Program paket A
Program paket A adalah program pendidikan dasar pada pendidikan nonformal setara SD/MI
bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan
kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan.Pemegang ijazah program paket A memiliki hak
egibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SD/MI.Program kelompok belajar paket A,
dilaksanakan dengan prioritas kepada anak-anak usia sekolah dasar yang tidak sekolah, atau
putus Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang berada pada usia wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tutor menggunakan metode yang sama dengan
pendidikan formal yaitu metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.Pelaksanaan program paket A
ini juga ada pembagian raport sama seperti sekolah formal dibagikan saat akhir semester.
Evaluasi dalam proses pembelajaran pasti ada evaluasi untuk melihat sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap pembelajaran yang mereka dapatkan. Evaluasi tersebut dilakukan dengan
memberikan tugas kepada peserta didik, ulangan semester dimana ini dilakukan setiap
semesternya dan soal yang diberikan itu merupakan hasil dari masingmasing tutor yang
membuatnya. Dalam pelaksanaan paket A ini masih terdapat beberapa kendala seperti kurang
rasa kesadaran dari peserta didiknya, karena dilihat masih banyak perserta didik yang tidak hadir
dalam proses pembelajaran, bahkan saat ujian pun tidak hadir. Tetapi dengan adanya program
pendidikan kesetaraan ini antusias masyarakat sangat baik sekali.
Program Paket B
Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara
SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih
pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah Program Paket B
memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP/MTs.
Program pendidikan kesetaraan paket B ditujukan bagi siswa lulusan SD/MI, lulusan kelompok
belajar paket A atau masyarakat yang telah memproleh pendidikan khusus melalui pendidikan
informal yang telah disetarakan seperti sekolah rumah (home schooling), pendidikan pesantren
dll. Di samping itu pula program pendidikan kesetaraan paket B ditujukan kepada masyarakat
yang putus SMP/ MTs dengan prioritas pada anak usia wajib belajar karena berbagai faktor tidak
dapat melanjutkan seperti : karena alasan ekonomi, sosial, jarak sekolah yang jauh dan tidak
terjangkau, seperti anak-anak di pesisir pantai, dan daerah perbatasan. (Suhendro, Sulistyarini, &
Salim, 2019)
Program Paket C
Program Paket C adalah program pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal setara
SMA/MA bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih
pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan menengah. Pemegang ijazah Program Paket
C memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMA/MA. (Solin)
Program Pendidikan Kesetaraan Program Paket C sebagai bagian dari pendidikan non formal
ditujukan untuk masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan SMA/MA sederajat.
Program ini setara dengan jalur pendidikan formal SMA/MA sederajat, warga belajar yang
mengikuti program kesetaraan kebanyakan adalah lulusan SMP/MTs sederajat yang sudah
bekerja dan tidak memiliki cukup waktu untuk mengikuti pendidikan formal.
Pelaksanaan Kursus-Kursus
Pengertian kursus secara umum adalah belajar sesuatu pengetahuan atau keterampilan dalam
waktu yang relatif singkat. Kursus merupakan salah satu pendidikan yang diberikan di luar
sekolah resmi (non-formal) untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan diri.Tujuan
mengikuti kursus adalah sebagai bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
pengembangan diri, pengembangan profesi, modal kerja, usaha mandiri atau untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Alasan mengikuti kursus adalah keterbatasan waktu
belajar, tidak ada kesempatan lagi untuk mengikuti pendidikan formal, faktor biaya belajar, lebih
terfokus dengan apa yang akan dipelajari, meningkatkan ketrampilan yang telah dimiliki.
Ada berbagai jenis kursus yang di selenggarakan oleh masyarakat contoh kursus keterampilan
komputer , kursus mengemudi , kursus kecantikan , kursus pengobatan , dan berbagai jenis
kursus lainya. (Dewanto)
Pelaksanaan Pelatihan-Pelatihan
Salah satu awal dari jenis pendidikan non formal adalah pelatihan, kegiatan pelatihan
memberikan manfaat yang cukup besar bagi peserta pelatihan apabila dikelola dengan baik.
Dewasa ini banyak orang telah memanfaatkan pelatihan untuk membantu mereka dalam
melaksanakan berbagai tugas dalam kehidupan, pada hakikatnya pelatihan merupakan pemberian
pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku dalam hal ini pengetuan ,
skill dan sikap agar mencapai sesuatu yang diinginkan (Robinson, 1981 :12. )Dalam
perkembanganya lebih lanjut pelatihan ini menjadi makin beragam sesuai dengan perkembangan
sosial ekonomi yang makin kompleks dan berangkai. Pelatihan dapat diselenggarakan oleh siapa
saja baik itu lembaga pemerintahan maupun lembaga non pemerintahan (swasta). (Efendi, 2017)
Home Schooling
Homeschooling atau sekolah rumah adalah model pendidikan atau aktivitas belajar yang
dilaksanakan di rumah atau di tempat lain selain di sekolah konvensional baik secara kolega
(keluarga) maupun komunitas dimana dilakukan pengaturan sendiri terhadap penyelenggaraan
pendidikan, tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan
keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar.
Istilah lain yang merujuk homeschooling adalah home education, home based learning atau
sekolah mandiri. Homeschooling dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan, kebutuhan, dan
potensi anak. Sistem pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar anak merasa senang,
nyaman, tidak merasa dipaksa dan tidak merasa terbebani dalam belajar sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang optimal. (Riadi)
Sekolah Alam
Sekolah alam merupakan sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Lendo Novo. Awal mula
digagasnya sekolah alam adalah karena biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh
masyarakat. Dari latar belakang tersebut, Lendo Novo berambisi untuk mendirikan sekolah
dengan kualitas tinggi tapi murah. Salah satu yang membuat sekolah mahal adalah
infrastrukturnya. Muncullah konsep sekolah alam yang menggunakan alam sebagai sarana
belajar.Pembelajaran pada sekolah jenis ini lebih banyak dilaksanakan di ruang terbuka. Ruang
kelas tetap ada, namun tanpa dinding dan jendela. Sekolah alam dalam proses belajar
mengajarnya lebih menekankan praktik lapangan dibandingkan pembelajaran konvensional.
Banyak kegiatan lapangan yang menyesuaikan dengan tempat sekolah alam tersebut. Salah
satunya seperti bertani, berternak, dan bercocok tanam.
Pada dasarnya sekolah alam mencoba mengajak siswa untuk memaknai konsep fitrah, di mana
sekolah bukan lagi sebagai beban, tetapi realitas kehidupan yang karenanya ilmunya dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Masing-masing sekolah mempunyai cara tersendiri
untuk membuat kegiatan belajar-mengajar jauh dari kesan membosankan, bahkan
menakutkan. Alam memberi banyak inspirasi dan mengajak berpikir realistis. (Harismi)
Sekolah Alam umumnya adalah sekolah formal, sehingga mengikuti jenjang yang berlaku dalam
dunia pendidikan di Indonesia. Walau tidak semua sekolah alam memiliki jenjang pendidikan
yang lengkap, sekolah alam telah berdiri pada jenjang:
Sumber :
Dewanto. (n.d.). Retrieved Juni 29, 2016, from https://denawanto.blogspot.com/2016/06/kursus-
pls-yang-diselenggarakan.html?m=1