Anda di halaman 1dari 19

Tugas Penelitian

Tema Penelitian : Media Sosial

1) Judul : IMPRESSION MANAGEMENT PENGGUNA APLIKASI TIK TOK


(ANALISIS DRAMATURGI ERVING GOFFMAN BAGI SISWA SMA/SMK
DI KECAMATAN AMBULU).
Jurnal : Fisipol
Penulis : Riza Ayu Shofiana, Dr Juariyah., M.Si.
- Latar Belakang

Kehadiran media sosial telah membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi
dan sebagai ajang perkenalan diri untuk lebih dikenal oleh banyak orang. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki pengguna aktif aplikasi Tik Tok. Seperti yang dilansir oleh
Viva.co.id, sebanyak sepuluh juta penduduk Indonesia yang meng-install dan memainkan
aplikasi Tik Tok dari berbagai kalangan. Pengguna aplikasi ini berlomba- lomba unjuk diri
membuat video berdurasi lima belas detik sekreatif mungkin. Melihat dari fenomena yang
terjadi ada sisi yang menarik untuk diteliti yaitu tentang bagaimana mereka mengelola kesan
di hadapan khalayak khususnya bagi siswa menengah atas dimana masa-masa ini adalah masa
perkembangan kreatifitas dan pembentukan citra diri. Dengan menggunakan aplikasi video
yang sedang digandrungi saat ini dan melihat banyaknya konten video Tik Tok yang menirukan
suatu adegan dan melakukan gaya layaknya public figure menimbulkan pertanyaan bagaimana
mereka tampil dengan leluasa di media sosial dan bagaimana sejatinya mereka di dunia nyata.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori dramaturgi Erving Goffman, salah satu prinsipnya
adalah Impression Management. Bagaimana siswa di Ambulu menampilkan dirinya di depan
orang lain, bagaimana konsistensinya dalam memainkan perannya sebagai siswa, serta
bagaimana caranya agar dapat mempersuasi orang lain agar orang tersebut memandang dirinya
sesuai dengan keinginannya. Dengan melihat beberapa faktor yang terlibat dalam diri siswa
dan faktor lingkungan yang masih tergolong daerah yang berkembang dalam hal memahami
penggunaan media sosial dengan baik dan cermat.

- Tujuan Penelitian

1. Mengetahui panggung depan (front stage) siswa SMA/SMK di ambulu dalam


menggunakan aplikasi tiktok.
2. Mengetahui Panggung belakang (back stage) siswa SMA/SMK di ambulu dalam
menggunakan aplikasi tiktok.
3. Mengetahui Impression management siswa SMA/SMK di ambulu dalam menggunakan
aplikasi Tiktok.

- Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan karya ilmiah, metode mempunyai kedudukan yang cukup penting. Jenis
penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif, artinya data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi pribadi, catatan memo dan dokumentasi resmi lainnya. Sehingga yang
menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik
dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu pengguna pendekatan
kualitatif ini adalah mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan
menggunakan metode deskriptif (Moleong, 2012:131).

- Analisis

Dalam sub bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil dari penelitian yang diperoleh dari
jawaban-jawaban seluruh informan. Jawaban-jawaban itu sendiri diperoleh dari hasil
wawancara dengan mengajukan pertanyaan seperti tujuan pembuatan, dan yang mencakup
keseluruhan pengelolaan kesan yang dilakukan dalam menampilkan penampilannya.
Dari hasil wawancara beberapa informan mereka menyatakan bahwa ketika membuat Tik Tok
selain menampilkan diri mereka juga secara sengaja menyampaikan bahwa mereka ingin
menunjukkan kemampuan diri dan citra yang baik terutama mereka ingin lebih dikenal oleh
banyak orang dan mendapatkan tanggapan positif dihadapan audiennya. Dan dari penuturan
salah satu informan di atas, Tik Tok digunakan untuk bersaing dalam berkarya dengan teman-
teman maupun dengan pengguna aplikasi Tik Tok di luar sana. Karena perkembangan zaman
yang semakin membuat teknologi menjadi sarana untuk membangun personal branding atau
sebuah cara memasarkan diri atau imej kita secara individu.

- Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Hasil pembahasan tentang panggung depan (front stage) siswa pengguna aplikasi Tik Tok:
1. Analisis panggung depan para
informan menunjukkan bahwa aspek-aspek panggung depan merupakan sarana dalam
menampilkan citra diri yakni dengan aspek persiapan pembuatan video yang terdapat beberapa
sub aspek yaitu penampilan yang di dalamnya terdapat pakaian dan make up, gaya, mimik
wajah, bahasa tubuh serta konten video. Dan aspek tujuan pembuatan video Tik Tok.
2. Dramaturgi panggung depan merupakan penampilan- penampilan pilihan yang
menunjukkan citra diri siswa SMA/SMK di Kecamatan Ambulu yang memiliki gaya
dan ciri khas masing-masing serta kemampuan yang dimilikinya.
b. Hasil pembahasan tentang panggung belakang (back stage) siswa pengguna aplikasi Tik Tok:
1. Pemetaan panggung belakang menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari informan
sebagai siswa. Panggung belakang tidak ditampilkan di panggung depan sehingga
momen-momen di panggung belakang jarang sekali dipublikasikan oleh siswa
SMA/SMK di Kecamatan Ambulu yang menjadi informan dalam penelitian ini.
2. Hasil analisis panggung belakang menunjukkan bahwa pemilihan busana yang
biasa saja tidak ada kaitannya dengan pemilihan busana ketika berada di panggung
depan. Busana yang dipilih pada panggung belakang adalah busana yang simpel
dan apa adanya sesuai keinginan.
3. Dramaturgi pada panggung belakang adalah suasana keakraban dengan teman-
teman dan keluarga yang merupakan kegiatan sehari-hari siswa di sekolah, lingkup
pertemanan, maupun lingkup keluarga. Dalam penelitian ini informan lebih
memiliki kedekatan dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarganya
karena beberapa informan memiliki latar belakang keluarga bercerai. Namun tidak
banyak yang lebih memiliki kedekatan dengan keluarganya.

