Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok 4 Inovasi Pendidikan

- Azizah Dwi Ningtyas 20102241052


- Mochamad Badrul Alam 20102241048
- Pratiwi 20102241016
- Salva Aulia Indiani 20102244013
- Alfina Nuraeni 20102241035
- Muhammad Ihya 20102241053
HASIL RESUME DAN DISKUSI
Pusat Pembelajaran Sumber Daya Cilandak: Penelitian Tindakan pada
Pembelajaran Paket B Program Kelompok
Kebijakan nasional Indonesia tentang wajib belajar sembilan tahun, sejak
tahun 1990, menyatakan bahwa kewajiban bagi setiap warga negara untuk
memiliki pendidikan minimal enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di
bawah sekolah Menengah. Selain sekolah formal, pendidikan dasar juga tersedia
di luar sekolah melalui Program Paket A, setara dengan tingkat dasar, dan
Program Paket B, setara dengan sekolah menengah pertama tingkat. Pada
umumnya peserta Paket A dan B beserta keluarganya tergolong miskin, memiliki
keterampilan dan kemampuan yang rendah, serta kurang mampu tidak dapat
menikmati akses kegiatan ekonomi. Kedua program membantu komunitas ini
meningkat standar hidup mereka.
Gambaran
1. Secara umum, efisiensi dan kualitas sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama meningkat secara bertahap, setidaknya sampai dua tahun terakhir.
2. Kabupaten Jakarta Selatan merupakan salah satu dari lima kabupaten di
Provinsi DKI Jakarta. Berbagai permasalahan seperti daerah kumuh,
kesusahan ekonomi dan kepadatan penduduk mempengaruhi kualitas
pendidikan di daerah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Direktorat
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Putus Sekolah Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan Nasional, menyiapkan
Program Paket B.
3. Kelompok sasaran program ini cukup besar. Untuk penelitian ini, terbatas
pada pelajar Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cilandak (Pusat
Pembelajaran Sumberdaya Cilandak) dan orang tuanya. Daerah sasaran
penelitian adalah Kabupaten Jakarta Selatan.
4. Program Paket B bertujuan untuk membantu kaum muda memperoleh
sembilan tahun dasar yang diperlukan pendidikan.
Tujuan studi
1. Tujuan umum adalah untuk meningkatkan pelaksanaan Program Paket B
agar memberikan dua dampak yang positif yaitu untuk meningkatkan
prestasi akademik dan pendapatan keluarga.
2. Tujuan khusus adalah untuk menemukan pendekatan inovatif untuk
mencapai hal-hal berikut:
a. untuk meningkatkan motivasi baik tutor maupun peserta didik
b. untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dan untuk
memungkinkan orang tua melakukan kegiatan yang menghasilkan
pendapatan
c. memberikan kontribusi positif bagi perkembangan kebijakan
nasional, khususnya dalam hal implementasi yang efektif dari
Program Paket B
Rasional dan pembenaran
Para peserta didik berpenghasilan rendah dan tinggal di daerah kumuh.
Kondisi ini tidak menguntungkan bagi fisik dan perkembangan psikologis. Secara
psikologis, pada masa pubertas biasanya peserta didik tidak mampu mengontrol
emosinya, walaupun sebenarnya mereka tidak mampu diharapkan dapat
membantu orangtua mereka mencari nafkah dan juga untuk menyelesaikan studi
mereka.
Studi ini berfokus pada hubungan antar tutor, peserta didik dan keluarga,
bersama dengan integrasi Program Paket B dengan program yang menghasilkan
pendapatan untuk pelajar dan orang tua. Penekanan ini didasarkan pada asumsi
bahwa pembelajar termotivasi untuk belajar untuk membantu keluarganya.
Lingkup dan Cakupan studi
1. Pelaksanaan bimbingan keterampilan teknis dan manajerial berdasarkan
jenis pendapatan.
2. Peningkatan pendapatan keluarga melalui program peningkatan
pendapatan yang dibantu pembelajaran akademik prestasi peserta didik.
3. Motivasi tutor bertugas menasihati program-program akademik dan yang
menghasilkan pendapatan
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan program paket B dengan program yang
menghasilkan pendapatan.
Deskripsi Proyek
1. Tujuan
untuk menemukan peningkatan efisiensi dan kualitas Program Paket B
yang terintegrasi dengan pendapatan yang menghasilkan program (IGP)
untuk pelajar dan keluarga pelajar.
2. Elemen Inovasi
a. Pengajaran dan Bimbingan
Pengetahuan didefinisikan sebagai output dari proses pengajaran,
sedangkan kemampuan adalah output dari proses bimbingan.
