Anda di halaman 1dari 19

Vol. 3 No.

3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 31

PENDIDIKAN PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN


BELAJAR SANTRI (STUDI KASUS SANTRIWAN PONDOK
PESANTREN MADRASATUL QUR’ANIYAH TATO DESA SANDIK
KACAMATAN BATU LAYAR

Syarifudin1*)
1
Dosen STIT Al-Aziziyah, Jln. TGH. Umar Abdul Aziz II Kapek Gunung Sari Lombok Barat, kode pos 83351
*)
email: ayip69069@gamil.com

Abstrak
Fungsi pokok pesantren adalah mencetak ulama dan ahli agama. Kegiatan
pembelajaran yang terjadi di pesantren tidaklah sekedar pemindahan ilmu
pengetahuan dan keterampilan tertentu tetepi yang terpenting adalah penanaman
dan pembentukan nilai-nilai tertentu kepada santri. penelitian ini adalah penelitian
kualotatif desktiptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis datanya dengan metode: a)
Deduktif, cara berpikir yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan
bertitik pada pengetahuan umum untuk menilai suatu kejadian yang khusus; dan b)
Induktuf, cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa
yang kongkret kemudian digeneralisasi yang mempunyai sifat umum. Adapun hasil
dari penelitian ini adalah Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Madrasatul
Qur’aniyah meliputi manajemen, tujuan, kurikulum dan proses belajar mengajar.
Kata kunci: Pendidikan Pesantren, Kemandirian Belajar, Pondok Pesantren

1. PENDAHULUAN yang lebih berguna secara mandiri. Dalam


Pada dasarnya pendidikan adalah Ilmu Pendidikan Islam dikatakan bahwa
merupakan kewajiban yang harus pendidikan adalah suatu bimbingan atau
didapatkan oleh setiap manusia untuk pertolongan yang dilakukan secara sadar
proses mencari dan membimbing dirinya kepada anak didik oleh orang dewasa yang
menjadi manusia yang seutuhnya. Bagi terdidik agar menjadi dewasa yang terdidik
bangsa Indonesia, pendidikan mengandung pula.1
makna sebagai usaha membangun pribadi
Pondok pesantren adalah lembaga
menjadi warga Negara dan bangsa yang
yang bisa dikatakan sebagai wujud proses
baik. Dengan pendidkan akan terbina
perkembangan dari sistem pendidikan
kepribadian yang harmonis. Terbinanya
Islam yang juga memerlukan inovasi
kepribadian seseorang diharapkan dapat
dalam pendidikan, bukan hanya
secara bertahap mengatur kehidupannya,
pendidikan Islam saja melainkan
mengatasi persoalan-persoalan guna
pendidikan umum yang juga diperlukan
mencukupi kebutuhannya, serta dapat
mengarahkan hidupnya kepada sesuatu 1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.-
Jakarta; Kalam Mulia, 2002. h. 29.

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 32

oleh santri. Manusia harus mampu hidup merupakan kerangka acuan dan berpikir
secara seimbang antara segi dunia dan serta sikap ideal para santri. Sehingga
akhirat, lahiriah dan bathiniah, serta pesantren sering disebut sebagai alat
individu dan masyarakat.2 Pendidikan informasi kultural.
Pondok Pesantren lebih mengedepankan
Fungsi pokok pesantren adalah
pendidikan agama, karena pendidikan
mencetak ulama dan ahli agama. Kegiatan
agama merupakan bagian pendidikan yang
pembelajaran yang terjadi di pesantren
sangat penting yang berkenaan dengan
tidaklah sekedar pemindahan ilmu
aspek-aspek sikap dan nilai. Agama
pengetahuan dan keterampilan tertentu
mengatur hubungan manusia dengan
tetepi yang terpenting adalah penanaman
Allah, manusia dengan manusia, manusia
dan pembentukan nilai-nilai tertentu
dengan alam dan manusia dengan dirinya
kepada santri. Tiga aspek pendidikan yang
sendiri yang dapat menjamin keselarasan,
terpenting yaitu aspek kognitif, afektif, dan
keseimbangan, dan keserasian dalam hidup
psikomotorik yang harus diberikan secara
manusia, baik sebagai pribadi maupun
stimulant dan seimbang kepada peserta
sebagai anggota masyarakat dalam
didik (santri).3 Sebuah lembaga pendidikan
mencapai kebahagiaan secara lahir dan
akan dinilai berhasil oleh masyarakat
batin.
bukan sekedar dilihat dari tingginya nilai
Pendidikan Islam yang bercorak mata pelajaran dan prestasi siswa, namun
integralistik adalah suatu sistem lebih dilihat pada kemampuan spiritual
pendidikan yang melatih perasaan siswa quotient dan emotional quotient, yang
(santri) dengan cara sedemikian rupa berarti kemampuan menahan diri,
sehingga dalam sikap hidup, tindakan, mengendalikan emosi, memahami emosi
keputusannya, dan pendekatan mereka orang lain, memiliki ketahanan dalam
terhadap segala jenis pengetahuan sangat menghadapi berbagai masalah, bersikap
dipengaruhi oleh nilai spiritual dan sangat sabar, memiliki kepercayaan diri dan
sadar akan nilai etis Islam. Pondok bersikap mandiri jauh lebih penting.4
pesantren adalah salah satu lembaga yang
Pesantren adalah lembaga
mampu memberi pengaruh yang cukup
pendidikan masyarakat yang dibangun dan
besar dalam dunia pendidikan, baik
didanai sendiri oleh kiai dan seringkali
jasmani, ruhani maupun intelegensi, karena
sumber nilai dan norma-norma agama 3
Prof . DR. H. Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam.- Jakarta; Kalam Mulia, 2002. h.
226
2 4
Ibid.,. h. 63-65 Ibid. hal. 161-169