2) Judul : Integrasi Media Sosial Dalam Pembelajaran Generasi Z


Jurnal : Teknologi Informasi dan pendidikan
Penulis : Awal Kurnia Putra Nasution

- Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi sekarang ini benar-benar telah melampaui bayangan


teknologi informasi dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu, saat ini teknologi informasi
sudah menjalar di semua lapisan masyarakat, mulai dari kaum muda, kaum tua, bahkan anak-
anak. Intensitas penggunaan dan pemanfaatan smartphone dalam mengakses berbagai hal pada
generasi z ini secara langsung juga akan mempengaruhi kebiasaan sehari-harinya. Generasi ini
terbiasa untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memulai semua hal. Pengaruh yang
pasti berdampak banyak pada generasi z pastilah pada sisi pembelajarannya. Generasi ini
memang terlahir dalam era kemajuan teknologi, sangat mahir dalam memanfaatkan teknologi
dalam mengakses informasi dan menggunakannya sebagai bahan belajar. Generasi z terbiasa
mencari informasi dengan memanfaatkan mesin pencari google dalam kesehariannya [1].
Bahkan generasi ini mengakses media sosial dan memanfaatkannya dalam memperoleh bahan
pelajaran. Hal ini juga didukung fakta bahwa media sosial saat ini juga sudah terdapat banyak
konten-konten pendidikan.
Berdasarkan fakta bahwa generasi z yang sangat instens dalam menggunakan media sosial
[2] dan pemanfaatan teknologi informasi inilah kemudian penulis merasa perlu untuk membuat
artikel yang akan memberi gambaran bagaimana cara mengintegrasikan media sosial ke dalam
pembelajaran generasi Z. Seperti kita ketahui bahwa pendekatan pembelajaran bagi generasi z
ini harus disesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan mereka sehingga dalam tujuannya akan
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi generasi Z. pada akhirnya diharapkan
generasi z dapat menerima pembelajaran dengan baik. Adapun tujuan penulisan artikel ini
untuk mengetahui: (1) media sosial yang dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran generasi
z; dan (2) cara mengintegrasikan media sosial kedalam pembelajaran generasi z.

- Tujuan Penelitian

Adapaun Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui Integrasi Media Sosial Dalam Pembelajaran
Generasi z.

- Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat kajian pustaka (library
Reasearch) yang menggunakan buku dan sumber literature yang relevan sebagai sumber utama
penelitian [3]. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif, yaitu
penelitian yang menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang terdapat di
dalam teks yang diteliti [4]. Dengan penelitian kualitatif, perlu dilakukan analisis deskriptif.
Metode analisis deskriptif akan memberikan gambaran serta keterangan yang secara jelas,
objektif, sistematis, analitis dan kritis mengenai integrasi media sosial kedalam pemebalajaran
generasi z. Pendekatan kualitatif ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan, kemudian dilakukan klasifikasi dan deskripsi.

- Analisis

Mengintegrasikan media sosial kedalam pembelajaran generasi z dapat diartikan sebagai


penggunaan media sosial pada pembelajaran anak didik yang berada pada usia generasi z,
media sosial akan dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan pendidikan.
Penggunaan media sosial dalam pembelajaran tidak boleh hanya sekedar penggunaan saja, tapi
harus mengintegrasikannya juga, dalam artian media sosial harus benar-benar didesain
penggunaanya sehingga media sosial dan pembelajaran menjadi satu kesatuan. Pemanfaatan
media sosial dalam pembelajaran ini juga harus dilengkapi dengan langkah-langkah
pembelajaran yang benar dan telah dipersiapkan dengan baik, agar pembelajaran berjalan
sesuai dengan rencana pembelajaran. Media sosial yang akan dibahas pada artikel ini ialah
media sosial yang populer di Indonesia dan banyak digunakan oleh generasi Z, yakni :
Facebook, Twitter, Instagram, dan Whatsapp.

- Kesimpulan

Media sosial yang bisa diintegrasikan kedalam pembelajaran generasi z yaitu Facebook,
whatsapp, twitter, dan instagram. Hal ini didasarkan pada populernya aplikasi media sosial di
kalangan generasi z, dan semua generasi z menggunakannya. Adapun cara mengintegrasikan
media sosial kedalam pembelajaran generasi z, yaitu dengan cara memanfaatkan media sosial
facebook, whatsapp, twitter, dan instagram sebagai media pembelajaran. Pada prakteknya
media sosial ini dapat digunakan sebagai virtual class, wadah diskusi, wadah berbagi bahan
pelajaran, berbagi video dan gambar, serta berbagi link informasi seputar pelajaran. Untuk
mengoptimalkan media sosial ini dalam penggunaannya pada proses pembelajaran, ada
baiknya untuk menggunakan media sosial ini di luar jam pelajaran, sehingga penggunaan
media sosial ini berfungsi sebagai penyempurna proses belajar tatap muka. Untuk mendukung
proses agar pembelajaran dengan media sosial ini efektif, sebaiknya membuat komunitas
sendiri yang berisikan guru dan siswa.

