DIAJUKAN OLEH :
1. Shakanti ‘Aqilah Zafirah (20031010195)
2. Windhy Mutiara Salsabillah (20031010207)
DISUSUN OLEH:
1. SHAKANTI ‘AQILAH ZAFIRAH 20031010195
2. WINDHY MUTIARA SALSABILLAH 20031010207
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI DEPARTEMEN PRODUKSI IIIA
PT. PETROKIMIA GRESIK
Periode : 1 September – 30 September 2023
Disusun Oleh :
SHAKANTI ‘AQILAH ZAFIRAH NPM 20031010195
WINDHY MUTIARA SALSABILLAH NPM 20031010207
Menyetujui,
VP Produksi III A Pembimbing Lapangan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................... xi
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................... 40
BAB IV ................................................................................................................. 72
BAB V ................................................................................................................... 80
BAB VI ................................................................................................................. 89
VIII.1 Kesimpulan............................................................................................112
BAB IX ................................................................................................................113
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Gresik menjadi Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya pada tahun 1997 yang kini
menjadi PT. Pupuk Indonesia Holding Company.
Pada saat ini PT. PETROKIMIA GRESIK memiliki beberapa bidang usaha
yaitu industri pupuk, industri pestisida, industri peralatan pabrik dan jasa rancang
bangun serta perekayasaan maupun jasa-jasa lainnya yang telah mampu beroperasi
dengan baik. Dalam perkembangan selanjutnya, PT. PETROKIMIA GRESIK telah
mengalami dua puluh satu kali perluasan. Bentuk perluasan yang telah dilakukan
adalah:
1. Perluasan pada 29 Agustus 1979)
Pembangunan pabrik pupuk TSP I oleh Spie Batignoles (Perancis) dilengkapi
dengan pembangunan prasarana pelabuhan dan unit penjernihan air di
Gunungsari serta booster pump di Kandangan untuk meningkatkan kapasitas
menjadi 720 m3 / jam.
2. Perluasan pada 30 Juli 1983
Pembangunan pabrik TSP II oleh Spie Batignoles serta perluasan
pelabuhan dan unit penjernihan air di Babat dengan kapasitas 3000
m3/jam.
3. Perluasan pada 10 Oktober 1984
Pembangunan pabrik asam phospat dan produk samping yang meliputi pabrik
asam sulfat, pabrik aluminium fluorida, pabrik ammonium sulfat, pabrik kalium
sulfat, dan unit utilitas. Perluasan ini dilakukan oleh kontraktor Hitachi Zosen
Jepang.
4. Perluasan pada 2 Mei 1986
Pembangunan pabrik pupuk ZA III oleh tenaga-tenaga PT. PETROKIMIA
GRESIK mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasiannya.
5. Perluasan pada 29 April 1994
Pembangunan pabrik amoniak dan pabrik urea baru dengan teknologi proses
Kellog Amerika dan ACES Jepang. Konstruksinya ditangani oleh PT. Inti Karya
Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Pembangunan dimulai awal tahun 1991. Dan
ditargetkan beroperasi pada Agustus 1993. Pabrik ini mulai beroperasi mulai 29
April 1994.
Total produksi PT. PETROKIMIA GRESIK saat ini mencapai 8,9 juta ton
per tahun, terdiri dari 5 (lima) juta ton/tahun produk pupuk, dan sekitar 3,9 juta ton
per tahun produk non pupuk. Struktur pemegang saham PT. PETROKIMIA
GRESIK terdiri dari PT. Pupuk Indonesia (Persero) yang memiliki 2.393.033 saham
atau sebesar Rp2.393.033.000.000 (99,9975%) dan Yayasan Petrokimia Gresik
yang memiliki 60 saham atau sebesar Rp 60.000.000 (0,0025%).
Keterangan:
1. Direktur Produksi membawahi 3 kompartemen dan 1 Biro, yaitu:
a. SVP Pabrik I, II, III bertanggung jawab kepada Direktur Produksi
dalam pengaturan faktor produksi dan pemeliharaan peralatan di
Pabrik I, II, dan III agar bisa mencapai target produksi di
masingmasing unit pabrik PT. Petrokimia Gresik yang telah
diterapkan oleh manajemen.
b. SVP Teknologi bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam
pengendalian proses dan pengelolaan lingkungan serta
mempersiapkan suku cadang yang akan digunakan untuk mendukung
kegiatan produksi di seluruh unit pabrik PT. Petrokimia Gresik.
2. Kompartemen Pabrik I, II, III masing-masing membawahi Departemen
Produksi dan Pemeliharaan:
a. Departemen Produksi I, IIA/IIB, dan IIIA/IIIB bertanggung jawab
kepada SVP Pabrik I, II, dan III dalam pengaturan faktor produksi agar
bisa mencapai target produksi dari masing-masing unit pabrik I, II,
dan III.
b. Departemen Pemeliharaan I, II, dan III bertanggung jawab kepada
SVP Pabrik I, II, dan III dalam pengaturan faktor produksi agar bias
mencapai target produksi dari masing-masing unit pabrik I, II, dan III.
3. Kompartemen Teknologi membawahi 4 Departemen, yaitu:
a. VP Proses dan Pengelolaan Energi bertanggung jawab kepada SVP
Teknologi dalam pengendalian proses dan melakukan analisa
produksi bahan baku dan parameter operasi untuk mendukung
pencapaian target produksi dari pabrik I, II, dan III.
b. VP Lingkungan bertanggung jawab kepada SVP Teknologi dalam hal
pengelolaan lingkungan di seluruh unit pabrik PT. Petrokimia Gresik.
c. VP Keselamatan dam Kesehatan Kerja bertanggung jawab kepada
SPV Teknologi dalam hal memonitor, menyiapkan peralatan
keselamatan kerja bagi karyawan PT. Petrokimia Gresik.
• Spesifikasi
a. N (%) : min. 46
b. Biuret (%) : maks. 1.0
c. Air (%) : maks. 0.5
d. Bentuk : brill
e. Ukuran Butir : 1.00 – 3.55 mm
f. Warna : Putih (non-subsidi), Pink (subsidi)
g. Sifat : Higrokopis, mudah larut dalam air
h. Dikemas dalam kantong ber cap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
• Manfaat
a. Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar.
b. Mempercepat pertumbuhan.
c. Menambah kandungan protein hasil panen.
Gambar 1. 4. Pupuk ZA
• Spesifikasi
a. N-total (%) : min. 20.8
b. Sulfur (%) : maks. 23.8
c. FA (%) : maks. 0.1
d. Air (%) : maks. 1.0
e. Bentuk : Kristal
f. Warna : Putih (non-subsidi), merah muda (subsidi)
g. Sifat : Higrokopis, mudah larut dalam air
h. Dikemas dalam kantong ber cap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
• Manfaat
a. Meningkatkan produksi hasil tebu & hablur gula (Rendeman)
b. Meningkatkan kandungan protein hasil panen
c. Membantu tanaman lebih hijau segar
d. Mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu tinggi
tanaman, jumlah cabang, dan jumlah anakan
• Spesifikasi
a. P2O5 (%) : min. 36
b. P2O5Cs (%) : min. 34
c. P2O5Ws (%) : min. 30
d. Sulfur (%) : min. 5.0
e. FA (%) : maks. 6.0
f. Air (%) : maks. 5.0
g. Bentuk : Butiran
h. Ukuran Butir : 2.00 – 4.00 mm
i. Warna : Abu-abu
j. Sifat : Higroskopis, dan mudah larut dalam air
k. Dikemas dalam kantong ber cap Kerbau Emas dengan isi 50 kg.
• Manfaat
a. Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
b. Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
c. Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
d. Mempercepat panen
e. Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
• Spesifikasi
a. N (Nitrogen) : 15%
b. P2O5 (Fosfat) : 15%
c. K (Kalium) : 15%
d. S (Sulfur) : 10%
e. Bentuk : granul
f. Warna : pink/merah muda
g. Sifat : higroskopis dan larut dalam air
h. Kemasan : 50kg
• Manfaat
a. Sebagai sumber unsur hara N, P, K dan S sekaligus bagi tanaman.