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 33

melibatkan masyarakat sekitar serta selalu dengan cara mendapatkan ilmu tidak hanya
mengedepankan kemandirian. Meskipun dari guru saja. Akan tetapi juga harus
pesantren tidak mendapatkan bantuan memiliki insiatif untuk menambah
sepenuhnya dari pemerintah, namun wawasan dari refrensi yang lain, terutama
pesantren tetap bisa berdiri dan bertahan ketika belajar di pondok pesanteren yang
dalam kondisi apa pun terkecuali tokoh memang tujuan utamanya adalah
utamanya tidak ada.5 membentu kepribadian yang mandiri dari
segala aspek kehidupan.
Pondok Pesantren adalah lembaga
pendidikan yang berkontribusi besar Kemandirian dalam belajar sangat
terhadap bangsa. Meskipun Pondok penting bagi seoang pelajar khususnya
Pesantren tidak banyak mendapatkan santri karena keterbatasan waktu yang
bantuan dari pemerintah, akan tetapi dimiliki oleh seorang guru untuk bertatap
Pondok Pesantren tetap menjadi sarana muka secara langsung untuk memberikan
lembaga pendidikan yang berkembang di materinya, sehingga sangat sering terjadi
tengah-tengah masyarakat dengan seorang guru hanya menyampaikan inti
membuktikan bahwa dirinya telah berhasil dari pembahasan yang akan di sampaiakn.
mencetak santri-santri yang tidak hanya Hal inilah yang harus segera di sadari
pintar, tetapi juga berkrakter, dan mandiri sehingga kemampuan seorang pelajar tidak
serta minimal tidak selalu hanya sebatas apa yang telah di sampaikan
menggantungkan kehidupannya pada oleh guru di dalam kelas, melainkan harus
orang lain. menambah wawasan terkait apa yang
sudah di pelajari secara mandiri melalui
Hal ini disebabkan selama di
refrensi yang lain.
pesantren para santri tinggal jauh dari
orang tua. Para santri dituntut untuk dapat Metode pembelajaran di sekolah
menyelesaikan masalahnya secara mandiri. umum dengan pondok pesantren tentunya
Kemandirian dalam beajar maupun bekerja sangat berbeda. Jika di sekolah umum
didasarkan pada disiplin terhadap diri lebih mengedepankan ilmu ilmu
sendiri, santri dituntut untuk lebih aktif, pengetahuan umum sedangkan di pondok
kreatif, dan inovatif. pesantren lebih mengutamakan pendidikan
agama dan membangun karakter santri
Salah satu metode belajar yang
untuk siap hidup bermasyarakat terutama
harus dimiliki oleh seorang pelajar adalah
bermanfaat di dalam masyarakat sebagai
5
Ahmad Faozan, Belajar Kepada Guru penerus syiar agama. Seperti yang kita
Santri. (Jakarta: PT Gramedia, 2018) hal. 42

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 34

ketahui bahwa setiap pondok pesantren mendapatkan data-data yang


memiliki aturan dan sistem yang berbeda dibutuhkan. Kehadiran peneliti
dalam mengasuh santri-santrinya, sehingga sebagai instrument dalam arti bahwa
hal inilah yang akan membuat kualitas dari peneliti secara langsung terlibat
santri juga akan berbeda-beda walaupun dalam intraksi dari setiap objek yang
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. hendak diteliti. Lokasi Penelitian
Dalam hal ini yang peneliti ingin perdalam Lokasi penelitian proposal
adalah kemandirian belajar santri di skripsi ini telah terungkap secara
pondok pesantren Madrastul Qur’aniah. jelas dari judul besar yaitu Peran
Karena santri yang ada di pondok Pendidikan Pesantren Dalam
pesantren Madrasatul Qur’aniah berbeda Membentuk Kemandirian Belajar
dengan pondok pesantren yang lain, Santri (Studi Kasus Santriwan
tentunya dalam hal ini adalah yang Pondok Pesantren Madrasatul
berkaitan dengan kemandirian dalam Qur’aniyah Dusun Tato Desa Sandik
belajar santri. Kacamatan Batu Layar Tahun
2019/2020).
2. METODE
c. Sumber Data
a. Jenis dan pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
Jenis penelitian ini adalah
memilih responden yang dapat
penelitian lapangan yang
membantu untuk memperoleh data-
menggunakan pendekatan kualitatif
data dan informasi yang esensial
karena data-data yang didapat
serta data yang sebanyak-banyaknya
berupa keterangan-keterangan,
yang bersumber dari subjek
informasi, dan temuan-temuan yang
penelitian. Untuk mendapatkan
prosedurnya menghasilkan data
semua itu, subjek penelitian harus
deskriptif yang berupa kata-kata
mempunyai hubungan yang erat
tertulis atau lisan dari orang-orang
dengan objek penelitian.
dan perilaku yang diamati.6
Di samping itu, dalam
b. Kehadiran peneliti
menentukan subjek penelitian,
Kehadiran peneliti dilokasi peneliti sesuaikan dengan tujuan
sebagai instrument karena peneliti peneliti, hal ini perlu dilakukan
merupakan kunci utama untuk untuk menentukan beberapa
6
Moleong , metodologi penelitian responden dalam rangka
kualitatif, (bandung: pt. remaja rosda karya, 2004)
h.3 mendapatkan data dan informasi
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 35

yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilakukan secara


untuk melengkapi data yang langsung atau tidak langsung
dibutuhkan. Sedangkan data yang dalam situasi yang sebenarnya
ingin diperoleh dalam penelitian ini atau situasi buatan. Sedangkan
adalah data tentang peran pendidikan yang digunakan dalam penelitian
Pessantren Madrasatul Qur’aniyah ini adalah observasi secara
dalam membentuk kemandirian langsung dalam situasi yang
belajar santri.dan bentuk-bentuk sebenarnya. Metode ini digunakan
kemandirian belajar yang dalam mengamati pelaksanaan
ditunjukkan oleh santri di Pondok kegiatan dan pembelajaran di
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah. Pondok Pesantren Madrasatul
Qur’aniyah Dusun Tato Desa
d. Prosedur Pengumpulan Data Sandik Kacamatan Batu Layar.
Prosedur pengumpulan data Metode ini juga digunakan untuk
merupakan bagian inti utama dalam mengamati bentuk-bentuk
kegiatan penelitian dalam rangka kemandirian belajar santri.
memperoleh data yang dibutuhkan
b. Metode Wawancara
dengan selengkap-lengkapnya.
Dalam penelitian ini, Wawancara atau interviu

