Proposal Pengajuan Kenaikan Spesialis Bedah Umum
Proposal Pengajuan Kenaikan Spesialis Bedah Umum
Disusun Oleh
Monsky D Doll
Airport Hospital
Indopride
2023
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu Bedah di Indonesia yang diawali dengan kedatangan dokter spesialis bedah
pertama dari Negeri belanda pada tahun 1889 yaitu dr CH Stratz, kemudian diikuti oleh dr JA
Koch, P Koefoed, HFP Maaslans, PH Schoonzeid, HC Van den Vrijhoef pada tahun 1894.
Dilanjutkan pada tahun 1915 dr R Lesk dan dr Wieberdink yang mulai mengajar di STOVIA, dengan
puncaknya pada tahun 1932 dr T Reddingius diangkat menjadi guru besar ilmu bedah di
Indonesia.
Pada 19 April 1941 di Bandung didirikan perhimpunan Indie untuk Ilmu bedah (Nederlandsch
Indische Vereeniging voor Heelkunde).
Pada 1942, dimulainya pendidikan spesialis bedah secara magang di Batavia dan Surabaya
(oleh dokter bedah Belanda). Pada era kemerdekaan, pada tahun 1945 pendidikan dokter
spesialis bedah oleh pendidik bangsa Indonesia dimulai, di Jakarta di bawah pimpinan dokter
Sutan Asin, di Semarang dokter Margono Soekaryo, di Surabaya dokter M Soetoyo.
Pada tahun 1954, perhimpunan dokter spesialis bedah dibentuk dengan nama Perhimpunan
Ahli Bedah Indonesia (PABI) dengan ketua pertama Prof dokter Margono Soekaryo diresmikan
pada Kongres IDI tahun 1955 di Semarang. Pada tahun 1967 perhimpunan ini berganti nama
menjadi‚ Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI)‚ pada‚ Kongres Nasional I IKABI di Semarang.
Setelah perubahan Anggaran Dasar IKABI pada Muktamar IKABI (MABI ke XIV) tahun 2002 di
Denpasar Bali, sejalan dengan terbaginya IKABI menjadi 10 Organisasi Profesi Lingkungan Bedah
(OPLB), dimana tujuh OPLB menjadi anggota langsung ke MPPK-IDI sebagai perhimpunan profesi,
tiga OPLB yaitu IKABDI, PERABOI, PESBEVI tidak terdaftar pada MPPK-IDI, tetap melalui IKABI ke
IDI. Maka sebagai konsekuensinya setiap perhimpunan membentuk kolegium masing-masing
secara struktural.
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia secara defacto semula hanya mengampu pendidikan dokter
spesialis Bedah Umum saja. Sesuai UU No 29 tahun 2004 Tentang praktik kedokteran, kolegium
sub spesialis ; Kolegium Ilmu Bedah Digestif (KIBDI), Kolegium Bedah Onkologi, dan Kolegium Ilmu
Bedah Vaskuler dan Endovaskuler berada dalam naungan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
(disingkat KIBI).
Dengan berdirinya PABI pada tahun 2002 sebagai perhimpunan dokter spesialis bedah umum
dalam lingkup IKABI, maka kedudukan Kolegium Ilmu bedah‚ Indonesia yang mengampu
pendidikan dan pelatihan peserta didik Program studi dokter spesialis bedah umum menjadi
badan otonom didalam lingkup PABI. Akibat lanjutnya sesuai UU No 29 itu, Kolegium Ilmu Bedah
Digestif, Kolegium Bedah Onkologi, Kolegium Ilmu Bedah Vaskuler dan Endovaskuler berada
dalam lingkungan KIBI. Oleh karena KIBI dalam lingkungan PABI, maka representasi ketiga
kolegium dan organisasi profesi dalam lingkungan Bedah Umum seyogiyanya berada dalam
majelis yang menaungi KIBI.
