Anda di halaman 1dari 19

ISR A F DALAM AL-QUR’AN DAN KAITANNYA DENGAN SIKAP

HEDONISME DALAM KITAB TAFSIR AL-J A MI’ LI AHK A M AL-

QUR’AN

Proposal Skripsi:

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Penyusunan Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama ( S.Ag )

Pada Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

SALAHUDDIN AYYUBI
1915020145

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2023 M
A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh perkembangan industri pada saat ini yang semakin maju

membuat persediaan kebutuhan barang-barang masyarakat semakin

melimpah. Dengan begitu maka masyarakat akan lebih mudah tertarik untuk

memiliki barang yang pilihannya sangat banyak. Dan mengubah kebutuhan

yang awalnya sekunder (penunjang), menjadi kebutuhan primer (pokok).

Begitupun dengan kebutuhan tersier, yang biasanya hanya kesenangan semata

pada saat ini telah banyak menjadi kebutuhan pokok.1

Di tengah kehidupan zaman ini, segala sesuatu mengalami

perkembangan yang luar biasa dan hal itu tidak bisa dihindari. Salah satunya

yaitu pola hidup. Pada zaman modern ini pola hidup menjadi suatu realitas

yang sering dibicarakan, bahkan menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari

hari. Itu terlihat dari banyaknya sebagian orang mengikuti trend-trend baru

secara berlebih-lebihan. Bahkan mereka mengabaikan dampak dan

pengaruhnya terhadap kehidupan mereka. Pola hidup merupakan suatu yang

terdapat pada diri seseorang yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan

opininya. Pola hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang

dalamberinteraksi dengan lingkungannya. Pola hidup menunjukkan seluruh

pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.2

Pola hidup berlebih-lebihan juga dinamakan dengan hedonisme.

Hedonisme adalah suatu pandangan hidup yang mengarahkan aktivitas hanya

1
Nesa Lydya Patricia dan Sri Handayani., “Pengaruh Gaya Hidup Hedonis Terhadap
Perilaku Konsumtif pada Pramugari Maskapai Penerbangan ‘X’”, Jurnal Psikologi, Vol. 12 No. 1
Juni 2014, Hal. 10-11
2
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 (Jakarta: Erlangga, 2012), Hal. 192
untuk mencari kesenangan semata.3 Bagi mereka kesenangan dan kenikmatan

adalah tujuan utama hidup. Di dalam lingkungannya paham hedonisme ini

mereka ingin hidup bebas hanya untuk memenuhi keinginannya saja yang tak

terbatas. Sebab orang yang menganut paham hedonisme bagi mereka

Bersenang-senang dan berfoya-foya merupakan tujuan utama hidup.4 Budaya

hedonisme adalah suatu bentuk hidup yang aktivitasnya hanya mencari

kesenangan hidup, lebih suka menghabiskan waktu diluar rumah, lebih

banyak bermain, suka pada keramaian kota, senang membeli barang yang

diinginkan walaupun mahal, serta selalu senang menjadi pusat perhatian.5

Pola hidup hedonisme membuat kecenderungan munculnya sikap-sikap

individu melalui interaksi sosial antara individu satu dengan individu lain,

guna memperoleh kesenangan dan kebebasan untuk mencapai kenikmatan

hidup. Pola hidup hedonisme ini bukan hanya dapat mempengaruhi generasi

penerus bangsa, namun juga dapat menyebabkan dampak yang tidak baik dan

bagi kemajuan dunia pendidikan.6

Perilaku hedonisme yang ditunjukkan dengan berbelanja berlebihan

akan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Diantaranya yaitu dari segi

produksi suatu produk berarti penggunaan sumber daya yang boros, karena

melebihi porsi yang diperlukan. Dampak lainnya yaitu terjadinya pemborosan

biaya. Perilaku hedonisme menyebabkan seseorang selalu merasa dituntut

3
Ab Susanto, Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis, (Jakarta: kompas, 2001), Hal. 32
4
Cici Febrianti, “Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Universitas Riau di Kelurahan
Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekan Baru”, Jurnal Jomvisit, Vol. 4 No. 1 Februari 2017, Hal.
5
5
Novita Trimartati, Studi Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Bimbingan
dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan, Jurnal Psikopedagogia, Vol. 3, No.1 2014, Hal. 21
6
Ibid, Hal. 20-21
untuk membeli barang yang diinginkannya walaupun tidak ditunjang dengan

finansial yang memadai sehingga timbulnya rasa cemas karena keinginannya

tidak terpenuhi.

