1 Moderasi Penelitian ini adalah penelitian disimpulkan bahwa upaya disimpulkan bahwa upaya Khojir, K. (2020). Pendidikan kualitatif dengan menggali data pesantren dalam pesantren dalam MODERASI Pesantren di pokok di lapangan (field membentuk moderasi membentuk moderasi PENDIDIKAN Kalimantan research). Pendekatannya yaitu pendidikan melalui: pendidikan melalui: PESANTREN DI Timur teologis, pedagogik dan pemberian pemahaman pemberian pemahaman KALIMANTAN fenomenologis. Subyek kepada warga pesantren kepada warga pesantren TIMUR. Ta'dib, penelitian ini adalah pesantren di tentang segala bentuk tentang segala bentuk 23(1), 95-106. Kalimantan Timur sejumlah 103 ekstrimisme dan ekstrimisme dan pesantren (BPS, 2017). radikalisme karena hal radikalisme karena hal Mengingat populasinya cukup tersebut bertentangan tersebut bertentangan banyak, maka penulis membatasi dengan nilai-nilai agama dengan nilai-nilai agama beberapa pesantren dengan Islam dan kemanusiaan, Islam dan kemanusiaan, kriteria yaitu pesantren menumbuhkan sikap menumbuhkan sikap terpenuhi lima elemen yaitu kiai, keterbukaan, fleksibilitas keterbukaan, fleksibilitas santri, pondok (asrama), masjid dalam memahami agama dalam memahami agama dan pembelajaran kitab kuning, dengan tetap menjaga dengan tetap menjaga jumlah santri minimal 75 santri, substansi ajaran alqur’an di substansi ajaran alqur’an di dan pesantren yang secara resmi tengah perkembangan tengah perkembangan terdaftar di Kementerian Agama. masyarakat, memilih bahan masyarakat, memilih bahan Memperhatikan kriteria di atas, ajar atau kitab yang bebas ajar atau kitab yang bebas maka yang dipilih menjadi dari nilai-nilai radikalisme, dari nilai-nilai radikalisme, subyek penelitian ini yaitu mendesain kurikulum mendesain kurikulum Pesantren Nabil Husein, Sabilal moderat dengan cara moderat dengan cara Rasyad, alHusna, al-Mujahidin mengakomodasi ilmu mengakomodasi ilmu Samarinda, Syaichona Cholil, agama dengan ilmu umum, agama dengan ilmu umum, Arsyad al-Banjari Balikpapan, al mengolaborasikan antara mengolaborasikan antara Ikhlas dan Hidayatullah kurikulum Kementerian kurikulum Kementerian Kabupaten Kutai Timur, Binaul Agama, Kementerian Agama, Kementerian Muhajirin Kabupaten Penajam Pendidikan dan Pendidikan dan Paser Utara dan al-Khalil Kebudayaan, dan diniyah Kebudayaan, dan diniyah Kabupaten Berau. Fokus (pesantren), mendesain (pesantren), mendesain penelitian ini yaitu upaya metode pembelajaran yang metode pembelajaran yang pesantren dalam membentuk moderat, memformat moderat, memformat moderasi pendidikan, model kegiatan kepesantrenan kegiatan kepesantrenan moderasi pendidikan dan dengan nuansa moderat, dengan nuansa moderat, implikasi moderasi pendidikan pesantren melayani santri pesantren melayani santri pesantren. Sumber data terbagi secara seimbang baik secara seimbang baik menjadi dua yaitu sumber data dalam aspek religius, jiwa, dalam aspek religius, jiwa, primer dan sekunder. Sumber jasmani, akal dan jasmani, akal dan data primer meliputi pengasuh, keterampilan. Model keterampilan. Model pengurus yayasan, dewan asatidz moderasi pendidikan moderasi pendidikan dan santri. Sedangkan sumber pesantren yaitu pesantren yaitu data sekundernya yaitu alumni terintegrasi dengan terintegrasi dengan dan masyarakat sekitar. pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kegiatan Penggalian data menggunakan keagamaan dan ibadah, keagamaan dan ibadah, teknik wawancara mendalam (in- serta kolaborasi dengan serta kolaborasi dengan depth interview), observasi, dan kultur pesantren. Implikasi kultur pesantren. Implikasi dokumentasi. Secara umum moderasi pendidikan di moderasi pendidikan di teknis analisis data dengan pesantren yaitu pertama, pesantren yaitu pertama, langkah-langkah persepsi positif masyarakat persepsi positif masyarakat pengelompokan, pemilahan, terhadap