Akhirnya Keputusan Muktamar IKABI XIX 12-14 Juli 2012 di Denpasar-Bali dilakukan
pengesahan revisi AD-ART, dan kesepuluh OPLB dan Kolegium dalam lingkungan IKABI perlu
menyesuaikan dengan AD-ART IKABI.
B. Batasan Masalah
Data yang digunakan dalam laporan ini adalah data yang didapatkan dari pasien RS
Indopride yang melakukan konsultasi secara langsung.
C. Tujuan Proposal
Tujuan pembuatan proposal ini untuk mengajukan diri pada kenaikan sebagai Dokter
Spesialis Bedah Umum (Sp.B).
Bab II
Pembahasan
Bedah merupakan ilmu Kesehatan yang diproyeksikan pada penggunaan teknik bedah untuk
mempelajari dan menyembuhkan gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh penyakit atau cedera
berat. Bedah dilakukan karena banyak tujuan, seperti meningkatkan fungsi tubuh, mempercantik
penampilan fisik, atau memperbaiki bagian tubuh yang rusak.
Dokter Spesialis Bedah Umum merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu Bedah. Seorang
spesialis Bedah memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit yang membutuhkan atau dalam
perkembangannya membutuhkan pembedahan. Ruang lingkup penyakit yang dapat ditangani
Bedah Umum meliputi gangguan organ di dalam perut seperti lambung, hati, limpa, empedu, usus
dan lain-lain. Kelenjar seperti tiroid dan paratiroid, payudara, kulit, jaringan lunak sampai
pembuluh darah dalam batas tertentu juga dapat dikerjakan. Selain hal yang sudah dimaksudkan
di atas, beberapa kasus yang juga ditangani oleh dokter spesialis bedah umum adalah sebagai
berikut (Adrian, 2021).
1. Usus buntu
2. Peritonitis
3. Abses hati
4. Tumor jinak, seperti lipoma, fibroma, dan adenoma
5. Tumor atau kanker pada organ tertentu, seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker
lambung
6. Hernia
7. Cedera atau luka, seperti luka tusuk dan bakar
8. Kelainan kongenital atau cacat bawaan lahir
9. Katarak
10. Kelainan empedu, seperti batu empedu serta infeksi dan radang empedu
11. Patah tulang dan dislokasi tulang
Menurut dr. Kevin Adrian, ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah
umum, diantaranya.
1. Konsultasi, informasi, dan edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien terkait
penyakit yang diderita.
2. Pemeriksaan kondisi fisik tertentu.
3. Diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
4. Biopsi atau pengambilan sampel jaringan.
5. Terapi dalam bentuk bedah invasif (bedah terbuka) maupun invasif minimal (sayatan
kecil atau tanpa sayatan) beserta penanggulangan komplikasinya.
6. Pembedahan pada usus buntu, masektomi (pengangkatan payudara), kolektomi
(pengangkatan usus besar), pengangkatan kantung empedu, dan amputasi.
7. Pembuatan akses untuk prosedur cuci darah dari pembuluh darah.
8. Manajemen dan perawatan luka, termasuk luka bakar, luka infeksi, dan luka
pascaoperasi.
9. Perawatan pasien sebelum, selama, dan setelah prosedur bedah, termasuk
merencanakan terapi rehabilitasi kasus bedah.
1. Instrumen Pemotong
2. Instrumen Pemegang
A. Instrumen Pemotong
- Skalpel
Skalpel adalah pisau yang tajam yang digunakan untuk operasi dan diseksi anatomi.
Disediakan skalpel yang sekali pakai (disposable) dan yang dipakai berulang (re-usable).
Skalpel yang dipakai berulang mempunyai bilah yang menjadi satu dengan gagang yang
dapat diasah, sedangkan skalpel yang sering tersedia sekarang adalah skalpel yang
menggunakan bilah yang diganti setiap dipakai. Skalpel sekali pakai biasanya mempunyai
gagang plastik yang dipasangkan bilah dan digunakan satu kali kemudian dibuang
seluruhnya.
