Anda di halaman 1dari 4

Tugas

1. Beri contohnya berikut ini


1) Transfer pricing
Contoh Kasus
PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak
perusahaan di Indonesia, yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi
mainan yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan
baku dari Abadi Jaya Esa.

PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak


perusahaan di Indonesia yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi
mainan yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan
baku dari Abadi Jaya Esa. Jika harga wajar bahan baku tersebut misalnya
US$10/buah, dalam transaksi antara PT Abadi Jaya Esa dan PT Abadi Jaya
Makmur harga bahan baku yang sama dijual dengan harga US$30/buah.
Maka, harga yang di-markup terjadi karena prinsip harga pasar wajar (Arm’s
Length Price Principle). Mengapa perusahaan menerapkan prinsip ini?

Untuk menghindari pemungutan pajak di Indonesia dari keuntungan yang


didapat oleh PT Abadi Jaya Makmur, maka dikenakan harga bahan baku
setinggi-tingginya sehingga revenue yang tercatat kecil . Tidak jarang
perusahaan juga tercatat rugi untuk menghindari pengenaan pajak.
Perusahaan lebih memilih keuntungan dialirkan ke anak perusahaan lainnya
dibanding harus dipotong untuk membayar pajak.

2) Tax loopholes
Pelanggaran Lalu Lintas
Pelanggaran lalu lintas banyak terjadi. Para pelaku kadang memanfaatkan
celah pada aturan serta penegakan hukumnya. Ini bisa terjadi misalnya dengan
pelaku melakukan pemalsuan dokumen terkait kelaikan jalan kendaraannya.
Penegak hukum kadang tidak melakukan pemeriksaan secara detail sehingga
meloloskan para pelanggar. Belum lagi jika ada petugas yang melakukan
korupsi.

3) Tax litigation dan tax treaty


 Contoh tax litigation berhubungan dengan permohonan peninjauan
kembali untuk pembetulan atau pembatalan surat ketetapan pajak
permohonan pengurangan sanksi pajak, pengajuan keberatan, banding,
gugatan dan cara-cara lain yang sesuai dengan undang-undang.
 Contoh Tax Treaty
X Inc., perusahaan yang berkedudukan di Amerika Serikat,
mendapatkan imbalan berupa management fee dari PT ABC.
Konsekuensi perpajakannya akan tergantung kepada ada tidaknya BUT
X Inc. di Indonesia. Apabila X Inc. mempunyai BUT yang terletak di
Indonesia, atas penghasilan tadi dapat dikenakan pajak di Indonesia.
Apabila tidak, Indonesia tidak mempunyai hak untuk memajaki
penghasilan X Inc. yang berupa laba usaha (business profit) meskipun
laba usaha tersebut berasal dari sumber di Indonesia.
Beranjak dari ketentuan di atas, penentuan ada tidaknya BUT menjadi
sangat penting dalam menentukan hak pemajakan atas laba usaha.
Dalam hal ini, P3B juga memodifikasi pengertian BUT yang ada
dalam UU PPh.

4) Tax incidence dan exemption


 Contoh Tax Incidence, saat membayar PPN mungkin kita beropini
bahwa yang menanggung pajak adalah pembeli bukan dibebankan ke
penjual
 Contoh Exemption adalah pengecualian pendapatan sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU Pajak Penghasilan untuk
diperhitungkan sebagai bruto pajak.

5) Tax holiday dan tax rate reduction


 Contoh Tax Holiday Indonesia sendiri adalah salah satu contoh negara
yang memberlakukan tax holiday. Tax holiday di Indonesia pertama
kali diatur di tahun 1967, tepatnya melalui Pasal 15 UU No. 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing di mana negara memberikan
beberapa kelonggaran perpajakan. Kemudian, peraturan tersebut telah
beberapa kali mengalami perubahan. Salah satu peraturan yang berlaku
saat ini yang mengatur pemberlakuan tax holiday terdapat di Pasal 31A
UU PPh yang mengatur pemberian fasilitas perpajakan kepada Wajib
Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas
tinggi dalam skala nasional berupa:
a) Pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% dari jumlah
penanaman yang dilakukan;
b) Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
c) Kompensasi kerugian yang lebih lama, tetapi tidak lebih dari 10
tahun; dan
d) Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 sebesar 10%, kecuali apabila tarif
menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih
rendah.

 Contoh tax rate reduction :


Penghasilan DN 500.000.000
Penghasilan LN Jepang 300.000.000
Global Income 800.000.000

Dikurangi :
Pajak yang terutang atas penghasilan DN:
= 5% x 50.000.000
= 2.500.000
= 15% x 200.000.000
= 30.000.000
= 25% X 250.000.000
= 62.500.000
Jumlah pajak yg terutang atas pengh DN
95.000.000

Pajak yang terutang atas penghasilan LN:


(5% -(3/4 x 5%) x 50.000.000 = 625.000
(15% -(3/4 x15%) x 250.000.000 = 9.375.000
Jumlah pajak yg terutang atas pengh LN
10.000.000
Jumlah pajak yang terutang atas pengh.DN+LN
105.000.0

6) Tax capitalization dan tax Investment


7) Tax transformation dan tax shelter
8) accelerate tax avoidance dan unacceptable
9) Tax gas dan amnesty

Anda mungkin juga menyukai