5. Pupuk Petroganik
• Spesifikasi
a. C-Organik : >15%
b. C/N Ratio : 15-25
c. Kadar air : <2 %
d. PH : 4-8
e. Bentuk : granul
f. Warna : coklat kecoklatan
• Manfaat
a. Memperbaiki struktur dan tata udara tanah sehingga penyerapan unsur
hara oleh akar tanaman menjadi lebih baik.
b. Meningkatkan daya sangga air tanah sehingga ketersediaan air dalam
tanah menjadi lebih baik.
c. Menjadi penyangga unsur hara dalam tanah sehingga pemupukan
menjadi lebih efisien Sesuai untuk semua jenis tanah dan jenis tanaman.
• Spesifikasi
a. C-Organik : min 6%
b. pH :4–9
c. Fe total : 90 - 900 ppm
d. Mn total : 250 - 5000 ppm
e. Cu total : 250 - 5000 ppm
f. Zn total : 250 - 5000 ppm
g. B total : 125 - 2500 ppm
h. Co total : 5 - 20 ppm Mo total : 2 - 10 ppm
i. N :3-6%
j. P2O5 :3-6%
k. K2O :3-6%
l. Si total : Minimal 200 ppm
m. Mg total : Minimal 200 ppm
• Manfaat dan keunggulan
a. Mengandung mikroba fungsional, yaitu : sp. (penambat nitrogen dan
penghasil zat pengatur tumbuh) , sp. (pelarut fosfat) , sp. (pelarut
fosfat)
b. Mudah larut dalam air dan ramah lingkungan.
c. Berfungsi mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
d. Tidak menyebabkan efek terbakar pada jaringan tanaman.
e. Sangat baik digunakan untuk tanaman pangan, palawija, perkebunan
dan hortikultura.
Program Studi Teknik Kimia 18
Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PRODUKSI III A
• Spesifikasi
a. N : 15 %
b. P2O5 : 15 %
c. K : 15%
d. S :9%
e. Zn : 2000 ppm
• Keunggulan
a. Pupuk Majemuk NPK yang diperkaya dengan unsur Sulfur dan Zink
b. Meningkatkan efektifitas & efisiensi penggunaan pupuk
c. Meningkatkan jumlah & mutu hasil panen
d. Hasil racikan bahan baku melalui proses yang tepat sehingga
menghasilkan kualitas campuran produk yang homogen
• Spesifikasi
a. Bentuk : granul
9. Pupuk ZK
• Spesifikasi
a. Kalium K20 : 50%
b. Sulfur : 17%
c. Bentuk : powder
d. Warna : Serbuk Putih
e. Kelarutan : 9,205gr / 100ml H20a. (dalam air)
• Keunggulan dan manfaat
a. Sumber bunsur hara kalium dan belerang dengan kadar cukup tinggi
b. Dapat dicampur dengan pupuk lain
c. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
d. Merupakan daya pilhan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
kalium
e. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit,
dan kekeringan.
f. Untuk semua tanaman : meningkatkan penyerapan unsur hara
khususnya Nitrogen dan fosfor, membuat tanaman lebih tegak dan
kokoh, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan
Program Studi Teknik Kimia 20
Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PRODUKSI III A
• Spesifikasi
a. Kadar K2O : 60%
b. Warna : Merah / Putih
c. Bentuk : Kristal
d. Sifat : Larut dalam air
• Keunggulan
a. Membuat tanaman lebih tegak dan kokoh
b. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit,
dan kekeringan
c. Meningkatkan pembentukan gula dan pati
d. Meningkatkan ketahanan hasil panen selama pengangkutan dan
penyimpanan
• Spesifikasi
a. Kadar P2O5 : min. 28%
b. Kadar air : maks. 1,59%
c. Warna : kuning abu-abu
d. Bentuk : Tepung
e. Kemasan : karung plastik dengan berat 50 kg
• Kegunaan
a. Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik
b. Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji
c. Meningkatkan komponen hasil panen tanaman biji-bijia
• Spesifikasi
a. N : 20%
b. P2O5 : 20%
c. S : 13%
d. Sifat : mudah untuk apalikasi kocor
• Keunggulan dan Manfaat
a. Diperkaya dengan unsur Nitrogen, Fosfat, dan Sulfur
b. Mudah untuk aplikasi kocor
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan pupuk
d. Meningkatkan jumlah dan mutu hasil panen
• Spesifikasi
a. N (Nitrogen) : 16%
b. P2O5 (Fosfat) : 16%
c. K (Kalium) : 16%
• Keunggulan
a. Mengandung Nitrogen bentuk Nitrat.
b. Unsur hara tersedia bagi tanaman.
c. Kandungan Hara NPK Seimbang.
• Spesifikasi
a. N (Nitrogen) : 12%
b. P2O5 (Fosfat) : 11 %
c. K2O (Kalium) : 20%
• Keunggulan
a. Memiliki unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
tembakau dan tanaman holtikultura
b. Rendah hara chlor (Cl) sehingga meningkatkan kualitas daun
tembakau serta kualitas tanaman hortikultura sensitif chlor
c. Memperbaiki warna, aroma, rasa, dan kelenturan tembakau
d. Membuat tanaman tegak dan kokoh serta lebih tahan serangan hama
penyakit
e. Merangsang pertumbuhan umbi dan buah Cocok untuk lahan kering
f. Mengandung Nitrogen (N) berbasis Nitrat (NO3) yang mudah
diserap tanaman
• Spesifikasi
a. Bahan aktif : mikroba penambah penambat nitrogen
bebas, penghasil zat pengatur tumbuh (ZPT), pelarut fosfat dan
perombak bahan organic
b. Bahan pembawa : mineral dan bahan organik
c. Warna : kecoklatan
d. Bentuk : granul
e. Kemasan : 2 kg, 5 kg, 10 kg.
f. Masa simpan : 1 tahun
• Komposisi
a. N : 486 ppm
b. Fe : 4 ppm
c. P : 425 ppm
d. Cu : 2 ppm
e. K : 469 ppm
f. Zn : 1 ppm
g. S : 320 ppm
h. Mn : 1.6 ppm
i. Mg : 30 ppm
• Keunggulan
a. Larut sempuna dalam air
b. Mudah dalam aplikasi
2. Petro CAS
• Spesifikasi
a. Kadar CaSO4.2H2O : 90%
b. Kadar CaO : 30%
c. Kadar SO3 : 42%
d. pH :6-7
e. Bentuk : powder
• Kegunaan
a. Menyediakan unsur hara Ca dan S bagi tanaman
b. Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sampai ke lapisan bawah
(subsoil)
c. Memperbaiki perakaran tanaman
• Spesfikasi
a. Kadar CaCO3 : 85%
b. Bentuk : tepung halus
c. Warna : putih
d. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
• Keunggulan dan Manfaat :
a. Pada lahan pertanian : Meningkatkan pH tanah menjadi netral,
meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, menetralisir
senyawa-senyawa beracun baik organik maupun non anorganik,
merangsang populasi & aktivitas mikroorganisme tanah.
b. Pada tanaman : Memacu pertumbuhan akar dan membentuk
perakaran yang baik, membuat tanaman lebih hijau dan segar serta
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi dan mutu hasil
panen
c. Pada tambak : Mempertinggi pH pada tambak yang rendah,
menyediakan kapur untuk ganti kulit, memberantas hama penyakit,
mempercepat proses penguraian bahan organik, meningkatkan
kelebihan gas asam arang (CO) yang dihasilkan oleh proses
pembusukan.
d. Pada ikan dan udang : Dengan kondisi air dan tanah yang baik akan
mempercepat perkembangan ikan dan udang serta memudahkan
reproduksi, meningkatkan produksi ikan dan udang.
4. Petro Gladiator
• Spesifikasi
a. Mengandung mikroba fungsional : Trichoderma sp. (dekomposer
lignoselulolitik), Bacillus sp. (dekomposer selulolitik), Streptomyces
sp.
(dekomposer selulolitik), Lactobacillus sp. (penghasil asam).
b. Berbentuk padat/serbuk (hitam), dan cair (coklat)
c. Mengandung bahan organik dan mineral
• Manfaat dan Keunggulan
a. Mempercepat proses dekomposisi dan meningkatkan kandungan
hara bahan organic.
b. Mudah dalam aplikasi dan dapat digunakan pada semua jenis bahan
organic.
c. Bebas benih gulma dan mikroba patogen yang merugikan.
d. Menanggulangi masalah penumpukan sampah organic.
e. Aman dan ramah lingkungan.
