Anda di halaman 1dari 91

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA

GURU DI MTs.S DARUL ARAFAH KEC. BABALAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh
TARIKH FALLAH AL AYUBI

NPM : 0214.4.19
NIRM : 019.06.1.1.2.I.5403

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2024
PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA
GURU DI MTSS DARUL ARAFAH KEC. BABALAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Pembimbing I Pembimbing II

RANI FEBRIYANNI, M.Pd Dr. MUHAMMAD RISKI SYAHPUTRA, M.Pd

Mengetahui
Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam

AHMAD ZAKI, M.Pd

i
Tanjung Pura, Januari 2024
Nomor : Istimewa Kepada Yth,
Lampiran : 4 (Empat) Examplar Ketua STAI Jam’iyah Mahmudiyah
Perihal : Skripsi an. Tanjung Pura
Tarikh Fallah AL Ayubi Di –
Tempat

Assalamualaikum Wr, Wb.


Dengan Hormat,
Setelah membaca, meneliti dan memberikan saran-saran seperlunya untuk perbaikan

skripsi mahasiswa. Atas nama Tarikh Fallah AL Ayubi yang berjudul “PERAN

KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI

MTSS DARUL ARAFAH KEC. BABALAN”. Maka kami berpendapat bahwa

skripsi ini sudah dapat diterima untuk dapat dimunaqasahkan pada sidang munaqasah

Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura.

Demikianlah kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik
kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb

Pembimbing I Pembimbing II

RANI FEBRIYANNI, M.Pd Dr. MUHAMMAD RISKI SYAHPUTRA, M.Pd

Mengetahui
Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Dr. AHMAD ZAKI, M.Pd

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : TARIKH FALLAH AL AYUBI
NPM : 0214.4.19
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Skripsi : Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di
Mtss Darul Arafah Kec. Babalan

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Benar skripsi saya ini adalah karya sendiri, bukan dikerjakan atau dibuat oleh
orang lain;
2. Saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya;
3. Saya tidak merubah atau memalsukan data penelitian saya;
4. Semua rujukan yang ada dalam skripsi saya merupakan rujukan murni dari
sumbernya, bukan plagiat.

Jika ternyata dikemudian hari diketahui saya telah melakukan salah satu hal di
atas, maka saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pelepasan gelar saya
dan tidak diakui sebagai alumni dari Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah
Mahmudiyah secara Nasional maupun Internasional dan ijazah yang saya miliki
akan diblacklist dari Dirjen Pendidikan Tinggi Nasional.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.

Tanjung Pura, Januari 2024


Yang membuat pernyataan,

TARIKH FALLAH AL AYUBI

iii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan kepemimpinan kepala


madrasah dalam meningkatkan kinerja guru baik dari segi kinerja guru, peran
kepala madrasah, strategi kepala madrasah, dan mengetahui hambatan yang
dihadapi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini
berjenis penelitian kualitatif. Informan peneliti berjumlah 3 orang yaitu : Kepala
Madrasah, Wkm Kurikulum, dan guru. Teknik yang digunakan dalam
megumpulkan data yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang peneliti gunakan dengan menggunakan model Milles dan
Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.
Penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu: 1) Kinerja guru di MTs.S Darul
Arafah Kec. Babalan sudah membaik di buktikan dengan kedisiplinan para guru,
kemudian dengan bertambahnya siswa dari tahun ke tahun, dilihat dari segi
kepribadian guru tersebut, hubungan dengan warga sekolah, proses belajar
mengajarnya sudah menggunakan media, berbagai metode pembelajaran dan
sudah sesuai dengan Perangkat Pembelajaran, 2) Peran kepemimpinan kepala
madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
yaitu sebagai educator (pendidik) dan motivator (motivasi). Jadi kepala sekolah
berperan sebagai pemimpin untuk mengimplementasikan visi misi madrasah
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan, Strategi kepala madrasah dalam
meningkatkan kinerja guru melakukan pembinaan kinerja guru seperti mengikuti
seminar dan pelatihan menerapkan kedisiplinan terhadap guru maupun murid di
MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan. Memberikan motivasi kepada guru tujuannya
untuk meningkatkan kinerja biasanya kepala madrasah memberikan masukan-
masukan kepada guru agar guru lebih profesional dalam menjalankan tugasnya, 3)
Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih kurangnya
sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran secara
tidak langsung menghambat pencapaian tujuan pendidikan.

Kata kunci: Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Kinerja Guru

iv
ABSTRACT

This study aims to describe the leadership ability of madrasah principals in


improving teacher performance in terms of teacher performance, the role of
madrasah principals, madrasah principals' strategies, and knowing the obstacles
faced by madrasah principals in improving teacher performance. This research is
a qualitative research type. Research informants totalled 3 people, namely:
Madrasah Principal, Curriculum Wkm, and teachers. The techniques used in
collecting data are observation, interview, and documentation techniques. Data
analysis techniques that researchers use by using the Milles and Huberman
model, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. This
study revealed three findings, namely: 1) The performance of teachers at MTs.S
Darul Arafah Kec. Babalan has improved as evidenced by the discipline of the
teachers, then by the increase in students from year to year, seen in terms of the
teacher's personality, relationships with school residents, the teaching and
learning process has used media, various learning methods and is in accordance
with the Learning Device, 2) The leadership role of the madrasah principal in
improving teacher performance at MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan is as an
educator (educator) and motivator (motivation). So the principal acts as a leader
to implement the vision and mission of the madrasah to achieve predetermined
goals, the madrasah principal's strategy in improving teacher performance is to
foster teacher performance such as attending seminars and training to apply
discipline to teachers and students at MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan.
Providing motivation to teachers in order to improve performance, usually the
madrasah head provides input to teachers so that teachers are more professional
in carrying out their duties, 3) The obstacles faced in improving teacher
performance are the lack of adequate facilities and infrastructure to support the
learning process, which indirectly hinders the achievement of educational goals.

Keywords: Leadership, Madrasah Principal, Teacher Performance

‫ملخص‬

v
‫ىدفت ىذه الدراسة إىل وصف قدرة قائد املدرسة يف تعزيز أداء املعلمني من حيث أداء‬
‫املعلم‪ ،‬دور قائد املدرسة‪ ،‬اسرتاتيجيات قائد املدرسة‪ ،‬ومعرفة العقبات اليت يواجهها قائد‬
‫املدرسة يف حتسني أداء املعلمني‪ .‬ىذه الدراسة ىي دراسة نوعية‪ .‬بلغ عدد املعلومات‬
‫الذي قدمهم الباحث ‪ ٣‬أشخاص‪ :‬قائد املدرسة‪ ،‬وكيل منسق املنهاج‪ ،‬ومعلم‪ .‬األساليب‬
‫املستخدمة يف مجع البياانت ىي التحليل‪ ،‬املقابلة‪ ،‬والتوثيق‪ .‬األسلوب التحليلي الذي‬
‫استخدمو الباحث ىو منوذج ميليس وىوبرمان‪ ،‬والذي يتضمن تقليل البياانت‪ ،‬عرض‬
‫البياانت‪ ،‬واستخراج االستنتاجات‪.‬‬

‫كشفت الدراسة عن ثالثة نتائج‪ )١ :‬أداء املعلمني يف مدرسة دار العرفاء للمتوسطة‪،‬‬
‫حي ابابالن قد حتسن كما يظهر من خالل انضباط املعلمني‪ ،‬ومن خالل زايدة عدد‬
‫الطالب من عام إىل آخر‪ ،‬وميكن رؤية ىذا من خالل شخصية املعلم‪ ،‬وعالقتو مع‬
‫جمتمع املدرسة‪ ،‬واستخدامو لوسائل التدريس املختلفة واألساليب املناسبة للتدريس‪ ،‬واليت‬
‫تتوافق مع األدوات التعليمية‪ )٢ .‬دور قائد املدرسة يف تعزيز أداء املعلمني يف مدرسة دار‬
‫العرفاء للمتوسطة‪ ،‬حي ابابالن ىو كمدرس وحمفز‪ .‬فقد يلعب قائد املدرسة دور القائد‬
‫يف تطبيق رؤية ورسالة املدرسة لتحقيق األىداف احملددة مسب ًقا‪ .‬اسرتاتيجية قائد املدرسة‬
‫يف تعزيز أداء املعلمني تشمل توجيو أداء املعلمني من خالل حضور الندوات والتدريبات‪،‬‬
‫وتطبيق االنضباط على املعلمني والطالب يف مدرسة دار العرفاء للمتوسطة‪ ،‬حي ابابالن‪،‬‬
‫وتقدمي الدعم للمعلمني لتحسني أدائهم‪ )٣ .‬العقبات اليت تواجو يف تعزيز أداء املعلمني‬
‫ىي عدم وجود مرافق ووسائل تعليمية كافية لدعم عملية التعليم‪ ،‬مما يعرقل حتقيق‬
‫األىداف التعليمية‪.‬‬

‫الكلمات املفتاحية‪ :‬القيادة‪ ،‬قائد املدرسة‪ ،‬أداء املعلم‬

‫‪KATA PENGANTAR‬‬

‫الر ِحي ِْم‬


‫الرحْ َم ِن َّ‬
‫ّللا َّ‬
‫ِبس ِْم ه ِ‬

‫‪vi‬‬
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga proposal skripsi yang judul “Peran Kepala Madrasah

dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan” dapat

diselesaikan dengan baik. Selanjutnya shalawat semoga tersampaikan kehadirat

junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kiranya dengan memperbanyak

shalat ita mendapatkan syafaat di yaumil akhir kelak. Amin ya rabbal alamin.

Proposal Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

1. Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang yang senantiasa memberikan segenap

doa dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan

selesai.

2. Bapak Dr. H. Muhizar Muchtar, M.S selaku ketua Yayasan STAI Jam’iyah

Mahmudiyah Tanjung Pura.

3. Bapak Dr. Muhammad Saleh, S.H.I, MA selaku Ketua STAI Jam’iyah

Mahmudiyah Tanjung Pura.

4. Bapak Dr. Ahmad Zaki, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam yang telah memberikan pelayanan dan juga kontribusi ilmu

pengetahuan yang sangat besar dan juga terhadap penulisan skripsi ini.

5. Ibu Rani Febriyanni, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Pertama yang telah

membantu dalam perbaikan materi pembahasan skripsi ini sehingga dapat

tersampaikan dengan baik;

6. Bapak Dr. Muhammad Risky Syahputra, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing

vii
Kedua yang telah membantu dalam perbaikan teknis penulisan skripsi ini

sehingga dapat disusun dengan baik;

7. Sahabat Prodi Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan

dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis.

Semoga Allah Swt. membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta

saudara, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga proposal skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Namun penulis menyadari masih banyak

kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap proposal skripsi ini.

Tanjung Pura, 18 Desember 2023

Penulis,

Tarikh Fallah Al Ayubi


NPM. 0214.4.19

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

viii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL/GAMBAR/BAGAN........................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10
A. Kajian Teoritis ................................................................................ 10
1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah .................................... 10
2. Kinerja Guru............................................................................. 23
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 34
C. Kerangka Berfikir........................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................... 37
B. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 38
C. Sumber Data ................................................................................... 39
D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 40
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 42
F. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................... 42
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................... 47
A. Paparan Data .................................................................................. 47
B. Temuan Penelitian .......................................................................... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 59
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 69
A. Kesimpulan .................................................................................... 69
B. Saran............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
LAMPIRAN .................................................................................................... 75

DAFTAR TABEL/GAMBAR/BAGAN

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir....................................................................... 38

ix
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan .......... 49
Tabel 4.2 Data Guru MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan ........................... 50
Tabel 4.3 Data Peserta Didik MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan ............. 51
Bagan 4.4 Struktur Organisasi MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan ............ 52

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia merupakan hal yang sangat strategis dan esensial

dalam pembangunan nasional. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam

memiliki peran krusial dalam membentuk karakter peserta didik dan menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, kualitas pendidikan tidak hanya

ditentukan oleh peserta didik, melainkan juga oleh kinerja guru sebagai ujung

tombak pelaksanaan proses pembelajaran di madrasah.

Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

menimbulkan perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan manusia terutama

perubahan dalam lembaga pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan,

sebagai agen peruabahan bukan hanya harus peka menyesuaikan diri melainkan

pula dalam mengantisipasi perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam

kurun waktu tertentu. Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang

berperan dan bertanggung jawab mengahadapi perubahan adalah kepemipinan

Kepala madrasah.1

Kepala madrasah sebagai penanggung jawab pendidikan pembelajaran di

sekolah hendaknya harus dapat mendorong kinerja para guru dengan

menunjukkan rasa keakraban, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Perilaku pemimpin yang positif akan mendorong, mengukuhkan dan memotivasi

individu untuk bekerjasama dalam kelompok untuk mewujudkan tujuan

organisasi.
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 7.

1
2

Kepala madrasah adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.

Oleh karena itu, kepala sekolah harus terus membangkitkan semangat, percaya

diri para guru, staf dan siswa. Agar mereka menerima dan memahami tentang

tujuan sekolah secara antusias, bekerja sama, bertanggung jawab kearah tujuan

yang telah ditentukan sekolah.

Kualitas kepemimpinan kepala madrasah merupakan pra-syarat

berjalannya roda keorganisasian madrasah. Kepala madrasah yang tidak

mempunyai kemampuan manajerial yang memadai akan mengalami kesulitan

dalam menggerakkan seluruh komponen yang ada di sekolah yang ia pimpin.