Perilaku yang menggambarkan hedonisme di dalam Islam disebut

dengan isra f. Isra f adalah suatu hal yang dilakukan diluar batas yang

sebenarnya hal tersebut sudah cukup dan pantas, akan tetapi dilebih-lebihkan

hingga menimbulkan kesia-siaan terhadap hal tersebut dan menjadikannya

tidak bermanfaat dalam menempatkan posisinya.7

Al-Qur’an telah melarang perilaku isra f ini, yaitu dalam firman Allah

swt;

‫َو ٱَّلِذ يَن ِإَذ ٓا َأنَفُقو۟ا َلْم ُيْس ِر ُفو۟ا َو َلْم َيْقُتُرو۟ا َو َك اَن َبْيَن َٰذ ِلَك َقَو اًم ا‬
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian”.(QS. Al-Furqan [25]:67)
Ayat di atas mengajarkan manusia untuk selalu senantiasa hidup

sederhana dalam membelanjakan harta, tidak menghambur-hamburkan harta

secara berlebih-lebihan (isra f) atau boros.

Menurut al-Qurthubi ayat ini memberikan pengajaran bahwa

menginfakkan harta dengan maksud ketaatan kepada Allah dalam hal-hal

yang mubah. Dan juga mengajarkan manusia untuk tidak membelanjakan

hartanya secara boros dan berlebihan sehingga tidak menghilangkan hak

orang lain dan keluarganya. Akan tetapi juga tidak terlalu pelit dalam

7
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Hal. 649
membelanjakan harta yang menyebabkan keluarganya kelaparan. Dalam hal

ini yang sepatutnya yaitu sewajarnya.8

Menurut Ibnu Katsier dalam ayat tersebut menafsirkan bahwa hamba-

hamba yang mukmin itu ketika membelanjakan hartanya, mereka tidak

berlaku mubadzir dan boros guna memperlihatkan kekayaannya dan tidak

pula berlaku kikir dan bakhil dikarenakan cintanya yang sangat kepada

hartakekayaannya. Tidak berlebih lebihan dan tidak pula menahan diri. Serta

hendaklah hidup di antara keduanya (moderat). Selain itu ayat tersebut

selanjutnya membenarkan perkataan Rasul mengenai dosa besar yakni

berlaku syirik, membunuh jiwa yang diharamkan dan berzina.9

Dalam Islam, isra f merupakan suatu sikap yang dilarang, Islam

menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa bernafkah secara seimbang,

tidak boros dan tidak pula kikir, namun sesuai dengan kebutuhan kita. Secara

tatanan hukum islam. Seorang muslim tidaklah bebas mutlak dalam

menafkahkan hartanya sekehendak hatinya seperti yang terjadi di negara-

negara kapitalis, atau pada bangsa-bangsa yang hidupnya tidak diatur oleh

hukum Ilahi dalam semua bidang. Karena sikap berlebihan akan merusak

jiwa, harta dan masyarakat. Sementara sikap terlalu menahan harta juga

seperti itu, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya dan orang-

orang disekitarnya. Padahal harta itu adalah alat sosial untuk mewujudkan

kepentingan-kepentingan sosial.10

8
Al-Qurthubi, Terjemahan Tafsir Al-Qurthubi jilid 13. (Jakarta: PustakaAzam, 2009),
Hal. 178.
9
Ibnu Katsier, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 6 (Surabaya: Bina Ilmu2006),
Hal. 128.
10
Shihab, Tafsir al-Mishbah, Hal. 152
Terkait dengan pembahasan di atas, penelitian ini akan memfokuskan

