17

c. Berdasarkan lokasi

1) Nyeri somatic

Nyeri yang terjadi pada jaringan, nyeri somatic dibagi menjadi dua

yaitu superfisial dan profunda. Superfisial melibatkan stimulasi

nosiseptor di kulit, jaringan subcutan atau membrane mukosa,

biasanya nyeri terokalisir dengan baik sebagai sensai tajam, tertusuk

atau terbakar. Profunda melibatkan otot, tendon dan sendi, fasia, dan

tulang. Nyeri ini telokalisir dan biasanya dijelaskan sebagai tumpul,

nyeri atau kram.

2) Nyeri visceral

Nyeri yang terjadi dalam organ, seperti hati, paru, saluran

gastrointestinal, pancreas, hati, kandung empedu, ginjal dan kandung

kemih. Nyeri ini biasanya dihasilkan oleh penyakit dan terlokalisir

buruk serta dijelaskan nyeri dalam sensasi tajam menusuk dan

menyebar.

3. Faktor yang memengaruhi nyeri

Andarmayo mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

memengaruhi nyeri, diantaranya: (Andarmayo, 2017)

a. Usia

Pada usia dewasa sampai dengan lansia, pengkajian yang lebih rinci

diperlukan. Seringkali pasien lansia memiliki sumber nyeri lebih dari

satu. Usia reproduktif termasuk dalam rentang usia kejadian nyeri banyak
18

terjadi sebagaimana dinyatakan oleh Benjamin & Virginia dalam

bukunya 21-45 tahun (Renaldi, 2020).

b. Jenis kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda dalam berespon terhadap

nyeri, akan tetapi pria dan wanita memiliki perbedaan dalam

mentoleransi nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia.

c. Perhatian

Kemampuan individu dalam memfokuskan perhatian pada nyeri

memengaruhi persepsi nyeri. Apabila fokus pada nyeri meningkat maka

nyeri juga akan meningkat, konsep inilah yang diterapkan dalam bidang

keperawatan untuk manajemen nyeri dengan Teknik relaksasi, imajinasi

terbimbing, dan massage.

d. Kebudayaan

Setiap orang belakar dari budaya dan keyakinan bagaimana mereka

berespon dengan adanya nyeri.

e. Makna nyeri

Individu akan mempersepsikan nyeri dengan berbagai cara yang

berbeda. Nyeri dapat diartikan sebagai ancaman, kehilangan, hukuman,

bahkwan tantangan.

f. Ansietas

Kecemasan yang relavan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi

nyeri.
19

g. Keletihan

Rasa Lelah dapat membuat sensasi nyeri semakin intensif dan

menurunkan mekanaisme koping sehingga persepsi nyeri semakin

meningkat.

h. Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri yang sebelumnya dirasakan tidak selalu berarti

bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah

dikemudian hari. Apabila individu telah mengalami nyeri dalam jangka

waktu yang cuku; lama dan berat maka rasa takut dapat muncul. Apabila

individu mengalami nyeri yang berulang-ulang tetapi dapat diatasi makan

akan lebih mudah delam menginterpretasikan sensasi nyeri tersebut.

Individu yang memiliki penyakit sistemasik ringan akan memiliki indak

risiko nyeri pasca operasi lebih tinggi yang masih dapat diminimalkan

dengan cara nonfarmokologi (Renaldi, 2020).

i. Gaya koping

Saat individu mengalami nyeri secara terus menerus dapat

mengilangkan control nyeri. Klien dapat menemukan cara untuk

mengatasi efek nyeri baik fisik masupun psikologis. Sumber-sumer

koping individu dapat bersumber dari komunikasi dengan keluarga,

Latihan dan bernyanyi.

j. Dukungan keluarga dan sosial

Rasa sepi dan ketakutan dapat diminimalkan dengan kehadiran orang

yang terdekat. Individu yang mengalami nyeri akan bergantung pada


20

keluarga untuk mendukung, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran

orang-orang terdekat mungkin akan menambah persepsi nyeri.

4. Pengkajian nyeri

Komponen pengkajian nyeri menurut (Suryono, 2017), antara lain:

a. Lokasi

Nyeri superficial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien.

Sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam lebih dirasakan secara

umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi 4 kategori yang berhubungan

dengan lokasi :

1) Nyeri terlokalisir : nyeri jelas terlihat pada area asalnya.

2) Nyeri terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik.

3) Nyeri radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak

dapat dilokalisir.

4) Reffered pain (nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh

dari area terangsang nyeri.

b. Intensitas

Beberapa indak yang memengaruhi nyeri :

1) Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian.

2) Status kesadaran klien.

3) Harapan klien : nyeri dapat berupa (ringan, sedang, berat atau tak

tertahankan). Perubahan intensitas nyeri dapat menandakan adanya

perubahan kondisi patologis klien.

4) Waktu dan lama (time & duration)


21

5) Perawat perlu mengetahui atauy mencatat kapan nyeri mulai timbul,

berapa lama, bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan

nyeri terakhir timbul.

c. Kualitas

Mengkomunikasikan kualitas dari nyeri.Anjurkan pasien

menggunakan indak yang dia ketahui; nyeri kepala mungkin dikatakan

“ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan“seperti

teriris pisau”.

d. Perilaku non verbal

Perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah,

gemeretak gigi, menggigit bibi bawah dll.

e. Faktor presipitasi

Beberapa indak presipitasi yang akan meningkatkan nyeri :

lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan

emosi.

5. Skala Nyeri

Intensitas nyeri dapat dilakukan dengan cara, salah satunya adalah

bertanya pada pasien tentang nyeri atau ketidaknyamanan. Menurut Anas

Tamsuri (2012), pengukuran intensitas nyeri dapat menggunakan skala

sebagai berikut:
22

a. Skala identitas nyeri numeric

Gambar 2.1 Skala Nyeri Numeric

Keterangan :

Tidak nyeri : Skala 0, pasien tidak mengalami nyeri

Nyeri ringan : Skala 1-3, yaitu klien mengalami nyeri

ringan, dapat berkomunikasi dengan

baik, nyeri ringan seperti gatal,

kesetrum, nyut-nyutan, perih

Nyeri sedang : Skala 4-6, klien mendesis menyeringai,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikan, dapat mengikuti

perintah dengan baik. Nyeri sedang

seperti kram, kaku, terbakar, ditusuk-

tusuk.

Nyeri berat : Skala 7-9, klien kadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon

terhadap tindakan, dapat menunjukkan


23

lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikan, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi, dan nafas panjang

Nyeri sangat berat : Skala 10, pasien tidak mampu

berkomunikasi.

Penggunaan skala nyeri tertulis untuk mengukur nyeri tidak mungkin

dilakukan jika klien mengalami sakit serius atau nyeri hebat atau baru saja

mengalami pembedahan. Untuk melakukan pengkajian, misalnya

menggunakan skala intensitas nyeri numeric 0-10, klien dapat ditanya :

“pada skala nyeri nol sampai sepuluh, nol berarti tidak nyeri dan sepuluh

adalah nyeri paling hebat yang pernah terjadi, seberapa berat nyeri yang

anda rasakan saat ini?”. Hasil yang diharapkan dari pasien menyatakan

kenyamanan menjadi baik, perilaku atau gejala-gejala yeng berhubungan

dengan nyeri berkurang atau hilang.


24

b. SOP Pengukuran Skala Nyeri (Hendro, 2019)

1) Persiapan pasien dan lingkungan

2) Beritahu pasien indakan yang akan dilakukan, beri posisi yang

nyaman

3) Identifikasi pasien

4) Jelaskan prosedur pengukuran skala nyeri pada pasien

5) Jelaskan pada pasien tentang skala nyeri:

Skala 0 : tidak nyeri, tidak ada keluhan nyeri

Skala 1-3 : nyeri ringan, ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih

dapat ditahan

Skala 4-6 : nyeri sedang, ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan

usaha yang cukup untuk menahannya

Skala 7-10 : nyeri berat, ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tidak

tertahankan sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak.