penggunaan metode adalah kunci adalah cara pengumpulan data

untuk mendapatkan data yang dengan jalan Tanya-jawab

dibutuhkan. Adapun metode yang sepihak yang dilakukan dengan

digunakan untuk mengumpulkan sistematis dan berlandasan pada

data dalam penelitian ini adalah: tujuan penelitian8. Secara garis


besar ada dua macam pedoman
a. Metode Observasi
wawancara yaitu: 1). Tidak
Observasi adalah suatu terstruktur adalah pedoman
usaha sadar untuk mengumpulkan wawancara yang hanya memuat
data yang dilakukan secara garis besar yang akan ditanyakan.
sistematis dengan prosedur yang 2). Terstruktur adalah pedoman
berstandar.7 Pengamatan terhadap wawancara yang disusun secara
gejala-gejala subjek yang diteliti terperinci sehingga menyerupai

7 8
Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif,
dan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2009)h.206 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004),h.135

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 36

chek-list. Jenis wawancara yang makna yang berguna dalam


penulis gunakan adalah memecahkan masalah penelitan.
wawancara terstruktur dan tidak Analisa data adalah
terstruktur. mengelompokkan, membuat suatu
urutan menamai populasinya serta
Metode wawancara dalam
menyingkatkan data sehingga mudah
penelitian ini dipakai penulis
dibaca. Orientasi umum penelitian
untuk mengambil data tentang
ini terletak pada aspek bagaimana
pelaksanaan pendidikan di
peran pendidikan di Pondok
Pondok Pesantren Madrasatul
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah
Qur’aniyah Dusun Tato Desa
Dusun Tato Desa Sandik Kacamatan
Sandik Kacamatan Batu Layar
Batu Layar tahun 2019/2020 dalam
serta perannya dalam membentuk
membentuk kemandirian belajar
kemandirian belajar santri di
santri, untuk itu metode yang
pondok tersebut.
digunakan untuk menganalisa data
c. Metode Dokumentasi
dalam penelitian ini adalah deskriptif
Dokumentasi adalah kualitatif. Metode ini digunakan
metode yang digunakan untuk untuk mendeskripsikan data-data
mencari data mengenai hal-hal yang telah dihimpun yang kemudian
yang variabelnya berupa catatan- diseleksi, disusun secara sistematis,
catatan, transkip, buku-buku, surat serta dianalisa dengan mengaitkan
kabar, majalah, prasasti, notulen data satu dengan lainnya yang
rapat, legger, agenda, dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan,
sebagainya. Metode ini digunakan dengan metode:
untuk mendapatkan data tentang a. Deduktif, cara berpikir yang
struktur organisasi tenaga berangkat dari pengetahuan yang
pendidik, daftar anak didik, dan sifatnya umum dan bertitik pada
data lain yang diperlukan dalam pengetahuan umum untuk menilai
penelitian. suatu kejadian yang khusus.
e. Analisi Data b. Induktuf, cara berpikir yang
Analisis data merupakan berangkat dari fakta-fakta khusus,
bagian yang amat penting dalam peristiwa-peristiwa yang kongkret
metode penelitian, karena dengan kemudian digeneralisasi yang
analisa data dapat diberi arti dan mempunyai sifat umum.
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 37

f. Keabsahan Data merupakan proses pengembangan


Keabsahan data bertujuan yang berlangsung setiap hari dan
membuktikan bahwa apa yang merupakan alat untuk mencegah
diamati oleh peneliti sesuai dengan usaha coba-coba.
apa yang sesungguhnya ada dalam b. Ketekunan Pengamatan
kenyataan dan sesuai kebenaran yang Ketekunan pengamatan
terjadi. Untuk memperoleh bermaksud menemukan ciri-ciri
keabsahan data atau data yang valid dan unsur-unsur dalam situasi
perlu tehnik pemeriksaan, supaya yang singkat, releven dengan
diperoleh temuan-temuan dan persoalan atas isu yang sedang
informasi yang benar-benar valid. dicari dan kemudian memusatkan
Untuk memeriksa keabsahan data diri pada hal tersebut secara rinci.
dan dapat dilakukan dengan cara atau Dalam hal ini peneliti
tehnik-tehnik adalah : hendaknya mengadakan
a. Perpanjangan keikutsertaan pengamatan dengan teliti dan rinci
Perpanjang keikutsertaan secara berkesinambungan
berarti peneliti tinggal dilapangan terhadap faktor-faktor yang
penelitian sampai kejenuhan menenjol, kemudian menelaahnya
pengumpulan data tercapai. secara rinci pada suatu titik,
Keikutsertaan peneliti tidak hanya sehingga pada pemeriksaan tahap
dilakukan dalam waktu singkat, awal tampak salah satu atau
tetapi memerlukan perpanjangan seluruh faktor yang ditelaah sudah
keikutsertaan pada latar difahami dengan cara yang biasa.
penelitian. Untuk keperluan itu, tehnik ini
Selain itu, perpanjangan menuntut agar peneliti mampu
keikutsertaan juga dimaksudkan menguraikan secara rinci
untuk membangun kepercayaan bagaimana proses penemuan
prasubjek terhadap peneliti dan secara tentative penelaahan secara
juga kepercayaan diri dari peneliti rinci tersebut dapat dilakukan.
sendiri, jadi bukan sekedar c. Triangulasi
menerapkan tehnik yang Triangulasi adalah tehnik
menjamin untuk mengatasi. Selain pemeriksaan keabsahan data yang
itu kepercayaan subjek dan memanfaatkan sesuatu yang lain
kepercayaan diri peneliti diluar data itu untuk keperluan
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 38