pada Isra f dan kaitannya dengan sikap hedonisme. Isra f sangat erat kaitannya

dengan sikap hedonisme. Karena salah satu ciri orang yang bersikap

hedonisme adalah berlebih-lebihan (Isra f). Oleh sebab itu penulis ingin

mengkaji isra f dan hubungannya dengan sikap hedonisme melalui perspektif

yang ditawarkan oleh al-Qurthubi. Alasan penulis mengambil kitab tafsir al-

Qurthubi karena tafsir al-Qurthubi yang pada dasarnya adalah salah satu kitab

tafsir mu’tabar (diakui) untuk dijadikan rujukan dalam memahami ayat

aḥkam.

Dalam menafsirkan Al-Qur’an, al-Qurtubi tidak berpegang terhadap

pendapatnya sendiri atau terhadap pendapat satu mufassir saja. Akan tetapi ia

banyak menuqil pendapat ulama di atasnya seperti Ibn Jarȋr al-Thabari, Ibnu

Aṭiyah, Ibnal-Arabȋ, al-Kiya’, al-Hirasiy, dan Abu Bakar al-Jashshash.

Karena, ia punya prinsip bahawasanya di antara ilmu yang berkah ialah

menyandingkannya dengan pendapat orang lain. Selain itu juga, al-Qurthubî

merupakan salah satu mufassir yang tidak fanatik dengan madzhab yang

dianutnya, bahkan ia melakukan penggalian hukum terhadap dalil sehingga

sampai kepada pendapat yang benar, siapapun itu ulamanya.11

Berdasarkan pemaparan di atas, membuat Penulis tertarik untuk

meneliti guna menemukan poin penting mengenai isra f dan hubungannya

dengan sikap hedonisme dan mengangkatnya kedalam sebuah skripsi yang

11
Husnul Hakim Imzi, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir Kumpulan Kitab-kitab Tafsir dari
Masa Klasik sampai Masa Kontemporer, (Depok: LSIQ, 2013), cet. I, Hal. 170
berjudul Isra f Dalam Al-Qur’an Dan Kaitannya Dengan Sikap

Hedonisme Dalam Kitab Tafsir Al-Ja mi’ Li Ahka m Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana isra f dalam

Al-Qur’an dan kaitannya dengan sikap hedonisme dalam kitab tafsir al-ja mi

li-ahka m al-Qur’an. Adapun batasan masalahnya yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana klasifikasi ayat-ayat tentang isra f dalam al-Qur’an?

2. Bagaimana penafsiran al-Qurthubi tentang ayat-ayat isra f ?

3. Bagaimana kaitan penafsiran al-Qurthubi tentang isra f dengan sikap

hedonisme?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan bagaimana klasifikasi ayat-ayat tentang isra f dalam al-

Qur’an

2. Untuk memahami bagaimana penafsiran al-Qurthubi tentang ayat-ayat isra

3. Untuk menganalisis bagaimana kaitan penafsiran al-Qurthubi tentang isra f

dengan sikap hedonisme


D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat atau kegunaan sebagai

berikut:

1. Secara teoris

a. Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan dalam khasanah

keilmuan pada disiplin Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

b. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis

a. Memberikan informasi terkait dengan gaya hidup hedonisme yang

terdapat dalam Al-Qur’an.

b. Memberikan solusi dalam menyikapi permasalahan mengenai

hedonisme.