pesantren dan terhadap pesantren dan pengkategorian dan pemaknaan. berkembangnya pesantren berkembangnya pesantren Kemudian dilakukan refleksi dengan indikator dengan indikator untuk menemukan hubungan bertambahnya animo bertambahnya animo antar data dan pemaknaan masyarakat. Kedua, masyarakat. Kedua, sesuai dengan fakta di lapangan. pesantren menjadi rujukan pesantren menjadi rujukan Analisis reflektif digunakan juga bagi masyarakat dalam bagi masyarakat dalam untuk merefleksikan fenomena menyelesaikan problem menyelesaikan problem pembentukan moderasi terutama yang berkaitan terutama yang berkaitan pendidikan, mencari model dan dengan keagamaan dan dengan keagamaan dan implikasinya. Setelah data pendidikan. Ketiga, pendidikan. Ketiga, dianalisis, maka untuk menjamin meningkatnya kesadaran meningkatnya kesadaran bahwa data shahih dan valid, sikap moderat bagi sikap moderat bagi maka perlu diuji dengan masyarakat. Berdasarkan masyarakat. Berdasarkan triangulasi baik teori, sumber temuan di atas, beberapa temuan di atas, beberapa maupun waktu hal yang perlu hal yang perlu direkomendasikan, direkomendasikan, pertama, pesantren pertama, pesantren hendaknya memperkuat hendaknya memperkuat nilai-nilai moderasi nilai-nilai moderasi pendidikan, karena pendidikan, karena pesantren merupakan aset pesantren merupakan aset bangsa. Kedua, pemerintah bangsa. Kedua, pemerintah sebaiknya terus memantau sebaiknya terus memantau dan mendorong dan mendorong terwujudnya moderasi terwujudnya moderasi pendidikan di pesantren. pendidikan di pesantren. Ketiga, para akademisi Ketiga, para akademisi hendaknya memberikan hendaknya memberikan perhatian tentang kajian perhatian tentang kajian pesantren khususnya pesantren khususnya masalah moderasi. Temuan masalah moderasi. Temuan ini dapat menjadi refleksi ini dapat menjadi refleksi bahwa jika pesantren dekat bahwa jika pesantren dekat dengan nilai-nilai moderat, dengan nilai-nilai moderat, maka didekati oleh maka didekati oleh masyarakat, bahkan masyarakat, bahkan menjadi referensi dalam menjadi referensi dalam persoalan keagamaan, persoalan keagamaan, pendidikan dan sosial pendidikan dan sosial bahkan sampai persoalan bahkan sampai persoalan ekonomi dan politik. ekonomi dan politik. Sebaliknya jika pesantren Sebaliknya jika pesantren mengusung nilainilai mengusung nilainilai radikal dan tidak sejalan radikal dan tidak sejalan dengan substansi ajaran dengan substansi ajaran agama Islam, maka dijauhi agama Islam, maka dijauhi oleh masyarakat oleh masyarakat 2 Mobile Penelitian ini termasuk Research Peneliti menghimpun dan Peneliti menghimpun dan Hanifah, N. H., Learning pada and development yang disebut menyeleksi bahan materi menyeleksi bahan materi Rofiki, I., Sedayu, Mata Kuliah juga penelitian pengembangan pembelajaran yang relevan pembelajaran yang relevan A., & Hariyadi, M. Strategi dengan penggunaan model serta informasi-informasi serta informasi-informasi A. (2020). Mobile Pembelajaran ADDIE (Branch, 2009; Kristanti aktual dari berbagai aktual dari berbagai learning pada mata MI/SD: dkk., 2018). Terdapat lima sumber. Pengonstruksian sumber. Pengonstruksian kuliah strategi Penelitian tahapan dalam model materi disesuaikan dengan materi disesuaikan dengan pembelajaran Pengembanga pengembangan ADDIE, yaitu: silabus sehingga dapat silabus sehingga dapat MI/SD: Penelitian n Analisis (Analysis), Perancangan mempermudah mahasiswa mempermudah mahasiswa pengembangan. (Design), Pengembangan dalam proses belajar. dalam proses belajar. Ta'dib, 23(1), 123- (Development), Implementasi Penelitian pengembangan Penelitian pengembangan 132. (Implementation), dan Evaluasi ini menghasilkan produk ini menghasilkan produk (Evaluation). Pembuatan aplikasi media berbasis mobile media berbasis mobile media mobile learning learning pada materi mata learning pada materi mata menggunakan software Android kuliah strategi kuliah strategi Studio 3.4. pembelajaran. pembelajaran. 