3) Judul : Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Promosi


Jurnal : Common Volume 3 Nomor 1
Penulis : Dinda Sekar Puspitarini 1, Reni Nuraeni 2

- Latar Belakang

Jumlah populasi negara Indonesia sebanyak 256,4 juta orang, sebanyak 130 juta orang atau
sekitar 49 persen diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial (Lufthi Anggraeni,
2018), Jenis media sosial yang dikenal oleh masyarakat sangat beragam.diantara banyaknya
jenis media sosial tersebut media sosial yang diamatin orang Indonesia saat ini diantaranya
Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter.Saat ini instagram tidak hanya digunakan sebagai
sarana pemuas kebutuhan hiburan saja, selain menjadi media sosial yang banyak diminati,
Instagram juga merupakan media sosial yang mempunyai peluang besar dalam kegiatan bisnis.
Untuk mendorong brand lokal yang agar berkembang pesat dan dengan minat masyarakat
yang sedang tinggi akan brandlokal, muncullah wadah yang akanmemfasilitasi para brand
lokal karya terbaik anak bangsa dalam satu tempat agar dapat dipasarkan dan dipromosikan
dengan mudah dan cepat kepada publik. Dalam komunikasi pemasaran terdapat bauran
pemasaran, salah satunya adalah promosi.alasan utama seseorang melakukan promosi adalah
agar produk yang dipasarkan semakin dikenal banyak orang. Setelah produk banyak dikenal
orang, maka hasil penjualan juga meningkat. Hal utama dalam promosi adalah membuat pesan
yang persuasif yang efektif untuk menarik perhatian konsumen. Strategi pesan yang efektif
adalah suatu pesan yang dapat menyampaikan tujuan promosi

- Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui promosi apa yang dilakukan oleh Happy Go Lucky house


dalam akun media sosial instagram.
2.Mengetahui faktor-faktor apa yang membuat akun instagram Happy Go Lucky house
aktif sebagai media promosi.

- Metodologi Penelitian

Kualitatif deskriptif dijadikan metode pada penelitian ini yang merupakan pencarian fakta
dengan mengumpulkan data-data berupa kata-kata, gambar, bukan angka. Dengan demikian,
penelitian ini akan berisi beberapa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Data tersebut berasal dari kegiatan wawancara dan hasil dokumentasi.

- Analisis

Media sosial khususnya instagram mempunyai berbagai keuntungan dalam kegiatan promosi,
seperti untuk dapat menyampaikan sebuah informasi kepada konsumen tidak membutuhkan
biaya dan tenaga, bahkan waktu yang digunakan untuk menyampaikan informasi ke banyak
orang sangatlah singkat. Melalui instagram, informasi yang ingin kita sebarkan tidak harus
berupa tulisan, foto bahkan video pun dapat kita sebarkan kepada konsumen dengan mudah.

- Kesimpulan

Bahasa yang digunakan dalam kegiatan promosi pada akun @hglhouse menggunakan bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia. Tanda pagar yang dibuat oleh Happy Go Lucky house yaitu
#hglhouse #hgltodaysoutfit #hgldailyspotlight dan #hglbabes. Tujuan dilakukannya promosi
pada akun instagram @hglhouse adalah untuk memperkenalkan Happy Go Lucky house
kepada lebih banyak orang dan menyampaikan nilai-nilai yang diangkat oleh Happy Go Lucky
house. Pemilihan instagram sebagai media promosi yang aktif didasari oleh alasan bahwa
instagram memiliki kepraktisan dan memberikan manfaat terhadap penjualan yaitu hanya
dengan mengunggah foto ataupun video produk ke akun instagram, kemudian foto tersebut
dilihat oleh konsumen dan konsumen tertarik untuk membeli. Kelebihan instagram yaitu
karena jumlah penggunanya yang sangat banyak dan terus meningkat, sehingga memudahkan
tersebarnya pesan. Kekurangan dari instagram yang dirasakan oleh Happy Go Lucky house
berasal dari penilaian orang-orang yang menganggap bahwa konten yang bagus adalah konten
dengan jumlah like terbanyak, sedangkan jumlah like yang didapatkan oleh foto atau pun video
yang diunggah pada @hglhouse tidak selalu berjumlah banyak. Hal itu terjadi dikarenakan
oleh sifat dari konsumen Happy Go Lucky house yang ‘gengsi’ untuk memberikan komentar
atau bahkan sekedar meninggalkan tanda suka

4) Judul : Personal Branding Konten Kreator Melalui Citra Diri Mahasiswa Di


Instagram (Studi. Deskriptif Kualitatif Pada Akun @Jeromepolin)
Jurnal : Media Penyiaran
Penulis : Venessa Agusta Gogali1, Muhammad Tsabit2
- Latar belakang

