KEDOKTERAN GIGI
Oleh Aurelia Singkay (220111030009)
Pengantar
ULASAN
Ulasan merupakan teks yang berfungsi untuk menimbang, menilai, dan
mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa yang diulas tersebut
(Gerot & Wignell, 1994; Hyland & Diani 2009).
Ulasan buku memaparkan tujuan buku ditulis, menguraikan strukturnya,
menjelaskan gaya penulisannya, dan meletakkan isinya ke dalam konteks
yang lebih luas dengan cara membandingkannya dengan buku-buku lain
yang sejenis.
STRUKTUR 01 IDENTITAS BUKU
TEKS 02 ORIENTASI
03 TAFSIRAN ISI
ULASAN 04 EVALUASI
05 RANGKUMAN
BUKU
Identitas
BUKU
Judul : Cairan Rongga Mulut
Dr. drg. Atik Kurniawati, M. Kes., memperoleh gelar untuk bahan referensi penelitian dan pengembangan
Sarjana (S-1) dan profesi dari Fakultas Kedokteran keilmuan, terutama dibidang kedokteran gigi.
Gigi Universitas Airlangga pada tahun 1996.
Tafsiran ISI
Bab pertama membahas mengenai pengertian cairan Keadaan ini menunjang netralisasi asam yang dapat
rongga mulut. Pada bab ini penulis menjelaskan bahwa ditemukan dalam proses karies di area tepi gingiva.
cairan rongga mulut terdiri dari saliva, cairan celah Cairan sulkus gingiva juga dapat digunakan sebagai
gingiva, dan sekret epitel rongga mulut. Saliva adalah indikator untuk menilai keadaan jaringan
suatu cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna, dan periodontal secara objektif.
disekresikan dari kelenjar saliva mayor dan minor untuk
mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut. Bab kedua membahas mengenai embrio kelenjar
Sifat kelenjar saliva dan sekresinya ditentukan oleh tipe saliva. Pada materi kedua diharapkan di akhir
sekretori yaitu: serous, seromukus, dan mukus.
pembelajaran mahasiswa mampu memahami dan
Sedangkan cairan sulkus gingiva berasal dari serum
menjelaskan embriologi kelenjar saliva, dan
darah yang terdapat dalam sulkus gingiva baik gingiva
mahasiswa mampu menjelaskan pembentukan dan
dalam keadaan sehat maupun meradang. Cairan sulkus
klasifikasi kelenjar saliva. Pembentukan kelenjar
gingiva bersifat alkali sehingga dapat mencegah
saliva telah dimulai pada awal kehidupan fetus
terjadinya karies pada permukaan enamel dan
mulai usia 4 - 12 minggu IU.
sementum yang halus.
Pada materi ini tujuan akhir pembelajaran yang
Bab ketiga membahas mengenai komponen saliva
diharapkan adalah mahasiswa mampu menjelaskan
dan struktur kelenjar saliva. penulis menjelaskan komposisi saliva, mahasiswa mampu menjelaskan
bahwa saliva atau ludah diproduksi secara berkala dan komposisi cairan sulkus gingiva, dan mahasiswa
susunannya sangat tergantung pada umur, jenis mampu menjelaskan struktur saliva dan kelenjar
memahami dan menjelaskan fungsi saliva, dan fungsi normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila
cairan sulkus gingiva. Bab kelima membahas mengenai terjadi perubahan substrat atau berpindah dari
habitat yang semestinya. Bakteri terakumulasi baik
sekresi saliva. Pada materi ini membahas bagaimana
pada jaringan lunak maupun keras dalam suatu
mekanisme kontrol sekresi saliva, faktor-faktor apa saja
bentuk lapisan yang sering menyebabkan terjadinya
yang dapat mempengaruhi, serta kondisi penyakit yang
gangguan pada rongga mulut.
dapat mengganggu pengendalian sekresi saliva.
Mikroba di rongga mulut dan dapat diklasifikasikan Berdasarkan anamnesis terarah dapat dilakukan
berdasarkan oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk pemeriksaan kualitas dan kuantitas saliva melalui
bertahan hidup menjadi bakteri aerob, anaerob, dan metode pengukuran laju aliran saliva, volume saliva,
anaerob fakultatif. Bakteri aerob merupakan flora oral viskositas saliva, kapasitas buffer dan pengukuran cairan
sulkus gingiva. Fungsi kelenjar saliva dapat dibedakan
normal di dalam mulut dan memiliki hubungan yang
dengan teknik pengukuran tertentu. Penurunan laju
harmonis dengan host. Hubungan ini dapat terganggu
aliran saliva akan menyebabkan volume menurun,
karena perubahan yang dipengaruhi oleh keseimbangan
viskositas meningkat, sehingga pH saliva pun menurun.
mikroba sehingga dapat menyebabkan peningkatan
Hal ini dapat menyebabkan retensi bakteri dan
prevalensi karies gigi.