5. Petro Biofeed
• Kandungan Mikroba
a. Lactobacillus sp. memperbaiki serapan nutrisi dalam sistem
pencernaan.
b. Bacillus sp2. meningkatkan kekebalan ternak dari serangan
penyakit.
c. Bacillus sp3. meningkatkan kemampuan mencerna protein untuk
peningkatan bobot badan
• Manfaat
a. Melancarkan metabolisme dalam tubuh ternak
b. Menambah nafsu makan
c. Menyeimbangkan jumlah mikroorganisme alamiah (mikroflora) di
dalam saluran pencernaan
d. Meningkatkan produktivitas ternak Menjaga kesehatan ternak
6. Petro Chick
• Kandungan
a. Lactobacillus sp., memperbaiki serapan nutrisi dalam sistem
pencernaan sehingga menambah nafsu makan Bacillus sp1,
meningkatkan kemampuan mencerna protein untuk peningkatan bobot
badan Bacillus sp2, meningkatkan kekebalan unggas dari serangan
penyakit
• Keunggulan
a. Berbentuk cair sehingga mudah diserap dalam saluran pencernaan
ungags.
b. Dibuat dari bahan organik sehingga aman dan sehat untuk unggas
Mudah dan fleksibel dalam aplikasi, yaitu dapat dicampur langsung
pada air minum atau pakan
c. Kemurnian mikroba terjaga, sehingga tidak tercemar dengan
mikroba patogen atau mikroba lain yang merugikan.
• Manfaat
a. Meningkatkan kekebalan unggas dari serangan penyakit.
b. Menekan mortalitas dan meningkatkan produtivitas.
7. Petro Fish
• Spesifikasi
a. Mengandung bahan aktif mikroorganisme seperti Lactobacillus sp.,
Nitrosomonas sp., Bacillus subtilis., Bacillus sp.
• Manfaat dan Keunggulan
a. Prosentase kehidupan ikan/udang menjadi tinggi atau mortalitas
benih ikan dan udang menurun.
b. Pertumbuhan pakan alami lebih banyak.
c. Meningkatkan kualitas air.
d. Menghambat pertumbuhan patogen merugikan.
26. PT. Petrokimia Gresik menerima Sertifikat Industri Hijau (SIH) dari
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin).
27. Berhasil menerima 2 (dua) penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Ibu
Khofifah Indar Parawansa.
28. Menerima penghargaan Gold Winner di Ajang “The 9th Indonesia
Magazine Awards (INMA)”.
29. PT. Petrokimia Gresik berhasil meraih “1st”. The Best Indonesia
Corporate Secretary & Corporate Communication 2020” kategori
Subsidiary of State Owned Enterprise Communication di sektor
Fertilizer Industry.
30. Meraih 4 (empat) penghargaan dalam ajang Indonesia Awards (IGA)
2020.
31. Meraih 13 ( tiga belas) kategori Anak Usaha BUMN pada ajang Public
Relations Indonesia Awards (PRIA) 2020.
32. Mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik atas
partisipasi aktif dalam penanggulangan dan penangan Covid-19 di
Kabupaten Gresik.
33. Mendapat sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) SNI
ISO 37001:2016 oleh Badan Sertifikasi PT ASR International Indonesia
Certification (ASRICERT Indonesia) dan berlaku selama 3 tahun sejak 1
Juli 2020.
34. Menyabet 2 (dua) penghargaan dalam ajang Anugerah BUMN 2020 yang
diselenggarakan oleh BUMN Track.
35. Meraih penghargaan TOP CSR Awards #star 4 dalam ajang TOP CSR
Awards 2020 yang diselenggarakan Majalah Top Business.
36. Meraih 2 (dua) penghargaan di ajang Jambore PR Indonesia (Jampiro)
#6 2020 yang dihelat oleh Majalah PR Indonesia.
37. PT. Petrokimia Gresik dinobatkan sebagai Winner dalam ajang
“Marketeer Omni Brand of the Year 2020”.
38. PT. Petrokimia Gresik meraih 2 (dua) penghargaan dalam ajang BUMN
Marketeers Award 2020 yang digelar oleh Markplus,Inc.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Uraian
PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia
yang mampu menghasilkan produk pupuk dan produk non pupuk serta bahan
kimia lainnya. Secara umum, PT Petrokimia Gresik dibagi menjadi 3 unit
produksi, yaitu unit produksi I, unit produksi II dan unit produksi III.
4. Pabrik ZK
• Pabrik Pupuk ZK I
a. Tahun : 2005
b. Kapasitas : 10.000 ton/tahun
• Pabrik Pupuk ZK II
a. Tahun : 2015
b. Kapasitas : 10.000 ton/tahun
BAB III
PROSES PRODUKSI DEPARTEMEN III A
dibersihkan dari cake dan untuk keperluan pelapisan diatomeus earth dicampur
dengan belerang cair yang dipompa dari bagian penampungan. Setelah keluar dari
filter diharapkan kandungan pengotor pada belerang cair 50 ppm maksimal
sebagai abu. Filtrat hasil filtrasi dimasukkan bak penampung belerang umpan
burner. Semua pipa yang digunakan untuk mengalirkan belerang cair dilengkapi
dengan steam jacket menggunakan kukus bertekanan 4 kg/cm². Belerang cair
dialirkan pada temperatur 135°C karena pada temperatur ini viskositas belerang
berada pada titik terendah.
Economizer E1203. BFW yang digunakan berasal dari service unit ditambah
dengan zat penghambat kerak Kalgen (senyawa Fosfat) dan zat penghambat
korosi Kurin Power (larutan soda) yang dipompakan dari Tangki D1103.
Air umpan boiler dalam WHB akan berubah menjadi steam jenuh
bertekanan tinggi (high pressure steam) 35 kg/cm² dengan laju 90 ton/jam. Suhu
gas SO₂ yang keluar dari WHB menjadi 480°C,sedangkan untuk keperluan
superheater, gas pemanas umpan harus sekitar 600°C sehingga ada sebagian SO₂
keluaran furnace (B1101) untuk umpan superheater. Temperatur gas keluaran
steam superheater diatur sekitar 430°C dan siap diumpankan ke Konvertor.
11,8/43,4 mmHg, konversi 60%. Temperatur keluaran tidak boleh terlalu tinggi
karena dapat merusak material baja yang digunakan. Outlet Bed I kemudian
didinginkan pada Penukar Panas E1201 dengan pendingin gas SO₂ keluaran
absorber (80°C).
Bed II : Gas yang didinginkan pada E1201 dimasukkan ke dalam Konverter pada
Bed II. Suhu masuk/keluar = 440°C/521°C, beda tekanan saat bersih/kotor =
11,0/25,7 mmHg, konversi 27%. Outlet bed ini didinginkan pada penukar panas
E1202 dengan pendingin gas SO₂ keluaran Absorber I dengan temperatur 80°C.
Bed III : Gas dari E1202 kemudian dimasukkan kembali ke Konverter pada bed
III. Suhu masuk/keluar = 430°C/451 ̊C, beda tekanan saat bersih/kotor =
19,1/30,1 mmHg, konversi 7%. Outlet bed III sebelum dimasukkan ke dalam
Absorber I didinginkan dahulu di dalam Economizer E1203 dengan pendingin air
umpan boiler (BFW) dari condensate collector.
Bed IV : Sisa gas SO₂ dari Absorber I yang telah dilewatkan pada Penukar Panas
E1201 dan E1202 dimasukkan kembali ke Konverter pada Bed IV. Suhu
masuk/keluar = 420°C/441°C, beda tekanan saat bersih/kotor = 17,6/32,3 mmHg,
konversi 5,73%. Outlet bed IV sebelum masuk Kolom Absorber II didinginkan
terlebih dahulu pada Economizer E1204 dengan pendingin air umpan boiler.
Absorpsi ini akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga umpan H₂SO₄
sebelum masuk absorber didinginkan terlebih dahulu pada penukar panas E1302.
