Anda di halaman 1dari 4

INFRARED SENSOR MODULE ASSEMBLY 1

Nama Ketua Kelompok


Arnold Dwi Putra ( 3222211035-EM 3 B Malam )
Nama Penulis 2
Affan Dzikrillah ( 3222211036-EM 3 B Malam )
Nama Penulis 3
Rici Anggriani (3222211037- EM 3 B Malam )
Nama Penulis 4
Muhammad Torik (3222211039-EM 3 B Malam)
Nama Penulis 5
Muhammad Salim (3222211040-EM 3 B Malam)
Dosen Manager Project (Budiana)
Politeknik Negeri Batam, Batam, Indonesia

*
Email: arnolddwiputra5116@gmail.com

Abstract—Sensor infrared adalah teknologi yang penting dalam mendeteksi dan mengukur radiasi
infrared yang dipancarkan oleh objek. Artikel ini memberikan gambaran umum mengenai prinsip
kerja sensor infrared, teknologi yang digunakan dalam pengembangannya, serta berbagai aplikasi
yang luas dalam berbagai bidang. Sensor infrared bekerja dengan mendeteksi radiasi infrared yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek. Prinsip kerjanya melibatkan konversi radiasi infrared
menjadi sinyal yang dapat diukur, yang kemudian digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek,
mengukur suhu. Artikel ini juga menyoroti berbagai teknologi yang digunakan dalam sensor infrared,
termasuk teknologi fotodetektor seperti fotodioda, termokopel, dan array detektor infrared. Selain itu,
pembahasan tentang teknologi pemrosesan sinyal dan peningkatan resolusi sensor juga dijelaskan
secara singkat.Selain aplikasi umum dalam deteksi gerakan dan pengukuran suhu, sensor infrared
juga digunakan secara luas dalam bidang kedokteran, industri, otomotif, dan keamanan. Artikel ini
menyoroti aplikasi-aplikasi ini dan bagaimana sensor infrared memainkan peran penting dalam
meningkatkan efisiensi dan kinerja dalam konteks spesifik ini. Secara keseluruhan, artikel ini
memberikan gambaran singkat tentang sensor infrared, teknologi yang terlibat, dan berbagai
aplikasi di berbagai bidang, menekankan pentingnya teknologi ini dalam pemantauan, deteksi, dan
pengukuran di berbagai lingkungan dan industri. Harapannya, abstrak tersebut memberikan
gambaran umum yang cukup tentang sensor inframerah dari segi prinsip, teknologi yang digunakan,
dan penerapannya dalam berbagai bidang.
Kata Kunci: 3 kata kunci yang penting dalam project infrared sensor
1. Deteksi: Sensor infrared harus mampu mendeteksi perubahan radiasi atau suhu yang menandakan
keberadaan objek di sekitarnya.
2. Akurasi: Penting untuk memastikan bahwa sensor mampu memberikan hasil yang akurat dalam mendeteksi
objek yang ada atau perubahan suhu yang relevan.
3. Responsif: Sensor harus responsif terhadap perubahan-perubahan kecil dalam lingkungan sekitarnya,
sehingga bisa memberikan respons atau sinyal dengan cepat dan tepat saat ada objek yang terdeteksi.
I. PENDAHULUAN
Pekerjaan yang akan dilakukan pada project Infeared Sensor melakukan petama, Riset dan Perencanaan yaitu
Studi mendalam tentang teknologi sensor infrared yang tersedia, pemilihan komponen yang tepat, dan
perencanaan desain proyek berdasarkan kebutuhan spesifik.kedua,Pengembangan Perangkat Keras (Hardware):
merancang, membangun, dan menguji sensor infrared beserta perangkat keras yang diperlukan, seperti sirkuit
elektronik, PCB (Printed Circuit Board), atau bahkan perangkat fisik seperti casing atau pelindung sensor.
Ketiga,Pengembangan Perangkat Lunak (Software): Membuat program atau algoritma yang diperlukan untuk
mengontrol sensor, mengolah data yang diterima, dan menghasilkan output yang sesuai, seperti deteksi objek
atau pengukuran suhu.keempat,Pengujian dan Validasi: Melakukan serangkaian tes untuk memastikan bahwa
sensor bekerja sesuai yang diharapkan, termasuk pengujian akurasi, responsivitas, dan keandalan dalam
berbagai kondisi lingkungan.kelima,Integrasi dengan Sistem yang Ada: Jika diperlukan, mengintegrasikan
sensor infrared ke dalam sistem yang lebih besar, seperti sistem keamanan, sistem otomatisasi, atau perangkat
lainnya.keenamOptimisasi dan Peningkatan Kinerja: Memperbaiki dan meningkatkan performa sensor melalui
pengoptimalan desain, perangkat keras, atau perangkat lunak untuk mencapai hasil yang lebih
baik.keenam,Dokumentasi dan Pelaporan: Membuat dokumentasi yang lengkap tentang spesifikasi sensor,
proses pengembangan, hasil pengujian, serta menyusun laporan yang akan berguna untuk referensi masa depan
atau penggunaan publik.
Alasan untuk melakukan project yaitu Penggunaan Sensor infrared memiliki aplikasi yang luas, mulai dari
penggunaan di rumah tangga (misalnya, sensor gerak untuk lampu otomatis), industri (pengontrol suhu), hingga
aplikasi medis (pemantauan suhu tubuh) ,Dalam konteks kesehatan dan keamanan, sensor infrared bisa
digunakan untuk memantau suhu tubuh, deteksi awal penyakit, atau memantau lingkungan dengan cara yang
tidak invasif.Dalam project infrared sensor ini kami mengerjakannya di Gedung RTF Politeknik Negri Batam
Ruangan TFME rungan SMT dan di ruangan RTF 1.2. Dalam project Infrared Sensor kelebihannya, Respons
Cepat ,Sensor infrared biasanya memberikan respon yang cepat terhadap perubahan suhu atau gerakan,
menjadikannya pilihan yang baik untuk aplikasi yang memerlukan tindakan cepat dan Karena tidak terpengaruh
oleh kondisi cahaya, sensor ini cenderung handal dalam berbagai lingkungan.dan untuk kekurangan project ini
Keterbatasan Jarak,Sensor infrared memiliki jarak deteksi yang terbatas, tergantung pada teknologi dan model
yang digunakan. Ini dapat menjadi kendala terutama dalam aplikasi di area yang luas danTidak Cocok untuk
Semua Material,Tidak semua material dapat dengan baik memantulkan atau menyerap radiasi infrared, yang
bisa mempengaruhi akurasi deteksi.