6) Kaji pengalaman nyeri pasien yang terdahulu

7) Kaji skala nyeri pasien dengan meminta pasien untuk menandai angka

yang terdapat pada Numerical Rating Scale yang sesuai dengan nyeri

yang dialami pasien saat itu

8) Dokumentasikan hasil pengukuran skala nyeri pasien


25

C. Kerangka Pemikiran

Sakaran dalam Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka

pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Operasi sectio caesarea adalah persalinan dengan cara membuat sayatan

perut untuk mengeluarkan janin. Persalinan sectio caesarea yaitu proses

mengeluarkan bayi dengan membedah perut ibu dengan membuat sayatan

dinding rahim. Pada luka insisi bedah ini menimbulkan nyeri pada pasien

sectio caesarea setelah menjalani operasi.

Nyeri adalah suatu keadaan tidak nyaman baik bersifat ringan maupun

berat. Adanya perasaan yang menimbulkan ketegangan dan siksaan bagi yang

mengalaminya. Faktor- faktor yang memengaruhi nyeri salah satunya adalah

kecemasan. Nyeri dan kecemasan bersifat kompleks, sehingga keberadaanya

tidak terpisahkan. Kecemasan meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga

dapat menimbulkan suatu perasaan cemas.

Kecemasan dapat diartikan sebagai perasaan tidak nyaman, khawatir,

takut, dan tegang. Kecemasan preoperatif muncul ketika pasien akan menjalani

operasi yang disebabkan oleh ketakutan yang akan tindakan anestesi, prosedur

operasi, dan rasa sakit yang timbul setelah operasi. Sumber kecemasan

preoperatif secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu kecemasan terhadap

anestesi dan kecemasan terhadap prosedur bedah. Kecemasan pada pasien pre
26

op akan berakibat pada derajat nyeri yang dirasakan pada saat post sectio

caesarea..

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel independen Variabel dependen


Tingkat Kecemasan Pre- Derajat Nyeri Pada Pasien
Operasi Post Sectio Caesarea

Keterangan :

: Faktor yang diteliti

: Hubungan antara variabel

C. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya.

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang

belum dibuktikan dengan data atau fakta (Imas, et al., 2018). Hipotesis pada

penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea dengan derajat nyeri pada

pasien post op sectio caesarea di rumah sakit Bhakti Medicare Kabupaten

Sukabumi, dengan bentuk hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan

pasien pre operasi sectio caesarea dengan derajat nyeri pada pasien

post op sectio caesarea di rumah sakit Bhakti Medicare

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pasien

pre operasi sectio caesarea dengan derajat nyeri pada pasien post op
27

sectio caesarea di rumah sakit Bhakti Medicare


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian korelasional adalah

penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel, dimana peneliti dapat

mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji

berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2016).

Cross sectional adalah peneliti non eksperimental dimana variabel sebab

atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau

dikumpulkan secara simultan dalam waktu yang bersamaan (Arikunto, 2013).

Penelitian ini mengkaji Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhakti

Medicare.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan September 2023 sampai

dengan Januari 2024.

27
29

C. Variabel Penelitian

Variabel. penelitian adalah suatu nilai, sifat dari orang, obyek atau kegiatan

yang memiliki variasi dipilih oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

memengaruhi terjadinya suatu sebab perubahannya atau adanya variabel

dependen (terikat) (Sugiyono, 2019). Variabel Independen dalam penelitian

ini yaitu Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Rumah

Sakit Bhakti Medicare.

2. Variabel Tak Bebas (Dependen)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Variabel

dependen pada penelitian ini yaitu Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op

Sectio Caesarea.

D. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual berisi kerangka konsep yang merupakan abstraksi

yang tidak dapat langsung diamati atau diukur, hanya dapat diamati atau

diukur melalui variabel (Notoatmodjo, 2018).

Sectio caesarea adalah suatu tindakan pembedahan yaitu dengan cara

memberikan sayatan pada dinding depan uterus untuk membantu proses


30

mengeluarkan bayi (Fauziah, 2017). Pre operasi SC adalah tahap yang

dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri

ketika pasien dikirim ke meja operasi. Pada pasien pre operasi SC sering

mengalami kecemasan sebelum dilakukan tindakan baik cemas terhadap diri

sendiri ataupun terhadap bayi yang akan lahir (Sianipar, 2018).

Kecemasan menurut Hawari (2016) adalah gangguan alam perasaan

yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan khawatir yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (masih

baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal.

Kecemasan pada pasien SC akan berpengaruh terhadap respon nyeri setelah

post operasi SC.

Menurut Awwaliyah (2019) post operasi SC adalah masa setelah

dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang

pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Nyeri post operasi

merupakan respon tubuh terhadap adanya nyeri yang di akibatkan oleh luka

insisi pembedahan.

Nyeri adalah suatu stressor pengalaman sensorik dan emosional berupa

sensasi yang tidak nyaman akibat adanya kerusakan suatu jaringan.

Pengukuran nyeri menurut Numeric Rating Scale (NRS) dapat dibedakan

menjadi tidak nyeri (0), nyeri ringan dengan skala (1-3), nyeri sedang

dengan skala (4-6) dan nyeri berat dengan skala (7-10) (Metasari &
31

Sianipar, 2018). Post operasi merupakan peristiwa setelah tindakan

pembedahan.

Kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea adalah rasa ketakutan

dan khawatir seorang pasien sebelum dilaksanakannya operasi SC yang

akan berdampak pada respon tubuh terhadap nyeri setelah operasi.

2. Definisi Operasional

Menurut (R, Ulfah, 2021) Definisi operasional variabel adalah batasan

dan cara pengukuran variabel yang akan diteliti. Definisi operasional (DO)

variabel disusun dalam bentuk matrik, yang berisi : nama variabel, deskripsi

variabel (DO), alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang digunakan

(nominal, ordinal, interval dan rasio). Definisi operasional dibuat untuk

memudahkan dan menjaga konsistensi pengumpulan data, menghindarkan

perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Dalam

penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Skala Hasil ukur


ukur
Variabel
Independen Kecemasan adalah Kuesioner Ordinal 1. Skor 20-44 :
Tingkat segala sesuatu yang kecemasan ringan
Kecemasan dirasakan oleh ibu 2. Skor 45-59 :
Pre-Operasi terkait kondisi kecemasan sedang
emosional yang 3. Skor 60-74 :
dialami ibu hamil kecemasan berat
yang akan menjalani 4. Skor 75-80 :
persalinan sectio kecemasan panik
caesarea yang
disertai perasaan (Zung Self-Rating
kekawatiran, Anxiety Scale dalam
ketakutan, dan Mete, 2015)
32

kesedihan sehingga
terganggunya
kestabilan emosional
Variabel
Dependen Nyeri merupakan rasa Lembar Ordinal 1. Skala 10,
Nyeri tidak nyaman yang Observasi nyeri sangat
Post dirasakan oleh pasien Skala berat
Sectio post operasi sectio Nyeri 2. Skala 7-9,
Caesarea caesarea akibat luka rentang 0- nyeri berat
insisi 10 3. Skala 4-6,
nyeri sedang
4. Skala 1-3,
nyeri ringan
5. Skala 0, tidak
nyeri

(Numeric Rating Scale)


(Tamsuri, 2012)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan elemen dalam penelitian

meliputi objek dan subjek dengan ciri-ciri dan karakteristik tertentu,

populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu

(Amin Fadillah, dkk. 2023). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien pre op dan post op SC di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten

Sukabumi sebanyak 122 orang selama bulan November 2023.

2. Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber

data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel

adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Penggunaan


33

sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan (Amin

Fadillah, dkk. 2023). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien

pre op dan post op SC di Rumah Sakit Bhakti Medicare dari tanggal 13

sampai 27 November 2023 sebanyak 62 orang.