Temperatur H₂SO₄ masuk/keluar = 80 ̊C/118 ̊C, sedangkan temperatur gas
masuk/keluar absorber = 220 ̊C/80 ̊C. Sisa gas SO2 akan dikembalikan ke
dalam konverter (bed IV) sedangkan produk asam sulfat pekat akan dicampur
dengan asam sulfat encer dari absorber pengering udara dan Raw Clarified Water
(RCW) untuk menghasilkan asam sulfat 98,5% dan dimasukkan ke First Pump
Tank.
b. Absorber II
Proses yang terjadi pada absorber II sama hal nya pada absorber I. Gas SO₃
dari bed IV setelah melewati economizer dimasukkan ke bagian bawah absorber
II,sedangkan H₂SO₄ 98,5% disemprotkan pada bagian atas kolom absorber.
Umpan H₂SO₄ sebelum masuk ke absorber didinginkan terlebih dahulu pada
penukar panas E1303. Temperatur H₂SO₄ masuk/keluar kolom 190/80°C. Prosuk
asam sulfat pekat dicampur dengan asam sulfat 98,5% dari First Tank dan Raw
Clarified Water untuk menghasilkan asam sulfat pekat 98,5% dan dimasukkan ke
dalam Second Pump Tank. Gas SO₂ keluar dari absorber II diharapkan tidak
lebih dari 650 ppm dan dibuang ke udara dengan stack setinggi 100 m.
absorber II. Pompa P1302 memompa H₂SO₄ 98,5% dari Second Pump ke
kolom absorber II dan bagian penyimpanan dan distribusi H₂SO₄. konsentrasi ini
dijaga tetap 98,5%.
Sebelum masuk tangki penyimpanan, produk H₂SO₄ didinginkan pada penukar
panas E1304 dengan pendingin cooler water. Produk H₂SO₄ ditampung pada 3
tangki dengan kapasitas masing-masing 10.000 MT. Produk H₂SO₄ sebagian
besar dikirim ke pabrik asam fosfat, sebagian lagi dipakai di pabrik ZA sedangkan
sisanya dijual ke pasaran.
b. Suhu : 34°C
c. Tekanan : atmosferik
d. Kandungan : 98,5%
Pada tahapan ini terdiri dari unit exhaust gas treatment (pemurnian gas)
dan unit penyerapan gas fluorine (fluorine recovery) yang berfungsi untuk
membebaskan gas buang dari kandungan fluorine sebelum diemisikan ke udara
bebas.
Gas keluaran yang berupa digester, hydration tank dan filter yang
mengandung fluorine diserap dalam fume scrubber yang selanjutnya
disirkulasikan ke unit fluorine recovery.
Reaksi :
2SiF6 + 2H2O → H2SiF6 + SiO2 + 2HF
Fluosilicic acid yang terbentuk dari fluorine scrubber dan concentration
unit mengandung sedikit silica dan setelah dipisahkan dari silicanya, fluosilicic
acid yang sudah bersih tersebut dikirim ke H2SiF6 storage tank sebagai
produk.
Silica yang dihasilkan dari filter dilarutkan dengan wash water hingga
terbentuk slurry yang selanjutnya dikirim ke hydration tank untuk mendapatkan
bentuk dan pertumbuhan kristal yang baik.
Unit Konsentrasi (Concentration Unit )
Fungsi pada tahapan ini memekatkan asam fosfat dari unit filtrasi
pertama sehingga dihasilkan asam fosfat dengan kadar 52-56% dengan alat
utama Vaporizer.
Asam fosfat yang telah dipanaskan pada heater selanjutnya dialirkan
kedalam vaporizer vakum, sehingga akan terbentuk asam fosfat pekat yang
sebagian hasilnya dicampur dengan umpan asam fosfat pada unit filtrasi
pertama dan sebagian lagi dialirkan ke tangki penampungan.
Sebelum dikirim ke unit pabrik pupuk fosfat, asam fosfat didinginkan di
cooler sampai dihasilkan asam fosfat temperatur +60ºC, sedangkan uap dari
vaporizer setelah dipisahkan dalam tangki pemisah didapatkan larutan yang
mengandung asam yang selanjutnya dikembalikan kedalam vaporizer dan gas
fluorine yang selanjutnya diabsorbsi dengan air sehingga terbentuk larutan asam
fluosilikat.
bertekanan 1,2 kg/cm2 dengan suhu kurang lebih 80˚C. CO2 yang sudah
mempunyai tekanan 1,2 kg/cm2 akan dimasukkan dalam carbonation tower.
Sedangkan air sebagai scrubber liquor adalah proses kondensat (uap hasil
evaporator II dan III yang sudah dicairkan), sehingga mengandung ammoniak dan
CO2 terlarut. Scrubber Liquor diperoleh dari unit scrubber T-5201. Di Scrubber
terjadi proses scrubbing exhaust gas dari berbagai unit oleh process condensate.
Produk T-5201 akan dialirkan menuju bagian atas carbonation tower untuk
direaksikan dengan ammonia dan CO2.
Carbonated Liquor (CL) atau (NH4)2CO3 keluar dari bagian bawah carbonation
tower dengan suhu sekitar 65˚C. CL yang keluar akan didinginkan kembali sampai
suhunya menjadi 51˚C di E-5102. Setelah keluar dari E-5102, CL disirkulasi
kembali ke dalam carbonation tower dan sebagian lagi dipompa dengan P-5101
A/B menuju Storage Tank TK- 5103. Dari TK-5103, CL akan dipompa menuju
seksi reaksi untuk direaksikan dengan gypsum. Sedangkan gas CO2, NH3, dan uap
air yang lolos dari T-5101 akan dialirkan ke scrubber untuk di-scrub dengan proses
kondensat.
sehingga membuatnya sulit dipompa. Aliran slurry magma dari reaktor pertama
menuju reaktor lainnya menggunakan system overflow yang memanfaatkan gaya
gravitasi sehingga dalam transportasinya reaktor tidak dilengkapi dengan pompa.
Pada awal perancangan, reaktor dibuat dalam lima susunan. Yang terbaru saat
ini reaktor yang difungsikan hanya tiga. Reaktor R-5201D saat ini hanya
difungsikan sebagai tanki penampungan SM yang dilengkapi pompa P-5201 untuk
mentransportasikan SM ke seksi filtrasi. Penggunaan 3 reaktor dimaksudkan untuk
menecegah pembentukan chalk cake yang terlalu halus sehingga akan
mengurangi efesiensi dari unit filtrasi.
B. Scrubbing
Gas scrubbing berguna untuk menangkap kembali gasgas yang lolos
dari berbagai unit dan digunakan kembali pada unit lain, dalam hal ini adalah
carbonation tower. Gas yang di-scrub adalah gas dari carbonation tower,vacuum
pump, bagian netralisasi, reaktor dan bagian filtrasi. Saat ini
exhaust gas yang ikut diserap untuk dialirkan ke gas srubber juga
berasal dari seksi #5400 pada reaktor R5401, R-5403 dan R-5501. Exhaust gas
dimasukkan melalui bawah scrubber, sedangkan larutan yang akan menangkap
gas tersebut yaitu proses kondensat dari evaporator akan dispray dari bagian atas.
Larutan yang telah menangkap gasgas tersebut, scrubber liquor, akan dilewat
di dalam cooler. Hal ini karena terjadi reaksi eksotermis meskipun tidak dominan
yang ada pada scrubber :
NH3+ CO2 + H2O → (NH4)2CO3 (encer)
Hasil dari scrubber adalah scrubber liquor dengan
spesifikasi berikut: NH3 1,9%; CO2 2,4%; H2O sisanya, SG 1,04, dan temperatur
36 oC.
A. Primary Filter
Primary filter mempunyai dua belt filter discharge dan dilengkapi dengan
chalk repulper. Reaction magma akan masuk ke primary filter melalui
dua portal yang dipakai untuk mengatur aliran magma ke dalam filter . Pada tahap
Form atau pembentukan, cake akan menempel pada cloth dari filter akibat
tekanan vakum kemudian drum diputar. Langkah selanjutnya adalah initial dry
dimana akibat adanya sistem vakum, maka filtrat akan terambil. Setelah agak
kering, cake akan disirami dengan weak liquor (hasil filtrasi pada filtrasi
sekunder) untuk mencuci sisa-sisa dari larutan ammonium sulfat yang mungkin
masih tersisa. Setelah cake terlepas dari filter cloth melalui bagian discharge,
filter cloth akan dicuci menggunakan spray washer dan kemudian berputar
kembali dan hasil filtrasi akan ditampung di filtrate receiver D-5302.