E. Penjelasan Judul

1. Isra f

Segala bentuk perilaku dan perbuatan yang menuju ke arah

keburukan atas manusia yang bersifat melampaui batas. Jadi Isra f

merupakan suatu sifat yang dipengeruhi atau disebabkan oleh godaan

harta benda yang semakin menggiurkan bagi setiap manusia yang lemah

imannya.12

2. Hedonisme

12
M. Arif idris, Israf Dan Pendidikan Islam Sebagai Pencegahnya, At-Ta’dib: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Volume 10, No. 2, Desember 2018. Hal. 184.
Gaya hidup hedonisme adalah pola hidup yang dilakukan dalam

aktivitas, minat, dan opini sebagai kegiatan dari keinginan untuk mencari

kesenangan dalam hidupnya. Pembahasan tentang gaya hidup hedonis

yang sangat mengedepankan kesenangan, memunculkan anggapan bahwa

gaya hidup tersebut berorientasi pada sesuatu yang bersifat berlebih-

lebihan, sedangkan dari sisi religiusitas gaya hidup hedonis tidak

dibenarkan karena akan meningkatnya gaya hidup hedonis pada usia

remaja adalah karena merosotnya iman. Apabila seseorang mengalami

kemerosotan iman, maka cenderung melakukan hal-hal yang dilarang

oleh agama. Salah satu larangan agama adalah bersikap berlebih-lebihan

atau bersikap boros.13

3. Al-Qurthubi

Bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu

Bakr bin Farhal Anshari al-Khazraji al-Andalusi al-Qurthubi. Ia seorang

mufasir (ahli tafsir) yang dilahirkan di Cordova, Andalusia (sekarang

bernama Spanyol), tahun 1214. Di sanalah, ia mempelajari bahasa Arab,

Syair, Al-Qur'an Al-Karim, Fiqh, Nahwu, Qira'at, Balaghah, ulumul

Qur'an, dan ilmu-ilmu lainnya. Imam al-Qurthubi merupakan seorang

ulama yang produktif menulis. Karya terbesarnya adalah tafsir al-Quran

yang berjudul Al-Ja mi’ li Ahkam al-Qur'an atau tafsir al-Qurthubi. Ini

merupakan sebuah kitab besar yang terdiri atas 20 jilid.

13
Ardila Saputri dan Risana Rachmatan, Religiusitas Dengan Gaya Hidup Hedonisme:
Sebuah Gambaran Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Jurnal Psikologi. Vol. 12 No.2
Desember 2016, Hal. 60.
F. Tinjaun Pustaka

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil penelusuran penelitian

terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang terkaitan dengan masalah yang

akan diteliti :

Jurnal yang ditulis oleh Maryam ismail yang berjudul “Hedonisme dan

Pola Hidup Islam”, penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang

menyebabkan bagaimana paham hedonisme telah menjadi gaya hidup

manusia Pada saat ini, dan membahas pandangan islam terhadap hedonisme

Hedonisme jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Hedonisme tidak

mempercayai adanya hari pembalasan, karena kesenangan sudah dapat

dinikmati di dunia tidak perlu menunggu di kehidupan berikutnya yang belum

jelas. Islam memberi peluang kepada manusia untuk menata kehidupan dunia

dengan kemapanan materi. Tapi ingat, dunia bukan tujuan akhir. Dunia

adalah “ladang amal” untuk menentukan masa depan seseorang di akhirat

kelak.14

Karya tulis yaitu artikel yang ditulis oleh M. Arif Idris yang berjudul

“Isra f dan pendidikan islam sebagai pencegahannya”, penelitian ini

memaparkan tentang bahaya isra f dan salah satu pencegahannya adalah

dengan pendidikan islam. Dalam Pendidikan Islam sangat penjelasan isra f itu

harus dimulai dari masa anak-anak, karena masa anak-anak tersebut adalah

14
Maryam Ismail, Hedonisme dan Pola Hidup Islam. Jurnal Ilmiah Islamic Resources
FAI-UMI Makassar . Vol. 16 No. 2 Desember 2019.
masa ideal pembentukan perilaku. Sehingga lebih mudah merubahprilaku

