Anda di halaman 1dari 4

Anda telah membunuh orang orang yang tidak bersalah. Teriak Haeres di depan Raja Carpentium.

Mereka pantas mati.

Mereka yang telah menumpahkan darah ke dalam dapur Neglous sehingga ia marah dan membumi
hanguskan 80% yang ada di Aidan.

Padahal saat itu Aidan hanya tinggal selangkah lagi dalam memanen hasil Bumi. Aidan tinggal sehari lagi
beralih ke musim penghujan.

Dengan kemarahan Neglous. Rakyat Aidan menjadi sengsara

Aidan, suatu desa yang diprediksi menuju kebangkrutan. Meski ladang dan persawahan membentang
dari barat ke timur, tapi hasil yang diperoleh tak bisa menutupi hutang hutang desa kepada Kerajaan
Tetangga.

Haeres adalah anak dari seorang Tuan Tanah dari negeri seberang. Beberapa kali Ayah Haeres menerima
keluhan dari pekerjanya tentang Tanah Mereka yang akan diambil alih oleh Pihak Kerajaan jika tidak
mampu melunasi hutang kepada Kerajaan Tetangga. Tanah Mereka akan diambil paksa, gadis gadis akan
dipaksa melayani abdi dalam istana. Laki laki akan dijadikan pekerja paksa.

Siapa yang mau, tanah kelahiran yang diwariskan sejak jaman nenek moyang diambil secara paksa. Siapa
yang mau desa yang dibangun susah payah sejak jaman peradapan di jadikan wilayah oleh kerajaan
tetangga yang dikenal serakah.
Putri Caterpina saudara perempuan Raja Carpentium akhirnya memilih berakhir dengan segenggam
Daphne setelah merasa ditipu. Ia telah mengorbankan dirinya demi dijadikan selir oleh Raja Tetangga
agar bisa menutupi hutang desanya dan menjaga kemakmuran rakyatnya. Akan tetapi ia telah dihianati,
janji yang terucap oleh seorang raja yang sudah terkenal pembual tetaplah omong kosong. Raja tetap
mengambil ingin berambisi mengambil Aidan. Tanah Aidan sebelah barat yang terpisah oleh sungai pun
telah diambil paksa.

Flashback.

Saat itu, juru kunci Neglous mendengar rintihan warga Aidan. Ketika itu ketua Suku Carpenter memohon
kepada Juru Kunci Neglous agar rakyatnya diizinkan untuk mengambil sda milik Neglous.

Selama puluhan tahun, mereka terus memanfaatkan milik Neglous. Sebagai lahan pertanian dan
perkebunan, tanaman tanaman tumbuh subur disana. Sebagai lahan tambang, mereka mengeruk apa
saja yang Neglous punya. Hingga peradapan manusia silih berganti, yang awalnya hanya manusia yang
menggunakan sesuai kebutuhan, menjadi manusia yang ingin dipandang wah.

Serakah memang.

Neglous menunjukkan tanda tanda kemarahan, Namun tak disadari oleh penduduk Aidan saat itu Kaki
Neglous mendapat lubang yang menganga. Tubuhnya yang dibaluti akar akar kehidupan habis terbakar
oleh api alih fungsi lahan. Gemircik anak anak sungai ditimbun.

3 orang muda mudi, menemui sang juru kunci Aidan yang tidak bisa lagi berbuat banyak atas kemarahan
Neglous. Kuncinya adalah, mereka diminta menemui Neglous sendiri.

Mereka bertiga mengungkapkan keluh kesahnya, bahwa kerusakan kerusakan di sekitar tubuh Neglous,
adalah perbuatan dari orang orang yang tak bertanggung jawab. Neglous tidak boleh memukul rata
bahwa ssemuanya adalah kesalahan penduduk Aidan. Untuk itu, mereka memohon agar Neglous
meringankan hukuman bagi penduduk Aidan dan mendengarkan ratapan Penduduk Aidan yang benar
benar membutuhkan.
Mereka memasukkan arca arca milik warga Aidan ke dalam dapur Neglous. Tak lama, mereka turun dan
meminta warga Aidan pergi untuk mencari perlindungan. Hanya sebagian yang mendengarkan. Sebagian
lagi larut dalam hiruk pikuk kemeriahan akan angan angan panen yang melimpah.

Hingga semua itu hanyalah mimpi yang diluluhnlantahkan oleh Neglous

Di pagi buta yang cukup mencekam di area dekat hutan. Pemuda 20 tahunan sudah bersiap akan pergi
menuju Aidan. Dia tidak mungkin menggunakan kereta karena akan menimbulkan kecurigaan. Satu
satunya jalan. Ia menggunakan kuda poni. Kuda jenis welsh ini dikembangbiakkan di negeri tetangga.
Daya tahan tubuh yang terkenal kuat membuatnya sering dijadikan tunggangan oleh orang orang
dewasa maupun anak anak yang belajar menunggang.

Keyakinan orang jaman dulu bahwa, di pegunungan banyak penghuni penghuni gaib. Tak terkecuali
Neglous. Mereka hidup berdampingan dengan manusia, Hewan dan tanaman tanaman yang tumbuh liar
maupun sengaja ditanam.

Menepi sejenak, hanya untuk minum dan mengistirahatkan kuda poninya. Ia bersandar pada pohon oat.
Samar samar. Ia mendengar suara rintihan dan nyanyian.

Edsel, tunggu disini.

Enchun mengikuti asal suara. Orang pernah mendengar suara menyakitkan tapi menyejukkan. Sama
halnya sekarang. Suara itu makin dekat bukan makin keras, namun melembut seperti tiupan angin pada
daun muda.
Nampak seorang gadis memegangi batuan curam, baunya menyengat seperti belerang. Tapi baru itu
bukan belerang. Warnanya hitam corak. Dan berlumut. Baru tidak berharga. Tapi gadis itu mengelus
sang batuan layaknya kepala anaknya sendiri. Sambil terus menyanyikan lulaby.

Anda mungkin juga menyukai