1. Partisipan dan Waktu Pengembangan media Pengembangan media Penelitian Penilitian ini pembelajaran tersebut bisa pembelajaran tersebut bisa melibatkan calon guru dimanfaatkan sebagai dimanfaatkan sebagai (mahasiswa) Pendidikan Guru informasi pengetahuan informasi pengetahuan Madrasah Ibtidaiyah di Malang bagi mahasiswa dalam hal bagi mahasiswa dalam hal yang menempuh mata kuliah praktik mengajar ataupun praktik mengajar ataupun Strategi Pembelajaran MI/SD. pemahaman materi pada pemahaman materi pada Penelitian ini dilaksanakan mata kuliah setrategi mata kuliah setrategi selama 3 bulan pada semester pembelajaran MI/SD. pembelajaran MI/SD. gasal tahun 2019/2020. Temuan penelitian ini Temuan penelitian ini 2. Jenis dan Sumber Data membuktikan bahwa membuktikan bahwa Penelitian ini menggunakan data proses pembelajaran yang proses pembelajaran yang kualitatif dan data kuantitatif. memanfaatkan media memanfaatkan media Data kualitatif dikumpulkan mobile learning berbasis mobile learning berbasis berdasarkan tanggapan, android berpengaruh android berpengaruh masukan, kritik hasil penilaian, positif pada nilai hasil positif pada nilai hasil dan saransaran perbaikan belajar mahasiswa. Karena belajar mahasiswa. Karena melalui angket pertanyaan nilai hasil belajar nilai hasil belajar terbuka kepada para expert mahasiswa pada kelas mahasiswa pada kelas judgement, yaitu ahli materi, ahli eksperimen lebih baik eksperimen lebih baik desain, dan ahli pembelajaran. dibandingkan dengan nilai dibandingkan dengan nilai Data kuantitatif berbentuk angka hasil belajar pada kelas hasil belajar pada kelas yang dikumpulkan dari angket kontrol, maka hal ini kontrol, maka hal ini pertanyaan tertutup berupa membuktikan pencapaian membuktikan pencapaian poin-poin pertanyaan terstruktur tingkat efektivitas media. tingkat efektivitas media. yang berisikan penilaian media Penelitian ini Penelitian ini yang dikembangkan dari segi menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa pembelajaran, materi, tampilan, terdapat perbedaan yang terdapat perbedaan yang dan bahasa yang digunakan serta signifikan antara nilai rata- signifikan antara nilai rata- perolehan nilai hasil belajar rata hasil belajar rata hasil belajar mahasiswa setelah mahasiswa kelas kontrol mahasiswa kelas kontrol menggunakan media dengan kelas eksperimen dengan kelas eksperimen pembelajaran. Produk media ini hanya Produk media ini hanya 3. Teknik Pengumpulan Data sebagai suplemen kepada sebagai suplemen kepada Pengumpulan data dalam mahasiswa untuk mahasiswa untuk penelitian ini menggunakan menanamkan konsep pada menanamkan konsep pada lembar validasi dan angket mata kuliah strategi mata kuliah strategi kuesioner. pembelajaran MI/SD. Pada pembelajaran MI/SD. Pada 4. Desain Uji Coba True saat pembelajaran saat pembelajaran experimental dalam matching berlangsung sebaiknya uji berlangsung sebaiknya uji pretest – post test comparison coba tetap dilaksanakan. coba tetap dilaksanakan. group design (Effendi, 2013) Media ini dapat Media ini dapat dipakai sebagai desain uji coba dimanfaatkan secara dimanfaatkan secara untuk penelitian pengembangan menyeluruh di kelas dan menyeluruh di kelas dan ini. Penelitian ini menggunakan bisa digandakan untuk bisa digandakan untuk tes hasil belajar sebanyak dua pemanfaatan secara lebih pemanfaatan secara lebih kali untuk mengukur ranah luas. Media mobile learning luas. Media mobile kognitif mahasiswa. Tes pertama ini memiliki keterbatasan learning ini memiliki bertujuan untuk mengetahui pada pengguna seluler keterbatasan pada kemampuan kognitif kedua android saja (bukan untuk pengguna seluler android kelompok sedangkan tes kedua pengguna perangkat iOS). saja (bukan untuk bertujuan untuk mengukur hasil Oleh karena itu, disarankan