Filtrat ini merupakan filtrat strong liquor yang akan dipompa ke settler D-
5309.
B. Secondary Filter
Cake yang terlepas pada primary filter akan difiltrasi kembali pada secondary
filter. Pada secondary filter ini akan menghasilkan weak liquor yang nantinya
digunakan sebagai washing pada primary filter . Slurry cake yang terlepas
akan dialirkan ke tangki penampung TK5303 kemudian dialirkan ke secondary
filter Fil.5302A/B. Prinsip kerja dari filtrasi pada secondary filter adalah sama
dengan primary filter, hanya saja penyaring yang digunakan berbeda.
Setelah cake terbentuk, pencucian dilakukan dengan kondensat yang
dipanaskan dengan steam sampai suhu 95oC untuk menghilangkan sisa
ammonium sulfat. Cake yang sudah kering, dalam hal ini CaCO3, akan dikirim
melalui belt conveyor untuk dikemas menjadi kapur pertanian (kaptan).
Sedangkan weak liquor akan dialirkan ke primary filter sebagai washer.
C. Settler
Strongliquor dari primary filter masih mengandung solid ±2000 ppm dengan
ukuran di bawah 20 mikron. Di dalam settler ini solid mrngendap ke
dasar, digaruk dengan settlerrake sehingga mengumpul ke tengah dan dipompa
dengan ke reaktor terakhir sebagai sludge yang mengandung ±10% solid .
Overflow dari settler megandung kurang dari 200ppm solid. Produk strongliquor
ini dipompa ke strongliquor storage tank TK 5401. Ke dalam settler ini juga
dimasukkan remelt liquor dari seksi 5600 dan sebagian motherliquor dari seksi
5500.
proses pengkristalan lebih cepat karna titik didih larutan yang turun di evaporator
ketiga.Slurry kristal amonium sulfat basah yang dihasilkan memiliki komposisi
(NH4)2SO4 99% dan H2O 1%. Uap hasil evaporator pertama dikirim ke sistem
vakum. Kondensat (proses kondensat) yang terbentuk di E5503 juga E 5502
dikirim ke process condensate storage tank. Proses kondensat yang
dihasilkan mengandung 300 ppm NH3 dalam bentuk
(NH4)2SO4 dan dibuang melewati effluent treatment.
d. Sistem Vakum
Sistem vakum berguna untuk menarik uap dari evaporator agar kristal mudah
cepat terbentuk, hal ini disebabkan sistem vakum dapat menurunkan titik didih
dari suatu campuran sehingga kristal dapat terbentuk lebih cepat. Sistem vakum
ini memanfaatkan uap dari evaporator ketiga yang dimasukkan ke barometric
condenser E-5220. Air pendingin yang berasal dari condensate cooling tower
masuk dengan suhu 31oC dengan tekanan 3 kg/cm2. Kondensat yang keluar akan
ditampung oleh hot well D-5521 yang selanjutnya dikirim ke kondensat cooling
tower untuk didinginkan.
Tekanan vakum diatur dengan pembukaan udara yang dimasukkan ke line uap
ke ejector J-5501. Selanjutnya, setelah kristal yang diinginkan terbentuk kristal
dikirim ke centrifuge namun sebelum ke centrifuge terlebih dahulu dilewatkan
ke Thickener D-5511A/D untuk menaikkan konsentrasi kristal dari 25% ke 40%.
Kemudian di centrifuge agar terpisah antara kristal dan larutannya. Kristalnya akan
di kirim ke dryer-cooler M5601, sedangkan larutannya akan dikirim ke Mother
Liquor Storage Tank untuk diumpankan kembali ke Evaporator.
BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN
B. Reaction Vessel
Fungsi : Sebagai tempat mereaksikan gypsum dengan Carbonate
Liquor
Tipe : CSTR
Ukuran : Φ ID 3632 x 7000 mm (R.5201 A-B)
Φ ID 3632 x 7000 mm (R.5201 C -D)
Kapasitas : R.5201 A-B : 72.5 m3 R.5201
C-D : 62.5 m3
Suhu : 70oC
Tekanan : ATM
Material : Shell, Bottom, Roof, Nozzle, Flange (304 L.SS)
C. Filter
• Primary Filter
Fungsi : Memisahkan Reaction Magma menjadi cake dan Strong Liquor
Tipe : Rotary Drum Belt
Ukuran : Φ ID 3000 x 4800 mm
Luas : 45 m2
Kapasitas : 63,4 Ton/Jam/Cm
Suhu : 70oC
Tekanan : Vacuum (-360 torr)
Material : 304 L.SS
• Secondary Filter
Fungsi : Memisahkan repulper (cake dari primary filter ) dari
repulping tank menjadi cake dan weak liquor
Tipe : Rotary Drum Knife Dischare
Ukuran : Φ ID 3000 x 4800 mm
Luas : 32 m2
Kapasitas : 3.4 Ton/Jam/cm
Suhu : 70oC
Tekanan : Vakum (-360 torr)
Material : 304 L.SS
D. Neutralizer Tank
Fungsi : Menetralkan kelebihan NH3 dalam strong liquor dengan
H2SO4
Tipe : CSTR (20 RPM)
Ukuran : Φ ID 10.000 x 10.000 m
Luas : 32 m2
Kapasitas : 30 m3 (max)
Suhu : 95oC
Tekanan : - (Full Fluid)
Material : 316 L.SS (tebal 11-5 mm)
E. Evaporator
Fungsi: Memekatkan larutan Ammonium Sulfat dengan system
pemanasan dan penguapan.
• Evaporator I
Tipe : Vertical Cylindrical with Conical Bottom
Ukuran : Φ ID 4000 x 7800 mm (Total Height )
Suhu : 150oC
Steam : Low Pressure Steam 2 kg/m3
Tekanan : 1.5 kg/cm2-Vacuum
Material : 316 L.SS
• Evaporator II
Tipe : Crystal Vertycal Cylindrical
Ukuran : Φ ID 4000 x 15800 mm (Total Height )
Suhu : 84-120oC
Tekanan : Vacuum
Material : 316 L.SS
Tebal : Dinding suspension container : 15 mm
Bottom : 17 mm
Dinding Evaporator : 10 mm
Top Evaporator : 14 mm
• Evaporator III
Tipe : Crystal Vertycal Cylindrical
Ukuran : Φ ID 5600 x 14800 mm (Total Height )
Suhu : 84-120oC
Tekanan : Vacuum
Material : 316 L.SS
Tebal : Dinding suspension container : 15 mm
Bottom : 17 mm
Dinding Evaporator : 13 mm
Top Evaporator : 17 mm
F. Centrifuge
Fungsi : Memisahkan ZA dengan larutan utama
Kriteria : Basket
Speed : 800 RPM
Stroke Frequency : 40 RPM
Push Stroke : 60 mm
Oil Press. : 15 kg/cm2
CW inlet : 31oC
CW inlet flow : 1m3/jam
G. Drying Cooler
Fungsi : Mengeringkan kristal produk ZA dengan udara panas dari
furnace dan mendinginkan kristal yang telah kering dengan
udara ambient
Tipe : Roto-Louvre type Dryer Cooler
Ukuran : Φ ID 3500 x 9150 mm ( Dryer Side)
Φ ID 3500 x 7320 mm (Cooler Side)
Design : Inlet moisture : 1%
Discharge Moisture : 0.1%
Inlet temp. product : 72 oC
Outlet temp. product : 55oC
Putaran : 6.2 RPM
Kapasitas : Product Inlet : 39 Ton/jam
Product Outlet : 38.84 Ton/Jam
Hot Air : 412 m3/min temp. 162oC-200oC
Cool Air : 1000 m3/min temp. 33oC
Dust Exhaust Dryer : 346.2 m3/min temp. 82oC
Dust Exhaust Coole : 1197 m3/min temp. 56.6oC
Material : 304 SS ( Dryer Side)
CS (Cooler Side)
B. CO2 Compressor
Berfungsi untuk munyuplai gas CO2 ke carbonation tower T-5101.
Kompressor akan menaikkan tekanan CO2 dari 0,3 kg/cm2 menjadi 2,1 kg/cm2
sehingga gas CO2 dapat mengalir ke tower.
