Riba Kelompok 12 Pie
Riba Kelompok 12 Pie
Kelompok 12
Abstrak: Riba merupakan sebagian dari kegiatan ekonomi yang telah berkembang sejak
zaman jahiliyah hingga sekarang. Sistem pinjam meminjam yang berlandaskan bunga ini
sangat menguntungkan kaum pemilik modal dan disisi lain telah menjerumuskan kaum dhufa
pada kemelaratan. Oleh karena itu, Islam melarang praktik riba dan menumbuhkan tradisi
shadaqah agar tidak ada yang teraniaya akibat riba. Persoalan tentang kesamaan antara
praktik bunga dengan ribia yang diharamkan dalam Al-qur’an dan hadits sulit dibantah bila
ditinjau dari besar kecilnya mudharat yang ditimbulkan. Namun pemahaman masyarakat
muslim terhadap konsep riba dan persamaannya belumlah merata sehingga masih banyak
umat islam bermuamalah dengan bank konvesional yang memeakai sistem bunga dalam
segala aspek kehidupannya, termasuk dalam pengumpulan dana ibadah haji. Oleh karena itu,
penulis akan memaparkan pengertian riba, jenis-jenis praktiknya dalam kehidupan sekarang
dengan menggunakan pendekatan dan analisis terhadap sumber-sumber ajaran islam.
1
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ajaran islam, aktivitas ekonomi Teori Riba
yang dilakukan oleh manusia memiliki
beberapa kaidah dan etika atau moralitas Kata riba berasal dari bahasa Arab,
dalam syariat islam. Allah telah secara etimologis berarti tambahan
menurunkan rizki ke dunia untuk (Azziyadah), berkembang (an-numuw),
dimanfaatkan oleh manusia dengan cara membesar (al-‘uluw) dan meningkat (al-
yang telah dihalalkan Allah dan bersih dari irtifa). Menurut terminilogi ilmu fiqih, riba
perbuatan yang mengandung riba. merupakan tambahan khusus yang dimiliki
salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya
Riba dapat dikatakan telah “klasik” imbalan tertentu.1
karena riba merupakan permasalahan yang
sering terjadi pada masyarakat, hal ini Riba juga sering diterjemahkan dalam
disebabkan perbuatan riba berkaitan bahasa inggris sebagai “Usury” dengan arti
dengan transaksi-transaksi di bidang tambahan uang atas modal yang diperoleh
perekonomian (dalam islam disebut dengan cara yang dilarang, baik dengan
kegiatan muamalah) yang sering dilakukan jumlah tambahan yang sedikit ataupun
manusia dalam aktivitasnya sehari-hari. dengan jumlah tambahan banyak.2
Para ulama menetapkan dengan tegas Demikian pula defenisi riba menurut
dan jelas tentang perlanggaran riba, para ahli fiqih, sesuai dengan pengertian
disebabkan riba mengandung unsur yang masing-masing menurut sebab penetapan
dampaknya merugikan orang lain. haramnya:
Beberapa pemikir islam berpendapat
1. Menurut Abdurahman Al-Juzairi, riba
bahwa riba tidak hanya dianggap sebagai
adalah tambahan pada salah satu dari
sesuatu yang tidak bermoral akan tetapi
dua barang yang sejenis yang ditukar
merupakan sesuatu yang menghambat
tanpa ada imbalan terhadap tambahan
aktivitas perekonomian masyarakat,
tersebut.3
sehingga orang kaya akan semakin kaya
2. Menurut Sayyid Sabiq, ribah adalah
dan oranng miskin akan semakin miskin
tambahan atas modal, baik penambahan
dan tertindas. Manusia merupakan
itu sedikit ataupun banyak.4
makhluk yang rakus, memiliki hawa nafsu
3. Menurut Maulana Muhammad Ali, riba
yang bergejolak dan selalu merasa kurang
adalah suatu tambahan diatas pokok
sesuai dengan watak dan karateristiknya,
yang di pinjamkan.5
tidak pernah merasa puas, sehingga susah
Dari ketiga definisi tersebut dapat
mendapatkan transaksi-transaksi yang
disimpulkan bahwa riba adalah kelebihan
halal karena disebabkan keuntungannya
atau tambahan tanpa ada ganti atau
yang yang sangat minim, maka haram pun
imbalan.
jadi (riba).