Untuk itu, dalam usaha meningkatkan mutu kepemimpinannya kepala madrasah

perlu meningkatkan pengetahuan tentang konsep kepemimpinan. Kepala

madrasah sebagai seorang manajer di madrasah harus bertanggung jawab dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap program pembelajaran di

madrasah.2

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang

sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga seolah-olah

kepemimpinan dipaksa untuk menghadapi berbagai macam faktor seperti struktur

atau tatanan, kakuasaan dan lingkungan organisasi. dalam struktur organisasi

lembaga pendidikan diperlukan seorang pemimpin yang mahir dalam

menggerakkan organisasi.3

Kepala madrasah memiliki peran yang sangat kuat dalam

mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya

2
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Rosdakarya,
2006), h. 59.
3
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 81.
3

pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan

salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi,

misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan

secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut

mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar

mampu mengambil inisiatif dan prakarsai untuk meningkatkan mutu sekolah.4

Salah satu upaya Kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru yang

baik yaitu dengan melakukan pembinaan kepada guru. pembinaan tersebut

dilakukan agar guru melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,

efektif dan efisien. berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru

yaitu melalui Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), KelompokKerja

Guru (KKG), pengaturan lingkungan yang harmonis, suasana kerja yang

kondusif, displin, reward dan punishment secara efektif dan penyediaan berbagai

sumber belajar dan berbagai pelatihan lainnya baik bidang studi masing-masing

maupun hal-hal lain sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya secara

professional. Strategi ini di upayakan agar usaha kepala sekolah secara terus

menerus untuk memperbaiki kualitas layanan sehingga guru tersebut dapat

diarahkan kearah lebih baik agar lembaga pendidikan yang dipimpinnya dapat

berjalan sesuai yang sudah ditentukan secara efektif dan efisien.

Peneliti menyadari bahwasanya semua itu bukanlah hal yang mudah untuk

mewujudkannya, banyak sekali rintangan-rintangan yang menerpa, sehingga tidak

bisa atau susah terwujudnya program-program yang sudah di rencanakan oleh

kepala madrasah tersebut. Maka dari itu, kebanyakan dari kepala madrasah selalu

4
E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 90.
4

melakukan evaluasi-evaluasi terhadap program-program yang telah di rancang

bersama-sama, terkhusus evaluasi kinerja guru guna meningkatkan mutu

madrasah tersebut.

Salah satu keberhasilan madrasah terletak pada bagaimana kinerja atau

keterampilan kepala madrasahnya. Kepala madrasah merupakan pemimpin

tingkat satuan pendidikan yang harus bertanggung jawab terhadap maju

mundurnya suatu madrasah yang ia pimpinnya. Oleh karena itu, kepala madrasah

harus memiliki berbagai kemampuan, baik berkaitan dengan masalah manajemen

maupun kepemimpinan agar dapat mengembangakan dan memajukkan

madrasahnya secara efektif, efisien, mandiri, produktif, danakuntabel.

Kepemimpinan pendidikan merupakan salah satu kekuatan sangat penting

dalam rangka pengelolaan lembaga pendidikan yang efektif dan efisien. Esensi

kepemimpinan pada hakekatnya adalah kepengikutan (followership) kemauan

orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang

menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak

akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Keberhasilan suatu sekolah pada

hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas pemimpin Kepala madrasah.

Yukl dalam Mulyasa (2014) mengkategorikan keberhasilan kepala sekolah selalu

ditekankan pada tiga keahlian dasar yang perlu dimiliki, yaitu: keahlian teknik,

keahlian interpersonal, dan keahlian konseptual.5

Peran guru sebagai salah satu pelaksanaan pendidikan di madrasah, tidak

jarang ditemukan memiliki problem dilapangan terkait dengan kurangnya gairah

dalam melaksanakan tugas, yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang

5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.
120.
5

diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah

kurangnya motivasi guru dalam menjalankan tugas sebagai pengajar. Motivasi

merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja.

Dimana peran guru sangatlah penting dalam membentuk generasi bangsa

yangg berkualitas dan berguna untuk masyarakat, bangsa dan Negara. Guru sesuai

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru ialah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

pendidikan formal.6

Berdasarkan observasi sementara yang peneliti lakukan di MTsS Darul

Arafah Kec. Babalan, sosok kepala madrasah sangat dihormati oleh guru-guru,

disebabkan kepala madrasah memiliki wibawa yang sangat tinggi dan etos kerja

yang bagus. Namun semua itu terkadang tak selalunya berjalan dengan baik,

kinerja guru masih kurang baik dan konsep diri guru masih rendah. Hal ini dapat

dilihat bahwa ada beberapa guru yang hadir kesekolah tidak tepat waktu sesuai

dengan yang telah ditentukan, serta administrasi yang ditetapkan oleh kepala

madrasah masih harus diperbaiki karena masih ada hal-hal yang belum lengkap.

Sebagian guru cenderung malas dalam mengajar. Ada juga sebagian guru yang

belum menyiapkan Perangkat Pembelajaran dengan berbagai alasan, ada yang

tertinggal Perangkat Pembelajarannya, ada yang belum di print Perangkat

Pembelajarannya dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran

menjadi sedikit terganggu.

Dari beberapa hal tersebut menurut peneliti bahwa ada beberapa titik

6
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 119.
6

permasalahan mengenai kinerja guru dan sudah pasti peranan kepemimpinan

kepala madrasah sangat diperlukan.

Kepala madrasah mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan

kinerja guru. Kepala madrasah melakukan supervisi untuk guru agar guru dapat

memperbaiki kinerjanya. Dalam menjalankan perannya, kepala madrasah

memberikan bimbingan agar guru dapat meningkatkan kualitas dalam

pembelajaran serta mengurangi kelemahan yang ada dalam diri guru sehingga

tidak akan menimbulkan suatu dampak yang besar dalam kelangsungan

pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal diketahui terdapat beberapa masalah yang

terjadi dalam peningkatan kinerja pada guru. Berdasarkan wawancara singkat

kepala madrasah MTsS Darul Arafah Kec. Babalan terkait dengan permasalahan

peningkatan kinerja guru yang terjadi di madrasah, maka permasalahan tersebut

antara lain; kurangnya sarana dan prasarana, penguasaan materi, dan terdapat

beberapa pendidik yang usia lanjut sehingga kurang rasa percaya diri.

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran dalam

proses pembelajaran di kelas, dituntut untuk profesional dalam mengajar.

Sehingga pengembangan kompetensi terhadap guru perlu dilakukan. Kepala

madrasah sebagai pimpinan tertinggi sangat berpengaruh dan menentukan

kemajuan madrasah khususnya dalam rangka mengembangkan kompetensi guru.

Kepala madrasah yang baik harus dapat mengupayakan pengembangan

kompetensi guru melalui peran kepemimpinannya di madrasah

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran


7

dalam proses pembelajaran di kelas, dituntut untuk profesional dalam mengajar.

Sehingga pengembangan kompetensi terhadap guru perlu dilakukan. Kepala

madrasah sebagai pimpinan tertinggi sangat berpengaruh dan menentukan

kemajuan madrasah khususnya dalam rangka mengembangkan kompetensi guru.

Kepala madrasah yang baik harus dapat mengupayakan pengembangan

kompetensi guru melalui peran kepemimpinannya di madrasah.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala

madrasah terhadap pekerjaan merupakan jawaban yang cukup menentukan

kinerja guru. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti terdorong untuk mengadakan

penelitian tentang “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan”.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah di atas sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan ?

2. Bagaimana Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di

MTsS Darul Arafah Kec. Babalan ?

3. Bagaimana Hambatan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru serta Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di

MTsS Darul Arafah Kec. Babalan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk :


8

1. Untuk mengetahui Kinerja Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan.

2. Untuk mengetahui Peran Kepala Madarasah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan.

3. Untuk menganalisis Hambatan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kinerja Guru Serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi

masalah tersebut di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu informasi

serta saran bagi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTsS

Darul Arafah Kec. Babalan untuk mencermati lebih dalam tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah sehingga dapat terus dievaluasi, sebagai

upaya terus melakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu

pendidikan di sekolah tersebut.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi para administrator sekolah, terutama

kepala sekolah madrasah, bahwa kepemimpinan kepala madrasah yang baik

menentukan keberhasilan terhadap upaya kinerja guru di suatu lembaga

pendidikan, sebagai bahan perbandingan terhadap apa yang telah dilaksanakan

dalam proses kepemimpinan kepala madrasah selama ini dengan analisa

peneliti, sebagai sarana untuk mengetahui kepemimpinan kepala madrasah

dalam meningkatkan kinerja guru-guru. Selain itu juga dapat sebagai bahan
9

komparatif bagi peneliti selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian

dalam permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini di lokasi

yang berbeda.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoritis

1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah

a. Pengertian Peran Kepala Madrasah

Kepala madrasah sering juga disebut manajer di madrasah yang

dipimpinnya. Karena kepala madrasah merupakan guru yang menjabat

sebagai pemimpin/manajer yang bertanggung jawab atas guru-guru dan

staf yang di bawah pimpinannya. Dalam masalah kepemimpinan nabi

Muhammad SAW menjelaskan di dalam hadis yang berbunyi:

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin


akan dimintaipertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah
pemimpin yangakan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya.
Seorang suami adalahpemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban
atas keluarganya.Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah
tangga suaminya,dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan
rumah tangga tersebut.Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan
harta tuannya, dan akandimintai pertanggung jawaban atas urusan
tanggung jawabnya tersebut."Aku menduga Ibnu 'Umar menyebutkan:
"Dan seorang laki-laki adalahpemimpin atas harta bapaknya, dan akan
dimintai pertanggung jawabanatasnya. Setiap kalian adalah pemimpin
dan setiap pemimpin akandimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya”. (H.R. Bukhori)7

Berdasarkan hadis di atas maka kepala madrasah harus

melaksanakan school reform mengajak seluruh komponen pendidikan

7
Abu Abdullah bin Muhammad Ismail al-Bukhari Shahih al-Bukhari , Kitab: Jum'at Bab
alat Jumat di Desa dan Kota, No. Hadis: 844 (Beirut: Dar as -S a’bu, t.t), h. 139.

10
11

yang ada di madrasah untuk melakukan reorganisasi dalam upaya

mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang saat ini menjadi dambaan

seluruh bangsa dan negara.

Menurut Nanus dalam Engkoswara bahwa peran kepemimpinan

utama yang efektif, yaitu: sebagai penentu arah, agen perubahan, juru

bicara dan pelatih. Dalam keempat peran ini sama pentingnya untuk

mencapai keberhasilan. Dan menjalankan peran tersebut, kepemimpinan

dijalankan dengan dukungan kemampuan, sifat dan kepribadian pemimpin

untuk mempengaruhi.8

Sedangkan Menurut Soekanto peran adalah proses dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu

peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk

kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.9

Peran kepemimpinan dapat berlangsung di dalam dan di luar

organisasi. Peran itu, salah satu peran strategis seseorang dalam organisasi

selain sebagai manajer adalah sebagai pemimpin. Mengacu kepada

Robbins, dipahami bahwa peran adalah seperangkat pola perilaku yang

diharapkan berkaitan dengan tugas seseorang dalam kedudukan pada satu

unit sosial.

Kepala sekolah dalam peranannya menjalankan kepemimpinan

pendidikan, atau disebut juga kepemimpinan instruksional. Menurut

8
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2015), h. 55.
9
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 212.
12

Wahab kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan

dan integrasi di dalam situasi pendidikan. Kepemimpinan pendidikan

merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksana pendidikan yang

telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.10

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran ialah

harapan-harapan yang merupakan ketentuan tentang perilaku atau aktivitas

yang harus dilakukan seseorang dalam kedudukan tertentu, dan perilaku

aktual yang dijalankannya pada organisasi atau masyarakat.

Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi

dan mengoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan melalui

suatu proses untuk mempengaruhi orang lain, baik dalam organisasi

maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam

suatu situasi dan kondisi tertentu.11 Proses mempengaruhi tersebut sering

melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas,

maupun bujukan dan motivasi. Kepemimpinan di lembaga

sekolah/madrasah yang diperankan oleh kepala sekolah/madrasah

mempengaruhi orang lain seperti guru dan personel madrasah untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan akan tercapai jika kepala

madrasah mau dan mampu membangun komitmen dan bekerja keras untuk

menjadikan madrasah yang dipimpinnya menjadi madrasah yang

berkualitas dan menjadi yang terbaik di daerahnya.

Pengertian pemimpin menurut Winardi adalah seorang yang karena

10
Syafaruddin & Asrul, Kepemimpinan Kependidikan Kontemporer, (Bandung:
Ciptapustaka Media, 2013), h. 59.
11
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010), h. 124.
13

kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi

dapat memengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan

usaha bersama ke arah pencapaian “sasaran-sasaran tertentu”.12

Sedangkan menurut Idrus dkk, pemimpin adalah orang yang

membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan.13

Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan

tugas tambahan sebagai kepala sekolah.14 sedangkan menurut Asmani,

kepala sekolah adalah jabatan fungsional yang diberikan oleh lembaga

menaungi sekolah, bisa yayasan, Kementerian Pendidikan Nasional,

Kementerian Agama, atau yang lainnya, baik melalui mekanisme

pemilihan, penunjukan, maupun yang lainnya kepada seseorang.