manusia apabila dimulai dari masa anak-anak.15

Skripsi yang disusun oleh Annisa Nabila Zulfa dengan judul

“Pandangan Al-Qur’an terhadap Gaya Hidup Hedonisme (Studi Analisis

Kitab Tafsir Risâlahan-Nûr Karya Badi’ az-Zaman Sa’id Nursi“. Dalam

penelitian ini, menurut Nursi gaya hidup hedonisme adalah suatu pola hidup

yang berlebihan terhadap kecintaan dunia yang terlihat sangat indah yang

dapat dirasakan oleh panca indra, baik dari segi pakaian, harta, maupun

makanan dan minuman. Dampak dari perilaku berlebihan itu akan

menimbulkan perilaku boros, melakukan perbuatan yang sia-sia, menjadikan

tujuan utama kehidupan adalah untuk kenikmatan semata, dan hanya

menjadikan dunia sebagai tempat besenang-senang dan mainan. Hal demikian

jelas bertentangan dengan prinsip hidup yang telah ditetapkan Allah SWT

yaitu hidup secara sederhana dan hemat. Persamaan skripsi ini dengan

penelitian penulis adalah sama dalam hal membahas mengenai hedonisme

dalam Al-Qur’an. Yang membedakan hanya pada kitab tafsir yang diteliti.16

Skripsi yang disusun oleh Suratul Yatimah dengan judul Hedonisme

dalam Al-Qur’an Analisis terhadap Pandangan Quraish Shihab atas Surat

At-Takatsur dalam Tafsir Al-Misbah,. Dalam penelitian ini, Menurut Quraish

Shihab bermegah-megahan adalah sesuatu yang melampaui batas dan

menjadikan tujuan hidup mencari sesuatu untuk menjadikannya sebagai

15
M. Arifidris, Israf Dan Pendidikan Islam Sebagai Pencegahnya, At-Ta’dib: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 2, Desember 2018.
16
Annisa Nabila Zulfa, Pandangan Al-Qur’an terhadap Gaya Hidup Hedonisme (Studi
Analisis Kitab Tafsir Risâlah an-Nûr Karya Badi’ az-Zamân Sa’id Nursi)”, Skripsi (Jakarta:
Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2020), t,d.
kedudukan kehormatan, disegani oleh masyarakat sehingga ia merasa, ia

adalah orang yang paling hebat ditengah-tengah masyarakat tanpa

memikirkan efek dari perbuatan tersebut. Membangun sesuatu yang

kelihatannya sangat megah dengan tujuan hanyamencarikepentingan sosial,

maka hal yang seperti itu tidak dinamakan dengan bermegah-megahan 17.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama dalam

membahas hedonisme dalam al-Qur’an. Hanya saja perbedaannya adalah jika

penelitian ini membahas hedonisme dalam Tafsir Al-Misbâh karya M.

Quraish Shihab, sedangkan penulis membahas hedonisme dalam tafsir al-ja

mi li ahka m al-Qur’an karya Al-Qurthubi.

Kemudian Karya lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

skripsi yang ditulis oleh Dian Chairunnisa dengan judul “Pemahaman Ayat-

Ayat Mubazir di Kalangan Santri Dayah Darul Ihsan Kampung KruengKalee

Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar”. Dalam penelitian ini

dijelaskan tentang pemahaman para santri terhadap ayat-ayat yang berkaitan

dengan mubazir, apa saja perilaku mubazir yang dilakukan santri, dan usaha

yang dilakukan olehpimpinan Dayah untuk mencegah perilaku mubazir.

Penelitian ini ditulis setelah dilakukan observasi di beberapa dayah atau

pesantren, hanya Dayah Darul Ihsan yang menerapkan hukuman bagi santri

yang melakukan perbuatan mubazir, namun kenyataannya hal tersebut masih

saja terjadi di sebagian besar santri.18


17
Uratul Yatimah, Hedonisme Dalam Al-Qur’an Analisis Terhadap Pandangan Quraish
Shihab atas Surat At-Takatsur dalam Tafsir Al-Misbah, Skripsi (Jambi: Uin Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2019), t.d.
18
Dian Chairunnisa, “Pemahaman Ayat-Ayat Mubazir di Kalangan Santri Dayah Darul
Ihsan Kampung KruengKalee Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar”, Skripsi, (Banda
Aceh: Uin Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh, 2020), t.d.
G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur, tahapan-tahapan dan langkah-

dilakukan guna untuk mendapatkan suatu pengetahuan ilmiah atau ilmu. 19

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,

yaitu suatu metode pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial. Oleh

karena itu penulis akan mencoba memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian ini, sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan tantang Hedonisme menurut Al-Qur'an, dengan studi

kepustakaan (library research), mengelola dan menganalisis data yang

diambil dari literatur-literatur tertulis, berupa buku-buku, bahan-bahan

dokumentasi dan lain sebagainya.