2
َۙفِبُظۡل ٍم ِّم َن اَّلِذ ۡي َن َهاُد ۡو ا َح َّر ۡم َنا َع َلۡي ِهۡم َطِّيٰب ٍت ُاِح َّلۡت َلُه َوِبَص ِّد ِهۡم َع ۡن َس ِبۡي ِل ِهّٰللا َك ِثۡي ًر ا
١٦٠
3
8 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Terjemah Kitab Tafsir Ayat Ahkam (Surabaya: PT. Bina Ilmu,2003) hlm.324
9 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi) (Yogyakarta: ekonisia, 2003), hlm 10-11
10 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi) (Yogyakarta: ekonisia,2003), hlm 10-11
11 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Cet. I, (Jakarta: Taskia Institut, 1999), Hlm 77-78
12 Nurul Huda Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam TinjauanTeoritis dan Praktis, (Jakarta: Kencana,2010), Hlm192
4
2) Adanya uang didalam islam adalah
sebagai alat transaksi, bukan
komoditas yang dapat diperjual
belikan. Jika uang menjadi tujuan,
4) Riba Nasi’ah, tambahan yang diambil
karena penundaan pembayaran hutang manusia menjadi malas, tidak ada
untuk di bayarkan pada tempo baru, kerja keras, tak ada peningkatan
sama saja apakah tambahan itu pengetahuan dan kebudayaan dan
merupakan sanksi atas keterlambatan semua orang ingin menyimpan dan
pembayaran hutang, atau sebagai membungakan uang mereka di bank.15
tambahan hutang baru. Penangguhan
penyerahan atau penerimaan jenis
3) Riba menyebabkan hilangnya kasih
barang ribawi yang di tukarkan dengan
jenis baarang ribawi lainnya, riba ini sayang, bahkan sebaliknya
muncul karena adanya perbedaan atau menimbulkan sifat dendam, hasad,
tambahan antara yang diserahkan hari dengki, dan iri hati. Karna si kaya
ini dan yang di serahkan kemudian.13 akan senantiasa berusaha utnuk
meningkatkan jumlah uangnya,
Alasan Pelarangan Riba sedangkan si miskin semakin tercekik
Mengemukakan pendapat para ulama dengan adanya beban semakin berat.
(berdasarkan konstruk pemikiran mereka)
tentang sebab-sebab diharamkannya riba. Ar-Razi mengemukakan lima alasan
Riba dianggap lebih banyak menimbulkan pelarangan riba;
masalah daripada menyediakan solusi 1) Riba adalah perampasan milik orang
dalam mengatasi persoalan finansial. Ia lain tanpa nilai imbangan.
bahkan dianggap mala petaka besar 2) Riba terlarang karena menghalangi
(musibah uzma).14 orang untuk turut serta dalam profesi
Berikut ini adalah beberapa alasan aktif.
diharamkannya riba didalam islam. 3) Riba menimbulkan ketegangan
1) Pemaksaan, dalam jual beli terdapat diantara sesama manusia.
kerelaan (an taradin) antara kedua 4) Riba adalah perjanjian yang
belah pihak, sedangkan yang ada digunakan si kaya untuk mengambil
didalam riba adalah pemaksaan satu kelebihan modal sehingga yang kaya
pihak terhadap pihak lain, karena tetap kaya da yang miskin tetap
kelebihan yang merka bayarkan tidak miskin.
mendapatkan imbalan. Hal ini 5) Keharaman riba ditetapkan oleh Al-
bertentangan dengan prinsip Quran dan manusia tidak mengetahui
muamalah, dimana kedua belah pihak alasannya.16
semestinya sama-sama untung atau
sama-sama rugi.