C. Vacuum Pump
Berfungsi untuk membuat tekanan vakum pada primaryfilter dan
secondary filter sehingga dapat menyedot filtrat. Spesifikasi pompa vakum yang
digunakan adalah : Tipe : Liquid Ring Rotary Vacuum Pump
Desain : P inlet : -500 mmHg
P disch : 0,1 kg/cm2
Kapasitas : 120 m3/jam
Material : Casing , impeller SCS. 13, Shaft SNCM. 447
D. Chalk Settler
Berfungsi untuk membuat tekanan vakum pada primary filter dan
secondary filter sehingga dapat menyedot filtrat. Spesifikasi pompa vakum
yang digunakan adalah : Tipe : Liquid Ring Rotary Vacuum Pump
Desain : P inlet : -500 mmHg
P disch : 0,1 kg/cm2
Kapasitas : 120 m3/jam
Material : Casing , impeller SCS. 13, Shaft SNCM. 447
berjalan dengan mengambil bahan dari tangki ini selagi menunggu perbaikan
alat secepatnya. Begitu juga jika alat yang rusak adalah alat setelah tangki ini,
maka proses produksi dari alat-alat di belakangnya tetap bisa dilakukan dengan
mengisi tangki selagi menunggu alat yang rusak tadi diperbaiki secepatnya.
Maka dengan adanya tangki ini satu sistem pabrik tidak berhenti total jika hanya
beberapa alat yang butuh perbaikan.
Desain : Pressusre :Full Liquid
Temperature : 120°C
Kapasitas : 700 m3
Max Kapasitas : 740 m3
Dimensi :Ф : 10.000 mm
:P : 10.000 mm
Material : Shell, Bottom Roof : 316L. SS (Tebal 11 – 5 mm)
G. Furnace
Berfungsi untuk menghasilkan udara panas dari hasil pembakaran fuel oil
/gas alam yang digunakan untuk mengeringkan kristal ZA di unit dryer
M5601.
Desain : Pressure : 200 mmH2O
Temperature : 1200oC
Kapasitas : 1 jt kcal/jam
Dimensi : Diameter shell :1800 mm
Innershell :1650 mm
Refractory :1150 mm
Material : Shell / Inner : SS.41
Oilgun : SCS.13 / STPG.38
Diffuser : SCH.21
Refractory : SCH.21
Insulation : LC-165 / LC-12N
H. Belt Conveyor
Di pabrik ZA II ada dua sistem conveyor :
• Sistem conveyor Gypsum
Sistem conveyor gypsum adalah sistem conveyor yang membawa
bubuk gypsum. Mulai dari conveyor yang membawa gypsum dari
pabrik asam fosfat, lalu masuk ke storage jika tidak ingin langsung
digunakan atau langsung ke reaktor jika ingin langsung digunakan.
Selain dari pabrik asam fosfat, gypsum juga dapat berasal dari impor.
• Sistem conveyor Product
Sistem conveyor produk adalah sistem conveyor yang
membawa butiran-butiran ZA. Mulai dari ZA basah keluaran
centrifuge, kemudian ke pewarnaan, lalu masuk unit pengering dan
pendingin, lalu langsung ke bagian pengantongan atau jika butiran
ZA tidak memenuhi spesifikasi maka akan masuk ke storage
terlebih dahulu.
BAB V
UTILITAS
b. Pre – Treatment
Tahapan proses pengolahan air di Babat dan Gunungsari secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Penghisapan
Tahap ini menggunakan penghisapan yang dilengkapi dengan
pompa vakum untuk mengalirkan air dari sungai ke stasiun pemompa air.
Pemakaian sistem ini disebabkan ketinggian air tidak tetap.
2. Penyaringan
Tahap ini menggunakan course and fine screen yang berfungsi untuk
menyaring kotoran sungai berukuran besar yang terpompa.
3. Pengendapan
Pengendapan dilakukan dengan cara memakai settling pit untuk
mengendapkan partikel – partikel yang tersupensi dalam air. Faktor yang
mempengaruhi proses ini antara lain adalah laju alir dan waktu tinggal.
Unit terdiri dari 2 Train yang mempunyai kapasitas 2×50 m3, dengan flow rate
masing-masing 50m3/h.
Tipe yang digunakan pada Demineralized Unit ini adalah Ultra Filtration
Reverse Osmosis dan Mixed bed dimana water treatment flow berlawanan arah
dengan regeneration flow. Flow water treatment dialirkan dari bawah sedangkan
flow regeneration dialirkan dari atas. Keuntungan menggunakan tipe Ultra
Filtration Reverse Osmosis dan Mixed bed adalah :
1. Menghemat pemakaian bahan kimia untuk regenerasi.
2. Water Press losses kecil.
3. Menghemat pemakaian air untuk proses pencucian.
4. Waktu regenarasi relatif pendek.
Raw water dipompa masuk ke Multi Media Filter dengan tekanan 4kg/cm2
dan laju alir 50 m3/hr. Multi Media Filter berfungsi untuk menyerap bahan organik,
klorin dan suspended solid. Air yang keluar dari Multi Media filter ditampung di
MMF Water Tank, selanjutnya dipompa masuk ke Unit Ultra Filtration. Unit Ultra
Filtration berfungsi untuk mengurangi kandungan bakteri dan virus yang terlarut
dalam air, mengurangi padatan terlarut dalam air,mengurangi tingkat kekeruhan air,
menstabilkan kualitas air, dan meringankan beban membran semi permiable pada
proses reverse osmosis. Air dari tangki ultra filtration dipompa menuju Reverse
Osmosis Package. Prinsip dari proses Reverse Osmosis atau osmosis berbalik
adalah dengan memberikan tekanan tinggi (dengan pompa tekanan tinggi) pada
larutan yang berkadar garam tinggi (Concentrated Solution) supaya terjadi aliran
molekul airmenuju larutan dengan kadar garam rendah (Dilute solution). Pada
proses ini, molekul garam tidak bisa menembus membran semi permiable, sehingga
yang bisa menembus hanya aliran molekul air saja. Melalui proses RO ini kita
mendapatkan air murni yang dihasilkan dari larutan berkadar garam tinggi.
Dari RO Package, air masuk ke MMF Back Wash Tank dan Deaeration
Tower. Di dalam Deaeration Tower terjadi proses pelepasan CO2 dari Asam
Karbonat (H2CO3) yang terbentuk. Air di MMF Back Wash Tank berfungsi untuk
melakukan back wash, sedangkan air yang masuk ke Deaeration Tower dihembus
b. Boiler
Boiler berfungsi untuk menghasilkan steam yang akan digunakan untuk
menggerakkan back pressure admission turbine 12,5 MW. Boiler menghasilkan
steam dengan menggunakan panas hasil pembakaran batubara.
Tabel 5. 2. Karakteristik steam yang dihasilkan Boiler Unit batubara
2. Temperatur 400oC
BAB VI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
D. Safety Representative
Safety Representative adalah merupakan komite pelaksana K3 yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan
K3perusahaan serta melakukan peningkatan-peningkatan K3 di unit kerja
yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. SKPTS No.
0254/08/TU.04.02/36/SK/2004 Tanggal :10 Agustus 2004 tentang SAFETY
REPRESENTATIVE, berisi sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Anggota Tetap : Pejabat Eselon V sampai dengan Eselon I Pembina
Manager di masing-masing Unit Kerja.
Pengawas : Kabag/Eselon III Di masing-masing Unit Kerja.
Anggota Bergilir : Karyawan Eselon IV/V/Pelaksana yang ditunjuk
masing – masing unit kerja.
2. Tugas dan tanggung jawab
1) Menjadi teladan pelaksanaan K3 di unit kerjanya.
2) Berperan aktif:
a. Menegakkan peraturan K3 di unit kerjanya
b. Memberikan teguran dan/atau saran kepada setiap orang yang
melakukan penyimpangan/pelanggaran peraturan dan prosedur K3
yang ditetapkan pimpinan perusahan.