Bilah skalpel biasanya terbuat dari baja karbon yang dikeraskan. Pada operasi dengan
panduan MRI, bilah baja tidak akan bisa digunakan karena akan menempel pada 4
magnet atau mengganggu proses pencitraan. Alternatif dari skalpel adalah elektrokauter
dan LASER.
Terdapat dua cara memegang skalpel :
o Pegangan telapak tangan atau juga disebut pegangan pisau makan. Skalpel
dipegang dengan jari kedua sampai jari keempat, gagang diletakkan sepanjang
pangkal ibu jari dengan jari telunjuk terletak sepanjang atas belakang dari pisau
dan ibu jari di sepanjang sisi skalpel. Pegangan ini paling baik untuk permulaan
insisi dan potongan yang besar.
o Pegangan pensil paling baik digunakan untuk memotong dengan teliti dengan
bilah yang lebih kecil. Skalpel dipegang dengan ujung jari pertama dan jari kedua
dan ujung ibu jari. Gagang diletakkan diatas anatomical snuff box pada pangkal
jari telunjuk dan ibu jari yang gemuk. Perhatikan peletakan gagang tidak boleh
terlalu jauh sepanjang jari telunjuk karena akan menyebabkan pegangan tidak
stabil dan jari menjadi kram.
- Gunting
- Pinset
Alat ini digunakan untuk memegang dan menahan jaringan pada waktu diseksi atau
menjahit. Pinset ini dibedakan menjadi 3 macam.
o Pinset bergigi tajam, yang dapat dipakai untuk memegang jaringan yang hanya
memerlukan tekanan minimal misalnya : subkutis, otot, fascia, tetapi tidak dapat
dipakai untuk memang struktur yang dapat berlubang (peritoneum, pleura).
o Pinset Adson, suatu pinset bergigi halus yang biasa dipakai dalam menjahit kulit.
o Pinset tidak bergigi, biasanya digunakan untuk memegang kasa pada waktu
membersihkan luka
o Klem bergigi halus atau tidak bergigi (klem Allis), untuk memegang kulit, fascia
atau dikenal sebagai klem jaringan.
o Klem Kocher, klem yang mempunyai bilah yang sangat kuat dipakai untuk
menarik jaringan yang sangat kuat.
o Cunam, alat penjepit dengan ujung berbentuk cincin biasa dipakai untuk
menjepit kasa pembersih luka.
Jenis penyakit yang bisa ditangani oleh dokter spesialis bedah umum.
1. Usus Buntu
Pembedahan usus buntu dapat dilakukan dengan metode Laparoskopi dan Laparotomi.
Laparoskopi adalah Teknik pembedahan area perut dengan membuat sedikit sayatan dan
memasukkan alat instrument bedah melalui area sayatan. Laparotomi adalah operasi
membuka perut untuk melihat organ di dalamnya. Operasi ini bertujuan untuk mencari
tanda-tanda penyakit yang menyerang organ perut.
Prosedur operasi usus buntu dengan operasi laparotomi:
Hernia dapat terjadi karena melemahnya dinding otot atau jaringan ikat di sekitar organ
dalam tubuh. Adapun sejumlah faktor yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat
dan memicu penyakit hernia adalah sebagai berikut:
o Pertambahan usia.
o Pernah mengidap penyakit hernia.
o Mengangkat beban berat berlebih.
o Berat badan berlebih (obesitas).
o Sembelit kronis.
o Pernah menjalani operasi pada bagian perut.
o Batuk kronis. Kondisi ini biasanya dialami oleh seseorang yang memiliki
kebiasaan merokok.
o Bayi yang lahir secara prematur atau memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
Secara umum, hernia pada tahap awal muncul tanpa gejala nyeri. Namun, bila mulai
terdapat gangguan aliran darah akibat adanya organ yang terjepit, kondisi tersebut
turut mengakibatkan rasa nyeri yang termasuk dalam kondisi darurat medis.