demineralisasi elemen-elemen gigi dengan cepat,
Bab tujuh membahas mengenai pemeriksaan dan
sedangkan kenaikan pH dapat membentuk kolonisasi
pengukuran cairan rongga mulut. Pada bab ini akan
bakteri yang menyimpan juga meningkatnya
diuraikan macam- macam pemeriksaan dan
pembentukan kalkulus. Pengukuran cairan sulkus
pengukuran saliva dan cairan sulkus gingiva. Penulis gingiva berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit
menjelaskan bahwa pemeriksaan dan pengukuran atau kelainan periodontal, sehingga pengukuran
cairan rongga mulut dapat digunakan untuk terhadap adanya mediator-mediator inflamasi di dalam
mengetahui kondisi kesehatan seseorang, dan juga CSG ini dapat digunakan untuk mengevaluasi adanya
digunakan untuk menegakkan diagnosa adanya faktor-faktor risiko terhadap kehilangan perlekatan
gangguan pada sekresi kelenjar seperti xerostomia. gingiva hingga kerusakan tulang alveolar.
Bab delapan membahas mengenai mekanisme Dan bab terakhir membahas mengenai kelainan
pertahanan cairan rongga mulut. Pokok bahasan saliva. Pada materi ini akan dijabarkan macam
materi ini adalah mengenai mekanisme pertahanan kelainan pada saliva dan kelenjar saliva. Kelainan
pada saliva dan cairan sulkus gingiva. Di akhir bab sekresi yang sering terjadi adalah xerostomia, karena
diharapkan pembaca dapat memahami dan mampu berkurangnya jumlah sekresi saliva. Sebaliknya,
menjelaskan mekanisme pertahanan rongga mulut hipersalivasi saliva yaitu keadaan sekresi saliva yang
yang diperankan oleh cairan rongga mulut, yaitu saliva berlebih. Berikut ini juga akan dijelaskan etiologi
dan cairan sulkus gingiva. Dengan mengetahui faktor- penyebab kelainan yang terjadi. Air liur atau saliva
faktor pertahanan cairan rongga mulut, maka dapat diproduksi dari kelenjar saliva yang berada di bagian
dipahami mekanisme terjadinya proses inflamasi di mulut dan rahang. Produksi saliva di bawah
rongga mulut, terutama yang melibatkan jaringan pengaruh sistem saraf autonom yang berarti tidak
BUKU
pembaca awam. Buku ini juga memiliki beberapa kesalahan
dalam penulisan kata sehingga dapat membuat pembaca jadi
salah mengartikan kata tersebut.
Buku dengan judul “Cairan Rongga Mulut” mengulas Dengan kekurangan yang ada, buku cairan
secara sederhana namun jelas dan lengkap rongga mulut yang ditulis oleh Yani
mengenai cairan rongga mulut yang meliputi saliva Corvianindya dan Atik Kurniawati lebih
dan cairan sulkus gingiva, dimana keduanya tepat dan bermanfaat digunakan sebagai
merupakan sumber cairan diagnostik yang dapat buku untuk mahasiswa karena berbeda
digunakan mendeteksi berbagai kelainan di rongga dengan buku anatomi, histologi, fisiologi
sistem rongga mulut yang ditulis oleh yang
mulut. Materi dalam buku ajar ini dapat juga
ditulis oleh Rachmi Fanani Hakim karena
digunakan sebagai acuan untuk bahan referensi
membahas secara lengkp mengenai
penelitian dan pengembangan keilmuan, terutama
anatomi, fisiologi sampai histologi rongga
dibidang kedokteran gigi karena menggunakan
mulut yang membahas lebih lengkap tentang cairan ronggga
sumber-sumber yang terpercaya. Dalam buku ini mulut secara meyeluruh. Meskipun terdapat beberapa
juga dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga perbedaan, kedua buku ditulis sebagai pedoman dalam
memudahkan pembaca lebih mengerti dengan apa pembelajaran tentang anatomi gigi dan mulut, sehingga dapat
yang disampaikan atau dijelaskan oleh penulis. bermanfaat dalam penerapan langsung praktik kedokteran gigi.
Rangkuman
EVALUASI
Buku ini mengulas secara sederhana namun jelas dan
lengkap tentang cairan rongga mulut yang meliputi
saliva dan cairan sulkus gingiva, dimana keduanya
merupakan sumber cairan diagnostik yang dapat
digunakan mendeteksi berbagai kelainan di rongga
mulut. Materi dalam buku ajar ini juga dapat
digunakan sebagai acuan untuk bahan referensi
penelitian dan pengembangan keilmuan, terutama
dibidang kedokteran gigi. Buku ini sangat berguna dan
perlu dimiliki oleh mahasiswa kedokteran, dokter gigi,
maupun dokter spesialis, karena buku tersebut sangat
membantu dalam menunjang proses pembelajaran.
Terima
KASIH