3. Melakukan safety patrol/pemeriksaan K3 di unit kerjanya secara mandiri
atau gabungan bersama Tim Sub P2K3 yang mencakup sikap dan kondisi
yang tidak aman, pemeriksaan lingkungan kerja, estetika dan aspek K3
lainnya, secara rutin
4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebersihan, keindahan,
kenyamanan dan menjaga kerapian baik di dalam maupun di luar gedung di
unit kerjanya
5. Mencatat semua temuan dan secara rutin membuat laporan kegiatan sesuai
dengan prosedur pelaporan dan pemantauanK3
6. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut setiap temuan
K3 di unit kerjanya.
7. Berperan aktif:
a. Di dalam upaya pencegahan kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat
kerja dan pencemaran lingkungan di unit kerjanya.
b. Melakukan pengawasan pemakaian sepeda static (crosstrainer) yang ada
di unit kerjanya.
8. Menghadiri undangan Rapat Sub P2K3 dan/atau rapat-rapat K3 yang
diadakan oleh Sub P2K3 atau unit kerjanya.
a. Manajemen Audit
Menilai pelaksanaan K3 di perusahaan.
b. Physical Audit
Penilaian perangkat keras di unit kerja.
c. Pengelasan.
3. Alat pelindung muka
Untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher.
a. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya
(warna kuning). Digunakan di mana terhadap atau handle bahan asam
atau alkali.
b. Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu)
c. Digunakan di tempat kerja di mana pancaran panas dapat
membahayakan karyawan.
d. Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan inframerah.
4. Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan di mana bila alat
tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan
ketulian yang bersifat tetap. Digunakan:
a. Ear Plug
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampaidengan 95
dB.
b. Ear Muff
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besardari 95
dB.
5. Alat pelindung pernafasan
Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang
dapat membahayakan karyawan. Terdiri dari :
a. Masker kain
Dipakai di tempat kerja di mana terdapat debu pada ukuran lebih
10mikron.
b. Masker dengan filter untuk debu
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan dapat
menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 98%.
8. Sepatu Pengaman
Untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan
karyawan di tempat kerja.
a. Sepatu keselamatan
Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau tajam,
luka bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam dan
untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh air/minyak.
b. Sepatu karet
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang
berbahaya.
c. Sepatu listrik
Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terdapat bahaya
listrik.
9. Baju Pelindung
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan yang
dapat membahayakan karyawan.
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali(warna kuning)
digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan
bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali.
b. Baju pelindung terhadap percikan pasir digunakan untuk melindungi
seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan
logam dengan semprotan udara.
jaminan pada para pekerja, keselamatan dari pabrik itu sendiri juga harus
diperhatikan demi kelancaran produksi dipabrik PT. Petrokimia Gresik.
Keselamatan Pabrik ini meliputi:
- Penyimpanan bahan-bahan kimia untuk proses produksi.
- Peralatan-peralatan apabila terjadi kebakaran.
BAB VII
UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH
treatedwater pit (D6616) dan dipompa kembali ke gypsum dan AlF3 plant
dengan treatedwater pump (P6614AB). Thickened slurry dikirim ke
filtration Section dengan desludge pump (P6612 AB). Excesswater pump
(P6609) akan diperlukan pada suatu saat ketika waste water karena
beberapa hal jumlahnya melebihi batas sehingga diperlukan kelancaran
pengiriman ke filtration. Excesswater ini akan dikirim keExcesswater
storage Section.
drum dan setelah pencucian dengan water sprayer akan kembali lagi ke
drum. Filter cloth akan dicuci setiap kali putar dan filter area harus selalu
bersih untuk menambah laju dehidrasi. Jumlah pencucian filter cloth
sebesar 150 liter/menit/filter atau 300 liter/menit atau 18 m3/jam untuk dua
filter. Untuk menghemat water consumption, air cucian filter cloth akan di-
treated didalam coagulation sedimentation equipment untuk dipakai
kembali. Di dalam coagulation sedimentation equipment,
suspended solid (SS) dari waste water diambil. Jumlah pencucian filter cloth
= 150/min/fil. atau 300l/min = 18 m3/j untuk 2 filter, untuk menghemat
water consumption, air cucian filter cloth akan ditreat didalam coagulation
sedimentation equipment untuk dipakai kembali.
Di dalam coagulation sedimentation equipment diambil SS-nya dari
waste water. SS didalam air bekas cucian akan diambilkira-kira 300 mg/L.
sebagai koagulan dipakai alum dan polimer. flok setelah koagulation akan
dikirim ke thickener D-6645 dimana akan didiamkan untuk dipisahkan
menjadi supernatant liquor dan sludge, dengan demikian liquor
supernatant akan dipakai kembali sebagai air pencuci filter cloth. Sludge
akan dikirimkan kembali ke vacuum filter untuk dehydration dan cake
dehydration akan disimpan sementara didalam cake hopper D-6649 AB
kemudian diangkut dengan dump truk ke tempat pembuangan. Dalam
operasi normal, jumlah filtrat dalam vacuum filter dan supernatant liquor
dari thickener, diharapkan 49,6 ton/j dengan flowrate water 50,2 ton/j dan
slurry yang direcycle 4,5 ton/h dari secondary effluent treatment section.
kandungan air dalam cake dehydrate diharapkan 60% cake dischargekira-
kira 5 t/h (± 3 t/h air akan terikut dalam hydrate cake ), menyaring 20,4 t/h
hasil dari 49,6 t/h akan dikirim ke Primary effluent treatment section yang
digunakan kembali dan sisa 29,2 t/h akan dikirim ke secondary effluent
section dimana N,P,F dan SS yang terkandung dalam filtrate akan diambil.
5. Cushion Pond
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya kerja praktek di departemenen produksi IIIA PT.
Petrokimia Gresik serta dari pemaparan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Departemen produksi IIIA PT. Petrokimia Gresik terdiri dari Unit Pabrik
Asam Sulfat, Asam Fospat, dan ZA II.
2. Bahan baku yang digunakan adalah :
a. Pabrik asam sulfat berbahan baku belerang dan O2
b. Pabrik asam fospat berbahan baku phospat rock dan asam sulfat
c. Pabrik ZA II berbahan baku ammonia, asam sulfat, karbondioksisa dan
fosfo gypsum
VIII.2 Saran
1. Mempertahankan perawatan dan pergantian alat atau mesin yang sudah tua
secara berkala sehingga efisiensi produksi dapat terus meningkat serta
proses produksi berjalan degan aman
2. Mengingat bahwa Gresik sudah menjadi daerah industri dengan segala
kompleksitas masalah yang dihadapi, hendaknya PT. Petrokimia Gresik
juga ikut memberikan langkah–langkah kongkretnya yang lebih besar bagi
kelestarian lingkungan didaeraah Gresik dan sekitarnya.
BAB IX
TUGAS KHUSUS
IX.3 Tujuan
1. Mengetahui data awal, kondisi design dan aktual dari Cooler E-1303, serta
sistem proteksi anodik yang terpasang.
2. Mengetahui penyebab terjadinya kebocoran yang terjadi dikaitkan dengan
sistem perlindungan yang telah dipasang.
3. Mengetahui solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang
serupa kedepannya.
4. Tipe U Tube atau U Bundle yaitu alat penukar panas yang memiliki
kontruksi kontruksi satu tube sheet, dimana tube bundle menjadi satu dan
tube bundle dapat dikeluarkan dari shell-nya. Digunakan untuk perbedaan
suhu tinggi.
Keterangan gambar:
1. Tabung (shell)
2. Tutup tabung (shell cover)
3. Flens sisi alur (shell flange channel end)
4. Flens sisi tutup (shell flange cover end)
5. Nosel (shell nozzle)
6. Pemegang pipa mengambang (floating tube sheet)
7. Penutup tabung mengambang (floating head cover)
8. Flens mengambang (floating head flange)
9. Peralatan dibelakang flens (floating head backing device)
10. Pemegang pipa tetap (stationary tubesheet)
11. Kanal atau tutup tetap (channel or stationary head)
12. Tutup kanal (channel cover)
13. Nosel kanal (channel nozzle)
14. Batang penguat dan pemisah (tie rod & spacer)
15. Bafel atau pelat pendukung (baffles or support plate)
16. Bafel penahan semprotan (impingement baffles)
17. Partisi laluan (pass peniton)
18. Penghubung pengeluaran gas (vent connection)
19. Penghubung tempat pembuangan (drain connection)
20. Tempat alat ukur (instrument connection)
21. Tempat penopang (support saddles)
22. Lobang tempat untuk mengangkat (lifting lugs)
23. Pipa – pipa (tubes)
24. Weir penyambung alat untuk melihat ketinggian cairan (liquid level
connection)
(Septian dkk, 2021)
1. Duty (Q)
Duty merupakan besarnya energi atau panas yang ditransfer per waktu.