Prosesnya dibagi antara pembelajaran akademis dan menghasilkan
pendapatan program. Materi pelajaran didasarkan pada kurikulum
nasional.
b. Pengelolaan Program Paket B
Peserta didik direkrut menjadi dua kelompok belajar. Para peneliti
mengamati akademisi ajar dan menghasilkan pendapatan proses
belajar.
c. Kepengurusan IGP
Upaya menghasilkan pendapatan didasarkan pada kesepakatan yang
dicapai antara tutor, pelajar dan anggota keluarganya setelah
melakukan berdiskusi secara menyeluruh. Tutor berperan aktif sebagai
keduanya yaitu manajer dan ahli teknis selama tiga bulan pertama
kegiatan yang menghasilkan pendapatan.
3. Motivasi Orang Tua Peserta Didik
Pada tahap awal kegiatan, motivasi orang tua/keluarga untuk mendukung
Program Paket B rendah karena mereka terlalu sibuk bekerja untuk
bertahan hidup dari hari ke hari. Akan tetapi motivasi orang tua berubah
secara bertahap. Ketika anak-anak mereka terlibat dalam Program Paket B,
pada saat yang bersamaan orang tua siswa juga turut berpartisipasi dalam
IGP. Para tutor membantu mereka untuk memilih usaha yang
menghasilkan pendapatan yang mudah dilakukan, risiko rendah dan
menguntungkan.
Hasil Penelitihan
a. Peserta didik dan keluarganya
1. Sekitar 84 persen peserta didik mengikuti Program Paket B karena
alasan ekonomidan sekitar 16 persen menyebutkan alasan lain (yaitu,
terlibat dalam perkelahian geng, kemalasan, perceraian orang tua).
2. Sebelum Program Paket B, sekitar 44 persen menganggur, sekitar 30
persen bekerja paruh waktu, dan sekitar 26 persen membantu orang tua
mereka.
3. Sekitar 70 persen pelajar memilih Program Paket B karena waktunya
yang nyaman jadwal kegiatan belajar, dan sekitar 30 persen karena
kegiatan tersebut tidak dipungut biaya. 4. Sekitar 60 persen peserta
didik ikut karena bisa belajar tanpa harus keluar pekerjaan mereka,
sekitar 20 persen ingin meningkatkan tingkat pendidikan mereka, dan
10 persen ingin mendapatkan sertifikat.
4. Sekitar 60 persen merasa puas dengan jadwal kegiatan pembelajaran
(tiga kali seminggu), dan sekitar 40 persen memiliki masalah dalam
mengoordinasikan waktu belajar dengan pekerjaan mereka.
5. Sekitar 20 persen peserta didik tinggal lebih dari 20 kilometer dari
lokasi kegiatan pembelajaran; sekitar 30 persen memiliki rumah
mereka 10-20 kilometer jauhnya, dan sekitar 60 persen tinggal dalam
jarak 10 kilometer dari lokasi pembelajaran.
6. Sekitar 30 persen keluarga mendukung pelajar meskipun mereka harus
bekerja, sekitar 60 persen membantu biaya transportasi dan materi
pembelajaran, dan 10 persen hanya memberikan moral mendukung.
7. Enam puluh persen keluarga tidak memiliki apa-apa di rumah untuk
memfasilitasi pembelajaran, dan setidaknya 40 persen memiliki sebuah
meja dan kursi.
8. Sekitar 84 persen keluarga merasa rumah mereka tidak cocok untuk
belajar karena kebisingan, ruang sempit dan tidak ada sirkulasi; tetapi
26 persen percaya bahwa rumah mereka memadai cukup.
b. Program yang menghasilkan pendapatan
1. Sekitar 70 persen pelajar tertarik pada program berisiko rendah yang
melibatkan pemasaran, dan sekitar 30 persen mengatakan mereka
menginginkan keterampilan.
2. Mengenai keterlibatan dalam pengelolaan program yang menghasilkan
pendapatan, sekitar 40 persen ditentukan kakak/adik, ibu dan anak,
sekitar 40 persen ibu dan anak, tentang 10 persen ayah, ibu dan siswa,
dan 10 persen tidak tahu.
3. Semua peserta didik setuju bahwa uraian tugas yang diberikan tidak
jelas. Fokus penting dari upaya adalah untuk menghasilkan
keuntungan.
4. Sekitar 60 persen dari kegiatan yang menghasilkan pendapatan
didominasi oleh ibu, dan sekitar 40 persen oleh ayah, saudara laki-laki
dan pelajar.
5. Dalam sekitar 66 persen kasus, gaji ditentukan melalui kesepakatan
keluarga dan di 44 persen mereka didasarkan pada kapasitas produktif
karyawan.
6. Adapun cara pendistribusian gaji, sekitar 50 persen dicairkan
pembayaran sesuai pribadi kapasitas produktif, sekitar 40 persen sesuai
kebutuhan, dan 10 persen tidak merespon.