pengecekan atau sebagai Qur’aniah ada dua organisasi


pembanding data itu. Tehnik ini yaitupertama, organisasi
dapat dicapai dengan kepengurusan madrasatul qur’aniah
membandingkan antara hasil dimana personilnya diambil dari
pengamatan dengan hasil kerabat dan santrialumni santri
wawancara. Membandingkan apa Madrasatul Qur’aniah. Kedua,
yang dikatakan orang dengan apa kepengurusan ini dinamakan
yang dikatakan secara pribadi, Organsasi Santri Madrasatul
atau membandingkan hasil Qur’aniah (OSAMAH) yang
wawancara dengan isi suatu berfungsi untuk menjalankan
dokumen yang bersangkutan. program kerja sesuai dengan seksi
3. PEMBAHASAN masing-masing dan direalisasikan
a. Sistem Pendidikan Pondok selama masa jabatan yaitu kurang
Pesantren Madrasatul Qur’aniah lebih selama satu tahun. personilnya
Berdasarkan informasi dari diambil dari santri senior yang
informan dan pengamatan peneliti, sistem seangkatan pendidikan kelas XI dan
pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul XII MA.
Madrasatul Qur’aniah meliputi c. Bimbingan dan Pengawasan
manajemen, tujuan, kurikulum dan proses Pihak pengasuh berperan
belajar mengajar pondok pesantren. sebagai pembimbing dan melakukan
1) Manajemen Pondok Pesantren pengawasan terhadap kerja
Berdasarkan temuan penelitian, kepengurusan. Sehingga
manajemen yang berlaku di Pondok kepengurusan tidak berjalan dengan
Pesantren Madrasatul Qur’aniah sendirinya tetapi dibawah bimbingan
a. Penyusunan Program Kerja dan pengawasan pengasuh pondok
Pondok Pesantren Madrasatul pesantren
Qur’aniah memiliki program kerja 2) Tujuan Pendidikan Pondok
yang merupakan tahap perencanaan Pesantren
untuk mencapai tujuan Pondok Berdasarkan temuan
Pesantren baik itu secara umum atau penelitian, tujuan pendidikan
pun khusus. pondok pesantren Madrasatul
b. Pembentukan Organisasi Qur’aniah diantaranya yaitu untuk
Pembentukan organisasi di mendalami Ilmu Agama, untuk
Pondok Pesantren Madrasatul membentuk karakter santri yang
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 39

berakhlaqul karimah, untuk Qur’anoah yang berinisial D, yaitu


membentuk kemandirian dan sebagai berikut:
kedisiplinan santri dari segala Kalo disini ustadz, kita ambil
aspek serta mencetak generasi yang kurikulum yang ada di Pondok
dapat mengabdikan dirinya di Pesantren al-Fatih Gondang pondoknya
tengah-tengah masyarakat. Dari mamik Bayan. Tapi dalam
hasil wawancara peneliti dengan pelaksanaanya tidak langsung maksimal
pimpinan pondok, yaitu KH. seperti yang ada di pondoknya mamik
Mujtahidin Abdullah Lc. M. Ag Bayan, kita jalan pelan-pelan
mengatakan bahwa : dikarenakan kendala yang ada….
“Tujuan Pondok ini adalah Kendalanya itu seperti apa Ustadz…?
kemasyarakatan dalam arti ketika Kendala yang ada ustadz seperti kita
santri kami keluar atau ketika masa masih membutuhkan pengurus terutama
liburan mereka semua sudah siap dibidang Bahasa dan tahfizd selain itu
terjun kemasyarakat untuk menjadi juga karena santri kita ketika jamnya
Imam shalat, pimpin dzikir bahkan sekolah masih bercampur dengan anak-
menjadi khatib. Makanya ketika anak yang pulang pergi atau yang tidak
Jefri ikut solat tadi yang jadi tinggal di pondok.
pimpin do’a anak kami yang masih b. Proses Belajar Mengajar Pondok
kelas 6 SD” Pesantren
a. Kurikulum Pondok Pesantren Proses belajar mengajar di
Berdasarkan temuan penelitian, Pesantren Madrasatul Qur’aniah
kurikulum yang berlaku di pondok menggunakan model sekolah diniyah
pesantren Madrasatul Qur’aniah yaitu dan ditempuh selama enam
diambil dari pondok pesantren al-Fatih tahun.Metode pembelajaran
Gondang KLU, dimana keseharian menggunakan metode tradisional dan
santri tidak jauh beda dengan program modern. Metode tradisional yaitu
yang ada di pondok pesantren al-Fatih metode pembelajaran yang
Gondang yang titik pusatnya mengikuti diselenggarakan menurut kebiasaan
kurikulum yang ada di pondok yang telah lama dilaksanakan pada
pesantren Gontor. Hal ini senada pesantren. Sedangkan metode modern
dengan apa yang disampaikan oleh yaitu metode pembelajaran hasil
pengurus Pondok Pesantren Madrasatul pembaruankalangan pondok pesantren
dengan memasukkan metode yang
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 40