Cara pengambilan sampel memilah subjek berdasarkan karakteristik

tertentu yang dianggap sesuai atau mempunyai hubungan dengan

karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Masturoh &

Anggita T.,2018). Berdasarkan karakteristik populasi yang ditentukan

sebelumnya terdapat dalam kriteria inklusi dan ekslusi di penelitian ini

yaitu:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil atau dijadikan sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena beberapa alasan

(Nursalam, 2016). Kritera eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Pasien post op yang mengalami komplikasi

2) Pasien post op yang mengalami penurunan kesadaran

3.Ukuran Sampel
34

Ukuran sampel adalah banyaknya individu, subyek atau elemen

dari populasi yang diambil sebagai sampel. Ukuran sampel dalam

penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan yang ditemui pada saat dilakukan pengambilan data

dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah sebuah proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2016 dalam Monita 2020). Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling aksidental /

accidental sampling. Menurut (Sugiyono, 2016), accidental sampling adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan teknik pengambilan langsung pada subjek data yang

dicari (Romlah, 2021). Data primer merupakan data yang diperoleh

secara langsung dari sumber aslinya (tidak melalui perantara). Data

primer dapat berupa opini/persepsi orang secara individual dan kelompok


35

serta hasil observasi terhadap suatu benda atau kegiatan (Budhiana,

2016).

Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan

secara langsung dari jawaban responden sebagai objek penelitian melalui

penyebaran kuesioner yang meliputi karakteristik responden, tingkat

kecemasan pre operasi dengan derajat nyeri pada pasien post SC.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain,

tidak langsung diperoleh dari peniliti dari subjek penilitiannya (Romlah,

2021) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.

Data sekunder dalam penelitian ini di dapatkan dari instansi terkait yang

meliputi: data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Profil kesehatan,

data laporan bulanan dari rumah sakit, buku dan literature lain yang

terkait dengan materi penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti

dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian (Hidayat,

2017). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner.

Kuesioner yang telah memenuhi syarat dan bisa digunakan untuk

penelitian, kemudian dihitung dan hasilnya dalam bentuk skala, yaitu Zung

Self-Rating Anxiety Scale, yang diadopsi dari buku dikutip dari Mete (2015)

yaitu :
36

Skor 20-44 : kecemasan ringan

Skor 45-59 : kecemasan sedang

Skor 60-74 : kecemasan berat

Skor 75-80 : kecemasan panik

Alat yang digunakan sebagai pengukur intensitas nyeri atau tingkat

nyeri berupa lembar instrument dengan menggunakan Numeric Rating

Scale (NRS). dengan rentang nilai 0 (nol) tidak nyeri, 1-3 (nyeri ringan), 4-

6 (nyeri sedang) dan 7-10 (nyeri berat), selain dengan alat ukur Numeric

Rating Scale (NRS).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018). Untuk menilai kecemasan dipakai

Zung Self-Rating Anxiety Scale yang dikutip dari Mete (2015). Instrumen

penelitian variabel tingkat kecemasan pre operasi yang digunakan yaitu

menggunakan pertanyaan tertutup. Variabel tingkat kecemasan pre operasi di

ukur dengan skala Likert. Variabel tingkat kecemasan di ukur dengan skala

likert yang terdiri dari 4 pilihan jawaban tidak pernah (1), kadang-kadang (2),

sebagian waktu (3), atau hampir setiap waktu (4). Skor tertinggi untuk setiap

pertanyaan adalah 4 dan skor terendah adalah 1.

Pada variabel derajat nyeri post sectio caesarea peneliti menggunakan

skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik


37

tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan (Sri, 2021).

Variabel derajat nyeri post sectio caesarea dapat di ukur dengan skala

likert yang terdiri dari 0-10.

H. Teknik Pengolahan Data

Menurut (Ibrahim, 2017) Setelah data-data yang diperlukan sudah tergali

dan terkumpul, maka langkah selanjutnya mengolah data tersebut

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Jika ada kuesioner yang

tidak diisi dengan lengkap akan diminta pada responden untuk dilengkapi.

Pada penelitian ini tidak terdapat responden yang mengisi kuesioner tidak

lengkap.

2. Scoring

Pertanyaan yang diberikan skor adalah pertanyaan yang berhubungan

dengan hubungan nilai masing – masing pertanyaan dan penjumlahan hasil

scoring dari semua pertanyaan. Pada penelian ini dilakukan scoring untuk

kecemasan responden yaitu 1: ringan, 2: sedang, dan 3: berat, sedangkan

untuk skala nyeri yaitu 1: ringan, 2: sedang, dan 3: berat. Untuk

karakteristik responden berdasarkan umur 1: <18 tahun, 2: 26-35 tahun, 3:

36-45 tahun, 4: 46-60 tahun, dan 5: >60 tahun, karakteristik responden


38

berdasarkan Pendidikan 1: tidak sekolah, 2: SD, 3: SMP, 4: SMA, dan 5 PT,

karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan 1: tidak bekerja dan 2:

bekerja, karaktersitik berdasarkan pengalaman operasi 1: 1 kali dan 2: >1

kali, karakteristik responden berdasarkan kehamilan 1: Primigravida, 2:

Multigravida, dan 3: Grande Multi.

3. Entry

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau data base computer. Dalam penelitian ini data

dikumpulkan dengan menggunakan Ms. Ecxel dan dianalisa menggunakan

SPSS.

4. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-

entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pada tahap ini peneliti melakukan

pengecekan data sebanyak 2 kali secara berulang untuk memastikan tidak

ada data yang belum lengkap dan data dinyatakan sudah lengkap.

I. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang di sesuiakan dengan tujuan yang

hendak dianalisis, analisis data dilakukan akan menggunakan software program

SPSS 16.0 berupa gambaran karakteristik responden, analisis univariat dan

bivariat.

1. Gambaran Karakteristik Responden


39

Analisa data yang digunakan adalah analisa secara deskriptif untuk

gambaran karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan, pengalaman operasi, dan riwayat kehamilan.

Secara umum analisa deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan

rumus sebagai berikut:

a
P= x 100%
b
Keterangan :

P : Persentase jumlah responden kategori tertentu

a : Jumlah responden kategori tertentu

b : Jumlah seluruh responden

2. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan pada variabel tingkat kecemasan pasien pre

operasi SC dan derajat nyeri pada pasien post operasi SC.

3. Analisa Bivariat

Analisa data bivariat merupakan analisa yang dilakukan untuk

menjelaskan hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel terikat

(Notoadmodjo, 2018). Analisa bivariat penelitian ini menggunakan uji

statistik konsep Korelasi Somers’D.

Korelasi Somers’D merupakan korelasi yang dapat digunakan untuk

mengukur kekuatan korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas

dimana kedua variabel berskala ordinal dan data dibuat serta disajikan

dalam bentuk tabel kontingensi r x k (r = baris, k = kolom) dengan minimal


40

r dan k adalah 3 kategori. Korelasi ini juga memiliki dasar logika pada

banyak pada pasangan konkordan (C) dan pasangan diskordan (D).

Rumus koefisien korelasi Somers’D diciptakan dan dikenalkan oleh

Robert H. Somers (1962) dan merupakan analisis statistika tanpa

memperhatikan bentuk distribusinya dan tidak menetapkan syarat-syarat

tertentu pada distribusi parameter populasinya. Korelasi Somers’D bisa

mengukur hubungan variabel yang asimetris dan juga simetris.

Rumus korelasi Somers’D :

F a−F i
d xy =
Fa + F i +T xy

Keterangan:

Fa = Pasangan pada tingkat kedudukan yang sama

Fi = Pasangan pada tingkat kedudukan yang berbeda

Tx = Jumlah dari pasangan terikat pada variable independen

Ty = Jumlah dari pasangan terikat pada variabel dependen

Txy = Jumlah dari pasangan terikat pada variabel

Berdasarkan hasil penelitian uji statistik analisa bivariat dengan

menggunakan uji Somer’s D diperoleh nilai P-Value 0,000 berarti < 0,05.

Berdasarkan aturan penolakan hipotesis maka Ho ditolak, ini berarti terdapat

Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan

Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti

Medicare Kabupaten Sukabumi. Perhitungan Uji Somers’D dilakukan

dengan menggunakan bantuan Program Statistik Product Service Solution


41

(SPSS) for Windows Version 16.0. Hasil proses penganalisaan data pada

penelitian ini di jelaskan di Bab IV.