pengguna perangkat iOS). belajar siswa kepada pengembang Oleh karena itu, disarankan 5. Teknik Analisis Data selanjutnya untuk dapat kepada pengembang Pengembangan media ini menyempurnakan selanjutnya untuk dapat menggambarkan dan kekurangan yang ada dari menyempurnakan mempresentasikan secara rinci media ini. Ketika kekurangan yang ada dari sesuai dengan informasi data pemutaran aktivitas pada media ini. Ketika yang didapatkan dan media pembelajaran, pemutaran aktivitas pada dikumpulkan dari hasil angket pengembang sebaiknya media pembelajaran, serta pencapaian tes hasil belajar memberikan rentang pengembang sebaiknya yang selanjutnya akan waktu. Penelitian memberikan rentang diterjemahkan ke dalam selanjutnya dapat diperluas waktu. Penelitian pengembangan media untuk merancang aplikasi selanjutnya dapat diperluas pembelajaran berbasis android mobile learning pada mata untuk merancang aplikasi yang cocok dengan kebutuhan kuliah lainnya. mobile learning pada mata mahasiswa. Teknis analisis data kuliah lainnya. menggunakan cara sebagai berikut. a. Kualitatif Data kualitatif dilaksanakan uji coba, data untuk memperoleh penilaian untuk menerima saran, kritik, dan input dalam rangka perbaikan. Untuk menguji tingkat ketepatan, respons penggunaan media pembelajaran dapat menggunakan hasil dari analisis deskriptif. b. Kuantitatif Data kuantitatif dari angket para ahli yang dihimpun berupa angka-angka yang selanjutnya diolah dan dianalisis dengan deskriptif persentase c. Uji Asumsi Data Awal 1) Uji Normalitas Menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05 untuk menguji normalitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 2) Uji Homogenitas Menggunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 0,05 untuk menguji homogenitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 6. Analisis Uji Asumsi Data Akhir Uji-T Pengaruh terhadap suatu perlakuan digunakan dengan Uji- t yang dibebankan terhadap suatu kelompok objek penelitian satu pihak dengan nilai signifikansinya 0,05 yaitu pihak kanan. 7. Rencana Pembahasan a. Analysis Peneliti melakukan analisis pada pengembangan media pembelajaran berbasis mobile. Kegiatan ini berupa analisis kebutuhan, analisis lingkungan belajar, analisis karakteristik mahasiswa, dan analisis tujuan pembelajaran. b. Design Desain disusun dengan mempelajari masalah, kemudian mencari solusi melalui identifikasi dari tahap analisis kebutuhan pada proses sebelumnya. Langkah yang ditempuh pada tahap desain ini adalah menentukan strategi pembelajaran dan pembuatan rancangan media pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk storyboard. c. Development Pada tahap ini, peneliti mewujudkan desain menjadi kenyataan. Peneliti menyusun dan merancang mobile learning dari hasil pengumpulan informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. d. Implementation Pada tahap ini, mobile learning berbasis android diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dari tahap implementasi yaitu membimbing mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran serta memastikan bahwa pada akhir pembelajaran mahasiswa memperoleh suatu kompetensi pengetahuan dan keterampilan. e. Evaluation Terdapat dua model evaluasi yang digunakan, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan agar mendapatkan data untuk melakukan revisi bahan terhadap media pembelajaran yang dihasilkan supaya lebih efektif, sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan agar meningkatkan tingkat efektivitas mobile learning berbasis android secara keseluruhan dibanding dengan produk lain. 3 Implementasi Penelitian ini menggunakan Berdasarkan penelitian di Berdasarkan penelitian di Almas, A. F., & Program pendekatan evaluasi (evaluation atas dapat disimpulkan atas dapat disimpulkan Machali, I. (2020). Madrasah research) (Asrori, 2014; bahwa efektivitas