Penetapan kepala sekolah oleh lembaga-lembaga ini tentu dengan

pertimbangan matang, khususnya berkaitan den gan kualifikasi yang

dibutuhkan agar mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab besarnya

dalam memimpin sekolah.15

Pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan dalam memegang

suatu kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan, mengarahkan dan

membimbing bawahan yang juga dapat pengakuan serta dukungan dari

bawahan, sehingga dapat menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan

tertentu. Sudah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Q.S. As-Sajdah

ayat 24:
12
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h.
304.
13
Achmad Idrus dkk, Pengantar Manajemen (Medan: Perdana Publishing, 2015), h.
134.
14
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 145.
15
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Jogjakarta: Diva
Press, 2012), h. 18.
14

َ َ ْ ُ َ َ ْ ْۖ ُ َ َ َّ َ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ٗ َّ َ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ َ َ
٢٤ ‫بَٔٔايَٰت ِ ََا يُوق َُِون‬
ِ ‫وجعوَا يَِهى أنًِث يهدون ةِأم ِرٍا لًا صَبوا وَكٍوا‬
Artinya: “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka
sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”. (Q.S As-
Sajdah/32:24)16

Dari penjelasan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Yang

dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan kebenaran. seorang

pemimpin harus sabar dalam memberikan tugas dan tanggung jawab

terhadap bawahan dan harus sabar.

b. Pengertian Kepala Sekolah/Madrasah

Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah.

Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu

organisasi atau lembaga. Adapun sekolah merupakan lembaga tempat

bernaungnya peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. Dengan

demikian, secara sederhana, kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai

tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima

pelajaran. Kata memimpin mengandung konotasi menggerakkan,

mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan, dan lain-

lain.17

Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah adalah guru yang

mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Sementara menurut

Daryanto, kepala sekolah adalah pemimpin pada suatu lembaga atua

16
Tim Syaamil Al-Qur’an, Syaamil Al-Qur’an Terjemahan, (Bandung: Sygma, 2007), h.
417.
17
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah Dan Guru Profesional, (Bandung:
Pustaka Setia, 2017), h. 36
15

pendidikan. Kepala sekolah ialah pemimpin yang proses kehadirannya

dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh

pemerintah.

Menurut Wahjosumidjo: mengemukakan bahwa kepala sekolah

adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

suatu sekolah, tempat yang diselenggarakannya proses belajar mengajar

atau terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa

yang menerima pelajaran.

Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam islam telah

menggambarkan kepemimpinan dalam Al- Qur’an surah Al-Baqarah ayat

30 sebagai berikut:

َ ‫َت َع ُن ف‬ۡ َ َ ْ ٓ ُ َ ْۖ ٗ َ َ َۡ ٞ ّ َ َ َ ۡ َ ُّ َ َ َ ۡ
ٌ‫ِيها َي‬ ‫ۡرض خو ِيفث قالوا أ‬ِ ‫لهِمثِ إ ِ ِّن َجاعِن ِِف ٱۡل‬
َٰٓ ً‫ِإَوذ قال ربك ل ِو‬
َ ۡ َ ّٓ َ َ َ َ ُ ّ َُ َ َ ۡ َ ُ ّ َُ ُ َۡ َ َٓ َ ّ ُ َۡ َ َ ُ ُۡ
‫ّن أعو ُى َيا‬ ِ ِ ‫يفسِ د فِيها ويس ِفك ٱلِياء وَنٌ نستِح ِِبًدِك ونقدِس لكْۖ قال إ‬
َ َ َ َ
٣٠ ‫َل ت ۡعو ًُون‬
Artinya:”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S Al Baqarah/2:30)18

Dari penjelasan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa

sesungguhnya kita telah dijadikan seorang pemimpin di muka bumi ini

oleh Allah, sebenarnya seorang pemimpin harus bisa menjalankan tugas

sebagai seroang pemimpin yang bijaksana dalam mengambil segala

keputusan. Bukan seorang pemimpin yang hanya bisa membuat kerusakan

18
Tim Syaamil Al-Qur’an, Syaamil Al-Qur’an Terjemahan, (Bandung: Sygma, 2007), h.
417
16

dan pertumpahan darah.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah

betanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan

serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Setiap kepala sekolah

dihadapkan dengan tantangan untuk melaksanakan pengembangan secara

terarah, berencana dan berkesinambungan. Kepala sekolah sebagai

pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan

sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen

yang tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan

kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja

guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, secara garis besar, dapat

disimpulkan bahwa kepala sekolah/madrasah adalah seorang guru yang

mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada di

suatu sekolah/madrasah, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal

untuk mencapai tujuan bersama.

Pencapaian kualitas terbaik ini dapat dicapai, jika kepala sekolah

melakukan perubahan, hal ini dapat diwujudkan jika kepala sekolah

mampu dan mau membangun komitmen yang kuat antara sekolah

dengan stakeholders. Komitmen ini ditampakkan oleh kepala sekolah,

bahwa secara faktual ia secara terus menerus bersama dengan semua pihak

yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan persekolahan


17

meningkatkan kualitas kinerja dan motivasi seluruh personel sekolah.

Dengan kualitas yang tinggi dan motivasi yang tinggi pula, seluruh

personel sekolah dapat memberikan layanan pendidikan yang terus

menerus membaik. Kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen yang

tinggi, akan menciptakan kualitas penyelenggaraan pendidikan itu di

sekolah yang dipimpinnya menjadi konsisten antara harapan keluarga,

sekolah, dan masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan bersama.19

Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan

disekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam

mengelola tenaga kependidikan yang ada disekolah. Kepala sekolah

merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

meningkatkan kinerja guru, bertanggung jawab atas penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga

kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan

prasarana.20

Kepala madrasah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan

keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara

formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang

telah menitipkan anak didiknya. Kepala sekolah sebagai seorang pendidik,

administrator, pemimpin, dan supervisor, diharapkan dengan sendirinya

dapat mengelola lembaga pendidikan ke arah perkembangan yang lebih

baik dan dapat menjanjikan masa depan.21

19
Syaiful Sagala, Supervisi....., h. 124-125.
20
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset,
2004), h. 37.
21
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
18

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah sebagai pemimpin

adalah proses yang didalam-Nya dilakukan usaha atau tindakan untuk

mempengaruhi, membimbing, mendorong, mengajak dan menggerakkan

orang-orang yang dipimpinnya, dalam hal ini adalah guru dan pegawai di

madrasah agar melakukan tindakan guna tercapainya tujuan bersama.

c. Peran dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah

Sebagai seorang yang diberi kepercayaan lembaga untuk memimpin

sekolah, kepela sekolah mempunyai tanggungjawab besar mengelola

sekolah dengan baik agar menghasilkan lulusan yang berkualitas serta

bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan kata lain mengel

ola sekolah secara baik adalah tanggungjawab utama kepala sekolah.

Disinilah, kepala sekolah berposisi sebagai manajer sekaligus pemimpin,

dua peran yang diemban dalam satu waktu dan tidak bisa dipisahkan.

Sebagai manajer, kepala sekolah berperan langsung dilapangan dalam

proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, evaluasi, dan usaha

perbaikan terus menerus. Dan sebagai pemimpin kepala sekolah harus

memberikan keteladanan, motivasi, spirit pantang menyerah, dan selalu

menggerakkan inovasi sebagai jantung organisasi.

Dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan beban

kerjanya, seorang kepala madrasah diharapkan memiliki kompetensi

yang telah ditetapkan berdasarkan standar kepala sekolah/madrasah.

Standar kompetensi kepala sekolah/madrasah diatur dalam permendiknas

No. 13 tahun 2007. Kompetensi kepala sekolah/madrasah terdiri dari 5

(Bandung: Refika Aditama, 2008), h. 33.


19

dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Kewirausahaan, Supervisi, Sosial.

Jabatan kepala sekolah diduduki oleh orang yang menyandang

profesi guru. Karena itu, ia harus profesional sebagai guru sekaligus

sebagai kepala sekolah dengan derajat profesionalitas tertentu. Kepala

sekolah memiliki fungsi yang berdimensi luas. Kepala sekolah dapat

memerankan banyak fungsi, yang orangnya sama tetapi topinya yang

berbeda.

Dinas Pendidikan telah menetapkan bahwa kepala madrasah harus

mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator; manajer;

administrator; dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya,

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala

madrasah juga harus mampu berperan sebagai leader, innovator, dan

motivator di sekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru

manajemen pendidikan, kepala madrasah sedikitnya harus mampu

berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,

innovator, motivator (EMASLIM).22

Sebagai seorang pemimpin , fungsi dan tugas kepala sekolah sangat

kompleks demi terwujudnya sekolah yang berkualitas. E. Mulyasa

memaparkan fungsi dan tugas kepala sekolah secara terperinci :

1) Sebagai pendidik dengan meningkatkan profesionalisme tenaga

kependidikan disekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif,

memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan

kepada seluruh tenaga kependidikan, melaksanakan model

22
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 97.
20

pembelajaran yang menarik, serta mengadakan program akselerasi bagi

siswa yang cerdas diatas rata-rata.

2) Sebagai manajer dengan memberdayakan tenaga kependidikan melalui

kerjasama, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan

untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh

tenaga kependidikan.

3) Sebagai administrator dengan megelola kurikulum, siswa, personalia,

sarana prasarana, kearsipan dan keuangan.

4) Sebagai supervisor dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya, seperti

hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan hierarkis, dilaksanakan

secara demokratis, berpusat pada tenaga kependidikan (guru), dilakukan

berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru), dan merupakan

bantuan profesional.

5) Sebagai leader dengan memberikan petunjuk dan pengawasan,

meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah, serta mendelegasikan tugas.

6) Sebagai inovator dengan strategi yang tepat untuk menjalin hubungan

yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan disekolah, dan mengembangkan model-model

pembelajaran yang inovatif.

7) Sebagai motivator dengan strategi yang tepat memberikan motivasi

kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan

fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan


21

lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,

penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar

lewat pengembangan pusat sumber belajar.23

Sedangkan menurut Mohib Asrori dalam Asmani mengemukakan

bahwa ada delapan fungsi dan tugas kepala sekolah yang disingkat dengan

emaslime, secara lebih rinci, dijelaskan sebagai berikut.

1) Sebagai educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan

karakter yang didasari nilai-nilai pendidik. Dalam hal ini, kepala

sekolah harus memiliki:

a) Kemampuan mengajar/membimbing siswanya,

b) Kemampuan membimbing guru,

c) Kemampuan mengembangkan guru, dan

d) Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan.

2) Sebagai manajer, kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber

daya untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien. Dalam

hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a) Kemampuan menyusun program,

b) Kemampuan menyusun organisasi sekolah,

c) Kemampuan menggerakkan guru, dan

d) Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.

3) Sebagai administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata

laksana sistem administrasi di sekolah, sehingga bisa lebih efektif dan

efisien. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

23
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 98.
22

a) Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK

b) Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan,

c) Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan,

d) Kemampuan mengelola administrasi keuangan,

e) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana, dan

f) Kemampuan mengelola administrasi persuratan.

4) Sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu

mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan

lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan,

b) Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan, dan

c) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi.

5) Sebagai leader kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-

orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.

Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a) Memiliki kepribadian yang kuat,

b) Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan, dan

profesional, serta

c) Memahami kondisi warga sekolah.

6) Sebagai inovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan

kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Dalam hal ini, kepala

sekolah harus memiliki:

a) Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan lebih baik), dan

b) Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan.


23

7) Sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan,

sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara

profesional.

a) Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),

b) Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar, dan

c) Kemampuan memberikan keputusan kepada warga sekolah.

8) Sebagai entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya

peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah. dalam

hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a) Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi

pengembangan sekolah,

b) Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif, serta

c) Kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Jadi, menurut Mohib Asrori peran kepala sekolah lebih kompleks

lagi. Kepala sekolah bukan hanya berperan sebagai educator, manajer,

administrator, supervisor, leader, inovator, motivator. Tapi kepala

sekolah juga harus mampu menjiwai peran sebagai entrepreneur untuk

selalu mencari peluang dan mampu memanfaatkan peluang untuk

kepentingan sekolah.

2. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Kinerja terjemahan dari performance yang artinya perbuatan,

pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja, dan pelaksanaan pekerjaan berdaya


24

guna. Sedarmayanti mengatakan Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing, dalam

rangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.24 Lebih

lanjut, Mangkunegara mengemukakan kinerja dapat didefinisikan sebagai

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.25

Menurut Mangkunegara, kinerja atau prestasi kerja merupakan

terjemahan dari kata performance dalam bahasa inggris. Kinerja erat

kaitannya dengan prestasi yang dicapai seseorang atau lembaga dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kinerja ada hubungannya dengan

pencapaian tujuan organisasi. Jika tujuan organisasi tercapai dengan baik,

dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi tersebut baik, sebaliknya jika

tujuan organisasi tidak tercapai dengan baik, kinerja organisasi tersebut

kurang baik.26

Pengertian kinerja menurut Armstrong, yakni “performance is

often defined simply in output terms the achievement of quentified

objectives. But performance is a metter not only of what people achieve

but how they achieve it”. Menurut kutipan Michael Armstrong ini

24
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 260
25
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 32
26
Kompri, Manajemen Pendidikan (Komponen-Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 130
25

dinyatakan bahwa kinerja itu bukan hanya hasil akhir yang dilihat,

melainkan juga proses kinerja itu dengan melihat bagaimana orang

mencapainya.