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menurut (Rahmawati, 2022) antara lain:

1. Tahap pendahuluan dan persiapan

Tahap ini dimulai dari mencari buku dan teori yang berkaitan dengan

hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Op Sectio Caesarea dengan

Derajat Nyeri pada pasien Post Op Sectio Caesarea.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan

permasalahan dengan metode observasi, wawancara, pengisian kuesioner

dan dokumentasi.

3. Tahap Analisa Data

Pada tahap ini peneliti menyusun semua data yang telah dikumpulkan

secara sistematis agar mudah untuk difahami dan dilanjutkan uji analisa.

4. Tahap pelaporan

Tahap ini tahap akhir dari penelitian yang peneliti lakukan, tahap ini

dengan membuat laporan tertulis dari hasil penelitian yang dilakukan.

Laporan akan ditulis dalam bentuk Skripsi.


42

K. Etika Penelitian

Etika penelitian dapat membantu peneliti untuk melihat secara kritis

moralitas dari sisi subjek penelitian. Etika juga membantu untuk merumuskan

pedoman etis yang lebih kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena

adanya perubahan yang dinamis dalam suatu penelitian. dicantumkan etika

yang mendasari penyusunan studi kasus menurut (Masturoh, 2018) terdiri dari:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

subyek penelitian peneliti dengan memberikan lembar persetujuan informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan dengan menjadi subyek penelitian. Pada

penelitian ini semua responden bersedia dan melakukan tanda tangan dalam

surat persetujuan responden.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Anonymity merupakan etika penelitian yang tidak mencantumkan nama

subyek penelitian dalam lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan, namun hanya menggunakan kode angka (numeric)

berupa nomor subyek penelitian. Pada penelitian ini hanya di sebutkan

inisial responden.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Confidentially merupakan kerahasian hasil penelitian yang mana

peneliti wajib merahasiakan seluruh informasi yang dikumpulkan selama


43

proses penelitian, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Otonomi (Self Determination)

Self determination merupakan hal yang dimiliki klien berupa otonomi

dan hak untuk membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik,

bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini atau

untuk mengundurkan diri dari penelitian. Pada penelitian ini tidak ada

responden yang menolak terlibat dalam penelitian dan ikut serta sampai

selesai.

5. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjungjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia, dan tidak berhak dalam perlakuan terhadap

manusia. Dalam penelitian ini menggunakan teknik aksidental sampling

sehingga semua penderita diabetes melitus mempunyai kesempatan yang

sama untuk menjadi sampel penelitian.

6. Hak Mendapat Perlindungan (The Right To Get Protection)

The right to get protection merupakan hak untuk klien mendapatkan

perlindungan dari ketidaknyamanan dan kerugian, yang mengharuskan agar

klien dilindungi dari eksploitasi dan peneliti harus menjamin bahwa semua

usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya atau kerugian dari suatu

penelitian, serta memaksimalkan manfaat dari penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan data-data dari hasil penelitian dan

pembahasan mengenai Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio

Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi. Hasil

penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data dalam bentuk kuesioner

untuk kedua variabel.

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menjabarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan

untuk mengetahui analisis univariat dan analisis bivariat. Dimana analisis

univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi

umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman operasi, dan riwayat kehamilan.

Sedangkan analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui Hubungan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada

Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten

Sukabumi. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah

dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

43
44

1. Gambaran Karakteristik Responden

a. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan umur responden dapat

dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase (%)


1 <18 3 4.8
2 18-25 8 12.9
3 26-35 28 45.2
4 36-45 15 24.2
5 >45 8 12.9
Jumlah 62 100

Hasil tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur, dapat

diketahui bahwa sebagian besar umur responden yaitu 26-35 tahun

sebanyak 28 responden atau 45.2% dan sebagian kecil umur responden

yaitu <18 tahun sebanyak 3 responden atau 4.8%.

b. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan pendidikan responden

dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


45

Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1 Tidak Sekolah 4 6.5
2 SD 14 22.6
3 SMP 10 16.1
4 SMA 27 43.5
5 PT 7 11.3
Jumlah 62 100

Hasil tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan,

dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden SMA yaitu

sebanyak 27 responden atau 43.5% dan sebagian kecil pendidikan

responden tidak sekolah sebanyak 4 responden atau 6.5%.

c. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan pekerjaan responden

dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1 Bekerja 22 35.5
2 Tidak Bekerja 40 64.5
Jumlah 62 100

Hasil tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak

40 responden atau 64.5% dan sebagian kecil responden bekerja sebanyak

22 responden atau 35.5%.


46

d. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Operasi

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan pengalaman operasi

responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pengalaman Operasi

No Pengalaman Operasi Jumlah Persentase (%)


1 1 Kali 36 58.1
2 >1 Kali 26 41.9
Jumlah 62 100

Hasil tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan pengalaman

operasi, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

operasi 1 kali sebanyak 36 responden atau 58.1% dan sebagian kecil

mengalami operasi lebih dari 1 kali sebanyak 26 responden atau 41.9%.

e. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat

Kehamilan

Hasil penelitian karakteristik berdasarkan riwayat kehamilan

responden dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Riwayat Kehamilan
No Riwayat Kehamilan Jumlah Persentase (%)
1 Primigravida 35 56.5
2 Multigravida 26 41.9
3 Multi Grande 1 1.6
Jumlah 62 100
47

Hasil tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan riwayat

kehamilan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden kehamilan

primigravida yaitu sebanyak 35 responden atau 56.5% dan sebagian kecil

responden kehamilan grandemulti sebanyak 1 responden atau 1.6%.

2. Analisis Univariat Variabel

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari variabel Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio

Caesarea dan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Bhakti Medicare, hasil univariat ini dapat dilihat pada

diagram berikut:

a. Gambaran Variabel Tingkat Kecemasan Pasien Pre Op Sectio

Caesarea

Hasil penelitian gambaran analisis deskriptif variabel tingkat

kecemasan pasien pre op Sectio Caesarea dapat dilihat pada diagram

4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Kecemasan


Pasien Pre Op Sectio Caesarea

No Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase (%)


1 Ringan 11 17.7
2 Sedang 23 37.1
3 Berat 28 45.2
Jumlah 62 100
48

Hasil tabel 4.6 distribusi frekuensi variabel tingkat kecemasan

pasien pre op Sectio Caesarea, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 28

responden atau 45.2% dan sebagian kecil responden mengalami tingkat

kecemasan ringan sebanyak 11 responden atau 17.7%.

b. Gambaran Variabel Derajat Nyeri Pasien Post Op Sectio Caesarea

Hasil penelitian gambaran analisis deskriptif variabel derajat

nyeri pasien post op Sectio Caesarea dapat dilihat pada diagram 4.7

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Derajat Nyeri Pasien


Post Op Sectio Caesarea

No Derajat Nyeri Jumlah Persentase (%)


1 Ringan 12 19.4
2 Sedang 20 32.2
3 Berat 30 48.4
Jumlah 62 100

Hasil tabel 4.7 distribusi frekuensi variabel derajat nyeri pasien

post op Sectio Caesarea, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami derajat nyeri berat yaitu 30 responden atau 48.4%

dan sebagian kecil responden mengalami derajat nyeri ringan sebanyak

11 responden atau 19.4%.

3. Analisis Bivariat
49

Hasil analisa bivariat ini dilakukan untuk melihat Hubungan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri

Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare

Kabupaten Sukabumi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 : Tabulasi Silang Tingkat Kecemasan Pasien Pre


Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri
Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea
Tingkat Derajat Nyeri Pasien Post Op Sectio
Kecemasan Caesarea
P
Pasien Pre Total %
Value
Op Sectio Ringan % Sedang % Berat %
Caesarea
Ringan 6 54.5 2 18.2 3 27.3 11 100

Sedang 6 26.1 11 47.8 6 26.1 23 100


0,000
Berat 0 0 7 25 21 75 28 100

Jumlah 12 19.3 20 32.3 30 48.4 62 100

Hasil tabel 4.8 tabulasi silang Hubungan Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien

Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten

Sukabumi, dapat dilihat bahwa dari 62 responden terdapat 28 responden

yang mempunyai kecemasan berat sebagian besar responden yaitu

sebanyak 21 responden atau 75% mengalami nyeri berat, dan sebagian

kecil responden sebanyak 7 responden atau 25% mengalami nyeri sedang

dan tidak ditemukan responden yang mengalami kecemasan berat

mengalami nyeri ringan. Sedangkan 11 responden dengan tingkat

kecemasan ringan sebanyak 6 responden atau 54.5% mengalami nyeri


50

ringan dan sebagian kecil responden sebanyak 2 responden atau 18.2%

mengalami nyeri sedang.