Metode
Metode penelitian project infrared sensor 1. Perencanaan Penelitian:Definisi Tujuan Penelitian: Pemantauan
Suhu atau Perubahan Termal:Kontrol Proses Industri: Menggunakan sensor infrared untuk memantau suhu
dalam proses manufaktur atau industri untuk memastikan operasi yang optimal dan menghindari kegagalan
mesin akibat suhu yang tidak sesuai.Deteksi Suhu Tubuh: Menggunakan sensor infrared untuk memantau suhu
tubuh manusia dalam konteks kesehatan, terutama dalam situasi pandemi atau untuk mendeteksi penyakit.
2. Deteksi Gerakan atau Kehadiran:Keamanan dan Pengawasan: Sensor infrared digunakan untuk deteksi
gerakan atau keberadaan di area tertentu, seperti pengawasan keamanan di area publik atau dalam sistem
keamanan rumah.
3. Analisis Lingkungan atau Deteksi Objek:Pemetaan Lingkungan: Menggunakan sensor infrared untuk analisis
lingkungan, seperti pemetaan suhu pada area geografis tertentu atau deteksi objek dalam eksperimen ilmiah atau
industri.
4. Efisiensi Energi dan Otomatisasi:Kontrol Energi: Menggunakan sensor untuk mengoptimalkan penggunaan
energi dengan mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat berdasarkan keberadaan orang atau objek dalam
ruangan atau lingkungan tertentu.Otomatisasi Proses: Menerapkan sensor untuk mengotomatisasi beberapa
proses dalam industri atau rumah tangga, seperti pengendalian lampu otomatis berdasarkan pergerakan.
5. Eksperimen atau Pengembangan Teknologi:Penelitian dan Pengembangan: Penggunaan sensor infrared untuk
eksperimen atau pengembangan teknologi baru dalam berbagai bidang, dari kedokteran hingga
otomotif.Penentuan Parameter: Identifikasi parameter atau variabel yang akan diukur oleh sensor, seperti suhu,
radiasi, atau pergerakan objek.
Quality Tools yang kami buat Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)

MESIN METODE

-Kesalahan seting -Periksa feeder dan


pada nozzle tray

-Pemnyimpangan tray -Optimalkan progam


atau feeder pengambilan dan
penempatan
-Kekurangan presisi
mesin

KOMPONEN MIRING

-Mutu bahan baku -Perubahan suhu dan


-Kurang teliti
yang kurang baik kelembapan
-Kirang fokus
-Kualitas material -Interferensi
elektromagnetik -Kurang
-Konsistensi material pelatihan