Sedangkan menurut Supardi, Kinerja guru merupakan

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di

sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya

dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu,

kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi sekolah dan

menggambarkan adanya suatu pembuatan yang ditampilkan guru dalam

satu selama melakukan aktivitas belajar.27

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis

simpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya

maka dengan itu perencaaan Sumber Daya Manusia yang baik sangat

berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik/guru.

Allah telah menganjurkan kepada kita hambanya senantiasa untuk

selalu bekerja keras dalam mencari rezeky agar mendapatkan apa yang

telah kita kerjakan. Berhubung dengan Al-Qur’an Q.S At Taubah 105:

َ َ َ ُّ َ ُ َ َ َ ُ ۡ ُ ۡ َ ُ ُ ُ َ َ ۡ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫ٱع ًَوُوا ْ فَ َس‬


ۡ ُ
‫ُتدون إ ِ ََٰل عَٰو ِ ِى‬ ‫َيى ٱَّلل عًوكى ورسوُلۥ وٱلًؤيَِونْۖ وس‬ ‫َوق ِن‬
َ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ ّ َ ُ َ َ َٰ َ َّ َ ۡ َ ۡ
١٠٥ ‫َت ۡى ت ۡع ًَوون‬ ‫ب وٱلشهدة ِ فينتِئكى ةًِا ل‬ ِ ‫ٱهغي‬
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan
rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah
kamu kerjakan. (Q.S At-Taubah/9:105)28

27
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Raja Grafindi Persada, 2013), h. 54.
28
Tim Syaamil Al-Qur’an, Syaamil Al-Qur’an Terjemahan.... , h. 322
26

Dari penjelasan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa setiap

pekerjaan pasti ada yang mengawasi pekerjaan kita. Oleh karena itu, kita

dalam mengerjakan suatu pekerjaan harus fokus dan tekun agar

mendapatkan hasil maksimal.

Islam memberikan rambu-rambu bagi umatnya, bahwa ketika

melaksanakan suatu pekerjaan yang baik, maka tuntutan untuk

bersungguh- sungguh menjadi sesuatu yang mutlak. Kesungguhan ini

dinilai sebagai sebuah jihad. Orang yang bersungguh-sunguh dalam

bekerja, bukan manusia saja yang akan melihat pekerjaan yang ia lakukan,

bahkan Allah memberikan penghargaan sebagai orang yang mulia atas

prestasi kerja yang dilakukan dengan kemuliaan pula. Hal ini dikuatkan

oleh sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Amirul Mukminin, Abu Hafsh,

Umar bin Al-Khattab ra, ia berkata bahwa mendengar Rasulullah SAW

bersabda:

ِِ ِ‫ فَمن َكانَت ِىجرتُو إِ َىل م‬.‫ وإِممنَا لِ ُك ِل ام ِر ٍئ ما نَوى‬،‫ات‬ ِ ِ ِ ُ ‫إِممنَا ْاألَعم‬


ُ‫ فَ ِه ْجَرتُو‬،‫اَّلل َوَر ُسولو‬ ُ َْ ْ َ َ ْ ّ َ ‫ال ابلنّيم‬ َْ
ِ ِ ٍ ِ ِ ِ َ‫ ومن َكان‬،‫اَّلل ورسولِِو‬
ِ ِ
‫اجَر‬َ ‫ فَ ِه ْجَرتُوُ إ َىل َما َى‬،‫ت ى ْجَرتُوُ ل ُدنْيَا يُصيبُ َها أَ ِو ْامَرأَة يَنك ُح َها‬
ْ َ َ ُ َ َ ‫إ َىل م‬
‫إِلَْي ِو‬
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.
Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang
hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan
Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena
wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR.
Bukhari dan Muslim)29

Terdapat 3 kata kunci definisi kinerja antara lain: Hasil kerja,

Pekerja, proses atau organisasi, Terbukti secara konkrit, Dapat diukur,

Dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.

29
Abdullah haidhir, Terjemahan Hadis Arba’in, (Jakarta : Islamhouse.com, 2007), h. 5.
27

1) Tenaga Pendidik/Guru

Pidarta mengatakan bahwa pendidik/guru merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Seperti:

guru, dosen, tutor, instruktur, pamomg belajar, konselor, widyaiswara,

fasilitator, penguji. Sedangkan Tenaga kependidikan adalah anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan.30 Tenaga kependidikan bertugas

merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang

proses pendidikan pada satuan pendidikan.

2) Peningkatan Kinerja Tenaga Pendidik/Guru

Kinerja merupakan fungsi dari keinginan melakukan pekerjaan,

keterampilan yang diperlukan, pemahaman atas apa yang dikerjakan

dan bagaimana mengerjakannya. Sodiah mengatakan Indikator kinerja

dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih

kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Terdapat tujuh

indikator kinerja yaitu :

a) Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin

dicapai di masa yang akan datang. Tujuan menunjukkan arah ke

mana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan

30
Made Pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta2009), h. 69
28

kinerja untuk mencapai tujuan.

b) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan

dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan tujuan

tercapai. Kinerja akan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai

standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan

bawahan.

c) Umpan balik. Umpan balik merupakan bentuk laporan kemajuan,

baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan dalam standar. Umpan balik sebagai masukan yang

digunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan

pencapaian tujuan.

d) Sarana adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu

menyelesaikan tugas dengan sukses.

e) Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan

baik.

f) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Manajer dapat memfasilitasi motivasi kepada

pegawai dengan insentif berupa uang, pengakuan, menetapkan

standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan

melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan,

menyediakan sumber daya yang diperlukan, dan menghapuskan

tindakan yang mengakibatkan disintensif.

g) Peluang, pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk


29

menunjukkan prestasi kerjanya.

3) Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga

Pendidik/Guru

Menurut Sodiah, hal sederhana yang dilakukan kepala sekolah

untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik melalui kebiasaan sehari-

hari yaitu:

a) Apresiasi (Appreciation). Wujud ekspresi yang berkesinambungan

atas segala hal yang mereka lakukan, seperti ucapan terima kasih.

Hal ini akan membangkitkan rasa harga diri dan meningkatkan

self-image.

b) Pendekatan (Approach). Mulyasa menyarankan untuk memberikan

pujian dan pendekatan yang jujur dan tulus kepada orang lain atas

prestasi mereka. Ada hukum resiprokal psikologis yang

menyatakan “jika anda merasa baik tentang diri saya, maka saya

akan menemukan cara untuk membuat anda merasa baik tentang

diri anda”.

c) Perhatian (attention). Hal ini berhubungan dengan menghargai

kemampuan tenaga kependidikan (staff recognition), pemberian

kesempatan untuk mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan.

Disamping itu kepala sekolah harus memperhatikan masalah salery

atau hasil yang mereka terima atas jerih payah pekerjaan mereka.

Dengan adanya peran kepala sekolah terhadap peningkatan

kinerja guru mampu menimbulkan rasa semangat akan membawa

perubahan sekolah kepada yang lebih baik artinya peran kepala


30

sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru maka dari itu

sekarang kepala sekolah harus peka terhadap apa yang menjadi

keperluan guru sehingga mutu pembelajaran berkualitas dapat

terlaksana. Menurut Ali Mudlofir, setidaknya ada lima tugas dan

tanggung jawab pokok profesi guru yakni: 1) Guru sebagai pengajar;

2) Guru sebagai pembimbing; 3) Guru sebagai administrator kelas; 4)

Guru sebagai pengembang kurikulum; 5) Guru untuk membina

hubungan dengan masyarakat.31

b. Indikator Kinerja Guru

Tiap individu kelompok suatu organisasi memiliki kriteria

penilaian tertentu atas kinerja dan tanggung jawab yang diberikan, secara

individual kinerja seseorang ditentukan oleh beberapa bidang yaitu

kemampuan, komitmen, umpan balik, kondisi yang menghambat,

tantangan, tujuan, fasilitas, kekuratan diri, arah, usaha, daya tahan atau

ketentuan, strategis khusus dalam menghadapi tugas. Kinerja pengawai

dapat dilihat dari seberapa kualitas pekerjaan yang dihasilkan, tingkat

kejujuran dalam berbagai situasi, inisiatif dan prakarsa memunculkan ide-

ide baru dalam pelaksanaan tugas, sikap karyawan terhadap pekerjaan

dalam, kerjasama dan keandalan, pengetahuan dan keterampilan tentang

pekerjaan, pelaksanaan tanggung jawab, pemanfaatan waktu serta

pemanfaatan waktu secara efektif.

Sedangkan yang dapat dijadikan indikator standart kinerja guru

diantaranya (1) standart pengetahuan, keterampilan, dan disposisi, (2)

31
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 62.
31

sistem penilaian dan evaluasi unit, pengalaman lapangan, dan praktik

klinis, (3) perbedaan, (4) kualifikasi, kinerja, pengembangan fakultas, (5)

tata kelola unit dan sumber daya. Indikator diatas menunjukkan bahwa

standart kinerja guru merupakan suatu bentuk kualitas atau patokan yang

menunjukkan adanya jumlah dan mutu kerja yang harus dihasilkan guru

meliputi pengetahuan, keterampilan, sistem penempatan dan unit variasi

pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil, pekerjaan, dan

pengembangan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru yang profesional harus

memiliki empat kompetensi menurut Jamil Suprihatininggrum guru wajib

memiliki kompetensi yang meliputi di antaranya yaitu:

1) Kompetensi pedagogik merupakan keampuan yang berkaitan dengan

pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Kompetensi ini mecakup kemampuan pemahaman terhadap

siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

kerja, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkominikasi dan bergaul secara efektif

dengan siswa dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi profesinal guru mengambarkan tentang kemampuan yang


32

harus dimiliki oleh seorang yang mengampu jabatan sebagai seorang

guru yang artinya kemampuan yang ditampilkan itu menjadi ciri ke

profesionalannya dan kompetensi profesional ini merupakan

kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran

bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan

subtansi keilmuan yang menaungi kurikulum tersebut serta menambah

wawasan keilmuan sebagai guru.32

Selain kompetensi guru profesional di atas, ada sepuluh

kemampuan dasar guru yang harus dimiliki oleh guru yang akan berjalan

beriringan dengan empat kompetensi di atas, diantaranya: (1) Menguasai

landasan-landasan pendidikan, (2) Menguasai bahan pelajaran, (3)

Kemampuan mengelola program belajar mengajar, (4) Kemampuan

mengelola kelas, (5). Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,

(6) Menilai hasil belajar siswa, (7) Kemampuan mengenal dan

menterjemahkan kurikulum, (8) Mengenal fungsi dan program bimbingan

dan penyuluhan, (9) Memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran, (10)

Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai

berikut:

1) Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan

kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan keterampilan.

Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara.

32
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 100.
33

Misalnya dalam cara pengambilan keputusan, cara

menginterpretasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian

adalah serangkaian ciri relatif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan

dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan minat

merupakan suatu valiensi atau sikap

2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seseorang pekerja,

yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang individu

atas tugas yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertian pekerja

mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak

energi yang dapat dikerahkan untuk kegiatan ke arah tujuan.

3) Tingkat motivasi pekerja, motivasi adalah daya energi yang

mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Ada 2

variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: (1) variabel individu

yang terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur,

motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap; (2) variabel situasional,

yakni menyangkut faktor fisik dan pekerjaan yang meliputi metode

kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang

kerja, kebisingan, penyinaran dan temperature. Kemudian faktor sosial

dari organisasi yang meliputi kebijakan, jenis dan pengalaman, sistem

upah serta lingkungan sosial.33

Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja dalam hali ini

prestasi guru adalah merupakan perilaku guru yang mempunyai (1)

Kecakapan dan menguasai segala seluk beluuk bidang tugasmu dan bidang

33
Reksoprodjo Handoko, Organisasi Perusahaan Struktur Dan Perilaku, (Yogyakarta:
BPFE, 1994), h. 96-97
34

lain yang berhubungan dengan tugasnya. (2) Keterampilan yang sangat

baik dalam melaksanakan tugasnya. (3) Pengalaman yang luas di bidang

tugasnya dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya. (4) Selalu

bersungguh- sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksankan

tugasnya. (5) Kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik. (6)

Selalu melakasanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna. (7)

Hasil kerjanya jaun melebihi hasil rata-rata yangditentukan, baik dalam

arti mutu maupun dalam arti jumlah.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Imatus Sholikhah (2008) dengan judul Kepemimpinan Kepala

Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru PAI (Studi Kasus di MTsN

Karangrejo Tulungagung). Adapun hasil penelitian: (1) strategi kepala sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru PAI di MTsN Karangrejo Tulungagung

dengan menerapkan strategi antara lain: meningkatkan kedisiplinan,

memberikan motivasi, memberikan penghargaan dan pengakuan, terbuka,

kekeluargaan dan musyawarah; (2) kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala

sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PAI di MTsN Karangrejo

Tulungagung antara lain: faslitas terbatas, komitmen guru kurang baik, guru

melakukan usaha lain yang kadang terganggu tugas dinasnya, dan pengusaan

materi; (3) solusi yang diberikan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja

guru PAI di MTsN Karangrejo Tulungagung berkaitan dengan terbatasnya

fasilitas dalam hal ini laboratorium adalah dengan menggunakan fasilitas

seadanya, memaksimalkan potensi alam dan membangun gedung

laboratorium.
35

2. Penelitian Wahyuningsih (2018) dengan judul Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 02 Bandar

Lampung. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa; Kepemimpinan

Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru sudah baik karena dari 8

indikator ada 6 indikator yang terlaksana dan 2 indikator yang belum

terlaksana, adapun indikatornya ialah: Pemberian motivasi semangat kerja,

pembinaan disiplin, memberikan konsultasi, memberikan penghargaan,

melakukan kunjungan kelas, menunjukkan sikap dan perilaku teladan,

membangun kerja aktif, kreatif, mengembangkan profesi guru. Sedangkan

untuk kinerja guru pun sudah cukup baik, karena dari 6 indikator ada 4

indikator yang sudah terlaksana dan 2 indikator yang belum terlaksana dengan

maksimal. Adapun indikatornya ialah: Menyusun rencana pembelajaran,

mengelola kegiatan pembelajaran, mengadakan hubungan interpersonal,

melakukan penilaian, melakukan tindak lanjut hasil penilaian, menguasai

kajian akademik.