berkembang pada masyarakat modern, hadapan kyai secara bergilir dan sistem
walaupun tidak selalu diikuti dengan ini membutuhkan kesabaran yang tinggi
menerapkan sistem modern, yaitu dari santri mbak”.
sistem sekolah atau madrasah. b. Sistem Bandongan/Wetonan
Sedangkan sistem pendidikan Menurut Depag (2003:39)
tradisional di Pondok Pesantren Wetonan, istilah weton ini berasal dari
Madrasatul Qur’aniyah diantaranya kata wektu (bahasa jawa) yang berarti
yaitu: waktu, sebab pengajian tersebut
a. Sistem Sorogan diberikan pada waktu-waktu tertentu,
Adapun istilah sorogan adalah yaitu sebelum atau sesudah melakukan
berasal dari kata sorog (jawa) yang sholat fardhu. Metode ini merupakan
berarti menyodorkan, sebab setiap santri metode kuliah, dimana para santri
bergilir menyodorkan kitabnya mengikuti pelajaran dengan duduk di
dihadapan kyai atau pembantunya sekeliling kyai yang menerangkan
(badal, asisten kyai). Sistem sorogan ini pelajaran secara kuliah, santri
termasuk belajar secara individual dan menyimak kitab masing-masing dan
terbukti sangat efektif sebagai taraf membuat cacatan padanya. Istilah
pertama seorang murid yang bercita-cita wetonan ini di Jawa Barat disebut
menjadi seorang alim (Departemen dengan bandongan
Agama, 2003:38). b. Upaya Yang Dilakukan Dalam
Menurut Dhofier, (1994:28) Membentuk Kemandirian Belajar
“Sistem sorogan merupakan sistem Santri PPMQTato-Sandik
pendidikan Islam tradisional, sebab Upaya/cara yang dilakukan oleh
sistem ini menuntut kesabaran, pengasuh, dewan asatidz serta Pengurus
kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniah
dari murid”. dalam membentuk kemandirian belajar
Seperti halnya yang santri sehingga bisa menjadi santri yang
disampaikan oleh ustadz M (09/10/20, berakhlakul karimah, disiplin dan mandiri.
20:45 WITA), tentang proses belajar Berdasarkan temuan penelitian, upaya/cara
mengajar di Pondok Pesantren yang dilakukan tersebut adalah sebagai
Madrasatul Qur’aniyah bahwa: berikut:
“Sistem sorogan dilakukan 1) Pendekatan Emosional
dengan santri menyodorkan kitabnya Salah satu upaya yang
dihadapan kyai dengan membacanya di dilakukan pimpinan, pengurus
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 41

maupun dewan asatid dalam menetap, berlangsung secara


membentuk kemandirian belajar otomatis tidak direncanakan.
santri yaitu dengan pendekatan Kebiasaan merupakan hasil
emosional. Di Pondok Pesantren pelaziman yang berlangsung pada
Qur’aniah ketika ada santri yang waktu yang lama atau sebagai
bermasalah atau mendapatkan reaksi yang khas yang diulangi
masalah kemudian dari pihak seseorang berkali-kali. Setiap orang
pengurus memanggil santri yang mempunyai kebiasaan yang
bersangkutan tersebut. Santri yang berlainan dalam menanggapi
bersangkutan ditanya tentang stimulus tertentu. Kebiasaan inilah
masalah yang dihadapinya yang memberikan pola perilaku
kemudian dari pihak pengurus yang dapat diramalkan.
memberikan solusi, arahan serta Pada intinya kebiasaan
nasehat kepada santri yang merupakan suatu hal yang
bersangkutan. Hal ini bisa disebut dilakukan secara sadar dan
dengan sharing, sehingga santri dilakukan secara terus
dapat dengan mudah untuk menerus/berulang-ulang.Sama
mengeluarkan unek-uneknya. seperti halnya kebiasaan-kebiasaan
Peneliti juga melihat secara yang diberlakukan di Pondok
langsung mengenai kedekatan dan Pesantren Madrasatul Qur’aniah
keterbukaan pimpinan dengan yaitu sholat berjama’ah, membaca
pengurus, pimpinan dengan santri- al-qur’an, KBM dan lain
santrinya dan pengurus dengan sebagainya.
santri-santrinya seakan-akan seperti 3) Keteladanan
seorang orangtua dengan anak- “Keteladanan” dalam
anaknya bahkan seperti seorang kamus besar bahasa Indonesia
teman. Hal inilah yang membuat berarti hal yang dapat ditiru atau
para santri-santri Qur’aniah contoh. Oleh karena itu seorang
terdidik dalam kedisiplinan dan guru hendaknya dapat menjaga
kemandirian dalam belajar. dengan baik semua perkataan dan
2) Pembiasaan yang baik perbuatannya. Sehingga seorang
Menurut Rakhmat, anak dengan sendirinya akan
(1985:49) kebiasaan merupakaan meniru/mencontoh hal-hal yamg
aspek perilaku manusia yang dilakukan oleh seorang guru.
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 42

Jika seorang guru hanya Upaya yang dilakukan


menyuruh anak didiknya tanpa pimpinan dan para pengasuh santri
beliau memberikan contoh, maka dalam membentuk kepribadian,
seorang murid tidak akan kedisiplinan dan kemandirian santri
mendengarkan apa yang diinginkan salah satunya yaitu dengan
oleh guru. Di Pondok Pesantren penanaman kesadaran pada tiap
Madrasatul Qur’aniah, pribadi santri akan kewajiban yang
ustadz/ustadzah dan pengurus diamanahkan dari orangtua dan
ketika menyuruh para santri untuk masyarakatnya masing-masing.
beribadah maka terlebih dahulu Di Pondok Pesantren
beliau melaksanakannya. Madrasatul Qur’aniyah ketika
Upaya yang dilakukan proses pembelajaran ustadz-
pengasuh, dewan asatidz maupun ustadzah memberikan motivasi dan
pengurus dalam membentuk arahan kepada semua santri.
kedisiplianandan kemandirian Sehingga santri dapat menyadari
belajar santri salah satunya yaitu betapa pentingnya menuntut ilmu,
dengan memberikan suritauladan tanpa adanya paksaan dalam
yang baik kepada santri. Hal ini melaksanakannya.
seperti yang dipaparkan oleh
Ustadz Idris (04/10/20, 21:12 c. Faktor-Faktor Yang Mendukung
WITA): Sistem Pendidikan Pesantren Dalam
“Upaya yang kami lakukan Membentuk Kemandirian Belajar
dalam membentuk kedisiplinan dan Santri Pondok Pesantren
kemandirian belajar santri yaitu Madrasatul Qur’aniyah
membentuk kesadaran 1) Pimpinan yang Bijaksana
pengasuhdengan memberikan Menurut Dhofier, (1994:55)
contoh yang baik dalam hal “Pengasuh (kyai) merupakan
kedisiplinan dan kemandirian elemen yang paling esensial dari
karena hal itulah yang akan suatu pesantren. Sudah sewajarnya
memberikan kesadaran kepada bahwa pertumbuhan suatu
santri untuk menyadari statusnya pesantren semata-mata bergantung
dan tugasnya sebagai santri.” kepada kemampuan pribadi
4) Penanaman Kesadaran kyainya”.