bahwa efektivitas Implementasi Tahfidz Sukmadinata, 2012) yang keseluruhan program keseluruhan program Program Madrasah Kemenag DIY berorientasi pada tujuan madrasah tahfidz madrasah tahfidz Tahfidz Kemenag di Madrasah program. Penelitian ini Kementerian Agama DIY Kementerian Agama DIY DIY di Madrasah Aliyah Negeri menggunakan metode kombinasi yang diterapkaan pada yang diterapkaan pada Aliyah Negeri se- se-Kota kualitatif dan kuantitatif (mixed MAN 1 Yogyakarta dan MAN 1 Yogyakarta dan Kota Yogyakarta. Yogyakarta methods) dengan model/strategi MAN 2 Yogyakarta MAN 2 Yogyakarta Jurnal Ta’dib, 23(2), concurrent embedded (Sugiyono, dikatakan “cukup efektif”. dikatakan “cukup efektif”. 189-200. 2015). Metode kualitatif sebagai Hal ini terlihat dari tiga Hal ini terlihat dari tiga metode primer untuk komponen yaitu input, komponen yaitu input, mengevaluasi kontek, input, proses, dan outcome dari proses, dan outcome dari proses dan outcome (CIPO) lima komponen evaluasi lima komponen evaluasi program madrasah tahfidz. CIPPO terpenuhi secara CIPPO terpenuhi secara Sedangkan metode kuantitatif optimal. Sedangkan dua optimal. Sedangkan dua sebagai metode sekunder untuk komponen lainnya yaitu komponen lainnya yaitu mengevaluasi produk (P) pertama, konteks tidak pertama, konteks tidak program madrasah tahfidz. efektif karena tujuan efektif karena tujuan Peneliti menggunakan teknik program dinilai kurang program dinilai kurang purposive sampling dalam tepat sasaran. Dimana tepat sasaran. Dimana menentukan subyek kualitatif, peserta didik seharusnya peserta didik seharusnya sedangkan subjek kuantitatif lebih membutuhkan lebih membutuhkan menggunakan simple random tahsinul quran dibanding tahsinul quran dibanding sampling (Sugiyono, 2013). hafalan juz 2. Kedua, hafalan juz 2. Kedua, Teknik pengambilan sampel produk tidak efektif karena produk tidak efektif karena untuk kuantitatif menggunakan rata-rata keefektivitasan rata-rata keefektivitasan rumus Taro Yamane atau Slovin hafalan peserta didik pada hafalan peserta didik pada (Sugiyono, 2013) dengan tingkat tingkat sedang dengan tingkat sedang dengan penyimpangan 8% menghasilkan prosentase (46,6%). Hasil prosentase (46,6%). Hasil 116 sampel siswa dari 454 siswa penelitian ini dapat penelitian ini dapat kelas XI MAN 1 dan MAN 2 menjadi refleksi dan menjadi refleksi dan Yogyakarta. Teknik pengumpulan memberikan rekomendasi memberikan rekomendasi data yang digunakan dalam kepada pemangku kepada pemangku penelitian ini adalah wawancara, kebijakan yaitu seksi kebijakan yaitu seksi observasi, dokumentasi dan pendidikan madrasah pendidikan madrasah angket. Teknik analisis data Kementerian Agama Kementerian Agama dengan cara mereduksi data, Daerah Istimewa Daerah Istimewa menyajikan data, dan menarik Yogyakarta untuk “merevisi Yogyakarta untuk “merevisi kesimpulan. HASIL DAN program”. Hal ini program”. Hal ini PEMBAHASAN Program tahfidz dikarenakan masih dikarenakan masih MAN 1 Yogyakarta dan MAN 2 terdapat 2 komponen yang terdapat 2 komponen yang Yogyakarta berdasarkan dinilai tidak efektif. Masih dinilai tidak efektif. Masih kebijakan dari Kementerian perlu diadakannya perlu diadakannya Agama Daerah Istimewa penelitian lanjutan untuk penelitian lanjutan untuk Yogyakarta dievaluasi dan diukur meningkatkan efektivitas meningkatkan efektivitas keefektivitasannya melalui program madrasah tahfidz. program madrasah tahfidz. paradigma context, input, process, product dan outcomes- nya (CIPPO). Model evaluasi CIPP Stufflebeam (Arifin, 2009; Asrori, 2014; Safruddin, 2014) yang disempurnakan oleh Gilbert Sax menjadi model evaluasi CIPPO (Widoyoko, 2014) digunakan untuk menganalisis program madrasah tahfidz berdasarkan komponenkomponennya. Menurut Stufflebeam lingkup evaluasi program meliputi empat tingkatan yaitu evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk. Model