Hasil uji statistik analisa bivariat dengan menggunakan uji Somer’s

D diperoleh nilai P-Value 0,000 berarti < 0,05. Berdasarkan aturan

penolakan hipotesis maka Ho ditolak, ini berarti terdapat Hubungan

Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat

Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti

Medicare Kabupaten Sukabumi.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi

Gambaran variabel tingkat kecemasan pasien pre op Sectio

Caesarea, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 28 responden atau 45.2% dan

sebagian kecil responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak

11 responden atau 17.7%.

Beberapa faktor penentu kecemasan ibu antara lain kecemasan

akibat nyeri lahir, kondisi fisik ibu, dan pemahaman tentang persalinan.

Salah satu yang dapat memengaruhi pemahaman tentang persalinan adalah

pengetahuan dan tingkat pendidikan (Bobak et al., 2015).

Hasil tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan,

dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden SMA yaitu


51

sebanyak 27 responden atau 43.5% dan sebagian kecil pendidikan

responden tidak sekolah sebanyak 4 responden atau 6.5%.

Hasil pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi (2015), mengenai terdapatnya hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu, dimana responden yang

memiliki tingkat pendidikan rendah (SD-SMP), akan lebih banyak

mengalami kecemasan dibandingkan dengan responden yang memiliki

tingkat pendidikan tinggi (SMA-PT).

Pada umumnya seseorang yang mengalami SC akan mengalami

cemas berat hingga panik (Andara, 2021), pada penelitian ini ibu yang

memiliki tingkat kecemasan berat hanya 48.4% hal ini di sebabkan oleh

pendidikan ibu yang sebagian besar SMA. Ibu dengan pendidikan tinggi

akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan ibu

berpendidikan rendah. Menurut Astria (2019), semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk mencari

pengobatan ke pelayanan kesehatan, sebaliknya tingkat pendidikan yang

rendah dari seseorang akan menyebabkan kurangnya informasi mengenai

kesehatan sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Lutfa (2018)

berpendapat bahwa pendidikan setiap orang memiliki arti tersendiri.

Pendidikan sering kali dapat digunakan untuk mengubah cara berpikir,

perilaku dan pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang memadai

akan memudahkan untuk mengidentifikasi sumber stres iinternal dan

eksternal. Tingkat pendidikan juga memengaruhi kesadaran dan


52

pemahaman tentang rangsangan. Selain pendidikan, pengalaman

persalinan dan pengalaman operasi juga memengaruhi kecemasan pasien

SC.

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pengalaman

operasi, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

operasi 1 kali sebanyak 36 responden atau 58.1% dan sebagian kecil

mengalami operasi lebih dari 1 kali sebanyak 26 responden atau 41.9%

sedangkan karakteristik responden berdasarkan riwayat kehamilan dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden kehamilan primigravida yaitu

sebanyak 35 responden atau 56.5% dan sebagian kecil responden

kehamilan grandemulti sebanyak 1 responden atau 1.6%.

Pengalaman persalinan sebelumnya telah memengaruhi tingkat

kecemasan ibu menghadapi proses persalinan. Bagi ibu yang baru pertama

kali melahirkan akan merasa sangat cemas, karena ibu akan memiliki

kesan tersendiri terhadap proses persalinan. Hasil penelitian sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015), yang menyatakan

adanya hubungan yang bermakna mengenai hubungan antara pengalaman

sectio caesarea sebelumnya dengan tingkat kecemasan ibu. Adanya

pengalaman sectio caesarea sebelumnya dapat meningkatkan kesiapan ibu

dalam menghadapi persalinan dengan sectio caesarea. Ibu dengan

pengalaman sectio caesarea sebelumnya akan memiliki kecemasan yang

lebih rendah dibandingkan ibu yang mengalami sectio caesarea untuk

yang pertama kalinya. Karena ibu yang memiliki pengalaman operasi


53

sectio caesarea sebelumnya akan lebih paham mengenai prosedur yang

harus dijalani sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu

yang pernah memiliki pengalaman operasi sectio caesarea sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwaryo (2017), hasil uji korelasi

menggunakan koefisien kontingensi menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pengalaman operasi (p=0.001) dan riwayat kehamilan (p=0.008)

terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi SC. Hasil uji regresi

logistik didapatkan pengalaman operasi (RR=3.224) merupakan faktor

dominan yang memengaruhi tingkat kecemasan pasien pre operasi SC.

2. Gambaran Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi

Hasil tabel 4.7 distribusi frekuensi variabel derajat nyeri pasien post

op Sectio Caesarea, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mengalami derajat nyeri berat yaitu 30 responden atau 48.4% dan sebagian

kecil responden mengalami derajat nyeri ringan sebanyak 11 responden

atau 19.4%.

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi nyeri diantaranya yaitu

umur dan pengalaman persalinan. Hasil penelitian berdasarkan umur

pasien pasca persalinan secara sectio caesarea, dapat diketahui bahwa

sebagian besar umur responden yaitu 26-35 tahun sebanyak 28 responden

atau 45.2% dan sebagian kecil umur responden yaitu <18 tahun sebanyak 3

responden atau 4.8%. Umur merupakan variabel penting yang

memengaruhi nyeri. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara


54

kelompok usia ini dapat memengaruhi seseorang bereaksi terhadap nyeri

(Hariyanto, 2015). Orang dewasa akan mengalami perubahan

neurofisiologis dan mungkin mengalami penurunan persepsi sensorik

stimulus serta peningkatan ambang nyeri (Yeni, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra, dkk (2018) menggunakan

20 orang sampel. Berdasarkan umur responden paling banyak berumur 26-

30 tahun yaitu 10 orang (50%) umur responden adalah variabel penting

yang akan memengaruhi reaksi maupun ekspresi responden terhadap rasa

nyeri. Semakin meningkatnya umur, semakin tinggi reaksi maupun respon

terhadap nyeri yang dirasakan.

Menurut Siregar (2018) menyatakan bahwa usia dewasa awal

merupakan masa dimana individu akan lebih disiplin dalam menjaga

kesehatannya. Pada masa dewasa awal juga akan lebih banyak melakukan

persiapan demi upaya menjaga kesehatan diri. Selain umur, pengalaman

persalinan SC juga memengaruhi nyeri post SC.

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pengalaman

operasi, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

operasi 1 kali sebanyak 36 responden atau 58.1% dan sebagian kecil

mengalami operasi lebih dari 1 kali sebanyak 26 responden atau 41.9%.

Pengalaman persalinan sebelumnya telah memengaruhi ibu dalam

mempersepsikan nyeri post SC. Bagi ibu yang baru pertama kali

melahirkan akan merasa nyeri hebat, karena ibu akan memiliki kesan

tersendiri terhadap proses persalinan yang pertama. Hasil penelitian


55

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), yang

menyatakan adanya hubungan yang bermakna mengenai hubungan antara

pengalaman sectio caesarea sebelumnya dengan derajat nyeri ibu setelah

operasi SC.

3. Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea

dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah

Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri

Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare

Kabupaten Sukabumi. Hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 62

responden terdapat 28 responden yang mempunyai kecemasan berat

sebagian besar responden yaitu sebanyak 21 responden atau 75%

mengalami nyeri berat, dan sebagian kecil responden sebanyak 7

responden atau 25% mengalami nyeri sedang dan tidak ditemukan

responden yang mengalami kecemasan berat mengalami nyeri ringan.

Sedangkan 11 responden dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 6

responden atau 54.5% mengalami nyeri ringan dan sebagian kecil

responden sebanyak 2 responden atau 18.2% mengalami nyeri sedang.