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 43

Kyai sangat berpengaruh 3) Pengurus yang Tegas


besar terhadap kemajuan suatu Pengurus yang memiliki
pesantren. Pengasuh yang bijaksana sikap tegas menjadi salah satu
sangat mendukung dalam faktor pendukung sistem
membentuk kepribadian, pendidikan di Pondok Pesantren
kedisiplinan, dan kemandirian Madrasatul Qur’aniyah dalam
santri itu sendiri dan menjadi membentuk kepribadian santri.
contoh/publik figur bagi Pengurus merupakan tangan kanan
lingkungan pesantren serta dari pimpinan. Sehingga semua
masyarakat sekitarnya. Kyai kegiatan yang berlangsung di
merupakan sumber mutlak pondok pesantren yang mengatur
kekuasaan dan kewenangan dalam dari pihak pengurus atas
kehidupan dan lingkungan persetujuan dari pihak pengasuh.
pesantren. Personil pengurus dipilih
2) Ustadz dan Ustadzah yang langsung oleh pimpinan. Amanah
Berkompetensi yang diberikan oleh pengasuh amat
Berdasarkan pemaparan berat dalam memajukan pondok
Ustadz I (04/10/20, 16:00 WITA), pesantren. Semua itu tidak menjadi
faktor ustadz dan ustadzah (guru masalah bagi santri yang terpilih
pengajar) merupakan faktor yang menjadi pengurus karena semua
mendukung dalam pendidikan di santri mengenal kata ta’dzim dan
pesantren dan dalam membentuk mengharap barakahkyai. Dengan
kepribadian, kedisiplinan, dan adanya stuktur organisasi pengurus
kemandirian santri terutama ustadz- dalam sebuah pesantren maka akan
ustadzah yang berkompetensi. lebih meringankan beban kyai
Selain itu dari guru pengajar juga dalam mengurus pesantren. Semua
memberikan pengarahan dan jadwal kegiatan yang mengatur
bimbingan kepada semua santri adalah pengurus, santri hanya
untuk menaati peraturan yang melaksanakan perintah dari
berlaku di Pondok Pesantren pengurus. Seperti kegiatan piket
Madrasatul Qur’aniyah dengan kebersihan, menjadi imam dan
baik. Untuk meminimalisir adzan, sholat berjama’ah. Kegiatan
pelanggaran yang dilakukan santri tersebut dalam rangka membentuk
yang tidak bertanggung jawab. kepribadian, kedisiplinan dan
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 44

kemandirian santri dan memupuk membuat santri merasa nyaman di


rasa tanggung jawab serta pondok dan semangat dalam
solidaritas antar santri. mengikuti proses belajar mengajar
4) Peraturan yang Konsisten di pondok.
Menurut Ustadz A d. Peran Pendidikan Pondok
(27/09/20, 13:35 WITA), peraturan Pesantren Madrasatul Qur’aniyah
yang konsisten merupakan salah Dalam Membentuk Kemandirian
satu faktor yang mempengaruhi Belajar Santri
berjalannya sistem pendidikan Dari temuan peneliti mengenai
pondok pesantren dalam proses kegiatan santri Madrasatul
membentuk kepribadian santri. Qur’aniyah dari mulai sejak bangun tidur
Dengan adannya peraturan/UU sampai waktu istirahat malam, baik itu
yang berlaku di Pondok Pesantren kegiatan harian, migguan dan bulanan
Madrasatul Qur’aniyah, maka tidak jauh dari aspek pendidikan. semua
semua santri wajib menaati proses kegiatan santri sangat berkaitan
peraturan yang berlaku tersebut. dengan pendidikan, terutama dalam
Semua santri yang melanggar membentuk kedisiplinan dan kemandirian
peraturan akan mendapatkan santri. Dua hal ini sangat diperlukan santri
hukuman dari pihak pengasuh dan ketika akan keluar atau selesai nyantri di
pengurus. Harapan dari pihak Pesantren Madrasatul Qur’aniyah.
pengasuh dan pengurus dengan Adapun peneliti mengambil
adanya peraturan yang berlaku sebagian kegiatan santri yang sangat
semua santri bisa tertib, disiplin berkaitan dengan pendidikan dalam
dan bertanggung jawab atas semua membentuk kemandirian belajar santri
perbuatannya. Madrasatul Qur’aniyah yaitu proses
5) Sarana Prasarana yang Memadai pembiasaan dalam menjalankan aktivitas
Untuk mendukung semua sehari-hari sebagai berikut:
kegiatan di pondok pesantren ini, 1) Shalat berjama’ah 5 waktu
sarana prasarana yang lengkap Pada umumnya, shalat
merupakan salah satu faktor yang berjama’ah sudah tentu menjadi
menunjang juga. Ruang kamar aktivitas yang diprioritaskan oleh
yang memadai, masjid, aula yang setiap Pondok Pesantren. sama
luas, kamar mandi, tempat wudhu, seperti halnya di Pondok Pesantren
ruang kelas yang nyaman, sehingga Madrasatul Qur’aniyah, yang
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 45