Dengan Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan berkembangnya model
atau gaya komunikasi masyarakat yang ditandai dengan munculnya banyak media baru. Akibat
adanya internet, banyak bermuculan media-media yang dapat diakses melalui jaringan internet
yaitu salah satunya media sosial. Media sosial merupakan tempat masyarakat untuk berekspresi,
membagikan informasi dan pengalamannya melalui media sosial pribadi maka tak heran
masyarakat Indonesia merupakan pengguna media sosial terbanyak. Salah satu platform media
sosial yang sering di gunakan yaitu Instagram yang berada di posisi ketiga sebagai media yang
paling besar digunakan masyarakat Indonesia yang posisi pertama di tempati YouTube dan
yang kedua adalah WhatsApp (Kemp, 2021)
Banyak Content Creator Indonesia yang memiliki Personal Branding yang kuat dimata
pengguna media sosial seperti instagram contohnya jika ingin mendapatkan informasi seputar
kecantikan wanita, banyak yang mengikuti instagram @tasyafarasya kemudian jika ingin
mendapatkan informasi seputar makanan dapat mengikuti akun @mgdalenaf dan Influencer
lainnya. Maka tak heran mereka memiliki ratusan bahkan jutaan followers di karenakan
Personal Branding yang mereka miliki. Content Creator ini hadir dari latar belakang yang
berbeda. Banyak yang mulai dari non-selebriti, artinya orang biasa tidak terlahir di dunia
hiburan media televisi ataupun radio, tetapi biasanya memiliki wajah yang cantik atau tampan,
memiliki prestasi di berbagai bidang, atau memiliki konten yang menarik dan mendidik.
Namun yang harus diketahui dan disadari bahwa konten kreator, selebgram ataupun influencer
harus memiliki Personal Branding yang baik di mata publik dan memberikan perubahan secara
signifikan terhadap pengikutnya terhadap informasi, atau konten yang diberikan.

- Tujuan Penelitian

1) Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui Personal Branding Konten Kreator Melalui
Citra Diri Mahasiswa Di Instagram (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun
@Jeromepolin).
- Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu faktor terpenting dalam melakukan penelitian,
karena pada dasarnya metode penelitian adalah metode ilmiah untuk memperoleh data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Adapun apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk memahami secara menyeluruh fenomena yang dialami oleh objek penelitian, berupa
kata-kata dan bahasa, dalam latar alam yang khusus, dengan menggunakan berbagai
metode ilmiah untuk mendeskripsikannya (Moloeng, 2005).

- Analisis

Jerome polin lahir di Jakarta, 2 Mei 1997 yang berdomisili di Surabaya dan sedang
mengenyam pendidikan dan tinggal di jepang memiliki akun Instagram yang telah ter-verified
atau dikenal dengan istilah tanda centang biru disamping bagian nama Instagram, tanda ini
diberikan oleh Instagram sebagai bukti konfirmasi bahwa sebuah akun Instagram adalah akun
asli. Akun yang asli tersebut mewakili selebriti, brand global, maupun tokoh publik. Jerome
kini memiliki 848 Postingan, 6,1 juta pengikut/followers, 2.107 mengikuti/Following data ini
di Screenshot pada tanggal 28 Desember 2021. Jerome menggunakan Instagram For Business
terlihat dibawah nama lengkapnya tertulis pilihan kategori Education pilihan ini dipilih karena
Jerome merupakan mahasiswa yang juga sebagai content creator yang mengedukasi
pengikutnya.

- Kesimpulan

Dengan Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan berkembangnya model
atau gaya komunikasi masyarakat yang ditandai dengan munculnya banyak media
baru. kemunculan Internet sangat cepat diterima oleh beberapa kalangan masyakat,masyarakat
dengan cepat menerima hal ini,terbukti dengan fakta bahwa pengguna media Internet Indonesia
adalah pengguna terbesar termasuk penggunaan Instagram sebagai media social yang banyak
di sukai masyarakat Indonesia.. Berdasarkan pembahasan banyak Content Creator Indonesia
yang memiliki Personal Branding yang kuat dimata pengguna media sosial seperti
Instagram. Personal branding adalah seni menarik dan mempertahankan banyak pelanggan
dengan secara aktif membentuk persepsi publik. Personal Branding yang dibangun oleh Jerome
dimata public atau pengikutnya bahwa sebagai mahasiswa atau pelajar harus memiliki
pemikiran yang positif, giat belajar dan pantang menyerah .
5) Judul : Personal Branding Content Creator di Media Sosial Instagram
Jurnal : Koneksi
Penulis : Debora Lois, Diah Ayu Candraningrum

- Latar Belakang
Komunikasi melibatkan dua orang atau lebih manusia.Saat berkomunikasi terjadi proses
pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Dalam membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk
menyusun strategi komunikasi yaitu: mengenal khalayak, menyusun pesan, dan menetapkan
metode. Middleton membuat definisi dengan menyatakan strategi komunikasi adalah
kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran
penerima sampai pada pengaruh yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.Pembentukan personal branding harus dapat secara efektif mempengaruhi persepsi
maupun pendapat khalayak.Apabila telah tercapai efektif, seseorang dapat menunjukkan
kepada khalayak siapa dirinya, apa saja yang dia lakukan, dan apa perbedaan antara dirinya
dengan orang lain. Menurut Montoya dan Vandehey , terdapat delapan konsep pembentukan
personal branding seseorang, yaitu
Spesialisasi ,Kepemimpinan , Kepribadian , Perbedaan ,Terlihat , Kesatuan , Keteguhan , dan
Nama baik . Titan Tyra adalah salah satu content creator Indonesia yang memiliki keunikan
dan ciri khas dalam berkarya. Akun Instagram Titan saat ini sudah mencapai 616.000 orang
pengikut. Kebanyakan konten-konten yang diunggah seperti konten endorse, vlog kegiatan
sehari-hari, fashion, skincare dan make-up yang diunggah melalui instastory.
Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagikan foto dan video.

- Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui Personal Brending Contrnt Creator di Media
sosial Instagram

- Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi secara
mendalam sebuah fenomena. Selain itu, subjek dari penelitian ini adalah akun Instagram Titan
Tyra. Untuk mengkaji personal branding content creator pada akun Instagram Titan Tyra,
teknik pengumpulan data yang dibutuhkan yakni wawancara, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan terhadap subjek peneliti. Tiga narasumber yang memiliki latar belakang berbeda,
yaitu followers lama dan followers baru Titan Tyra. Kemudian peneliti melakukan wawancara
secara mendalam dengan narasumber.

- Analisis
Menurut Haroen , personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap
aspek-aspek yang dimiliki seseorang, seperti kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai dan
bagaimana semua itu menciptakan persepsi positif dari masyarakat yang dapat digunakan
sebagai alat pemasaran. Membentuk personal branding memerlukan persepsi yang dapat
mempengaruhi pandangan orang secara efektif. Apabila telah tercapai efektif, seseorang dapat
menunjukkan kepada audiens tentang siapa dirinya, apa saja yang dia lakukan, apa perbedaan
dia dengan orang lain. Menurut Montoya (dalam Haroen, 2014) terdapat delapan konsep
pembentukan personal branding yaitu Spesialisasi (The Law of Specialization), Kepemimpinan
(The Law of Leadership), Kepribadian (The Law of Personality), Terlihat (The Law of
Visibility), Kesatuan (The Law of Unity), Nama Baik (The Law of Goodwill).

- Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan strategi personal branding yang dibentuk seseorang, yaitu:
a. Personal branding yang dibentuk seseorang harus konsisten agar mudah dan cepat
dikenali khalayak.
b. Brand image harus terus berinovasi, kreatif, dan menarik.
c. Penting untuk menunjukkan kepribadian diri yang asli. Kepalsuan tidak akan
bertahan lama.
d. Penting sebagai jembatan membagun relasi dengan rekan kerja.
e. Menjadikan seseorang sebagai pedoman kehidupan khalayak.
f. Brand image dapat mempengaruhi keputusan seseorang.

6) Judul : Analisis Personal Branding Content Creator TikTok @claramonica


Jurnal : Kiwari
Penulis: Claudia Dinata1, Sisca Aulia2*

- Latar Belakang
Pada umumnya seorang content creator memiliki target penonton atau audiens yang ingin
dicapai. Hal inilah yang membuat seorang content creator perlu memiliki keahlian khusus
dengan cara meningkatkan brand awareness suatu produk seperti mengumpulkan ide dan data
yang relevan juga melakukan riset, membangun konsistensi suatu branding dalam
mewujudkan karya yang unik serta membuat konsep yang menarik .

- Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui Analisis Personal Branding Content Creator
TikTok @claramonica

- Metodologi Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti dengan mengumpulkan data adalah teknik
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi ke lapangan untuk memperoleh data - data
secara jelas dan terperinci dengan menganalisis personal branding content creator TikTok
@claramonica. Objek penelitian yang diteliti adalah penggunaan aplikasi TikTok untuk
membangun popularitas. Nama akun Tik Tok Clara Monica adalah @iniclaramonica memiliki
lebih dari 220 postingan video dengan 91,1 likes. Narasumber ke-2 .

- Analisis
Setelah melakukan penelitian kepada Clara Monica penulis akan memaparkan mengenai
analisis personal branding content creator TikTok @claramonica. Untuk mengetahui beberapa
hal yang terkait dengan personal branding maka, penulis melakukan wawancara dengan
narasumber yang relevan dan terperinci antara lain Clara Monica, mahasiswa, juga dosen
komunikasi UBM. Selain itu untuk membangun personal branding, hal yang harus dimiliki
adalah keunikan atau ciri khas. Sebagai seorang content creator untuk menunjukkan karakter
diri pada media sosial agar terlihat senang juga ingin mencari tahu informasi tentang influencer
TikTok melalui profile. Konsisten post and list sehari satu kali harus ada. Karena kalau udah
libur postingan kenaikan followers langsung menurun banget dan menurunnya tidak terlihat
atau stuck terhadap perubahan, baik karena ada yang meng - unfollow atau follow lagi." Dalam
pembuatan konten berupa video yang menarik dan kreatif seorang content creator untuk
meningkatkan followers harus adanya konsisten dan relevan agar lebih dikenal orang banyak
terutama followers.