Langkah-langkah operasi dengan metode pembedahan laparotomi :
ANAMNESIS
Pasien dilarikan ke Puskesmas Shandy Shore tidak sadarkan diri setelah dilakukan diagnosa terdapat
luka tembak di bagian perut, setelah diberi pertolongan pertama pasien di rujuk ke rumah sakit
bandara untuk dilakukan tindakan operasi
STATUS LOKALIS
Kesadaran : Berdasarkan GCS 12/15
Tekanan Darah : 110/80 Mmhg
Nadi : 80 BPM
Respirasi : 15x/Menit
Suhu : 36,4° Celcius
Anastesi : Umum - Intravena
PRA OPERASI
1. Menyiapkan Ruang Operasi
2. Mensterilkan Ruang Operasi
3. Menyiapkan Alat Operasi
4. Mensterilkan Alat Operasi
5. Memasangkan Infus, Kateter, Oksimetri, Ventilator, serta EKG
PROSEDUR OPERASI
1. Mencuci kedua tangan, mengganti sarung tangan
2. Melakukkan proses Anastesi total
3. Memasang Infus, EKG dan kateter pada pasien
4. Mengambil Sampel Darah untuk mengetes rhesus darah pasien
5. Mengambil kantong darah untuk antisipasi jika darah dalam pasien terjadi pengurangan
6. Menyiapkan pisau bedah , lalu menyayat di bagian perut
7. Melalukan penyedotan penggumpalan darah dengan Suction Pump
8. Melakukan pencarian untuk peluru yang tertancap pada bagian usus
9. Mengambil peluru yang tertancap menggunakan pinset
10. Menjahit area usus yang terdampak tancapan peluru
11. Mencari serpihan Tulang di daerah sekitar Tulang rusuk
12. Mengambil serpihan Tulang menggunakan pinset
13. Melakukan proses rekronstuksi Tulang rusuk
14. Menggunakan Lem Tulang untuk merekatkan kembali tulang
15. Melepas Retraktor
16. Menjahit kembali daerah perut
17. Memberikan cairan Povidone Iodine untuk daerah yang dijahit
18. Mengambil Kain kassa dan perban untuk menutup daerah yang dijahit
19. Pengecekan kembali kondisi pasien
20. Melepas infus, EKG dan Kateter
21. Pasien dipindahkan ke Ruang IGD
PASCA OPERASI
1. Pasien dipindahkan ke ruang IGD untuk pengecekan lebih lanjut
2. Pasien dipindahkan ke ruang VIP setelah kondisi Normal
ANJURAN
1. Dilarang melakukan aktivitas berat
2. Dihimbau untuk tidak makan makanan yang mengandung seafood
3. Dihimbau untuk mengkonsumsi makanan lembut
HASIL RADIOLOGI
Pasien a.n. Chelsea Niggl
Diagnostik : Tertembak di area perut dan dada
Hasil Xray/CT-Scan/MRI oleh dr. Celine Myers :
1. Lokasi : Area perut dextra, torax sinistra dan dextra
2. Status : Terdapat 5 fraktur tulang, terdapat 7 serpihan tulang, terdapat robekan selebar 3cm
dan sedalam 5cm menembus usus besar
3. Status Lanjutan : Terdapat 4 peluru berukuran 7.62mm, Terdapat 3 penggumpalan darah
4. Kedalaman : 5 cm
Tanggal : 06 Juni 2023
Hari : Selasa
Lokasi : RS Bandara
Rekam Medis Pertama : Operasi Sirkumsisi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Conor D Bell
Pekerjaan : Peternak
Usia : 17 Th
No Hp : 08309147328
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Indopride
Status : Single
Dokter yang menangani : dr. Monsky D Doll
ANAMNESIS
Pasien mendatangi Puskesmas Shandy Shores untuk meminta dilakukan tindakan sirkumsisi.