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang terdapat dalam penelitian yang

dilakukan penulis yaitu sesuai dengan corak penelitian ini yaitu

penelitian kepustakaan. berarti sumber-sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yakni

sumber primer dan sumber sekunder karena penelitian ini

19
Suryana, “Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif”
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), Hal. 16.
1. Sumber data primer yang dianalisa oleh penulis dalam penelitian ini

adalah kitab tafsir al-Qur’an yaitu adalah tafsir al-ja mi li-ahka m al-

Qur’an karya Al-Qurthubi

2. Sumber data sekunder yaitu berupa kitab tafsir lainnya Tafsir Ibnu

Katsir karya Ibnu Katsir, Tafsir Marah Labid karya Syekh Nawawi

al-Bantany, buku-buku yang relevan, artikel dan jurnal-jurnal yang

terkait dengan pembahasan.

b. Teknik Pengumpulan data

Teknik untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

menggunakan metode tematik (Maudhu’i). Metode tematik merupakan

sebuah metode pengumpulan ayat-ayat al- Quran yang memiliki tema dan

topik yang sama.20 Langkah-langkah yang penulis lakukan pada penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan masalah yang di dapatkan mengenai isra f dalam al-

qur’an dan kaitannya dengan sikap hedonisme dalam kitab tafsir

al-ja mi li-ahka m al-Qur’an. Dari masalah tersebut di tetapkan

judul isra f dalam Al-Qur’an dan kaitannya dengan sikap

hedonisme dalam kitab tafsir al-ja mi li-ahka m al-Qur’an.

b. Mencari dan mengumpulkan ayat-ayat terkait dengan masalah

tersebut.

c. Mengklasifikasi data-data yang telah terkumpul berupa ayat-

ayat, hadis, kitab tafsir, artikel atau jurnal dan buku untuk

20
Nasaruddin Baida, “Metedologi Penafsiran Al Quran”, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1988),
hal. 2.
selanjutnya dapat di gunakan baik pada sumber data primer

ataupun sumber data sekunder.

d. Melakukan penelaahan terhadap ayat-ayat terkait yang telah

dikumpulkan.

e. Menyatukan data-data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

isra f dan hedonisme yang dikutip dari jurnal, buku dan artikel

yang berkaitan.

d. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan memakai metode

deskriptif analisis, yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diteliti dengan menggambarkan hedonisme dalam Al-Qur’an, yaitu

mengumpulkan ayat Al-Qur’an dan tafsir yang memaparkan tentang

hedonisme untuk menemukan kesimpulan yang berhubungan dengan

gaya hidup hedonisme dalam perspektif Al-Qur’an.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang digunakan untuk membahas

permasalahan di atas, penulis menyusun kerangka pembahasan yang

sistematis agar lebih terarah dan mudah dipahami, serta mencapai puncak

jawaban permasalahan yang diinginkan sebagaimana tujuan awal penulisan

ini. Agar lebih terarah dan tidak memperluas objek penelitian, maka rumusan

sistematika pembahasan diurutkan sebagai berikut:


Bab I : Merupakan pendahuluan dalam penelitian yang meliputi uraian

tentang hal-hal pokok yang mendasari penelitian. Dalam

pendahuluan tersebut terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

penjelasan judul, studi pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan teori, Berisi tentang kajian yang terkait dengan isra f

dan hedonisme, pada bab ini dibahas segala hal mengenai isra

f, mulai dari pengertian isra f dan hedonisme, faktor-faktor

penyebab isra f.