7. Adapun sumber daya keuangan yang mendukung perusahaan, sekitar
84 persen memperolehnya melalui pinjaman, dan 16 persen
mengandalkan modal keuangan keluarga.
8. Untuk pencatatan, sekitar 60 persen melakukannya secara tidak teratur,
dan 40 persen tidak sama sekali.
9. Mengenai keuntungan bulanan, sekitar 70 persen tidak jelas, dan 30
persen melaporkan Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00.
10. Ketika ditanya tentang kemampuan menyisihkan uang dari keuntungan
setiap bulan untuk membayar pinjaman, tentang 10 persen melaporkan
Rp. 50.000.00, sekitar 40 persen Rp. 30.000,00, dan 50 persennya
adalah tidak yakin.
11. Semua responden merasa mudah mendapatkan sumber daya material
untuk menjalankan usaha.
12. Adapun peralatan yang digunakan untuk menjalankan usaha mereka,
sekitar 60 persen menggunakan mesin tradisional, sekitar 30%
menggabungkan tenaga kerja manual dengan mesin yang dijalankan
oleh listrik, dan 10 persen tidak menggunakan mesin.
13. Sekitar 60 persen peserta didik berkeliling desa mencari bisnis, dan
sekitar 40 persen menentukan siapa konsumen spesifik mereka.
14. Sekitar 30 persen menjual produk mereka secara konsinyasi ke toko-
toko kecil, sekitar 10 persen terjual mereka di warung makan keliling,
10 persen menjualnya di toko sewaan kecil, 20 persen menjualnya dari
15. warung pinggir jalan, 10 persen dijual dari rumah mereka, dan 20
persen menjual barang di mana-mana.
16. Adapun prioritas untuk menggunakan keuntungan, sekitar 60 persen
mengatakan mereka menghabiskan untuk bertahan hidup, dan 40
persen adalah tidak jelas.
17. Sekitar 40 persen pelajar melaporkan bahwa program yang
menghasilkan pendapatan sangat bermanfaat untuk menambah
pendapatan keluarga, sekitar 40 persen mengatakan bisa menambah
pendapatan keluarga sebagai pekerjaan sampingan, dan 20 persen tidak
jelas.
c. Pekerjaan para tutor
1. Sekitar 20 persen tutor mengunjungi keluarga dua kali seminggu, 10
persen seminggu sekali, 40 persen dua kali sebulan, dan 30 persen
sebulan sekali.
2. Sekitar 60 persen tutor melaporkan hubungan yang sangat dekat
dengan peserta didik dan orang tua/keluarga, dan sekitar 40 persen
mengatakan bahwa hubungan itu cukup dekat.
3. Sekitar 60 persen tutor mengamati bahwa materi pelajaran bimbingan
sudah akurat, sedangkan 40 persen mengatakan bahwa itu sulit untuk
diterapkan.
4. Adapun peran tutor pada tahap perencanaan; sekitar 30 persen
membantu menentukan jenis upaya menghasilkan pendapatan, 40
persen membantu mendapatkan sumber daya material dan melakukan
pemasaran survei, dan 30 persen membantu mendapatkan pinjaman.
5. Adapun peran tutor pada tahap pengorganisasian, sekitar 60 persen
membantu menjelaskan pekerjaan deskripsi, dan sekitar 40 persen
membantu untuk berbagi tugas pekerjaan.
6. Adapun peran tutor pada tahap actuating; sekitar 40 persen membantu
keuangan, sekitar 10 persen membantu dalam pemasaran, dan sekitar
50 persen membantu mendukung semangat kerja.
7. Adapun peran tutor pada tahap pengontrolan; sekitar 60 persen
memberikan saran alternatif untuk memecahkan masalah, dan sekitar
40 persen memberikan saran mengenai hasil kontrol.
d. Prestasi Belajar
1. Sekitar 14 persen peserta didik berhasil menghadiri 90 persen atau
lebih sesi pembelajaran, dan 86 persen menghadiri kurang dari 90
persen waktu.
2. Prestasi akademik akan diukur pada akhir September 2000.
Hasil Penelitihan
a. Partisipasi masyarakat
Pada tahap awal proyek, partisipasi masyarakat sasaran rendah. Tutornya
adalah diberdayakan untuk meningkatkan kekuatan partisipasi ini secara
bertahap.
b. Melanjutkan proyek:
Jenis usaha menghasilkan pendapatan yang dipilih dan dilaksanakan
sangat bermanfaat bagi sasaran masyarakat. Dalam hal kebijakan
pengentasan kemiskinan melalui kegiatan belajar di luar sekolah, proyek
ini dianggap berguna hanya untuk waktu yang singkat.
c. Koordinasi dengan organisasi lain: dampak ganda membuka akses
kerjasama dengan organisasi lain.
d. Kurikulum: Kurikulum nasional digunakan secara maksimal.
e. Narasumber: Staf SKB Cilandak berperan sebagai nara sumber teknis, dan
nara sumber lainnya berasal dari masyarakat sasaran atau dari luar.