MATERIAL LINGKUNGAN MANUSIA

Hasil dan Pembahasan

Hasil yang diperoleh menurut Quality Tools yang kami buat Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)
yaitu Sensor Infrared yang Berfungsi:Perangkat Fisik yang Dibuat: Sensor infrared yang dirakit dengan benar
dan berfungsi sesuai spesifikasi yang diinginkan, mampu mendeteksi radiasi inframerah atau suhu dengan
akurat. Optimisasi Desain dan Kinerja:Perbaikan atau Peningkatan Kualitas: Proses assembly yang baik
memungkinkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas sensor dalam hal akurasi deteksi, responsivitas,
atau keandalan.Kesesuaian dengan Standar atau Spesifikasi:Pencapaian Standar atau Tujuan: Sensor infrared
yang dirakit memenuhi standar kualitas tertentu atau spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keandalan dan Konsistensi:Ketepatan dan Konsistensi Hasil: Sensor infrared yang dirakit secara konsisten
memberikan hasil yang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi pengujian atau lingkungan.
Dokumentasi dan Pelaporan:Dokumentasi Lengkap: Catatan yang terperinci tentang proses perakitan,
pengujian, dan hasil pengujian, yang akan berguna sebagai referensi masa depan atau untuk keperluan
dokumentasi.
Efisiensi Produksi:Efisiensi dan Produktivitas: Proses assembly yang efisien memungkinkan produksi sensor
infrared dalam jumlah yang diinginkan dengan biaya dan waktu yang sesuai.
Keterampilan dan Pengalaman:Peningkatan Keterampilan Tim: Tim yang terlibat dalam proses assembly dapat
meningkatkan keterampilan mereka dalam merakit dan menguji sensor infrared, meningkatkan pengalaman
mereka dalam bidang tersebut.
IV. KESIMPULAN
1. Pencapaian Tujuan Proyek:

Evaluasi sejauh mana proyek berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan awal. Apakah sensor
infrared yang dihasilkan memenuhi spesifikasi dan memenuhi ekspektasi yang diharapkan.
2. Performa Sensor:Penilaian kinerja sensor infrared dalam mendeteksi suhu, radiasi, atau gerakan sesuai
dengan kebutuhan aplikasi yang ditentukan.
3. Kualitas Produk:Evaluasi terhadap kualitas fisik dan fungsional sensor yang dihasilkan, termasuk akurasi,
keandalan, dan konsistensi dalam penggunaan sehari-hari.
4. Efisiensi Produksi:Penilaian terhadap efisiensi proses perakitan dan produksi sensor infrared, melibatkan
peninjauan terhadap waktu, biaya, dan sumber daya yang dikeluarkan.
5. Kesesuaian dengan Standar:Pemeriksaan apakah sensor infrared mematuhi standar keamanan, regulasi, atau
persyaratan industri yang berlaku.
6. Pengalaman Tim:Peningkatan keterampilan dan pengalaman tim yang terlibat dalam proyek, baik dalam hal
perakitan, pengujian, atau pengembangan teknologi.
7. Dokumentasi dan Pelaporan:Ketersediaan dokumentasi yang lengkap dan rinci terkait proses perakitan,
pengujian, dan hasil pengujian, yang dapat digunakan sebagai referensi atau panduan di masa depan.
8. Rekomendasi Perbaikan:Jika ada kekurangan atau perbaikan yang diperlukan, menyusun rekomendasi dan
langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas atau efisiensi proyek selanjutnya.
9. Kesiapan Produk untuk Penerapan:Penilaian sejauh mana produk yang dihasilkan siap untuk diterapkan atau
diintegrasikan dalam aplikasi praktis sesuai dengan kebutuhan.

Referensi

References
TOOLS, Q. (2011). Check Sheet dan Fungsinya dalam Pengendalian Kualitas. Check Sheet dan
Fungsinya dalam Pengendalian Kualitas, https://eriskusnadi.com/2011/10/08/check-sheet-
dan-fungsinya-dalam-pengendalian-kualitas/.

TOOLS, Q. (2011). Fishbone Diagram dan Langkah-Langkah Pembuatannya. Fishbone Diagram dan
Langkah-Langkah Pembuatannya, https://eriskusnadi.com/2011/12/24/fishbone-diagram-
dan-langkah-langkah-pembuatannya/.

Anda mungkin juga menyukai