3. Penelitian M. Syaifi (2017) dengan judul Strategi Kepemimpinan Kepala

Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMAN 3 Dusun Selatan

Kabupaten Barito Selatan. Hasil dari penelitian ini: strategi kepemimpinan

kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 3 Dusun Selatan

dengan cara peningkatan disiplin, memberikan motivasi, menjadi teladan bagi

para dan tenaga kependidikan dan melakukan supervisi. Kendala yang terjadi

sebagian guru terlambat kesekolah, keluar lebih cepat dari waktu yang

ditentukan dalam mengakhiri proses belajar mengajar di sekolah.

4. Penelitian Ika Suryani (2017) dengan judul Peran Kepemimpinan Kepala

Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di MTs. Babussalam


36

Rungkung Desa Merembu Kec. Labuapi Lombok Barat. Hasil dari penelitian

ini yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepala MTs. Babussalam

mengarah pada bentuk pemimpin yang memiliki karakter demokratis, yakni

kepala madrasah yang memiliki sifat terbuka dan memberi kesempatan kepada

para tenaga kependidikan untuk ikut berperan aktif dalam membuat sebuah

perencanaan dan keputusan. Untuk itu, sikap demogratis memang cukup

efektif jika diterapkan ooleh seorang pemimpin dalam mencapai tujuan

bersama.

5. Penelitian Rochman Hidayati (2016) dengan judul Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 67 Sungai

Raya. Hasil Penelitian ini menunjukkan: (1) Kepemimpinan kepala sekolah

dalam upaya meningkatkan kinerja guru melaksanakan pembelajaran telah

dilaksanakan cukup baik meskipun belum ditunjang dengan fasilitas yang

lengkap terutama dalam mengelola waktu antara melaksanakan tugas

tambahan sebagai kepala sekolah serta melaksanakan tugas akademik sebagai

guru, (2) Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik

hal ini ditandai dengan tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dalam

melaksanakan tugas mengajar, melaksanakan pembelajaran dan pembinaan

yang mendidik bagi peserta didik, serta menerima hasil supervisi untuk

peningkatan kompetensi dan perbaikan kinerja, dan (3) Upaya kepala sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru yaitu dengan melaksanakan penilaian

kinerja guru, melaksanakan supervisi akademik pembelajaran yang

dilaksanakan guru dikelas, melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi.

6. Penelitian Anggun Intansari (2017) dengan judul Peran Kepala Madrasah

Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pai (Studi di MTs Nurul Huda Sukajawa).
37

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran kepala madrasah dalam

meningkatkan kinerja guru dengan merencanakan kembali program kegiatan

yang belum ada dan mengevaluasi program kegiatan yang mengalami

restrukturisasi system manajerial yang masih memerlukan perbaikan dengan

begitu bisa meningkatkan kemajuan dibidang peningkatan kinerja guru.

7. Penelitian Annie Y.N. Cheng, Elson Szeto (2016) dengan judul Teacher

leadership development and principal facilitation: Novice teachers’

perspectives. Hasil Penelitian menunjukan bahwa seorang guru pemula dapat

mengembangkan kapasitas kepemimpinan melalui pengembangan

professional yang didelegasikan oleh kepala sekolah. Pengembangan

kepemimpinan dan interaksi diperoleh dari timbal balik yang didelegasikan

oleh kepala sekolah dan diprakarsai oleh kontribusi guru dalam

pengembangan kepemimpinan. Tanpa tempat yang tepat untuk pemenuhan

bakat kepemimpinan seorang guru pemula dalam pengajaran akan

menghambat untuk mencapai sebuah keberhasilan dan kemajuan sekolah.

8. Penelitian Mustafa Altun (2017) dengan judul The Effects of Teacher

Commitment on Student Achievement. Hasil Penelitian menunjukan bahwa

komitmen seorang guru merupakan faktor penting yang mempengruhi prestasi

seorang siswa. Saat guru terlibat dalam pengembangkan profesi guru akan

menginspirasi dan motivasi seorang siswa dalam mencapai tujuan mereka.

Setelah siswa mengambil bagian dalam kegiatan belajar akan menjadi

kesempatan yang baik untuk mengembangkan prestasi mereka.

9. Penelitian Risa Nur Ajijah (2018) dengan judul Peran Kepala Madrasah

Sebagai Motivator Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MTs Negeri 3

Karanganyar Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala


38

madrasah dalam memberikan motivasi guru dalam meningkatkan kinerja guru

melalui kegiatan internal dan eksternal, serta factor yang mendukung dan

factor yang menghambat dalam meningkatkan kinerja guru.

10. Penelitian Meri Gustina (2017) dengan judul Peran Kepala Madrasah Sebagai

Supervisor Dalam Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Di Madrasah

Ibtidaiyah Al-Ijtihad Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukan bahwa

peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam pengembangan kompetensi

pedagogik, faktor pendukung serta faktor penghambat peranan kepala

madrasah sebagai supervisor dalam pengembangan kompetensi pedagogik

guru di madrasah.

C. Kerangka Berpikir

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang dipaparkan, dapat dilihat dalam

bentuk diagram sebagai berikut:

KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH

PERAN HAMBATAN

PENINGKATAN KINERJA
GURU

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai

dengan masalah yang di hadapi, Jenis penelitian yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif mengkaji perfektif partisipan dengan multi strategi. Strategi-strategi

,yang bersifat interaktif, seperti obsevasi, langsung, observasi partisipan,

wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti

photo, rekaman dan lain-lain.

Menurut Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara

holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.34

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan studi lapangan (field research) yaitu peneliti melakukan obsevasi

(pengamatan) dilokasi penelitian, wawancara serta melakukan dokumentasi.

penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

metodoligis dan konsisten mengenai rumusan masalah di awal pembahasan

sehingga melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan kontruksi

terhadap data yang lebih di kumpulkan dan diolah agar dapat disajikan dalam

bentuk laporan hasil pelaksanaan penelitian pada bab IV.

34
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 113

39
40

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif deskriptif yaitu terbatas

pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwaa

sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta dan memberikan

gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara (gabungan), analisis data bersifat indukatif / kualitatif dan\ hasil

penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasinya.35

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti bertindak sebagai Peneliti

sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena

disamping meneliti kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data. Sebagaimana

salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti. Sedangkan kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

pengamat partisipan/berperan serta, artinya dalam proses pengumpulan data

peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat mungkin

sampai pada yang sekecil-kecilnya.36

Karenanya peneliti di lapangan sangat mutlak hadir atau terjun langsung

dalam melakukan penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam

mengumpulkan data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang baik dengan

informan yang menjadi sumber data agar data-data yang diperoleh betul-betul

35
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. (Bandung: Alfabet, 2015), h. 9.
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 1.
41

valid. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan pengumpul data utama. dalam hal ini sebagaimana dinyatakan oleh

Lexy, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya. Pengertian instrument atau

alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses

penelitian.

Berdasarkan pada pandangan diatas, maka pada dasarnya kehadiran

peneliti, disamping sebagai instrument juga menjadi faktor penting dalam seluruh

kegiatan penelitian ini. Karena kedalaman dan ketajaman dalam menganalisis data

tergantung pada peneliti. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan hadir di

lapangan sejak diizinkannya melakukan penelitian, yaitu dengan cara mendatangi

lokasi penelitian sesuai dengan waktu yang telah terjadwal.37

C. Sumber data

Sumber data dalam penelitian merupakan salah satu bagian penting dalam

penelitian. Pentingnya data untuk memenuhi dan membantu serangkaian

permasalahan yang terkait dengan fokus penelitian.38 Yang dimaksud dengan

sumber data adalah di mana data diperoleh. Ada dua jenis data yang biasanya

diperoleh dari hasil penelitian, diantaranya ;

1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini di arahkan pada pencarian

dari Kepala Madrasah dan beberapa orang guru di MTsS Darul Arafah Kec.

37
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2000), h. 168.
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R &D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 29.
42

Babalan. Pencarian data di mulai dari Kepala madrasah sebagai informan

kunci (key informan) dan informan ditentukan berdasarkan atas petunjuk dari

Kepala Sekolah. Kecukupan data didasarkan pada kejenuhan data yaitu

apabila dari data yang satu dengan data yang lainnya sama.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengelola

informasi yang diperoleh dari lapangan. Informasi yang diperoleh peneliti dari

lapangan berupa: catatan, dokumen-dokumen dan dokumentasi yang berkaitan

dengan fokus penelitian.

Berangkat dari pendapat tersebut, maka sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti

tertulis maupun lisan. Responden dalam penelitian adalah guru dan kepala

sekolah yang dapat memberikan informasi.

2. Dokumentasi yaitu sumber data yang berupa catatan, arsip-arsip, foto dan

dokumentasi lainya yang ada di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan yang

berkaitan dengan tema penelitian.

3. Lokasi yaitu tempat penelitian ini dilaksanakan yakni di MTsS Darul Arafah

Kec. Babalan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dipergunakan

sebagai teknik, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik

tersebut dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling

mendukung dan melengkapi tentang Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan


43

Kinerja Guru di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua

pihak dengan satu tujuan yang telah ditetapkan. Metode wawancara identik

dengan interview, secara sederhana dapat dimaknai sebagai dialog yang

dilakukan oleh pewawancara (intervewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.39 Sebagai informasi kunci (key informan) adalah Peran Kepala

Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTsS Darul Arafah Kec.

Babalan.

Secara sistematis atas dasar tujuan penelitian. interview ada 3 macam

yaitu:

a. Interview Tak Terpimpin

Interview tak terpimpin adalah proses wawancara di mana

interview tidak sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok

persoalan dari fokus penelitian dengan orang yang diwawancarai.

b. Interview Terpimpin

Interview terpimpin merupakan wawancara yang menggunakan

panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.

c. Interview Bebas Terpimpin

Interview bebas terpimpin adalah kombinasi antara interview tak

terpimpin dan interview terpimpin. jadi pewawancara hanya membuat

pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses

39
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 135.
44

wawancara berlangsung mengikuti situasi, pewawancara harus dapat

mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.40

Dari berbagai jenis interview di atas, penulis menggunakan interview

bebas terpimpin, artinya bahwa penginterview memberikan kebebasan kepada

orang yang diinterview untuk memberikan tanggapan atau jawaban sendiri.

Penulis menggunakan cara ini karena untuk mendapatkan data yang relevan

dan juga tidak menginginkan adanya kekakuan antara penulis sebagai

penginterview dengan orang yang di interview. Interview ini penulis gunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan study

pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti.

2. Observasi

Observasi sebagai tekhnik pengumpul data mempunyai ciri spesifik bila

dibandingkan dengan tekhnik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi

tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.41 Observasi

penelitian ini dilakukan dengan cara partisipan maupun non partisipan. Untuk

pengumpulan data dilakukan terjun dan melihat langsung kelapangan,

terhadap objek yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi berasal dari kata dokumen yang mengandung arti

barang-barang tertulis,42 maka metode dokumentasi berarti mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan dan Praktek, (Jakarta: Bina
Aksara, 1989), h. 97.
41
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid III (Yogyakarta: Andi, 1995), h. 145.
42
Sutrisno Hadi, Statistik II, (Yogyakarta: UGM Press, 1986), h. 131.
45

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya,43 yang

berkaitan dangan Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru

di MTsS Darul Arafah Kec. Babalan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya diimpretasikan secara deskriptif kualitatif untuk

mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan

dengan cara mengelompokan data yang diperoleh dari sumber data terkait dengan

Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTsS Darul

Arafah Kec. Babalan.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sugiyono

menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data adalah derajat

kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa dipertanggung jawabkan

kebenarannya. Sugiyono menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility), uji transferabilitas

(transferability), uji dependabilitas (dependability) dan terakhir uji obyektivitas

(confirmability).44

Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang digunakan adalah:

43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan dan Praktek...., h. 202.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 92
46

a. Triangulasi sumber, triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

b. Triangulasi metode, triangulasi metode untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan keabsahan data dengan

menggunakan triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Hal ini bertujuan

agar data yang diperoleh memiliki jaminan kepercayaan data dan menghindari

subjektivitas dari peneliti, serta melakukan cross check data dengan sumber

dan teknik yang berbeda.45

45
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 372
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Umum

1. Profil Madrasah

a. Letak Geografis MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan yang menjadi lokasi penelitian

ini adalah sebuah lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang terletak

di Jl. Melati No.36 Kp. Baru, Kec. Babalan Kab. Langkat, Kab. Langkat

Prov. Sumatera Utara. MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan memiliki

identitas sebagai berikut:

1. Nama Sekolah : MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

2. Alamat Madrasah : Jl. Melati No.36 Kp. Baru

3. Kecamatan : Babalan

4. Kabupaten : Langkat

5. NPSN : 69725090

6. Status : Swasta

7. Jenjang Akreditas :B

8. No. SK. Akreditasi : 1452/BAN-SM/SK/2019.

9. Kode Pos : 20857

Letak geografis wilayah MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan dapat

di katakan cukup strategis karna terletak di pinggir jalan lintas sumatra.46

46
Hasil Observasi di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan pada tanggal 26 Desember 2023
pukul 09.26 wib.