13 Ahmad Muhammad Al-Assal dan Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam (Bandung: CV Pustaka Seita, 1999) Hlm 91
14 Ali Amad Al-Jurjawi, Hikmatut-Tashri wa Falsafatuh, (Bairut: Dar Al-Fikr, 1418 H/1997 M) 91
15 Sayyid Rasyid Rida, Tafsir..............: 111
5
16 Lalul Fahmi, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 3, No.1
17 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (deskripsi dan ilustrasi) (Yogyakarta: Ekonisia, 2003. hlm 10-11
18 Rafik Issa Beeku, Etika Bisnis Islami, terj. Muhammad, judul asli Ilamic Business Athics (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004),hlm 75
19 Irham Fahmi, Analisis Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik (Bandung: Refika Aditama, 2006) hlm 110
20 Fuad Amsyari, Perbankan Dalam Pembangunan Ekonomi Berwawasan Syariah: Upaya Mengatasi Krisis Ekonomi Global, dalam Baharuddin Ahmad, dkk,
Islam: Pengamabngan Hukum dan Ekonomi Global (Jambi: Syariah Press IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, 2011), hlm 66
6
21 Hussein Syahatah dan Siddiq Muhammad Al-Amin, Transaksi dan Etika Bisnis dalam Islam, terj.Saptono Budi Satryo dan Fauziah R (Jakarta: Visi Insani
Contoh dari kasus ini adalah tidak (nasabah) dan sah menurut hukum (legel),
diperbolehkan menjual buah yang belum seperti bunga BNI, BRI, BCA dan
layak panen, karena mengandung gharar sebagainya.Ada berpendapat bahwa yang
didalamnya, namun jika dijual Bersama dilarang al-quran adalah riba bukan bunga,
pohonnya dibolehkan. Sama halnya sementara mazhab pemikiran lain
dengan bunga bank, tidak boleh berpendapat bahwa tidak ada berdaan
mengembalikan uang lebih dari jumlah antara riba dengan bunga.23
utang, karena mengandung gharar, tetapi
boleh mengembalikan utang sesuai dengan Hal senada juga diungkapkan oleh
jumlah utangnya. Abdul Mannan, yang mengatakan bahwa
jika terdapat perbedaan anatara riba dalam
Dan jika memang masih meragukan Al-Quran dengan bunga dalam masyarakat
Bunga bank halal atau haram, atau malah kapitalis, hal itu hanya merupakan tingkat,
berbaur antara yang halal atau haram, bukan perbedaan jenis karena baik riba
maka diprinsipnya dirumuskan dalam maupun bunga merupakan akses atas
kaidah “idzajtama’a al-halal wal haram modal yang dipinjam. Walaupun riba
ghulibat al-haram” yang artinya bila dianggap tidak canggih dengan bunga,
berbaur antara halal dan haram, maka yang tetapi menyebut riba dengan nama bunga
haram mengalahkan halal hal ini tidak akan bisa mengubah sifatnya, yaitu
didasarkan hadits nabi yang berbunyi adanya tambahan atas modal.24
“da’ma yurika ala ma yurika” yang berarti
tinggalkan apa yang meragukanmu untuk Oleh karena itu pantas saja jika para
mengambil apa yang tidak ahli di kalangan dunia islam termasuk para
22
meragukanmu. ulama di Indonesia berpendapat bahwa
bunga sama dengan riba.
Bunga VS Riba
Pengertian bunga dan riba tentunya Konsep Bagi Hasil
keduanya ada perbedaan, kalau riba Konsep bagi hasil ini sangat berda
sistemnya mengandakan uang tetapi sekali dengan konsep bunga yang
cenderung untuk keperluan pribadi dan diterapkan sistem ekonomi konvesional.25
tidak sah menurut hukum, seperti renternir Konsep bagi hasil adalah kerja sama antara
(meperkaya diri sendiri). Sedangkan bunga dua belah pihak dlam menjalankan usaha.
bank sistemnya untuk membantu Yang terdiri atas pihak pengusaha dan
masyarakat tolong menolong kemudian pemberi modal, yang mana kedua dua nya
keuntungan tersebut dibagi hasil (bagi berhak atas hasil usaha yang mereka.