Hasil uji analisa bivariat dengan menggunakan uji Somers’D

diperoleh nilai P-Value 0,000 berarti < 0,05. Berdasarkan aturan penolakan

hipotesis maka Ho ditolak, ini berarti terdapat Hubungan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri


56

Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare

Kabupaten Sukabumi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian tentang hubungan antara

tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien post operasi sectio

caesarea di RSU PKU Muhammadiyah Gombong, sehingga ada hubungan

antara tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien post operasi

sectio caesarea dengan nilai Assymp. Sig = 0,038. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi kecemasan pre op

yang dialami oleh pasien sectio caesarea semakin tinggi juga tingkat nyeri

pada saat post op, kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak

nyaman yang menyebabkan nyeri pada pasien post sectio caesarea.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Montgomery et al mengenai faktor psikologis pra-operasi terhadap

efek samping pasca operasi, menunjukkan bahwa stres pre-operasi sangat

berkontribusi pada keparahan nyeri pasien paska-operasi dan kelelahan

satu minggu setelah operasi dengan nilai P-Value = 0,001. Berdasarkan

hasil penelitian ini menyebutkan bahwa faktor psikologis pra operasi

memengaruhi komplikasi pada responden selama satu minggu sebesar:

nyeri pasca operasi (28 %), mual (11 %), dan kelelahan (25 %). Hasil ini

memberikan bukti kuat peran faktor psikologis pra operasi dalam

menentukan pengalaman gejala satu minggu setelah prosedur bedah

invasif. Singkatnya, seperempat dari rasa sakit dan kelelahan pasien

ditentukan oleh faktor psikologis. Analisis lebih lanjut mengungkapkan


57

bahwa dalam semua kasus, respon harapan terus membuat kontribusi yang

unik untuk efek samping pasca operasi setelah memperhitungkan tekanan

emosional pra-operasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa harapan

respon adalah mediator dari efek gangguan emosi pada nyeri pasca operasi

dan kelelahan. Hasil ini menyoroti pentingnya harapan dalam penyelidikan

pengaruh psikologis pra operasi dan kesulitan pada hasil pasca-operasi.

Dari perspektif klinis, hasil menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat pra

operasi yang lebih tinggi dari harapan dan tekanan emosional tampaknya

berada pada risiko lebih besar untuk mengalami tingkat yang lebih tinggi

dari efek samping pascaoperasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang pada bulan Maret Tahun 2014, responden pre

operasi yang mengalami kecemasan kategori sedang dan berat dengan

keluhan nyeri post operasi dalam kategori sedang dan berat berjumlah 23

responden (50%) dari total 46 responden yang diteliti. Sedangkan

responden yang mengalami kecemasan kategori ringan dengan keluhan

nyeri dalam kategori ringan berjumlah 10 responden (21,7%) dari total 46

responden. Hal ini menunjukan bahwa pasien dengan gangguan

kecemasan dalam kategori sedang ataupun berat akan mempunyai

kemungkinan besar mengalami komplikasi nyeri dengan skala kategori

sedang dan berat juga.

Namun tidak semua pasien dengan kecemasan berat mengalami

nyeri berat dan pasien dengan kecemasan ringan akan mengalami nyeri
58

ringan, hal ini bisa di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

pengalaman pasien dalam operasi section caesarea dan cara pasien

menginterpretasikan nyeri dan penanganan nyeri yang di rasakan.

Pada penelitian ini ditemukan pasien dengan kecemasan ringan

namun mengalami nyeri pada skala tinggi, hal ini bisa di sebabkan oleh

interpretasi pasien terhadap nyeri itu lebih besar dibandingkan dengan

pasien lain, juga bisa karena pengalaman operasi pasien yang baru.

Berdasarkan pada teori yang ada peneliti menghubungkan

keterkaitan antara variabel kecemasan dengan nyeri melalui respon

fisiologis tubuh yaitu pasien dengan gangguan kecemasan menunjukkan

perbedaan dalam konsentrasi keseimbangan hormon dalam tubuh. Ketika

mengalami kecemasan beberapa hormon yang akan mengalami perubahan

dibandingkan dengan subyek normal adalah, katekolamin dan MHPG,

kortisol dan ACTH, hormon pertumbuhan, prolaktin, hormon tiroid, dan

B-endorphin. Kelainan endokrin pada orang cemas termasuk epinefrin,

norepinefrin, dopamin, dan katekolamin metabolit, terutama metoksi

hydroxy phenethylene glycol (MHPG). Perubahan hormon inilah yang

akan berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus sehingga mengaktifkan

kerja neurotransmitter terhadap komplikasi yang dialami responden post

operasi, dikarenakan efek fisiologis yang menyebabkan keseimbangan

tubuh terganggu sehingga dampak stress akan muncul yang pada akhirnya

akan memperberat persepsi responden terhadap nyeri.


Berdasarkan laporan perawat ruang operasi pada saat ini pasien yang akan

menjalani operasi SC diberikan penjelasan mengenai prosedur operasi, namun

perawat tidak melakukan observasi adanya kecemasan pasien menjelang operasi.

Perawat melakukan intervensi diantaranya hipnoterapi, Tarik napas dalam

tindakan lainnya yang dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien pre

operasi.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hubungan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada

Pasien Post Op Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten

Sukabumi adalah sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea yaitu

sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan berat.

2. Gambaran derajat nyeri pasien post operasi Sectio Caesarea yaitu

sebagian besar responden mengalami derajat nyeri berat.

3. Ada hubungan antara Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio

Caesarea dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea di

Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi.

59
60

B. Saran

1. Bagi Perawat di Rumah Sakit Bhakti Medicare

Diharapkan perawat melakukan observasi mengenai kecemasan

pasien yang akan menjalani operasi SC. Jika terdapat pasien yang

mengalami kecemasan, perawat melakukan intervensi diantaranya

hipnoterapi, Tarik napas dalam dan tindakan lainnya yang dapat

menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Pasien yang akan

menjalani SC dilakukan upaya penanganan agar tidak mengalami

kecemasan yang berat sehingga meminimalisir terjadinya nyeri setelah

operasi yang dialami pasien SC yang diakibatkan kecemasan sebelum

menjalani operasi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengembangan

penelitian dengan menggunakan variabel lain. Terkait dengan faktor-faktor

yang memengaruhi nyeri post operasi Sectio Caesarea diantaranya yaitu

dukungan keluarga, motivasi dan yang lainnya dengan beragam populasi

yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA

AA .Astarini. 2021. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil. Jurnal


Keperawatan.
Amin. 2023. Sample dan Populasi Penelitian. Jurnal Keperawatan.
Andarmayo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Apriansyah. 2015. Hubungan antara Tingkat Kecemasan Pre-Operasi dengan
Derajat Nyeri pada Pasien Post Sectio Cesarea di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2014. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Asmadi. 2019. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan.
Dasar Klien. Jakarta : Salemba.
Astuti. 2018. Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi.
Ayuningtyas et al., 2018. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Azzhari. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Benjamin. 2020. Nyeri atau Tidak Nyeri. Frequency Percent Valid Percent.
Boerma. 2018. Health information systems: the foundations of public health.
Bulletin of the World Health Organization.
Budhiana. 2016. Modul Metodologi Penelitian. STIKES Sukabumi.
Corso. 2017. Perawatan luka sectio caesarea (SC).
Das. 2019. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Fauziah. 2017. Keperawatan Maternitas Volume 2 : Persalinan. Jakarta: Kencana.
Hawari. 2016. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas. Indonesia.
Hendro. 2019. Alat Kesehatan Untuk Praktik Klinik & SOP. Tindakan
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat. 2017. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Ibrahim. 2017. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bandung: Salemba