47
48

MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan ini tidak hanya menampung

siswa dari daerah sekitar, tetapi juga diperuntukan bagi siswa yang minat

menimba ilmu di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan ini, sebagian besar

siswa tidak hanya dari sekitar dari Tanjung Pura saja, melainkan dari Kec.

Gebang dan Kec. Hinai juga ada menimbah ilmu di sekolah ini.

Selain itu sekolah juga menyediakan berbagai wadah untuk

mengasah bakat peserta didik dengan kegiatan umum, selain dari pada itu

kurikulum inti yang mereka gunakan adalah kurikulum 2013.

b. Visi Misi dan Tujuan MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan Pangkalan

Berandan

Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai visi dan misi guna

mewujudkan tujuan yang akan dicapai oleh lembaga tersebut. Sama halnya

dengan MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan dimana visi dan misi

lembaganya adalah sebagai berikut:

Visi Madrasah : Beriman dan Bertaqwa serta Memiliki Akhlakul

Karimah

Misi : 1) Proses belajar mengajar yang efektif dan efesiensi

2) Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan

mengembangkan Akhlakul Karimah

3) Mengembangkan kreatifitas siswa

4) Memperhatikan keragaman potensi daerah dan

lingkungan

5) Sarana yang lengkap dan tenaga yang profesional

6) Manajemen yang berkualitas


49

c. Sarana dan Prasarana

Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar, jika didukung

dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sebagai lembaga

pendidikan, MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan memiliki sarana dan

prasaran yang digunakan sebagai media pembelajaran dan berlangsungnya

proses belajar mengajar.Fasilitas yang terdapat di MTs.S Darul Arafah

Kec. Babalan dapat dikatakan cukup lengkap dengan keadaannya yang

baik. Sarana dan prasarana yang ada di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
No Jenis Ruang Jumlah Keadaan
1 Ruang Kelas 9 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Perpustakaan 1 Baik
6 Mesjid 1 Baik
7 Koperasi 1 Baik
8 Ruang UKS 1 Baik
9 Toilet siswa 4 Baik
10 Toilet Guru 2 Baik
11 Kantin 3 Baik
12 Lapangan Olahraga 1 Baik
13 Printer 3 Baik
14 Komputer pc 2 Baik
15 In focus 1 Baik
16 Wifi 1 Baik
17 Ruang UKS 1 Baik

Berdasarkan wawancara, MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan memiliki

24 orang pengajar. Untuk penjelasan lebih jelas dibawah ini akan dipaparkan

data guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan dengan perincian sebagai

berikut:
50

Tabel 4.2
Data Guru MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
No Nama Guru Jabatan
1 Wan Dora Anggraini, S.Pd.I Ka. Sekolah
2 Wan Vita Aprillia PKM Kurikulum
3 Rahmi Hidayati, S.Pd PKM Sarana Prasarana
4 Radinal Anhar, S.Pd PKM Kesiswaan
5 Yunita Bendahara
6 Muhammad Ilharuddin, SPd Guru
7 Khairunnisa, S.Pd Guru
8 Rosda Hanum, S.Ag Guru
9 Erinar M. Siregar, S.Pd Guru
10 Elvida Yanti, S.Pd Guru
11 Zainul Muttaqin, S.Pd Guru
12 Aisyah, S.Pd.I Guru
13 Rahmi Hidayati, S.Pd Guru
14 Farida Friani, S.Pd.I Guru
15 Yunita, S.Pd Guru
16 Siti Zahara, S.Pd Guru
17 Nova Rialni Guru
18 Maharani, S.S Guru
19 Rally Hisari, S.Pd Guru
20 Zuraida Astuti Guru
21 Basyariah, S.Pd.I Guru
22 Elvi Rahmatika, S.Pd Guru
23 Raudatul Jannah, S.Pd Guru
24 Zurayda H, S.Pd Operator

Data di atas merupakan data guru yang ada di madra Pangkalan

Berandan beserta mata pelajaran yang diajarkannya. Selain mata pelajaran

umum, di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan juga memfokuskan peserta didik

untuk mengikuti program Pelatihan penggunaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi yang diwajibkan untuk peserta didik agar dapat meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah. MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan Pangkalan

Berandan.
51

Tabel 4.3
Data Peserta Didik MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
Berikut merupakan data peserta didik di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan yang berjumlah 207 orang yang berasal dari kelas VII-IX.

Adapun pembagian kelas dari tiap-tiap peserta didik adalah sebagai

berikut47:

No Kelas Jumlah
1 VII 76
2 VIII 69
3 IX 62
Total 207
Berdasarkan pemaparan data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

peserta didik di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan mengalami

peningkatan dan penuruan dari tahun sebelumnya.

d. Struktur Organisasi MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan sistem

sekolah, agar kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik

dan lancar, sesuai dengan tugas dan pembagian kerjanya masing-masing

yang dijelaskan dalam strukrut organisasi sekolah. Struktur organisasi

merupakansalah satu faktor yang harus dimiliki pada setiap sekolah.

Tujuannya untuk memperlancar semua pelaksanaan program kerja dari

lembaga tersebut.

Demikian hal dengan struktur organisasi yang ada di MTs.S Darul

Arafah Kec. Babalan digunakan untuk mempermudah dalam

melaksanakan suatu program kerja yang telah dirancang sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam pelaksanaannya kepala

47
Hasil Observasi di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan pada tanggal 02 Oktober 2023
52

madrasah dibantu oleh beberapa perangkat organisasi yang ada di

bawahnya.

Bagan 4.4
Struktur Organisasi MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

KOMITE MADRASAH KEPALA MADRASAH


Sulaiman, S.Pd Wan Dora Anggraini, S.Pd

BID. KURIKULUM BID. SARPAS BID. KESISWAAAN BENDAHARA


Wan Vita Aprillia, S.Pd Rahmi Hidayati, S.Pd Radinal Anhar, S.Pd Yunita

DEWAN GURU

SISWA

B. Temuan Khusus Penelitian

1. Kinerja Guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

Untuk mengetahui kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan,

perlu di paparkan berdasarkan data dan hasil wawancara serta dokumentasi

sebagaimana yang ditemukan dari lokasi penelitian. Peneliti melakukan

wawancara dengan kepala madrasah dan beberapa informan lainnya.

Adapun kinerja guru yang dilakukan di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan berdasarkan wawancara dengan Kepala Madrasah Ibu Wan Dora

Anggraini, S.Pd.I, sebagai berikut:


53

“Kinerja guru disini menurut saya sudah mulai baik yaitu bisa dilihat
dari kepribadiannya, hubungan dengan warga sekolah, terus cara mengajarnya
yaitu sudah menggunakan media dan sudah sesuai dengan perangkat
pembelajaran, tetapi kendalanya dalam pengumpulan perangkat pembelajaran
mereka itu sering tidak tepat waktu dan dikatakan baik juga hal itu dibuktikan
dengan bertambahnnya siswa di madrasah ini dari tahun ke tahun, dan
dibuktikan juga dari segi kelulusan siswanya kalau dia melanjutkan pendidikan
ke sekolah menengah atas negeri dia lulus atau dapat diterima di sekolah. Guru
disini sering hadir kalau pun ada yang tidak hadir pada saat dia mengajar itu
wajib digantikan dengan guru yang lain. Hanya saja saat ini saya lagi berusaha
untuk meningkatkan kinerja guru ya disini biar lebih profesional lagi dalam
bekerja atau mengajarnya.”48

Kemudian pernyataan dari ibu Wan Vita Aprillia. S. Pd selaku WKM

Bidang Kurikulum, beliau mengatakan bahwa:

“Kinerja guru menurut saya untuk saat ini masih sesuai dengan tugas
dan pekerjaannya, dilihat dari kehadirannya untuk datang sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan, kalau mereka tidak datang ada surat pemberitahuan
kepada kepala sekolah dan saya sebagai kurikulum juga membantu dan
melihat-lihat kalau guru tidak datang saya yang menggantikan atau guru
lain”.49

Hasil dari wawancara peneliti dengan Ibu Khairunnisa, S.Pd selaku

guru mengenai kinerja gurusebagai berikut:

“Kinerja guru disini bagus kenapa saya katakan demikian sebagian ada
yang sangat bagus dan ada yang bagus. Kalau yang sangat bagus itu datang
sebelum murid datang, yang bagus itu datang ketika bel datang dan jarang guru
terlambat. Kemudian kalo sholat zuhur itu guru mengontrol siswa baik dia
sebagai wali kelas maupun guru sebagai umum”. 50

Dari pernyataan di atas kinerja guru MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

baik yaitu dilihat dari kepribadiannya, kemudian cara mengajarnya sudah

menggunakan media dan sudah sesuai dengan perangkat pembelajaran. Tetapi

masih ada juga guru yang terkendala dalam mengumpulkan perangkat

48
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Dora Anggraini di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalan pada tanggal 04 Januari 2024 pukul 09:12 wib
49
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Vita Aprillia di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
pada tanggal 05 Januari 2024 pukul 10:38 wib
50
Hasil Wawancara bersama Ibu Khairunnisa di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan pada
tanggal 06 Januari 2024 pukul 08:52 wib
54

pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak berjalan secara maksimal

dan dapat berpengaruh pada kinerja guru.

Dari hasil beberapa wawancara di atas di ketahui bahwa dalam kinerja

guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan baik di buktikan dengan

kedisiplinan para guru, kemudian dengan bertambahnya siswa dari tahun ke

tahun, dilihat dari segi kepribadian guru tersebut, hubungan dengan warga

sekolah, proses belajar mengajarnya sudah menggunakan media, berbagai

metode pembelajaran dan sudah sesuai dengan RPP. Guru yang sudah sesuai

dengan antara latar belakang pendidikannya dengan bidang studi yang di

ajarkannya. Kepala madrasah lagi berusaha dalam meningkatkan kinerja guru

di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan agar lebih profesional dalam

melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.

2. Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

Kepala madrasah dalam menjalankan peran kepemimpinannya adalah

dengan mengaplikasikan program-program yang telah direncanakan dan

disusun oleh kepala madrasah. Dalam mengaplikasikan program tersebut

kepala madrasah harus bekerja secara maksimal agar perannya sebagai seorang

pemimpin dapat terlaksana dengan baik, dengan begitu maka mutu pendidikan

di madrasah yang dipimpinnya dapat mangalami kemajuan sesuai dengan

standar mutu pendidikan nasional.

Adapun hasil wawancara dengan Kepala Madrasah MTs.S Darul Arafah

Kec. Babalan Ibu Wan Dora Anggraini, S.Pd.I beliau menjelaskan bahwa :

“Tentu saja sebagai kepala madrasah memiliki program-program kerja,


sehingga kepala madrasah berperan sebagai manajer, sebagai educator dan
55

sebagai motivator. Jadi, kepala madrasah berperan sebagai manajer itu tadi
untuk mengimplementasikan visi misi madrasah, jadi itulah peran kepala
madrasah dan memberi contoh yang baik kepada para bawahannya”.51

Dari pernyataan dari kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa kepala

madrasah memliki program kerja, sehingga kepala madrasah sebagai educator

dan motivator. Jadi kepala madrasah sebagai pemimpin untuk

mengimplementasikan visi misi madrasah.

Kemudian hasil dari wawancara dengan guru bidang studi akidah

akhlak Ibu Khairunnisa, S.Pd beliau mengatakan:

“Ya perannya sangat banyak, yang pertama kami sebagai guru-guru


untuk meningkatkan kinerja itu langsung apa yang murid hafal kami sudah
hafal apa yang ayat murid hafal kami sudah hafal makanya kami bisa
mengtransfer ilmu dan itu bukan guru agama saja, guru mata pelajarannya juga
yang untuk quran asma ulhusna kemudian kita tes setoran, cara memandikan
mayat itu hampir selruh guru tau dan itu kepala sekolah yang mengajarkannya
kepada guru dan guru yangmempraktekan langsung kepada siswa”.52

Kemudian di perkuat dengan WKM Bidang Kurikulum ibu Wan Vita

Aprillia. S. Pd beliau mengatakan:

“Karena kita bekerja pun peran kepala sekolah memotivasi untuk


membuat perangkat pembelajaran dan media-medianya, peran kepala sekolah
sebenarnya sangat penting, kenapa saya katakan demikian karena kepala
sekolah bisa juga sebagai pendidik. Agar selalu memberikan dorongan kepada
seluruhtenaga kependidikan”.53

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa peran

kepemimpinan kepala madrasah yaitu sebagai educator (pendidik) dan

motivator (motivasi). Jadi kepala sekolah berperan sebagai pemimpin untuk


51
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Dora Anggraini di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalan pada tanggal 04 Januari 2024 pukul 09:12 wib
52
Hasil Wawancara bersama Ibu Khairunnisa di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan pada
tanggal 06 Januari 2024 pukul 08:52 wib
53
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Vita Aprillia di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
pada tanggal 05 Januari 2024 pukul 10:38 wib
56

mengimplementasikan visi misi madrasah untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan. Peran kepala sekolah tujuan untuk meningkatkan kinerja para guru

agar lebih baik kedepannya.