Bab III : Pada bab ini berisi tentang biografi al-Qurthubi, perjalanan

pendidikannya, dan latar belakang penulisan kitab tafsir Al-

Qurthubi.

Bab IV : Pada bab ini membahas bagaimana penafsiran al-Qurthubi

mengenai ayat-ayat isra f, kaitan penafsiran al-Qurthubi tentang

isra f dengan sikap hedonisme serta memberikan solusi yang

ditawarkan al-Qurthubi untuk menghindari pola hidup

hedonisme.

Bab V : Merupakan bagian akhir dari pembahasan skripsi, dimana

menguraikan sebuah kesimpulan dari semua pembahasan serta

saran yang berkenaan dengan pembahasan yang penulis angkat

pada skripsi.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qurthubi, Terjemahan Tafsir Al-Qurthubi jilid 13. (Jakarta: Pustaka Azam,


2009).
Ardila Saputri dan Risana Rachmatan, Religiusitas Dengan Gaya Hidup
Hedonisme: Sebuah Gambaran Pada Mahasiswa Universitas Syiah
Kuala, Jurnal Psikologi. Vol. 12 No.2 Desember 2016.

Baida, Nasaruddin, “Metedologi Penafsiran Al Quran”, (Jakarta: Pustaka Pelajar,


1988)

Chairunnisa, Dian, “Pemahaman Ayat-Ayat Mubazir di Kalangan Santri Dayah


Darul Ihsan Kampung KruengKalee Kecamatan Darussalam Kabupaten
Aceh Besar”, Skripsi, (Banda Aceh: Uin Ar-Raniry Darussalam-Banda
Aceh, 2020).

Departemen Pendidikan, kamus besar bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta:


Balai Pustaka, 2005).

Febrianti, Cici, “Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Universitas Riau di


Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan PekanBaru”, Jurnal
Jomvisit, Vol. 4 No. 1 Februari 2017.
Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal (Al-Qahirah: Darul Hadis,
1995), Hadis No. 21592, Juz 16.

IbnuKatsier, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 6 (Surabaya: Bina Ilmu
2006).

Idris, M. Arif, Israf Dan Pendidikan Islam Sebagai Pencegahnya, At-Ta’dib:


Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Volume 10, No. 2, Desember
2018.

Imzi, Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitabTafsir Kumpulan Kitab-kitab Tafsir


dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer, (Depok: LSIQ, 2013),
cet. I.

Ismail, Maryam, Hedonismedan Pola Hidup Islam. JurnalIlmiah Islamic


Resources FAI-UMI Makassar . Vol. 16 No. 2 Desember 2019.

Kotler dan Keller, “Manajemen Pemasaran, Edisi 12”(Jakarta: Erlangga, 2012)


Nesa Lydya Patricia dan Sri Handayani., “Pengaruh Gaya Hidup Hedoni
Terhadap Perilaku Konsumtif pada Pramugari Maskapai Penerbangan
‘X’”,JurnalPsikologi, Vol. 12 No. 1 Juni 2014
Shihab, M,Tafsir al-Misbah, Jakarta :LenteraHati, 2012.

Suryana, “Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitaf dan


Kualitatif” (Universitas Pendidikan Indonesia, 2010).
Susanto, A.B, Potret-Potret Gaya Hidup Metroplis, (Jakarta: Kompas, 2001).

Trimartati, Novita, Studi Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa


Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan, Jurnal
Psikopedagogia,. Vol. 3, No.1 2014.
Yatimah, Uratul, Hedonisme Dalam Al-Qur’an Analisis Terhadap Pandangan
Quraish Shihab atas Surat At-Takatsur dalam Tafsir Al-Misbah, Skripsi
(Jambi: Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019).

Zulfa, Annisa Nabila, Pandangan Al-Qur’an terhadap Gaya Hidup Hedonisme


(Studi Analisis Kitab Tafsir Risâlah an-Nûr Karya Badi’ az-Zamân
Sa’id an-Nursi)”, Skripsi(Jakarta: Institut IlmuAl-Qur’an Jakarta, 2020).

Anda mungkin juga menyukai