PRA OPERASI
- Mencuci Tangan
- Menyiapkan Ruang Operasi
- Mensterilkan Ruang Operasi
- Menyiapkan Alat-alat Operasi
- Mensterilkan Alat Operasi
- Menyiapkan Obat-Obatan
PROSEDUR OPERASI
- Melakukan proses anestesi lokal pada area operasi
- Membersihkan area glans penis
- Mengoleskan oil/gel pelembab kulit
- Memasangkan pisau cauter ke mesin couter electric
- Menyalakan mesin cauter electric GL hingga pisau cauter Panas
- Mulai menyunat area preputium/glans penis(menggunakan teaser)
- Membersihkan darah di area sekitar penis
- Mengoleskan povidon Iodin
- Melakukan penjahit bagian preputium (untuk merapihkan)
- Mengoleskan gel/oil pelembab kulit
- Mengoleskan salep/gel peredah nyeri
- Membalut penis dengan perban
- Menyuntikkan antibiotik.
PASCA OPERASI
- Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap
- Menyuntikkan obat anti nyeri
- Pasien diperbolehkan pulang ke rumah
ANJURAN
- Pasien dilarang melakukan aktivitas seksual sampai luka kering
- Mengganti perban dan kasa steril secara rutin
- Dilarang menggunakan celana ketat
- Menjaga kelembapan area kelamin
Tanggal : 14 Juni 2023
Hari : Rabu
Lokasi : RS Bandara
Rekam Medis Pertama : Operasi Laparotomi dan penjahitan akibat luka tusuk pada usus besar
IDENTITAS PASIEN
Nama : Jennie O Lombardi
Pekerjaan : Polisi
Usia : 22 Th
No Hp : 030401
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Indopride
Status :-
Dokter yang menangani : dr. Monsky D Doll, Trainee Ulqiora Cifer
ANAMNESIS
Pasien dilarikan ke puskesmas shandy shores dengan kondisi terdapat luka tusuk pada area perut
sebelah kanan, setelah diberikan pertolongan pertama pasien mengeluhkan sakit pada perut dan
dilarikan ke RS Bandara untuk penanganan lebih lanjut.
PRA OPERASI
- Menyiapkan Ruang Operasi
- Mensterilkan Ruang Operasi
- Menyiapkan Alat Operasi
- Mensterilkan Alat Operasi
- Memasangkan Infus, Kateter, Oksimetri, Ventilator, serta EKG
PROSEDUR OPERASI
- Mencuci kedua tangan, mengganti sarung tangan.
- Mengambil Sampel Darah
- Mengambil kantong darah untuk antisipasi jika darah dalam pasien terjadi pengurangan
- Menyiapkan pisau bedah, lalu menyayat di bagian perut
- Melakukan proses penyedotan penggumpalan darah dengan Suction Pump
- Melakukan proses penjahitan robekan pada usus besar
- Melepaskan Retraktor
- Menjahit kembali daerah perut
- Untuk area yang telah di jahit dioleskan dengan Povidone Iodine
- Mengambil Kain kassa dan perban dan menutup area yang telah dijahit
- Melakukan pengecekkan ulang kondisi pasien
- Melepas Infus, EKG dan Kateter
- Pasien dipindahkan ke Ruang Rawat Inap
PASCA OPERASI
- Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap
- Melakukan penggantian cairan infus
- Memasang kembali EKG
- Pasien dipantau sampai siuman dan benar-benar pulih
- Memberikan resep obat kepada pasien
ANJURAN
- Dilarang melakukan aktivitas berat
- Dihimbau untuk mengkonsumsi makanan lembut
HASIL RADIOLOGI
Pasien a.n. Jennie O Lombardi
Diagnostik : Luka tusuk di perut
Hasil Xray oleh Co.Ass Fernando Alexio Harvey :
1. Lokasi : Abdomen bagian Kanan
2. Status : Usus Besar (Kolon) tersobek
3. Status Lanjutan : terdapat 2 gumpalan darah, kemungkinan adanya infeksi
4. Kedalaman : 5 Cm
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, d. K. (2021, Desember 13). Peran Dokter Bedah Umum. Jakarta, Indonesia.
dr. Kristanto Yuli Yarso, S. (2018). BEDAH MINOR. Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
dr. Vincent Lim, M. M. (2023, Maret 29). Apa itu Herina. Retrieved from Siloam Hospitals:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-hernia