Strategi yaitu suatu rancangan yang dimana sebelum melalukan suatu

hal terlebih dahulu harus memiliki strategi yang ingin dicapai. Dari hasil

wawancara bersama kepala madrasah tentang strategi kepemimpinan kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan, perlu di paparkan berdasarkan data dan hasil wawancara serta

dokumentasi sebagaimana yang ditemukan dari lokasi penelitian.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Guru bidang studi akidah akhlak

ibu Khairunnisa, S.Pd sebagai berikut :

“Seperti yang saya bilang tadi kinerjanya sesuai dengan akhlak,


kemudian berdasarkan metode apa yang diembankan oleh Kemenag (1) disiplin
(2) senyum, sapa, salam itu yang membuat kepala sekolah terlihat bijak baik di
depan guru maupun di depan murid. Kemudian dari segi penghargaan itu
tunjangannya agak lebih dari guru yang biasa, beliau selalu guru yang
mendapat reward tadi untuk mengaplikasikan ilmu kepada guru-guru yang
lain”.54

Kemudian di waktu yang sama peneliti wawancara WKM Bidang

Kurikulum ibu Wan Vita Aprillia. S. Pd mengungkapkan :

“Strategi kepala sekolah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap


guru-guru yang ada disini, misalnya menanyakan kendala apa dalam proses
pembelajaran. Kemudian kepala sekolah juga mengikutkan guru- guru disini
dalam berbagai seminar, tujuan untuk meningkatkan pengetahuan atau kinerja
dari guru itu sendiri”.55

Berdasarkan dari pemaparan wawancara di atas dapat disimpulkan

strategi kepala sekolah yaitu melakukan pendekatan terhadap guru di MTs.S

54
Hasil Wawancara bersama Ibu Khairunnisa di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalan pada tanggal 06 Januari 2024 pukul 08:52 wib
55
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Vita Aprillia di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
pada tanggal 05 Januari 2024 pukul 10:38 wib
57

Darul Arafah Kec. Babalan, tujuan untuk mengetahui apa kendala guru dalam

proses pembelajaran. Guru juga sering diikut sertakan dalam seminar-seminar.

Agar menambah pengetahuuan atau wawansan dalam mengajar. Dan dari segi

penghargaan yang diberikan kepala sekolah untuk guru-guru yang berprestasi

berupa tunjangannya agak lebih dari guru biasa.

Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah

MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan Ibu Wan Dora Anggraini, S.Pd.I sebagai

berikut :

“Strategi yang saya terapkan yaitu yang pertama disiplin dalam hal
mengajar dan kehadiran ke sekolah tepat waktu. Kemudian melakukan
pembinaan kinerja guru contohnya sering mengikutkan para guru tertentudalam
seminar dan pelatihan tujuan agar menambah IPTEK (ilmu pengetahuan dan
teknologi). Dan memberikan motivasi terhadap guru- guru disini agar
semangat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pendidik”.56

Dari hasil wawancara di atas memang benar kepala sekolah melakukan

pembinaan kinerja guru seperti mengikuti seminar dan pelatihan menerapkan

kedisiplinan terhadap guru maupun murid di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan. Memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan kinerja

biasanya kepala madrasah memberikan masukan-masukan kepada guru agar

guru lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

3. Hambatan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru Serta Solusi yang dilakukan untuk Mengatasi Masalah

tersebut di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan.

Dalam melaksanakan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja guru,

tentunya ada hambatan yang dihadapi mulai dari kualitas tenaga pendidik yang

56
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Dora Anggraini di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalan pada tanggal 04 Januari 2024 pukul 09:12 wib
58

belum mencapai target sehingga masalah kesejahteraan guru. Seringkali dinilai

tidak sinkron, akibatnya kepala madrasah ragu-ragu untuk mengambil

kebijakannya.

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah di MTs.S Darul

Arafah Kec. Babalan Ibu Wan Dora Anggraini mengenai hambatan yang

dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru, beliau mengatakan jawaban

sebagai berikut:

“Setiap pekerjaan tentu ada kendala atau hambatan dalam


meningkatkan kinerja guru, misalkan seperti kurangnya sarana dan prasarana
yang kurang memadai untuk menunjang kinerja guru, kemudian kalau ada
kendala masalah guru biasanya saya bermusyarawah kepada guru-guru untuk
menyelesaikan masalahnya. Solusinya untuk mengatasi hal tersebut, maka
upaya yang saya lakukan seperti mendorong dan memotivasi guru untuk aktif
dalam KKG. Dalam hal ini saya selalu mengadakan pendekatan dan
meyakinkan pada guru tentang pentingnya sikap profesional dalam mengajar
dan sikap tersebut dapat diperoleh gurumelalui keaktifannya di KKG.57

Hasil wawancara peneliti dengan Guru akidah akhlak mengenai

hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru serta solusi dari

permasalahan tersebut :

“Biasanya ketika mendapat hambatan dia pecahkan sendiri bersama


guru-guru, tapi kalau memang tidak terpecahkan barulah dia melapor ke
yayasan”.58

Dari hasil wawancara dari responden di atas dapat disimpulkan bahwa

hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih

kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses

pembelajaran di kelas. Upaya yang dilakukan kepala sekolah memotivasi para

guru untuk aktif dalam KKG.

57
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Dora Anggraini di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalan pada tanggal 04 Januari 2024 pukul 09:12 wib
58
Hasil Wawancara bersama Ibu Khairunnisa di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan pada
tanggal 06 Januari 2024 pukul 08:52 wib
59

Hasil wawancara peneliti dengan WKM Bidang Kurikulum mengenai

hambatan yang dihadapi sebagai berikut :

“Faktor penghambatnya yaitu sarana dan prasarana yang kurang


memadai dan pembiayaan yang kurang dan faktor dari dalam diri guru itu
sendiri yang enggan mengembangkan potensinya”.59

Dari hasil wawancara di atasa dapat peneliti simpulkan bahwa

hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih

kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses

pembelajaran secara tidak langsung menghambat pencapaian tujuan

pendidikan. Upaya yang dilakukan kepala sekolah memotivasi para guru untuk

aktif dalam KKG. Dalam hal ini saya selalu mengadakan pendekatan dan

meyakinkan pada guru tentang pentingnya sikap profesional dalam mengajar

dan sikap tersebut dapat diperoleh guru melalui keaktifannya di KKG.

C. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas tentang Kemampuan

Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTs.S

Darul Arafah Kec. Babalan sudah baik, hal ini tidak terlepas dari beberapa

komponen yang saling bekerja sama antara staf, guru dan murid. Hanya saja

masih terdapat kendala dalam peningkatannya.

1. Kinerja Guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

Dari hasil beberapa wawancara di atas di ketahui bahwa dalam kinerja

guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan baik di buktikan dengan

kedisiplinan para guru, kemudian dengan bertambahnya siswa dari tahun ke

tahun, dilihat dari segi kepribadian guru tersebut, hubungan dengan warga
59
Hasil Wawancara bersama Ibu Wan Vita Aprillia di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan
pada tanggal 05 Januari 2024 pukul 10:38 wib
60

sekolah, proses belajar mengajarnya sudah menggunakan media, berbagai

metode pembelajaran dan sudah sesuai dengan RPP. Guru yang sudah sesuai

dengan antara latar belakang pendidikannya dengan bidang studi yang di

ajarkannya. Kepala madrasah lagi berusaha dalam meningkatkan kinerja guru

di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan agar lebih profesional dalam

melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.

Dikatakan kinerja guru sudah baik apabila dalam proses belajar

mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri seperti yang diungkapkan oleh

Syaiful Sagala didalam bukunya yaitu guru harus memiliki kompetensi di

antaranya:

a. Kemampuan untuk memandang dan mendekati masalah-masalah

pendidikan dan prespektif masyarakat global;

b. Kemampuan untuk berkerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan

bertanggung jawab sesuai dengan peranan dan tugas dalam masyarakat;

c. Kapasitas kemampuan berfikir secara kritis dan sistematis;

d. Keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual sesuai

dengan tuntutan jaman yang selalu berubah.60

Semua itu agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif, dan

efisien, serta mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memiliki kompetensi

tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru adalah

membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional

dalam proses belajar mengajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru yang profesional harus memiliki

60
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
209
61

empat kompetensi menurut Jamil Suprihatininggrum guru wajib memiliki

kompetensi yang meliputi di antaranya yaitu:

a. Kompetensi pedagogik merupakan keampuan yang berkaitan dengan

pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Kompetensi ini mecakup kemampuan pemahaman terhadap

siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil kerja,

dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk berkominikasi dan bergaul secara efektif dengan

siswa dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi profesinal guru mengambarkan tentang kemampuan yang

harus dimiliki oleh seorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru

yang artinya kemampuan yang ditampilkan itu menjadi ciri ke

profesionalannya dan kompetensi profesional ini merupakan kemampuan

yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi

secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan subtansi keilmuan

yang menaungi kurikulum tersebut serta menambah wawasan keilmuan

sebagai guru.61

Selain kempetensi guru profesional di atas, ada sepuluh kemampuan

61
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi
Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 100
62

dasar guru yang harus dimiliki oleh guru yang akan berjalan beriringan

dengan empat kompetensi di atas, diantaranya: (1) Menguasai landasan-

landasan pendidikan, (2) Menguasai bahan pelajaran, (3) Kemampuan

mengelola program belajar mengajar, (4) Kemampuan mengelola kelas, (5).

Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, (6) Menilai hasil belajar

siswa, (7) Kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum, (8)

Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, (9) Memahami

prinsip-prinsip dan hasil pengajaran, (10) Mengenal dan menyelenggarakan

administrasi pendidikan.62

Dalam Peraturan Pemerintah RI Tahun 2005 No. 19 disebutkan bahwa

ada 7 (tujuh) komponen standar kompetensi guru, meliputi:

1) Penyusunan rencana pembelajaran;

2) Pelaksanaan interaksi belajar-mengajar;

3) Penilaianprestasi belajar peserta didik;

4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil; penilaian prestasi belajar peserta didik;

5) Pengembangan profesi;

6) Pemahaman wawasan kependidikan;

7) Penguasaan bahan kajian akademik sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan.

2. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MTs.S

Darul Arafah Kec. Babalan

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa peran

kepemimpinan kepala madrasah yaitu sebagai educator (pendidik) dan

62
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi…, h. 110
63

motivator (motivasi). Jadi kepala sekolah berperan sebagai pemimpin untuk

mengimplementasikan visi misi madrasah untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan. Peran kepala sekolah tujuan untuk meningkatkan kinerja para guru

agar lebih baik kedepannya.

Jika dikaitkan dengan teori yang ada maka peran kepala

madrasah/sekolah Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala

sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer,

administrator, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM).63

a. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)

Dalam melakukan fungsinya sebagai edocator, kepala sekolah

harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan disekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang

kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan

dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model

pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan

mengadakan program ekselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas

normal.

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Kepala sekolahh dalam fungsi ini harus memiliki strategi yang

tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau

kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

63
E, Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 98.
64

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Fungsi ini memiliki hubungan erat dengan berbagai aktivitas

pengelolaan administrasi, maka secara spesifik kepala sekolah harus

memliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola program

tahunan, mengelola adminitrasi peserta didik, mengelola administrasi

personalia, mengelola admnistrasi sarana dan prasarana, mengelola

adminitrasi kearsipan, dan administrasi keuangan.

d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan

tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas

organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efensiensi dan efektifitas

pembelajaran.

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk

dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka

komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.

f. Kepala Sekolah sebagai Innovator

Kepala sekolah sebagai innovator, maka harus memiliki startegi

yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan

mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan

teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan

mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator kepada sekolah harus memiliki strategi yang


65

tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, displin,

dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber

belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa peran kepala madrasah dalam

meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan sudah sesuai

dengan teori di atas dan kepala madrasah masih berusaha menjalankan

perannya sebagai kepala madrasah dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan

ketentuan.

Dari hasil wawancara di atas memang benar kepala sekolah melakukan

pembinaan kinerja guru seperti mengikuti seminar-seminar dan pelatihan,

menerapkan kedisiplinan terhadap guru maupun murid di MTs.S Darul Arafah

Kec. Babalan. Memberikan motivasi kepada guru tujuannya untuk

meningkatkan kinerja biasanya kepala madrasah memberikan masukan-

masukan kepada guru agar guru lebih profesional dalam menjalankan

tugasnya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas tentang strategi kepala madrasah

dengan perbandingan teori menurut Castetter sebagaimana oleh E. Mulyasa

yaitu:

a) Pembinaan kinerja guru yaitu di kelompokkan menjadi tiga macam

pembinaan yaitu pertama pembinaan kemampuan guru dalam hal

memelihara program pengajaran di kelas, kedua kemampuan guru dalam

hal menilai dan memperbaiki faktor- faktor yang mempengaruhi belajar


66

anak didik, ketiga memperbaiki situasi belajar anak didik. Dalam hal

pembinaan kemampuan guru dalam memelihara program pengajaran

dikelas, kepala sekolah harus memahami tahap-tahap proses pengajaran

sehingga dapat membantu kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan

program pengajaran kepada guru-guru.64

b) Pengawasan atau supervisi terhadap kinerja guru melalui kegiatan

pembelajaran salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

perlu pembinaan dari kepala sekolah melalui supervisi akademik, kualitas

mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kualitas pembelajaran siswa untuk itu perlu diadakan

pembinaan tindak lanjut dari kepala sekolah antara lain melalui supervisi

pengajaran.

c) Pembinaan displin tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja guru,

kepala sekolah harus mampu menumbuhkan displin tenaga kependidikan

terutama displin diri, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu

melakukan hal-hal yaitu membantu tenaga kependidikan mengembangkan

pola perilakunya, membantu tenaga kependidikan meningkatkan standart

perilakunya, menggunakan pelaksanaan atauran sebagai alat.

d) Pemberian motivasi meningkatkan kinerja produktifitas kerja perlu di

perhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya.