CIPP Stufflebeam ini disempurnakan oleh Gilbert Sax dengan menambahkan satu komponen O yaitu outcome menjadi CIPPO. Outcome adalah implementasi dari produk (Safruddin, 2014), keefektivitasan dari keseluruhan program Madrasah Tahfidz sebagaimana berikut: Evaluasi Context Evaluasi konteks berupaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi dan tujuan proyek (Suryono, 2015). Kebutuhan 4 Analisis Penelitian ini menggunakan Setelah melakukan analisis Setelah melakukan analisis Fitri, A. R., & Materi Buku pendekatan kualitatif berupa dari hasil penelitian, dapat dari hasil penelitian, dapat Hasrul, H. (2021). Analisis Materi PPKN Kelas X penjelasan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa materi disimpulkan bahwa materi Buku PPKn Kelas X Semester 1 dan teknik atau metode PPKn kelas X semester 1 PPKn kelas X semester 1 Semester 1 yang yang Memuat penelitiannya adalah analisis isi memuat nilai-nilai memuat nilai-nilai Memuat Nilai-nilai Nilai nilai (content analysis). Penelitian antikorupsi. Namun, pada antikorupsi. Namun, pada Antikorupsi. Journal Antikorupsi kualitatif merupakan penelitian materi tersebut tidak materi tersebut tidak of Civic yang mendeksripsikan atau menjelaskan nilai-nilai menjelaskan nilai-nilai Education, 4(3), 201-211. menggambarkan data dengan antikorupsi secara konkret. antikorupsi secara konkret. menggunakan kata-kata atau Hal ini dikarenakan Hal ini dikarenakan kalimat yang terpisah beberapa karakter beberapa karakter berdasarkan kategori untuk antikorupsi tidak antikorupsi tidak mendapatkan kesimpulan dijabarkan oleh penulis di dijabarkan oleh (Arikunto, 2009). Sedangkan materi tersebut. Sehingga penulis di materi tersebut. analisis isi merupakan suatu penanaman nilainilai Sehingga penanaman teknik penelitian yang objektif antikorupsi hanya bisa nilainilai antikorupsi hanya dan sistematis (Barelson, 1952). dimasukkan pada materi bisa dimasukkan pada Peneliti membuat dan yang menjabarkan nilai- materi yang menjabarkan mengembangkan instrumen nilai antikorupsi melalui nilai-nilai antikorupsi penelitian sendiri. Dimana, penyampaian materi oleh melalui penyampaian Peneliti menggunakan instrumen guru berdasarkan variasi materi oleh guru lembar analisis materi buku PPKn metode pembelajarannya berdasarkan variasi kelas X semester 1 kurikulum kepada peserta didik. metode pembelajarannya 2013 edisi revisi 2017 yang Dengan adanya kepada peserta didik. memuat nilai-nilai antikorupsi. penanaman nilai-nilai Dengan adanya Penelitian ini menggunakan antikorupsi ini diharapkan penanaman nilai-nilai teknik pengumpulan data melalui dapat mencegah antikorupsi ini diharapkan studi dokumentasi dan informasi tumbuhnya jiwa koruptor dapat mencegah yang didapatkan dari beberapa pada peserta didik di tumbuhnya jiwa koruptor sumber tertulis ataupun Indonesia. Pada materi pada peserta didik di dokumen. Langkah-langkah PPKn KD 3.1 kelas X Indonesia. Pada materi dalam teknik analisis data dalam memuat penjabaran PPKn KD 3.1 kelas X penelitian ini, yaitu: 1) Membaca karakter jujur, disiplin, memuat penjabaran buku yang dianalisis, 2) tanggung jawab, adil, karakter jujur, disiplin, Mencantumkan kompetensi peduli, kerja keras, tanggung jawab, adil, dasar di lembar instrumen kesederhanaan, dan peduli, kerja keras, analisis materi PPKn Kelas X mandiri. Pada materi PPKn kesederhanaan, dan semester 1 kurikulum 2013 yang KD 3.2 kelas X memuat mandiri. Pada materi PPKn memuat nilai-nilai antikorupsi, 3) penjabaran karakter KD 3.2 kelas X memuat Mencantumkan materi pelajaran disiplin, tanggung jawab, penjabaran karakter berdasarkan KD tertentu, 4) adil, peduli, kerja keras, disiplin, tanggung jawab, Mencantumkan materi PPKn dan mandiri. Dengan adil, peduli, kerja keras, yang memuat nilai-nilai demikian dapat dan mandiri. Dengan antikorupsi pada tabel disimpulkan bahwa, guru