Humanika.
Imani. 2020. Hubungan Tingkat Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri
Pada Pasien Post Sectio Caesarea.
Imas, et al. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Jawaid M et.al. 2016. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan Pre Operasi
pada Pasien Sectio Caesarea.
Kasdu. 2018. Operasi Caesar Masalah Dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Kyle. 2017. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Jakarta: Buku. Kedokteran EGC
Laporan Dinkes Kabupaten Sukabumi. 2022. Sectio Caesarea Juni 2023.
Mardiawati. 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Mobilisasi Dini.
Masturoh & Anggita T.,2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: 307.
Mete. 2015. A rating instrument for anxiety disorders. USA: Psychosomatics.
Nigussie S et all. 2019. Predictors Of Preoperative Anxiety Among Surgical
Patients.
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jawa Tengah: Rineka
Putra
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pawatte, 2017. The Effectivenessof Relaxation.
Potter et al., 2020. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC
Putri & Yusuf. 2021. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan.
R. Ulfah. 2021. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen.
Rahmadani & Sahrani. 2021. Gambaran Tingkat Kecemasan.
Rahmawati. 2022. Buku Ajar Metodologi Keperawatan. Surabaya: Wira Medika.
Renaldi. 2020. Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Tingkat Presepsi Nyeri
Pada Pasien Post Laparatomi di RSUD Nyi Ageng Serang
Romlah. 2021. Instrumentasi dalam Bimbingan Konseling. Metodologi Penelitian
Terapan. Yogyakarta: Alfabeta.
Sari. 2020. Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Masa Persalinan.
Setyawan. 2019. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Nyeri Pasien Post Op
SC.
Sianipar. 2018. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Post Operasi Sectio
Caesarea.
Sri. 2021. Teori Pengukuran Nyeri. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sumelung et al. 2017. Faktor-Faktor yang Berperan Meningkatnya Angka
Kejadian Sectio Caesarea.
Suryono. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif ed 3. Jakarta: EGC.
Tamsuri. 2012. Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wantoro et al. 2020. Penerapan Teknik Relaksasi Nafas dalam pada Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Nyaman Nyeri.
SURAT PENGANTAR RESPONDEN

Yth.

Calon Responden Penelitian

Di

Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Farah Farhanah Sa’idah

NIM : C1AB23018

Status : Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Sukabumi

Saya adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Sukabumi


yang sedang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat
Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Sectio
Caesarea Di Rumah Sakit Bhakti Medicare Kabupaten Sukabumi”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden,


kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Diharapkan anda menjawab dengan jujur
tanpa menutupi hal yang sebenarnya. Jika berkenan untuk menjadi responden dan
terjadi hal-hal yang tidak memungkinkan maka anda diperbolehkan
mengundurkan diri untuk tidak mengikuti dalam penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Saya berharap


informasi ini dapat berguna, khususnya dalam penelitian.

Hormat Saya,

Mahasiswa Penelitian

Farah Farhanah Sa’idah


LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan (bersedia/tidak bersedia*)


untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden pada
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa “Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKES Sukabumi” bernama Farah Farhanah Sa’idah dengan skripsi yang
berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri
Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Bhakti Medicare
Kabupaten Sukabumi”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi
peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya.

Sukabumi,….………………..2023

Peneliti Responden

( ) ( )
DATA DEMOGRAFI

No Responden :

Tanggal Pengisian :

Identitas Responden

1. Umur Responden
<18 < 18 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun
36-45 Tahun > 45 Tahun
2. Pendidikan Responden
SD SMP SMA
Perguruan Tinggi Tidak Sekolah
3. Jenis Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
4. Pengalaman operasi ke :
1 Kali > 1 Kali
5. Kehamilan :
Primigravida Multigravida Grande Multi
6. Diagnosa Indikasi Sectio Caesarea :
KUESIONER TINGKAT KECEMASAN
DAN LEMBAR OBSERVASI SKALA NYERI

Nomor Responden :
Kuesioner Tingkat Kecemasan
Setiap pernyataan terdapat 4 pilihan jawaban yaitu :
 Tidak pernah sama sekali : 1
 Kadang-kadang saja mengalami : 2
 Sebagian waktu mengalami : 3
 Hampir setiap waktu mengalami : 4

No Uraian Jawaban
1 Saya merasa lebih gugup dan cemas dari biasanya 1 2 3 4
2 Saya merasa takut tanpa alasan 1 2 3 4
3 Saya mudah marah atau merasa panik 1 2 3 4
4 Saya merasa seperti tak berdaya 1 2 3 4
5 Saya merasa tidak baik-baik saja dan merasa ada 1 2 3 4
sesuatu yang buruk akan terjadi
6 Tangan dan kaki saya gemetar akhir-akhir ini 1 2 3 4
7 Saya merasa terganggu dengan sakit kepala, leher 1 2 3 4
dan nyeri punggung
8 Saya merasa lemah dan cepat lelah 1 2 3 4
9 Saya merasa tidak tenang dan tidak dapat duduk 1 2 3 4
dengan santai
10 Saya merasa jantung saya berdetak sangat cepat 1 2 3 4
11 Saya terganggu karena pusing 1 2 3 4
12 Saya pingsan atau merasa seperti mau pingsan 1 2 3 4
13 Saya tidak dapat bernapas dengan mudah 1 2 3 4
14 Saya merasa mati rasa dan kesemutan di jari 1 2 3 4
tangan dan jari kaki
15 Saya merasa perut saya terganggu 1 2 3 4
16 Saya sering kencing 1 2 3 4
17 Tangan saya kering dan hangat 1 2 3 4
18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan 1 2 3 4
19 Saya tidak dapat tidur dengan mudah 1 2 3 4
20 Saya mengalami mimpi buruk 1 2 3 4
Lembar Observasi Skala Nyeri

Berilah tanda √ pada kolom sesuai dengan skala nyeri

Pada skala nyeri nol sampai sepuluh, nol berarti tidak nyeri dan sepuluh adalah

nyeri paling hebat yang pernah terjadi, seberapa berat nyeri yang anda rasakan

saat ini?