Motivasi yang diberikan bisa berupa reward, beasiswa pendidikan,

penugasan, promosi terhadap kinerja guru. Guru akan lebih giat lagi dalam

meningkatkan kinerjanya apabila ada motivasi atau dorongan dari kepala


64
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993), h. 9
67

sekolah, hal ini bisa berupa dengan pembinaan atau dengan dorongan kata-

kata.

e) Pemberian penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas

kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif, melalui

pengharhaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan

kinerja yang positif dan produktif. Kepala sekolah yang mengerti

kebutuhan seorang guru maka dia akan memberikan penyemangat agar

guru dapat meningkatkan kinerjanya, hal ini bisa dengan kenaikan ngaji,

kenaikan pangkat, finansial, piagam, dan harus disesuaikan dengan tugas

yang diberikan serta hasil kinerja guru tersebut.65

Berdasarkan fakta yang ditemukan dilapangan strategi kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan sudah sesuai dengan teori di atas, hanya saja pengawasan dari kepala

madrasah yang belum optimal. Kepala madrasah masih berusaha untuk

meningkatkan kinerja guru yang ada disini dan memperbaharui strategi-

strategi yang sudah sebelumnya, akan tetapi kepala madrasah butuh kontribusi

dari kepala yayasan dikarenakan keputusan harus tergantung dari kepala

yayasan dan membuat kepala madrasah tidak berperan penuh dalam

mengambil keputusan. Strategi kepala madrasah dalam merekrut tenaga

pendidik harus sesuai dengan standar yang dibuat sekolah. Seperti harus

lulusan strata 1 dan sesuai dengan latar belakang pendidikan yang di ajarkan.

Tetapi dilihat dari tabel di bawah masih ada sebagian guru yang belum sesuai

sama latar belakang pendidikannya, jadi itu mampu menjadi kendala dalam

65
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), H. 111
68

meningkatkan kinerja guru tersebut.

3. Hambatan yang dihadapi dalam Meningkatkan Kinerja Guru SertaSolusi

Atas Permasalahan Tersebut.

Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting

karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program

pendidikan di madrasah. Hal ini karena kepala sekolah merupakan seorang

pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur

semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam

mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dari hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan bahwa hambatan

yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih kurangnya sarana

dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran secara

tidak langsung menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Upaya yang

dilakukan kepala sekolah memotivasi para guru untuk aktif dalam KKG. Dalam

hal ini saya selalu mengadakan pendekatan dan meyakinkan pada guru tentang

pentingnya sikap profesional dalam mengajar dan sikap tersebut dapat

diperoleh guru melalui keaktifannya di KKG.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan peneliti dan pembahasan hasil penelitian mengenai

Kemampuan Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan program yang telah dilaksanakan

kepala madrasah.

Secara terperinci, sebagai kesimpulan dari Kemampuan Kepemimpinan

Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTs.S Darul Arafah Kec.

Babalan adalah sebagai berikut:

1. Kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan baik di buktikan dengan

kedisiplinan para guru, kemudian dengan bertambahnya siswa dari tahun ke

tahun, dilihat dari segi kepribadian guru tersebut, hubungan dengan warga

sekolah, proses belajar mengajarnya sudah menggunakan media, berbagai

metode pembelajaran dan sudah sesuai dengan RPP. Guru yang sudah sesuai

dengan antara latar belakang pendidikannya dengan bidang studi yang di

ajarkannya. Kepala madrasah lagi berusaha dalam meningkatkan kinerja guru

di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan agar lebih profesional dalam

melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.

2. Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di

MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan yaitu sebagai educator (pendidik) dan

motivator (motivasi). Jadi kepala sekolah berperan sebagai pemimpin untuk

mengimplementasikan visi misi madrasah untuk mencapai tujuan yang sudah

69
70

ditentukan. Peran kepala sekolah tujuan untuk meningkatkan kinerja para guru

agar lebih baik kedepannya. Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan

kinerja guru melakukan pembinaan kinerja guru seperti mengikuti seminar

dan pelatihan menerapkan kedisiplinan terhadap guru maupun murid di MTs.S

Darul Arafah Kec. Babalan. Memberikan motivasi kepada guru tujuannya

untuk meningkatkan kinerja biasanya kepala madrasah memberikan masukan-

masukan kepada guru agar guru lebih profesional dalam menjalankan

tugasnya.

3. Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru yaitu masih

kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses

pembelajaran secara tidak langsung menghambat pencapaian tujuan

pendidikan. Upaya yang dilakukan kepala sekolah memotivasi para guru untuk

aktif dalam KKG. Dalam hal ini saya selalu mengadakan pendekatan dan

meyakinkan pada guru tentang pentingnya sikap profesional dalam mengajar

dan sikap tersebut dapat diperoleh guru melalui keaktifannya di KKG.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan data yang ditemukan dilapangan, maka untuk

meningkatkan Kemampuan Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kinerja Guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan, ada beberapa

saran yang perlu disampaikan kepada berbagai pihak terkait, antara lain:

1. Kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan sudah melaksanakan

tugasnya dengan baik, dalam kinerja guru hendaknya untuk meningkatkan

keprofesionalan agar untuk memberikan layanan yang baik terhadap siswa

secara efektif dan efisien.

70
71

2. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul

Arafah Kec. Babalan sudah berjalan dengan baik, yaitu sebagai Educator, 2)

Manajer, 3) Administrator, 4) Supervisor, 5) Leader, 6) Climator, dan 7)

Enterpreneurship, sehingga pekerjaan itu dapat berjalan dengan lancar dan

mencapai sasaran.

3. Strategi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul

Arafah Kec. Babalan sudah sesuai dengan teori yang ada hanya saja harus lebih

ditingkatkan lagi pengawasannya, agar guru dapat menjalankan tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan bidangnya.

71
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abu bin Muhammad Ismail al-Bukhari Shahih al-Bukhari, t.t. Kitab:
Jum'at Bab alat Jumat di Desa dan Kota, No. Hadis: 844 Beirut: Dar as -S
a’bu.

Arikunto, Suharsimi, 1989. Prosedur Penelitian Pendekatan dan Praktek, Jakarta:


Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktek,


(akarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur, 2012. Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional


Jogjakarta: Diva Press.

Danim, Sudarwan, 2010. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Engkoswara, 2015. Administrasi Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta.

Hadi, Sutrisno, 1986. Statistik II, Yogyakarta: UGM Press.

Hadi, Sutrisno, 1995. Metodologi Research, Jilid III, Yogyakarta: Andi.

Haidhir, Abdullah, 2007. Terjemahan Hadis Arba’in, Jakarta : Islamhouse.com.

Hamalik, Oemar, 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.


Rosdakarya.

Handoko, Reksoprodjo, 1994. Organisasi Perusahaan Struktur Dan Perilaku,


Yogyakarta: BPFE.

Idrus, Achmad, dkk, 2015. Pengantar Manajemen, Medan: Perdana


Publishing.

Imron, Ali, 1993. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Pustaka Jaya.

Kompri, 2016. Manajemen Pendidikan (Komponen-Komponen Elementer


Kemajuan Sekolah), Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marno dan Triyo Supriyatno, 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan


Islam, Bandung: Refika Aditama.

72
73

Moleong, Lexi J., 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Mudlofir, Ali, 2013. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya,


Jakarta: Rajawali Pers..

Mulyasa, E, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2013. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Mulyasa, E., 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks


Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E., 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja


Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E., 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, E., 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, E., 2014. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution, S., 1996. Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara.

Pidarta, Made, 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan


Bercorak Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Priansa, Donni Juni, 2017. Menjadi Kepala Sekolah Dan Guru Profesional,
Bandung: Pustaka Setia.

Qomar, Mujamil, 2007. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan


Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga.

Rosdakarya.

Sagala, Syaiful, 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan,


Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful, 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:


Alfabeta.
74

Sedarmayanti, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi,


dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung: Refika Aditama.

Soekanto, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru, Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Dan


Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabet.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R &D, Bandung:


Alfabeta.

Supardi, 2013. Kinerja Guru, Jakarta: Raja Grafindi Persada.

Suprihatiningrum, Jamil, 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi,


& Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprihatiningrum, Jamil, 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &


Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syafaruddin & Asrul, 2013. Kepemimpinan Kependidikan Kontemporer,


Bandung: Ciptapustaka Media.

Tim Syaamil Al-Qur’an, 2007. Syaamil Al-Qur’an Terjemahan, Bandung: Sygma.

Wahjosumidjo, 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya, Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, J., 2015. Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta: Prenadamedia


Group.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.


113
75

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA TENTANG PERAN KEPEMIMPINAN


KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI
MTs.S DARUL ARAFAH KEC. BABALAN

Sumber Data : Kepala Madrasah


Nama : Wan Dora Anggraini, S.Pd

1. Menurut bapak kepemimpinan yang seperti apa yang dibutuhkan di MTs.S


Darul Arafah Kec. Babalann ini?
2. Sebagai kepala madrasah fungsi dan tanggung jawab apa yang harus di
jalankan di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
3. Sebagai pemimpin, bagaimana cara bapak dalam menerima masukkan dari
bawahan bapak yang sifatnya saran maupun kritikan?
4. Gaya kepemimpinan seperti apa yang bapak pakai di MTs.S Darul Arafah
Kec. Babalann ini?
5. Bagaimana pandangan bapak terhadap kinerja guru-guru di MTs.S Darul
Arafah Kec. Babalann ini?
6. Bagaimana peran bapak sebagai kepala madrasah dalam meningkatkan
kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ?
7. Apakah bapak melakukan pengawasan atau supervisi pada kegiatan
pembelajaran dikelas ?
8. Bagaimana bentuk motivasi bapak dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S
Darul Arafah Kec. Babalann ?
9. Bagaimana bentuk reward yang bapak berikan bagi guru-guru yang
berprestasi khususnya dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul
Arafah Kec. Babalann?
10. Bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ?
11. Apakah ada hambatan dalam meningkatkan kinerja guru, bagaimana cara
bapak dalam menghadapi hambatan tersebut serta solusi yang bapak berikan
dari permasalahan tersebut ?
76

Sumber Data : Wakil Kepala Madrasah (WKM)


Nama : Wan Vita Aprillia. S. Pd

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap kepemimpinan kepala madrasah


yang ada di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana hubungan kepala madrasah dengan guru-
guru yang ada di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
3. Menurut Bapak/Ibu Apakah kepala madrasah mampu menjalankan tugasnya
sebagai manajer di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
4. Menurut Bapak/Ibu apakah gaya yang di dipakai kepala madrasah di sekolah
ini sudah berhasil dijalankan khusunya dalam meningkatkan kinerja guru?
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalann ?
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimana teknik supervisi yang dilakukan kepala
madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalann ini?
7. Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara kepala madrasah memotivasi guru- guru
di sekolah ini supaya bersemangat dalam menjalankan tugasnya?
8. Menurut Bapak/Ibu bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ?
9. Bagaimana strategi kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
10. Bentuk reward apa yang diberikan kepala madrasah kepada guru-guru yang
berprestasi terkhususnya dalam meningkatkan kinerja guru?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana upaya kepala madrasah dalam menghadapi
hambatan yang terjadi dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul
Arafah Kec. Babalann ini?
77

Sumber Data : Guru


Nama : Khairunnisa, S.Pd

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap kepemimpinan kepala madrasah


yang ada di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana hubungan kepala madrasah dengan guru- guru
yang ada di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
3. Menurut Bapak/Ibu Apakah kepala madrasah mampu menjalankan tugasnya
sebagai manajer di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
4. Menurut Bapak/Ibu apakah gaya yang di dipakai kepala madrasah di sekolah
ini sudah berhasil dijalankan khusunya dalam meningkatkan kinerja guru?
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalann ?
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimana teknik supervisi yang dilakukan kepala
madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec.
Babalann ini?
7. Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara kepala madrasah memotivasi guru- guru
di sekolah ini supaya bersemangat dalam menjalankan tugasnya?
8. Menurut Bapak/Ibu bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kinerja guru di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ?
9. Bagaimana strategi kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
MTs.S Darul Arafah Kec. Babalann ini?
10. Bentuk reward apa yang diberikan kepala madrasah kepada guru-guru yang
berprestasi terkhususnya dalam meningkatkan kinerja guru?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana upaya kepala madrasah dalam menghadapi
hambatan yang terjadi dalam meningkatkan kinerja guru di MTs.S Darul
Arafah Kec. Babalann ini ?
78

DOKUMENTASI PENELITIAN

Observasi ke MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan


79

Aktivitas Pembelajaran di MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan


80

Foto Bersama Kepala MTs.S Darul Arafah Kec. Babalan

Anda mungkin juga menyukai