demikian dapat instrumen. Kegiatan ini bisa menanamkan nilainilai disimpulkan bahwa, guru berdasarkan landasan teori nilai- antikorupsi melalui bisa menanamkan nilainilai nilai antikorupsi), 5) penyampaian materi antikorupsi melalui Mencantumkan analisis penulis kepada peserta didik penyampaian materi terhadap materi yang berkaitan dengan disesuaikan pada kepada peserta didik erat dengan nilai-nilai antikorupsi temuan materi yang telah dengan disesuaikan pada tersebut pada tabel instrumen, dijabarkan pada hasil temuan materi yang telah 6) Menjumlahkan nilainilai penelitian. dijabarkan pada hasil antikorupsi yang dimuat pada penelitian. materi setiap KD-nya, dan 7) Menjabarkan hasil analisisnya dalam bentuk paragraf, lalu dikaitkan dengan teori nilai-nilai antikorupsi yang digunakan penulis. 5 Instalasi Tahapan atau langkah-langkah Kesimpulan yang diperoleh Kesimpulan yang diperoleh Aulia, S. (2022). Perangkat dan yang dilakukan dalam dari Pengabdian Kepada dari Pengabdian Kepada Instalasi Perangkat Aplikasi serta pelaksanaan pengabdian kepada Masyarakat yang telah Masyarakat yang telah dan Aplikasi serta Operasional masyarakat untuk menyelesaikan dilakukan terkait perangkat dilakukan terkait perangkat Operasional Layanan Video permasalahan mitra, yaitu: dan aplikasi video dan aplikasi video Layanan Video Conference di 1. Paparan tentang Kebutuhan conference yang telah conference yang telah Conference di UPTD PSKW Dasar Layanan Video Conference dilakukan adalah sebagai dilakukan adalah sebagai UPTD PSKW Andam Andam Dewi Pelakasanaan dimulai dengan berikut : berikut : Dewi Solok. Jurnal Solok pemberian wacana perkenalan 1. Hasil pengujian video 1. Hasil pengujian video Abdimas: kebutuhan dasar layanan video conference dengan conference dengan Pengabdian dan conference. Pemberian wacana menggunakan akses WLAN menggunakan akses WLAN Pengembangan ini bertujuan agar peserta pada kegiatan PKM di pada kegiatan PKM di Masyarakat, 4(2), perempuan dalam tahap UPTD. PSKW dapat UPTD. PSKW dapat 105-110. pembinaan dan rehabilitasi dikatakan cukup mampu dikatakan cukup mampu memiliki pemahaman tentang untuk layanan video untuk layanan video dampak positif teknologi conference dengan conference dengan komunikasi. menggunakan bandwidth menggunakan bandwidth 2. Persiapan , Instalasi dan berbeda pada sisi pengirim berbeda pada sisi pengirim Operasional Perangkat Keras dan dan penerima. dan penerima. 2. Pelatihan Lunak Sebelum pelaksanaan 2. Pelatihan dalam dalam penggunaan kegiatan ini tim pengabdian penggunaan perangkat perangkat video kepada masyarakat akan video conference dan conference dan audio menyiapkan peralatan dan audio kepada mitra dimulai kepada mitra dimulai dari perangkat yang diperlukan. dari pemasangan, pemasangan, konfigurasi Perangkat yang dibutuhkan konfigurasi serta aplikasi serta aplikasi zoom. seperti laptop, kamera, zoom. microphone, speaker, background hijau menggunakan kain apabila menggunakan virtual background. Untuk Aplikasi menggunakan Aplikasi Zoom dan OBS Studio. 3. Proses Video Conference Bekerja Sesuai Alur Kebutuhan. Kegiatan ini hanya dibutuhkan user selama proses komunikasi melalui perangkat kabel dan tanpa kabel layanan video conference dan konten yang berjalanan selama proses yang diinginkan melalui alur kebutuhan yang telah ditetapkan. 4. Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program Evaluasi dan keberlanjutan dari kegiatan ini sangat diperhatikan dengan melakukan komunikasi secara berkala untuk mengetahui apakah ada kendala yang dihadapi peserta dibina oleh mitra dalam mensinkronkan penggunaan perangkat dengan kebutuhan kegiatan yang akan dimasukkan kepada kegiatan pembinaan yang berkaitan tentang bidang telekomunikasi. Komunikasi setelah kegiatan ini dapat dilakukan tatap langsung jarak jauh melalui zoom atau melalui media sosial tulisan whatsapp