hasil kerja sama) oleh anggotanya
22 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 431
7
23 Nurhadi, Op. Cit, hlm 64
24 Muhammad Syarif Hasyim, “Bunga Bank: antara Paradigma Tekstualdan Kontekstual”, Jurnal Hunafa, Vol. 5. No. 1, April 2008, STAIN Datokarama Palu,
hlm 51-52
25 Rachmat Syafei,MA. Fiqh Muamalah (Bandug: Pustaka Setia, 2001), hlm 223
Yang terdiri atas pihak pengusaha dan mengenai artikel dari jurnal, buku, dan
pemberi modal, yang mana kedua-duanya dokumen lain yang mendeskripsikan teori
berhak atas usaha yang mereka jalankan. serta informasi baik masa lalu maupun saat
Karena tidak ada yang dapat memastikan ini mengorganisasikan pustaka kedalam
berapa keuntungan yang akan didapat, topik dan dokumen yang dibutuhkan
maka pembagian hasil dinyatakan dalam dilakukan dengan cara mempelajari
bentuk presentase bagi hasil (nisbah).26 referensi-referensi buku, artikel, jurnal dan
browsing internet. Pengumpulan data
Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dengan memanfaatkan daftar Pustaka ini
dapat di jabarkan sebagai berikut : adalah agar dapat lebih mendukung objek
suatu penelitian.
1. Pemilik dana menanamkan dana nya
melalui institusi keuangan yang KESIMPULAN
bertindak sebagai pengelola dana.
Pengelola mengelola dana-dana tersebut Secara umum terdapat benang merah
dengan system yang dikenal dengan yang menjelaskan bahwa riba adalah
system pool of fund (penghimpunan pengambilan tambahan, baik dalam
dana), selanjutnya pengelola akan transaksi jual beli maupun minjam
menginvestasikan dana-dana tersebut meminjam secara batil atau bertentangan
kedalam proyek atau usaha-usaha yang dengan prinsip muamalah.
layak dan menguntungkan serta
memenuhi semua aspek syariah. Pada dalil-dalil tersebut juga Allah
2. Kedua belah pihak membuat dengan jelas dan tegas mengaharamkan
kesepakatan (akad) yang berisi ruang apapun jenis tambahan yang diambil dari
lingkup Kerjasama, jumlah nominal pinjaman. Karena memakan riba dapat
dana, nisbah, dan jangka waktu menyebabkan hancurnya keseimbangan
berlakunya kesepakatan tersebut. jiwa individu dan keseimbangan
3. Sumber dana terdiri dari : masyarakat sampai pada tahapan dimana
a. Simpanan: tabungan dan simpanan sebagai ganti cinta kasih, tertanam
berjangka. kebencian dan sebagai ganti keadilan
b. Modal: simpanan pokok, simpanan tertanam kesewenang-wenangan sosial.
wajib, dana dan lain-lain
c. Hutang pihak lain.27 Riba terbagi menjadi dua yaitu riba
akibat hutang piutang dan riba akibat jual
beli. Riba akibat huatang piutang terbagi
METODE PENELITIAN menjadi riba qard dan riba jahiliyah,
Metode yang digunakan dalam sedangkan riba akibat jual beli terbagi
penelitian ini adalah studi literatur. menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah.
Literatur adalah ringkasan tertulis
8
26 Ari Kartiko Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto, Journal ( Konsep Bagi Hasil Dalam Perspektif Islam), 2019
27 Rachmat Syafei,MA. Fiqh Muamalah (Bandug: Pustaka Setia, 2001), hlm 223
9
Islam: Pengamabngan Hukum dan
Ekonomi Global Jambi: Syariah
Press IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin, 2011), hlm 66
Syahatah, Hussein dan al-Amin, Siddiq
Muhammad. Transaksi dan Etika
Bisnis Dalam Islam.terj.Saptono
Budi Satryo dan Fauziah R.
Jakarta: Visi Insani Publishing,
2005.
Syarifuddin Amir, Ushul Fiqh Jilid 2.
Jakarta: Kencana, 2009
Syafei Rachmat. Fiqh Muamalah.Bandug:
Pustaka Setia, 2001
10