Duty dapat dihitung baik pada fluida dingin atau fluida panas. Apabila duty
pada saat operasional lebih kecil dibandingkan dengan duty pada kondisi
desain, kemungkinan terjadi heat losses, fouling dalam tube, penurunan
laju alir (fluida panas atau dingin), dan lain-lain. Duty dapat meningkat
seiring bertambahnya kapasitas. Untuk menghitung unjuk kerja alat
penukar panas, pada dasarnya menggunakan persamaan berikut:
𝑄 = 𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆T
Keterangan:
Q = Jumlah panas yang dipindahkan (Btu/hr)
M = Laju alir (lb/hr)
Cp = Spesific heat fluida (Btu/lb°F)
∆T = Perbedaan temperatur (°F)
2. Log Mean Temperature Difference (LMTD)
∆𝑡ℎ − ∆𝑡𝑐
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
∆𝑡
𝑙𝑛 ∆𝑡ℎ
𝑐
Keterangan:
∆𝑡ℎ = Beda temperatur fluida panas (°F)
∆𝑡𝑐 = Beda temperatur fluida dingin (°F)
3. Perhitungan Luasan Aliran
a. Pada shell
𝐼𝐷 × 𝐶" × 𝐵
𝐴𝑆 =
144 × 𝑃𝑡
b. Pada tube
𝑁𝑡 × 𝐴𝑡"
𝐴𝑡 =
144 × 𝑛
Keterangan:
A = Luas (ft² )
ID = Inside diameter (ft)
C” = Spesifik fluida dingin (Btu/lt°f)
µ = Viskositas (ft/hr)
K = Konduktivitas thermal (Btu/hr ft2 °F/ft)
Pr = Tekanan (psi)
7. Perhitungan Rasio Viskositas
a. Rasio viskositas shell
𝜇𝑠 0.14
𝜑𝑠 = ( )
𝜇𝑠𝑤
b. Viskositas tube
𝜇𝑠 0.14
𝜑𝑡 = ( )
𝜇𝑡𝑤
Keterangan :
𝜑 = viskositas rasio
𝜇𝑠𝑡 = viskotas (lb/ft hr)
𝜇𝑤 = viskositas tube well temperatur
dipermukannya sehingga dapat tahan akan korosi. Secara teoritik, dapat dilihat pada
gambar 9. 10.
DAFTAR PUSTAKA
Kern, D (1983), Process Heat Transfer, Mc Graw Hill Company Inc, Tokyo
Petrokimia Gresik, 2023, Petrokimia Gresik Solusi Agroindustri, diakses pada
28 September 2023, petrokimia-gresik.com
Santoso. D. A. 2017, Analisis Koefisien Perpindahan Panas Konveksi dan
Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterflow
Menggunakan Solidworks, Jurnal Ilmiah Komputasi, Vol. 16, No. 2,
September 2017.
Shahab. A. Wanghyuningsi. A. 2023, Evaluasi Kinerja Heat Exchanger – 003 di
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Gas dan Bumi (PPSDM Migas
Cepu), Journal of Innovation Research and Knowledge, Vol. 02, No. 08,
Januari 2023.
Sudrajat. J. 2017, Analisis Kinerja Heat Exchanger Shell & Tube Pada Sistem COG
Booster di Integrated Steel Mill Krakatau, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 06, No.
03, Juni 2017.
Septian. B. dkk. 2021, Desain dan Rancang Bangun Alat Penukar Kalor (Heat
Exchanger) Jenis Shell dan Tube, Jurnal Baut dan Manufaktur, Vol. 03, No.
01, April 2021.
Sholahuddin 2016, ‘Pengolaan Limbah PT. Petrokimia Gresik’,
(https://id.scribd.com/doc/310258232/Pengolaan-Limbah-PT-Petrokimia
Gresik), Diakses pada tanggal 29 September 2023
LAMPIRAN
∆𝑡 = 36°𝐹
𝑄 = 𝑚 ∙ 𝑐𝑝 ∙ ∆𝑡
𝑄 = 2149504,5 𝑡𝑜𝑛⁄ℎ𝑟 ∙ 0,998 𝐵𝑇𝑈⁄𝑙𝑏°𝐹 ∙ 36°𝐹
𝑄 = 77227397,68 𝐵𝑇𝑈⁄ℎ𝑟
Q pada tube (asam sulfat)
Diketahui : 𝑚 = 148 𝑡𝑜𝑛⁄ℎ𝑟 = 3262837,6 𝑙𝑏⁄ℎ𝑟
∆𝑡 = 63°𝐹
𝑄 = 𝑚 ∙ 𝑐𝑝 ∙ ∆𝑡
𝑄 = 3262837,6 𝑙𝑏⁄ℎ𝑟 ∙ 0,358 𝐵𝑇𝑈⁄𝑙𝑏°𝐹 ∙ 63°𝐹
𝑄 = 73590039,23 𝐵𝑇𝑈⁄ℎ𝑟
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠 = 𝑄𝑡𝑢𝑏𝑒 − 𝑄𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠 = 73590039,23 𝐵𝑇𝑈⁄ℎ𝑟 − 77227397,68 𝐵𝑇𝑈⁄ℎ𝑟
𝑃𝑟 = 2,747646519 𝑃𝑟 = 1,552380273
9. Koefisien perpindahan 9. Koefisien perpindahan panas (ℎ0 )
panas (ℎ𝑖0 ) 𝐾
ℎ0 = 𝑗𝐻 × × 𝑃𝑟 × ∅𝑠
𝐷
𝐾 0,36288
ℎ𝑖 = 𝑗𝐻 × × 𝑃𝑟 × ∅𝑡 = 40 × × 1,552380273
𝐷 0,060809
0,196224 ℎ0 𝐵𝑇𝑈
= 300 × = 370,5555121
0,0443156 ∅𝑠 ℎ𝑟 ∙ 𝑓𝑡 2 ∙ ℉
× 2,747646519
𝐵𝑇𝑈
= 3649,871764
ℎ𝑟 ∙ 𝑓𝑡 2 ∙ ℉
ℎ𝑖0 10. Tube wall temperature (𝑡𝑤 )
10. Menghitung ∅𝑡
𝑇𝑎𝑣 = 216,5 ℉
IDt = 0,65354366 in
𝑡𝑎𝑣 = 149 ℉
ODt = = 0,7480319 in
𝑇𝑎𝑣 − 𝑡𝑎𝑣 = 67,5 ℉
ℎ𝑖0 ℎ𝑖 𝐼𝐷
= × = 149
∅𝑡 ∅𝑡 𝑂𝐷
= 3649,871764 370,5555121
+
370,5555121 + 3649,871764
0,65354366
× × (67,5)
0,7480319
𝐵𝑇𝑈 𝑡𝑤 = 141,9728152 ℉
= 3188,83533
ℎ𝑟 ∙ 𝑓𝑡 2 ∙ ℉
11. Menghitung ∅𝑡 11. Menghitung ∅𝑠
𝜇 0,14 𝜇 0,14
∅𝑡 = ( ) ∅𝑠 = ( )
𝜇𝑤 𝜇𝑤
∅𝑡 = (8,394277)0,14 ∅𝑠 = (1,69337)0,14
∅𝑡 = 20,30659549 ∅𝑠 = 1,076527828
12. Menghitung ℎ𝑖0 terkoreksi 12. Menghitung ℎ0 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
ℎ𝑖0 ℎ0
ℎ𝑖0 = × ∅𝑡 ℎ0 = × ∅𝑠
∅𝑡 ∅𝑠
= 3649,871764 = 370,5555121 × 1,076527828
× 20,30659549 𝐵𝑇𝑈
= 398,9133205
𝐵𝑇𝑈 ℎ𝑟 ∙ 𝑓𝑡 2 ∙ ℉
= 64754,38914
ℎ𝑟 ∙ 𝑓𝑡 2 ∙ ℉