- Kesimpulan
Media sosial yang banyak diminati kalangan anak muda saat ini adalah TikTok. Oleh karena
itu, penggunaan aplikasi TikTok sangat bervariasi karena adanya perbedaan usia. Platform
media sosial TikTok tersebar luas untuk mendapatkan koneksi dan menaikkan insight lebih
cepat untuk mendapatkan viewers, komen serta likes terbanyak. Para pengguna aplikasi
TikTok dalam membangun citra public atau karakter diri menjadikan ketertarikkan dalam
membentuk persepsi positif dengan juga selalu mengikuti tren terkini juga menunjukkan karya
- karya kreatif melalui Selain itu, Clara Monica personal branding yang ia bangun.

7) Judul : Impression Management Agnes Monica Melalui Akun Instagram


(@agnezmo)
Jurnal : E-Komunikasi
Penulis: Chelsea Amanda Alim

- Latar Belakang
Seturut dengan perkembangan jaman, pada tahun 1964, Jones menemukan pengembangan
teori ini di dalam kehidupan berorganisasi. E.E. Jones merupakan psikolog sosial pertama yang
berorientasi pada laboratorium untuk melakukan investigasi aspek presentasi diri dalam
perilaku sosial. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan Impression Management
Tactics milik Jones & Pittman , sebagai indikator untuk mengukur.
Bilamana impression management dapat dilakukan pada media-media sosial seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, tentu impression management juga dapat dilakukan pada media sosial
seperti instagram. Menurut Davies dalam Self Presentation through Online Image Sharing ,
keseharian dipresentasikan melalui flickr dan terjabarkan sebuah proses pembagian dan
diskusi gambar yang menuntun kepada proses belajar yang menyediakan bermacam-macam
cara merefleksikan dunia melaluinya.Gambar demi gambar, foto demi foto, memiliki makna
pesannya sendiri-sendiri. Makna antar pemberi dan penerima-pun tentu akan berbeda-beda
tergantung dari latar belakang perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing.Usaha manajemen
kesan yang merupakan bagian dari presentasi diri ini jelas digunakan oleh banyak figur publik.
Pada umumnya, seseorang menginginkan dirinya untuk diterima publik sebagai sosok yang
intelligent, friendly, dan morally good .

- Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui Impression Management Agnes Monica
Melalui Akun Instagram

- Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode konsep tualisasi yaitu Konsep utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah konsep impression management. Sedangkan menurut
Schlenker , manajemen kesan terdiri dari perilaku individu saat menciptakan, mengendalikan,
serta menata atau menjaga citra diri mereka , dan hal tersebut mempengaruhi cara mereka
dianggap oleh orang penting lainnya. Pada umumnya, seseorang menginginkan dirinya untuk
diterima publik sebagai sosok yang intelligent, friendly, dan morally good .

- Analisis
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan milik Krippendorf (1993, p.82),
yang terdiri dari beberapa hal seperti berikut; merumuskan masalah, menyusun kerangka
konseptual, dan menyusun perangkat metodologi. Penyusunan perangkat metodologi meliputi;
penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep, penentuan unit analisis,
penentuan populasi dan sampel, penentuan metode pengumpulan data, penentuan metode
analisis, serta analisis dan intrepretasi data. Keseluruhan data yang diperoleh dan dikumpulkan,
dianalisa berdasarkan teori yang terkait. Pada akhirnya, keseluruhan data tersebut akan
dideskripsikan dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu pembahasan data yang
bersifat deskriptif.

- Kesimpulan
Dari penelitian ini, peneliti menemukan bahwa dalam mengupayakan citra diri yang baik
tersebut, Agnes Monica diketahui paling sering menggunakan taktik impression management,
ingratiation berikut self promotion. Meski Agnes Monica diketahui dapat melakukan taktik
yang lain, ternyata taktik yang digunakan untuk menunjukkan ketergantungan dan kelemahan
ini, juga ikut digunakan. Taktik intimidation diketahui tidak ditemukan sama sekali dalam
realisasi yang dilakukan oleh Agnes, karena ia ingin terlihat menarik dan disukai.

8) Judul : Impression Management Selebgram di Media Sosial Instagram


Jurnal : Bandung Conference Series: Public Relations
Penulis : Fathya Alissananda*, Maman Suherman

- Latar belakang
Pada hakikatnya manusia sudah melakukan komunikasi semenjak dilahirkan ke dunia.
Tindakan komunikasi ini secara terus menerus berlangsung pada proses kehidupan manusia.
Seiring dengan berkembangnya zaman, komunikasi yang dilakukan pun tidak hanya secara
langsung atau tatap muka tetapi juga bisa dilakukan melalui berbagai macam teknologi salah
satunya dengan menggunakan smartphone. Kebutuhan komunikasi manusia di generasi
millenial ini difasilitasi oleh media sosial. Salah satu media sosial yang dapat memfasilitasi
kebutuhan akan komunikasi tersebut adalah Instagram. adalah sejenis jejaring sosial tempat
dan video Dalam hal ini, selebgram juga mengakibatkan para followersnya cenderung akan
mengikuti apa yang akan dilakukan atau dipakai oleh selebgram tersebut.
Dengan cara kita berbusana, berkomunikasi dan yang lainnya, seseorang dapat
memperlihatkan suatu gambaran yang akan diterima oleh orang lain untuk mempersentasikan
dirinya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai impression management melalui media sosial
khususnya di Instagram. Pengelolaan kesan merupakan bagaimana usaha kita dalam
mempresentasikan diri dengan tujuan mengawasi pendapat orang lain serta memanfaatkan hal-
hal yang dapat menguntungkan seseorang atau lembaga. Panggung belakang yang dimaksud
adalah hal-hal yang tidak diketahui oleh followersnya di dalam akun Instagram selebgram.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka fokus penelitian dalam penelitian ini
sebagai berikut: «Bagaimana impression management selebgram di media sosial Instagram?».

- Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui Impression Management Selebgram
di Media Sosial Instagram

- Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini juga penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut
Sugiyono (2017) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

- Analisis
Berdasarkan pengamatan penulis, Sinki sangat memperhatikan apa yang akan di upload pada
akun instagramnya. Hal ini terlihat dari cara Sinki dalam menentukan mix and match pakaian
yang menjadi ciri khasnya, gestur tubuh atau pose pada saat pengambilan foto serta latar
belakang tempat yang menambah nilai artistik dari setiap foto dan video yang dia upload dalam
akun Instagram pribadinya.
Panggung depan dibagi menjadi dua yaitu front pribadi dan setting atas alat perlengkapan.
Personal front terdiri alat-alat yang dapat dianggap sebagai perlengkapan yang dibawa seorang
individu ke dalam setting, biasanya mencakup bahasa verbal dan bahasa tubuh seorang
individu. Sedangkan setting merupakan situasi fisik yang harus ada ketika seorang individu
sedang melakukan sebuah pertunjukan. Penulis menemukan gaya bahasa yang biasa Sinki
gunakan dalam menampilkan suatu kesan yang ingin dia tampilkan dalam membangun suatu
kesan yang terlihat baik. Terdapat pesan nonverbal yang ingin disampaikan oleh Ariq terlihat
disetiap foto atau video yang dia upload. Dimulai dari mimik wajah, pakaian yang dikenakan,
latar belakang pengambilan foto serta gestur yang dilakukan olehnya.

- Kesimpulan
Hal tersebut penulis temukan saat observasi dimana penampilan yang berwibawa, keren dan
rapi berusaha Sinki presentasikan dalam membangun kesan dirinya dimata followers.
Berbanding dengan panggung belakang bahwasannya ia terlihat sederhana dan memakai
penampilan yang seadanya. Dalam lingkungan pergaulannya ia dikenal sebagai pribadi yang
memiliki gaya bahasa ceplas-ceplos dan memiliki pergaulan yang bebas, sangat jelas terlihat
berbeda dengan apa yang ada di panggung depan dimana ia bersikap bijaksana dan terlihat
baik. Dalam hal ini Ariq mempresentasikan bahwa dirinya sebagai selebgram yang modis dan
fashionable terlihat dari beberapa foto dan video yang diunggah pada akun Instagramnya.
Berbanding dengan panggung belakangnya yang dimana ia terlihat sederhana dan apa adanya.
Dalam lingkungan pergaulannya, ia dikenal sebagai seseorang yang selalu ceria, riang dan
selalu membuat teman-temannya tertawa, sangat jelas terlihat berbeda dengan apa yang ada di
panggung depan sebagai Ariq yang terlihat jutek dan tidak ramah.

9) Judul : ANALISIS FENOMENA SOSIAL MEDIA DAN KAUM MILENIAL:


STUDI KASUS TIKTOK
Jurnal : Social Scinces and Innovation Technology
Penulis : Yohana Noni Bulele1, Tony Wibowo2

- Latar Belakang
Kecepatan internet yang semakin maju juga membantu pertumbuhan konten video untuk
diunggah ke internet. Banyaknya pengguna aplikasi TikTok di Indonesia yang mencapai lebih
dari 10 juta, mayoritas penggunanya adalah anak usia sekolah , maka dari itu dapat kita ketahui
aplikasi TikTok telah menjadi primadona, dan digandrungi para milenial yang mayoritasnya
adalah anak sekolah . Selain itu, aplikasi ini juga dapat memberikan ruang pada siapa saja yang
ingin berkreasi dalam mengekspresikan diri atau mengembangkan kreatifitas.

- Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian adalah untuk Mengetahui Analisis Fenomena sosial media dan
Kaum Milenial Studi Kasus Tiktok

- Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka dan wawancara,
dimana penelti mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik yang diangkat dari
berbagai sumber diantaranya berita atau forum dan menanyakan informasi seputar TIKTOK
dengan beberapa narasumber.

- Analisis
Penelitian ini juga menggunakan metode meta analisis. Secara sederhana, penelitian meta
analisis merupakan analisis atas analisis, atau dengan arti lain meta analisis dapat dilakukan
analisis secara komperhensif terhadap beberapa analisis dari berbagai hasil penelitian
mengenai topik yang telah dipilih. Menurut Angga Anugrah Putra, Head of User and Content
Operations TikTok Indonesia, selama dua tahun lebih TikTok hadir di Indonesia semakain
banyak masyarakat yang menikmati untuk berkreatifitas di TikTok.Namun, menurut Head of
Communications TikTok Indonesia, Cathrine Siswoyo, mereka selalu memperbarui keamanan
dan memprioritaskan data privacy pengguna secara resmi.Aplikasi TikTok dijadikan sebagai
ajang eksistensi diri yang bangga untuk ditunjukkan kepada orang lain. Dengan berbagai efek
musik, stiker, serta gambar 3 dimensi lainnya.