peneliti lihat secara langsung pesantren juga sebagai bentuk


adalah ketika 10-15 menit waktu pendidikan kemandirian untuk
shalat akan tiba, santri yang menumbuhkan rasa kepemilikan,
bertugas membunyikan lonceng tanggungjawab dan kedisiplinan
akan bergerak sendiri dan setiap santri di pesantren.
santri yang mendengarkan lonceng 4) Latihan pidato dan khutbah
tersebut akan mempersiapkan diri Di Pondok Pesantren
untuk shalat berjama’ah di Madrasatul Qur’aniyah, santri
mushalla. dibentuk untuk hidup mandiri dan
2) Shalat dhuha berjama’ah siap terjun ke masyarakat sesuai
Shalat dhuha adalah shalat dengan tujuan pesantren. Setiap
sunnah yang bisa dikerjakan secara sekali seminggu santri dibimbing
sendiri-sendiri atau pun berjama’ah. untuk mempersiapkan diri agar bisa
Di Pondok Pesantren Madarasatul berdiri ditengah-tengah
Qur’aniyah santri sangat dianjurkan masyarakatnya melalui program
shalat dhuha dengan cara pondok yaitu latihan pidato dan
berjama’ah, sehingga peneliti khutbah. Kegiatan ini bertujuan
sangat tertarik untuk bertanya ke agar setiap santri selain menjadi
salah satu ustadz yang ada di pendengar yang baik, santri juga
Pondok Pesantren Madrasatul sudah siap menjadi pembicara yang
Qur’aniyah (19/10/20, 17:43 baik dengan mental, vocal dan
WITA) keilmuan yang dimilikinya.
3) Pembersihan halaman pondok Kegiatan-kegiatan tersebut diatas
Pembersihan sudah menjadi berjalan secara sistemik dan
aktiitas setiap santri yang tinggal di berjalan baik tanpa pengawasan
Pondok Pesantren, ia merupakan dengan melalui proses pembiasaan.
sebagai sarana pengabdian, rasa e. Bentuk-Bentuk Kemandirian
ta’dzim santri kepada sang kyai. Belajar Yang Ditunjukkan Oleh
Begitupula di Pondok Pesantren Santri Di Pondok Pesantren
Madrasatul Qur’aniyah, seluruh Madrasatul Qur’aniyah.
santri melakukan pembersihan Adapun bentuk-bentuk
setiap dua kali sehari. Selain kemandirian yang ditunjukukkan oleh
sebagai rasa ta’dzim santri kepada santri Pondok Pesantren Madrasatul
sang kyai, pembersihan di Qur’aniyah, peneliti mempaparkan dari
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 46

apa yang peneliti tinjau dalam peran Adapun peneliti menulis bentuk-
pendidikan pesantren dalam membantuk bentuk kemandirian belajar secara umum
kemandirian belajar santri di Pondok dan tujuan ke depan yang diberikan oleh
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah untuk Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah
jangka waktu selama proses pendidikan di kepada seluruh santri untuk diaplikasikan
Pesantren sebagai berikut: langsung di Pondok Pesantren atau ketika
1) Shalat berjama’ah 5 waktu sudah terjun ke masyarakat adalah:
Bentuk-bentuk kemandirian 1. Pondok Pesantren menanamkan
yang ditunjukkan oleh santri prinsip kemandirian dalam proses
Madrasatul Qur’aniyah antara lain: pembelajaran (pengajian) dan
mempunyai kesadaran akan kurikulum.
kewajiban sebagai seorang hamba 2. Pondok Pesantren memberikan bekal
Allah dan disiplin waktu. berbagai macam life skill
2) Shalat dhuha berjama’ah keterampilan pada santri sehingga
Bentuk-bentuk kemandirian mereka mampu menerapkannya
yang ditunjukkan oleh santri dalam kehidupan sehari-hari.
Madrasatul Qur’aniyah antara lain: 3. Pondok Pesantren memberikan bekal
mempererat solidaritas sesama santri pengetahuan leadership
dan disiplin waktu. (kepemimpinan) dan mengarahkan
Pembersihan halaman aplikasinya pada saat santri masih di
pondok Bentuk-bentuk kemandirian Pondok Pesantren atau sudah terjun
yang ditunjukkan oleh santri ke masyarakat.
Madrasatul Qur’aniyah 4. Pondok Pesantren memberikan bekal
adalah:menumbuhkan rasa pengetahuan entrepreneursip
kepemilikan, bertanggungjawab dan (kewirausahaan) kepada santri agar
mempererat solidaritas sesama santri. mereka mampu meningkatkan taraf
3) Latihan pidato dan khutbah ekonomi dan lingkungan sosialnya.
Bentuk-bentuk kemandirian Pondok Pesantren tetap
yang ditunjukkan oleh Santri mempertahankan cara hidup yang
Madrasatul Qur’aniyah antara lain: penuh “ikhtiar”, tidak mengandalkan
kerja keras untuk melatih diri cara hidup yang instan.
menjadi pemimpin, pendengar yang 4. KESIMPULAN
baik dan pembicara yang baik.