SKOR :
Skala 0
Skala 1-3
Skala 4-6
Skala 7-9
Skala 10
Karakteristik Responden
Umu Pengalaman Kehamilan
No Pendidikan Pekerjaan
r Operasi Ke-
1 1 2 1 1 1
2 5 3 1 2 3
3 3 4 1 1 2
4 4 4 2 1 1
5 5 1 1 1 1
6 3 2 1 1 1
7 4 1 1 2 2
8 1 2 1 1 1
9 3 2 1 1 1
10 2 4 2 1 1
11 5 2 1 2 2
12 3 5 2 1 1
13 3 4 1 1 1
14 3 3 1 1 1
15 3 2 1 1 1
16 3 3 1 1 1
17 5 3 1 2 2
18 3 4 2 1 1
19 4 4 1 2 2
20 3 4 1 1 1
21 2 2 1 1 1
22 5 5 2 2 2
23 2 4 1 1 1
24 3 5 2 1 1
25 4 4 2 2 2
26 3 4 1 2 2
27 4 2 1 2 2
28 4 4 2 2 2
29 3 4 1 1 1
30 3 4 2 1 1
31 3 3 1 2 2
32 3 2 1 1 1
33 4 4 1 2 2
34 2 4 2 1 1
35 3 3 1 2 2
36 4 2 1 2 2
37 5 4 2 2 2
38 2 2 1 1 1
39 4 4 1 2 2
40 1 3 1 1 1
41 4 3 1 2 2
42 3 4 2 1 1
43 2 4 2 1 1
44 5 1 1 2 2
45 3 5 2 1 1
46 3 4 1 1 1
47 3 3 1 1 1
48 4 4 2 2 2
49 3 4 1 1 1
50 3 4 2 1 1
51 3 3 1 2 2
52 3 2 1 1 1
53 3 5 2 1 1
54 4 1 2 2 2
55 3 4 1 2 2
56 4 2 1 2 2
57 4 4 2 2 2
58 2 2 1 1 1
59 5 5 2 2 2
60 2 4 1 1 1
61 3 5 2 1 1
62 4 4 2 2 2
Skoring Variabel Kecemasan
Kecemasa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total n
1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 52 Sedang
2 4 1 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 4 4 1 4 1 4 4 3 63 Berat
3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 2 68 Berat
4 1 4 4 2 4 4 3 3 3 3 1 4 4 2 4 4 3 3 3 3 62 Berat
5 4 2 2 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 2 4 2 4 57 Sedang
6 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 2 2 4 2 3 62 Berat
7 2 2 4 3 4 2 1 1 2 4 2 2 4 3 4 2 1 1 2 4 50 Sedang
8 1 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 1 3 4 4 2 4 1 62 Berat
9 4 4 4 4 4 1 2 4 1 3 4 1 4 4 4 4 2 4 4 3 65 Berat
10 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 70 Berat
11 4 4 4 4 1 4 3 4 1 1 4 4 4 4 1 4 3 4 1 1 60 Berat
12 3 1 4 4 1 3 1 4 1 1 3 1 4 4 1 3 1 4 1 1 46 Sedang
13 4 4 4 3 1 1 1 4 4 3 4 4 4 3 1 1 4 4 4 3 61 Berat
14 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4 3 2 4 3 4 69 Berat
15 4 4 3 3 1 3 1 3 4 3 4 4 3 4 1 3 4 3 4 3 62 Berat
16 4 3 3 2 4 4 3 4 1 2 4 3 3 2 4 4 3 4 1 2 60 Berat
17 4 4 4 1 1 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 66 Berat
18 2 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 65 Berat
19 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 54 Sedang
20 4 4 4 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 2 1 2 2 2 2 3 52 Sedang
21 4 1 4 4 3 2 2 4 4 4 4 1 4 1 4 4 2 3 4 4 63 Berat
22 4 4 3 1 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 1 4 4 1 2 61 Berat
23 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 71 Berat
24 4 3 4 4 1 2 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 66 Berat
25 1 4 4 1 1 1 2 1 1 3 1 4 4 1 1 1 2 1 1 2 37 Ringan
26 2 2 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 4 4 2 2 3 2 2 52 Sedang
27 1 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 1 3 63 Berat
28 4 1 1 1 4 1 2 3 1 4 4 1 1 1 4 1 2 3 1 4 44 Ringan
29 4 4 4 2 4 2 4 2 3 2 4 4 4 2 4 2 4 2 3 2 62 Berat
30 4 2 4 3 1 3 2 3 4 3 4 2 4 3 1 3 2 3 4 3 58 Sedang
31 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 38 Ringan
32 4 4 1 1 4 3 3 1 1 4 4 4 1 1 4 3 3 1 1 4 52 Sedang
33 4 3 1 3 4 3 1 3 1 4 4 3 1 3 4 3 1 3 1 4 54 Sedang
34 1 3 1 4 1 1 2 3 1 3 1 3 1 4 1 1 2 3 1 3 40 Ringan
35 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 56 Sedang
36 2 2 4 3 1 1 1 4 1 3 2 2 4 3 1 1 1 2 1 3 42 Ringan
37 3 2 3 3 1 1 1 4 1 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 3 41 Ringan
38 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 69 Berat
39 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 67 Berat
40 1 4 4 4 1 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 3 1 4 62 Berat
41 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 2 4 4 2 3 66 Berat
42 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 56 Sedang
43 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 56 Sedang
44 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 67 Berat
45 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 38 Ringan
46 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 56 Sedang
47 3 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 55 Sedang
48 4 4 1 2 1 2 2 2 4 3 4 2 1 3 1 2 2 4 4 3 51 Sedang
49 3 4 1 3 1 1 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 2 4 3 52 Sedang
50 4 4 2 3 1 2 2 4 4 3 2 4 1 3 1 2 3 4 4 3 56 Sedang
51 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 56 Sedang
52 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 66 Berat
53 4 4 4 1 1 2 1 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 41 Ringan
54 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 67 Berat
55 2 4 1 3 1 2 2 2 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 52 Sedang
56 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 67 Berat
57 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 2 4 1 3 1 2 2 4 4 3 54 Sedang
58 2 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 2 1 2 1 1 38 Ringan
59 4 4 4 1 2 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 2 1 1 40 Ringan
60 4 4 1 3 1 2 2 1 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 53 Sedang
61 3 4 4 2 1 2 2 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 40 Ringan
62 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 4 4 1 3 1 2 2 4 4 3 56 Sedang
Skroing Variabel Kecemasan dan Skala Nyeri
No Kecemasan Nyeri
1 Sedang 2 Berat 3
2 Berat 3 Berat 3
3 Berat 3 Sedang 2
4 Berat 3 Sedang 2
5 Sedang 2 Sedang 2
6 Berat 3 Berat 3
7 Sedang 2 Sedang 2
8 Berat 3 Berat 3
9 Berat 3 Berat 3
10 Berat 3 Berat 3
11 Berat 3 Berat 3
12 Sedang 2 Sedang 2
13 Berat 3 Sedang 2
14 Berat 3 Berat 3
15 Berat 3 Berat 3
16 Berat 3 Sedang 2
17 Berat 3 Berat 3
18 Berat 3 Berat 3
19 Sedang 2 Berat 3
20 Sedang 2 Sedang 2
21 Berat 3 Berat 3
22 Berat 3 Berat 3
23 Berat 3 Sedang 2
24 Berat 3 Berat 3
25 Ringan 1 Ringan 1
26 Sedang 2 Sedang 2
27 Berat 3 Sedang 2
28 Ringan 1 Berat 3
29 Berat 3 Berat 3
30 Sedang 2 Ringan 1
31 Ringan 1 Ringan 1
32 Sedang 2 Sedang 2
33 Sedang 2 Ringan 1
34 Ringan 1 Sedang 2
35 Sedang 2 Berat 3
36 Ringan 1 Ringan 1
37 Ringan 1 Berat 3
38 Berat 3 Berat 3
39 Berat 3 Berat 3
40 Berat 3 Berat 3
41 Berat 3 Berat 3
42 Sedang 2 Berat 3
43 Sedang 2 Sedang 2
44 Berat 3 Sedang 2
45 Ringan 1 Ringan 1
46 Sedang 2 Ringan 1
47 Sedang 2 Berat 3
48 Sedang 2 Sedang 2
49 Sedang 2 Ringan 1
50 Sedang 2 Sedang 2
51 Sedang 2 Berat 3
52 Berat 3 Berat 3
53 Ringan 1 Sedang 2
54 Berat 3 Berat 3
55 Sedang 2 Ringan 1
56 Berat 3 Berat 3
57 Sedang 2 Sedang 2
58 Ringan 1 Ringan 1
59 Ringan 1 Berat 3
60 Sedang 2 Ringan 1
61 Ringan 1 Ringan 1
62 Sedang 2 Sedang 2
Analisa Karakteristik Responden

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <18 3 4.8 4.8 4.8

18-25 8 12.9 12.9 17.7

26-35 28 45.2 45.2 62.9

36-45 15 24.2 24.2 87.1

>45 8 12.9 12.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 4 6.5 6.5 6.5

SD 14 22.6 22.6 29.0

SMP 10 16.1 16.1 45.2

SMA 27 43.5 43.5 88.7

PT 7 11.3 11.3 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Bekerja 40 64.5 64.5 64.5

Bekerja 22 35.5 35.5 100.0

Total 62 100.0 100.0


Pengalaman Operasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 Kali 36 58.1 58.1 58.1

>1 Kali 26 41.9 41.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

Kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Primigravida 35 56.5 56.5 56.5

Multigravida 26 41.9 41.9 98.4

Grande Multi 1 1.6 1.6 100.0

Total 62 100.0 100.0


Analisa Univariat dan Bivariat

Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ringan 11 17.7 17.7 17.7

Sedang 23 37.1 37.1 54.8

Berat 28 45.2 45.2 100.0

Total 62 100.0 100.0

Nyeri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ringan 12 19.4 19.4 19.4

Sedang 20 32.3 32.3 51.6

Berat 30 48.4 48.4 100.0

Total 62 100.0 100.0

Kecemasan * Nyeri Crosstabulation

Count

Nyeri

Ringan Sedang Berat Total

Kecemasan Ringan 6 2 3 11

Sedang 6 11 6 23

Berat 0 7 21 28

Total 12 20 30 62

Directional Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric .496 .097 4.963 .000

Kecemasan Dependent .498 .094 4.963 .000

Nyeri Dependent .495 .101 4.963 .000

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Anda mungkin juga menyukai