- Kesimpulan
Tik Tok merupakan aplikasi yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, serta materi
kontennya pun bisa dibilang bebas. Sehingga «content creator» dapat berbagi banyak hal, tidak
terfokus pada satu topik atau tema yang ingin dibagikan di media sosial dan tidak
membutuhkan banyak property atau tempat khusus dalam pembuatan kontennya.

10) Judul : FENOMENA SELF-DISCLOSURE DALAM PENGGUNAAN


PLATFORM MEDIA SOSIAL
Jurnal : Teknologi dan Informasi Bisnis
Penulis : Muhammad Rachdian Al Azis
- Latar Belakang
Aplikasi mobile ialah sejenis perangkat lunak aplikasi yang dirancang untuk bisa beroperasi
pada perangkat seluler seperti smartphone dan tablet, sehingga penggunaanya semakin mudah .
Tak heran bahwa pengguna internet di Indonesia, seperti yang disampaikan yang dikutip
republika. Salah satu aplikasi mobile media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia
yaitu Instagram. Instagram sendiri ialah aplikasi untuk membagikan foto dimana,
memungkinkan para penggunanya untuk mengambil foto-foto, kemudian menggunakan filter
digital, untuk kemudian menyebarkannya ke dalam layanan jejaring sosial yang tersedia .
Selain itu, Instagram memiliki berapa fitur unggulan.

- Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui FENOMENA SELF-DISCLOSURE
DALAM PENGGUNAAN PLATFORM MEDIA SOSIAL.

- Metodologi Penelitian
Sejalan dengan hal tersebut, Ardianto: 2014 juga menjelaskan bahwa metode deskriptif-
kualitatif adalah metode yang memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari
sebuah fenomena yang diteliti dimana penelitian jenis ini memiliki ciri menitikberatkan pada
observasi dan suasana alamiah (natural setting). Menurut Kriyantono, 2006 Penelitian
kualitatif yangmemiliki sifat deskriptif akan cenderung menggunakan analisis. landasan teori
nantinya akan dimanfaatkan sebagai acuan supaya fokus penelitian akan menjadi sesuai
dengan fakta di lapangan.

- Analisis
Dalam Ledbetter, 2016 interaksi antara follower dengan selebgram adalah bentuk memediasi
hubungan antar keduanya. Terdapat keterkaitan juga antara frekuensi yang diunggah
selebgram dengan sikap self disclosure yang dinilai dari frekuensi postingan selebgram
tersebut. Seperti hal tersebut, dalam kasus tertentu. Terdapat salah satu followers yang sudah
menjadi pengikut akun tersebut dalam rentang durasi sekian tahun lamanya saat sosok
selebgram itu masih belum terkenal. Dan ketika selebgram itu mengadakan komunikasi
dengan pemilik akun tersebut. Kemudian, didapati hubungan antar keduanya telah
berkembang melalui adanya self disclosure yang dilakukan oleh pemilik akun. follower tadi
telah menganggap selebgram tersebut sebagai orang dekatnya karena informasi- informasi
bermanfaat hasil self disclosure selebgram tersebut. Dengan demikian dapat diasumsikan jika
semakin seorang self disclosure atau membuka diri, maka jumlah pengikutnya akan menjadi
lebih banyak. Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian sebuah penelitian berjudul
"Fostering parasocial relationships with celebrities on social media: Implications for celebrity
endorsement" yang dilakukan oleh Chung dan Cho dimana disitu dinyatakan bahwa adanya
interaksi di dalam sosial media tersebut, ternyata memiliki pengaruh atau mempengaruhi
hubungan selebgram dengan pengikut/followernya selaku penggemarnya melalui pendekatan
self‐ disclosure yang dilakukan oleh selebgram tersebut.

- Kesimpulan
Diketemukan hasil bahwasannya sejalan dengan anggapan Littlejohn yang menganggap jika
dari jenis kelamin laki-laki akan lebih menjaga jarak dengan tidak mempublikasi segala bentuk
privasi di dalam kehidupan kesehariannya. Selebgram berjenis kelamin laki-laki hanya akan
membagikan cerita maupun pengalaman yang bukan bersifat pribadi, Mereka hanya akan
membuat publikasi konten di sosial media instagram perihal mengenai pandangan yang
bersifat umum atau buah pikiran dan karya yang sedang dibuatnya. Taraf dari hubungan Nessie
Judge dengan para followersnya apa yang ingin dituju atau dicapai dalam hidup, bukan hanya
preferensi makanan, musik atau hal favorit. Seperti halnya ketika Nessie Judge menceritakan
ketakutan terbesarnya adalah bukan sesuatu yang bersifat ghaib atau astral seperti hantu, Justru
dalam pendapatnya, malahan manusia bisa lebih setan daripada setan itu sendiri. Dalam jurnal
yang berjudul Self- disclosure and social media: motivations, mechanisms and psychological
well-being , dijelaskan motif secara intrapersonal dalam mengekspresikan diri di media sosial
bertumbuh dari kondisi perasaan maupun pikiran agar dapat melepaskan yang terpendam.
Yang menjadi daya tarik, karena jika dalam lingkup penelitian tradisional tentang self
disclosure, ada tekanan psikologis untuk berekspresi karena dapat mengeluarkan tingkat stres
yang tertahan.

Anda mungkin juga menyukai