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 47

Berdasarkan penjelasan-penjelasan Pihak pengasuh berperan


yang telah penulis uraikan, maka dapat sebagai pembimbing dan
ditarik kesimpulan sebagai berikut: melakukan pengawasan terhadap
a. Sistem pendidikan di Pondok kerja kepengurusan. Sehingga
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah kepengurusan tidak berjalan dengan
meliputi manajemen, tujuan, sendirinya tetapi dibawah
kurikulum dan proses belajar bimbingan dan pengawasan
mengajar. pengasuh pondok pesantren
b. Manajemen yang berlaku di Pondok d. Tujuan pendidikan pondok pesantren
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah Madrasatul Qur’aniah diantaranya
adalah: yaitu untuk mendalami Ilmu Agama,
untuk membentuk karakter santri
1) Penyusunan Program Kerja
yang berakhlaqul‟karimah, untuk
Pondok Pesantren
membentuk kemandirian dan
Madrasatul Qur’aniah memiliki
kedisiplinan santri dari segala aspek
program kerja yang merupakan
serta mencetak generasi yang dapat
tahap perencanaan untuk mencapai
mengabdikan dirinya di tengah-
tujuan Pondok Pesantren baik itu
tengah masyarakat.
secara umum atau pun khusus.
e. Kurikulum yang berlaku di pondok
c. Pembentukan Organisasi
pesantren Madrasatul Qur’aniah
Pembentukan organisasi di yaitu diambil dari pondok pesantren
Pondok Pesantren Madrasatul al-Fatih Gondang KLU, dimana
Qur’aniah ada dua organi sasi yaitu keseharian santri tidak jauh beda
pertama, organisasi kepengurusan dengan program yang ada di pondok
madrasatul qur’aniah dimana pesantren al-Fatih Gondang yang
personilnya diambil dari kerabat titik pusatnya mengikuti kurikulum
dan santri alumni santri Madrasatul yang ada di pondok pesantren
Qur’aniah. Kedua, kepengurusan Gontor.
ini dinamakan Organsasi Santri f. Proses belajar mengajar di Pesantren
Madrasatul Qur’aniah (OSAMAH) Madrasatul Qur’aniah menggunakan
yang personilnya diambil dari santri model sekolah diniyah dan ditempuh
senior yang seangkatan pendidikan selama enam tahun. Metode
kelas XI dan XII MA. pembelajaran menggunakan metode
2) Bimbingan dan Pengawasan tradisional dan modern.
Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat
Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 48

g. Upaya yang dilakukan dalam 4) Menumbuhkan rasa kepemilikan


membentuk kemandirian belajar 5) Bertanggungjawab
santri Pondok Pesantren Madrasatul 6) Kerja keras
Quraniyah Tato-Sandik yaitu 7) Melatih diri menjadi pemimpin
pendekatan emosional, pembiasaan 8) Pendengar yang baik
yang baik, keteladanan, dan 9) Pembicara yang baik
penanaman kesadaran. k. Bentuk-bentuk kemandirian belajar
h. Faktor-Faktor yang mendukung secara umum dan ke depan yang
sistem pendidikan pesantren dalam diberikan oleh Pondok Pesantren
membentuk kemandirian belajar Madrasatul Qur’aniyah
santri Pondok Pesantren Madrasatul kepadaseluruh santri Pondok
Qur’aniyah adalah pimpinan yang Pesantren Madrasatul Qur’aniyah
bijaksana, ustadz dan ustadzah yang adalah:
berkompetensi, pengurus yang tegas,
1) Prinsip kemandirian dalam proses
peraturan yang konsisten dan sarana
belajar dan kurikulum
prasarana yang memadai.
2) Life skill
i. Peran pendidikan Pondok Pesantren
3) Leadership (kepemimpinan)
Madrasatul Qur’aniyah dalam
4) Entrepreneurship (kewirausahaan)
membentuk kemandirian belajar
5) Cara hidup yang penuh ikhtiar
santri sangatlah luas, karena disetiap
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan pesantren berkaitan dengan
Abd Al-Rahman Abdullah, Usus at-
pendidikan, kemandirian dan
Tarbiyah al-Islamiyah wa Tharuq
kedisiplinan.
Tadrrisuha (Damaskus: Dar Al-
j. Bentuk-bentuk kemandirian belajar
Nahdhah al- Arabiyah, 1965
yang ditunjukkan oleh santri di
Abdurrahman Mas’ud, “Sejarah dan
Pondok Pesantren Madrasatul
Budaya Pesantren”, dalam Ismail SM
Qur’aniyah adalah:
(ed), Dinamika Pesantren dan
1) Mempunyai kesadaran akan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka
kewajiban sebagai seorang hamba Pelajar, 2002
Allah Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat
2) Disiplin waktu Pendidikan Islam, Bandung : PT. Al-
3) Mempererat solidaritas sesama Ma’arif, 1980
santri

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat


Vol. 3 No. 3 Bulan September (2023) ISSN: 2798-1800 49

Ahmad Faozan, Belajar Kepada Guru Omar Mohammad al- Thoumi al-Syaibany,
Santri. Jakarta: PT Gramedia, 2018 Falsafah at-Tarbiyah al-Islamiyah
Fatah, H. Rohadi Abdul, Taufik, M. Tata, (terj) Hasan Langgulung, Jakarta
Bisri, Abdul Mukti. Rekontruksi, Bulan Bintang,1979
Pesantrren Masa Depan, Jakarta Poerwardaminta, WJS, Kamus Umum
Utara: PT. Listafariska Putra, 2005 Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Haedari, H. Amin. Transformasi Pesantren, Pustaka, 1976
Jakarta: Media Nusantara, 2007 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.-
Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif, Jakarta; Kalam Mulia, 2002.
(Bandung: PT. Remaja Sugiono, Metode penelitian Kuantitatif dan
Rosdakarya,2004 Kualitatif, Bandung: Alfabeta,2009
M. Dawam Rahardjo, “Dunia Pesantren Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren :
dalam Peta Pembaharuan” dalam M. Pendidikan Alternatif Masa Depan,
Dawam Rahardjo (ed), Pesantren dan Jakarta : Gema Insani Press, 1997
Pembaharuan, Jakarta: LP3Es, 1974 Zamakhsyari Dhofier, “Kultur Pesantren
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Masyarakat
Teoritis dan Praktis, Bandung : PT. Modern”, dalam A. Rifai Hasan
Remaja Rosdakarya, 1998 (eds), Perspektif Islam dalam
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Pembangunan Bangsa, (Yogyakarta :
di Indonesia, Jakarta: Mutiara PLP2M, 1997
Sumber Widya, 1979 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren
Neti Farida, Santri Alumni Amerika, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
EDUKASI 27/th X/11/2003, LP3S, Jakarta, 1983
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren :
Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta :
Paramadina, 1997), Cet I,

Jurnal Al-Musthafa STIT Al-Aziziyah Lombok Barat

Anda mungkin juga menyukai