Masalah dan Kendala
Masalah
1. Sulit untuk secara akurat menentukan jenis upaya menghasilkan
pendapatan yang paling efektif yang diperlukan karena kebutuhan akan
penghasilan sangat mendesak.
2. Sulit untuk mencocokkan kegiatan pembelajaran Paket B dengan program
yang menghasilkan pendapatan agar keduanya untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3. Masih banyak program dan kegiatan lain dengan orientasi yang sama
tetapi dengan orientasi yang berbeda pendekatan, termasuk kegiatan amal.
Kendala
1. Jangka waktu pelaksanaan penelitian tindakan terlalu pendek, tidak
memberikan waktu yang cukup terutama untuk mengukur prestasi
akademik.
2. Tidak cukupnya dukungan yang diberikan untuk mendapatkan hasil yang
optimal dari pelaksanaan program; misalnya, itu harus mencakup studi
pemasaran.
3. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang sering terjadi tidak kondusif untuk
berbisnis.
Wawasan dan Pembelajaran
1. Perumusan program: Program ini sangat efisien dan efektif dilihat dari
segi waktu dan biaya pelaksanaan terutama berkaitan dengan perubahan
kurikulum dan materi pelajaran yang dilaksanakan.
2. Proses: Program dimulai dengan orientasi tutor, dan dilanjutkan dengan
identifikasi dan pemilihan calon sasaran, dan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, yang ditetapkan dalam syarat kondisi lapangan objektif.
3. Target: Sasarannya adalah peserta didik dan orang tuanya atau anggota
keluarga lainnya. Mereka direkrut dari tiga Kelompok belajar paket B
dengan berbagai latar belakang, yang membutuhkan perlakuan yang
berbeda.
4. Jenis usaha yang menghasilkan pendapatan, kegiatan-kegiatan yang
menghasilkan pendapatan ini masih mengungkapkan potensi tertentu.
Dengan demikian program ini dapat diperluas atau diadopsi untuk upaya
pengentasan kemiskinan.
5. Biaya program: Biaya program tergantung pada penilaian kebutuhan
kelompok sasaran, dan apakah kelompok tersebut terlibat dalam
membantu menentukan keluaran program
6. Studi ini jelas menunjukkan bahwa sumber daya manusia dapat
dikembangkan melalui pendidikan luar sekolah mendekati.
Kesimpulan
- Program yang menggabungkan pendekatan pendidikan dan pendekatan
ekonomi sangat tepat untuk
- meningkatkan kualitas hidup peserta didik dan keluarganya.
- Hubungan yang positif antara tutor, peserta didik dan orang tua merupakan
salah satu kunci keberhasilan program.
- Tutor memiliki tanggung jawab untuk mengajar baik di dalam maupun di
luar kelas dan juga untuk memberikan bantuan kepada peserta didik dan
orang tua dalam mengelola program yang menghasilkan pendapatan.
Peserta didik memiliki tanggung jawab untuk belajar dan membantu orang
tua mereka mengelola program ini. Orang tua bertanggung jawab untuk
mengelola seluruh program dan untuk mendukung anak-anak mereka saat
mereka belajar.
- Motivasi belajar peserta didik meningkat (71-93%).
- Motivasi orang tua untuk mendukung kegiatan belajar anaknya meningkat
secara bertahap.
- Bantuan tutor dalam kegiatan pembelajaran akademik dan program yang
menghasilkan pendapatan adalah penting untuk kesuksesan secara
keseluruhan.
- Bantuan program yang menghasilkan pendapatan bersifat teknis dan
manajerial. Bantuan teknis membantu mengembangkan keterampilan
peserta didik dan orang tua secara maksimal. Bantuan manajerial terdiri
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian, dan
termasuk lima Ms manajemen (manpower,uang, material, pemasaran, dan
pemeliharaan).
- Program peningkatan pendapatan keluarga.
Rekomendasi
- Kegiatan penelitian tindakan belum selesai, tetapi hasil kuantitatif dan
kualitatif telah muncul.
- Dengan demikian, atas dasar ini, kami dapat membuat beberapa
rekomendasi:
- Dalam situasi krisis yang menghambat semua usaha ekonomi, program
Paket B jenis ini dapat menjadi pilihan alternatif program pengentasan
kemiskinan.
- Jenis program ini, yang menggabungkan pendidikan dan peningkatan
pendapatan, harus digunakan sebagai model yang sesuai untuk proyek
lain.

Membuat mind mapping_ menganalisis, sasaran, kelompok sasaran,


kajian teori, bentuk inovasi, tujuan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai