Anda di halaman 1dari 7

Analisis Novel

“Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata

Oleh:
Nama : Riva Salwa Eldiama
Kelas : XII MIPA 3

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


SEKOLAH MENENGAH ATAS SMAN 65 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023
Jalan Raya Kelapa Dua, Kebon Jeruk - Jakarta Barat (11530)
ANALISIS NOVEL
“Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata

A. IDENTITAS NOVEL

Judul : Sang Pemimpi

Penulis : Andre Hirata

Penerbit : PT Bentang Pustaka

Tahun terbit : Juli 2006

Tempat terbit : Yogyakarta

Halaman : x + 292 Halaman

Cetakan : ke-14, Januari 2006

ISBN : 979-3062-92-4

Harga : Rp 99.000

B. SINOPSIS NOVEL
Dalam novel Sang Pemimpi, Andrea Hirata bercerita tentang
kehidupannya di Belitong pada masa SMA. Tiga tokoh utama dalam karya in
adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal tidak lain adalah Andrea Hirata sendiri,
sedangkan Arai adalah saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu ketika mash
kecil. Arai disebut simpai keramat karena dalam keluarganya ia adalah orang
terakhir yang mash hidup dan a pun diangkat menjadi anak ole ayah Ikal. Jimbron
merupakan teman Arai dan Ikal yang sangat terobsesi dengan kuda dan gagap bila
sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup. Ketiganya melewati kisah
persahabatan yang terjalin dari kecil hingga mereka bersekolah di SMA Negeri
Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur.
Demi memenuhi kebutuhan hidup, Ikal dan Ari harus bekerja sebagai kuli
di pelabuhan ikan pada dini hari dan pergi ke sekolah setelahnya. Namun begitu,
mereka tetap gigih belajar sehingga selalu berada dalam peringkat lima teratas
dari 160 murid di sekolahnya. Sekolah mereka merupakan SMA neger pertama
yang bergengsi di Belitong, sebelumnya satu-satunya SMA yang terdekat berada
di Tanjung Pandan. Sekolah tersebut berada 30 kilometer dari rumah Ikal dan Arai
sehingga mereka harus menyewa kamar dan hidup jauh dari orang tua.
Selama masa SMA, banyak kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh
Arai dan Ikal. Mereka pernah mengejek Pak Mustar sat upacara bendera di pagi
hari sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka. Mereka juga pernah
menyusup ke bioskop yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk
menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai dan
Ikal diberi hukuman keesokan harinya
Pada akhirnya, Jimbron harus berpisah dengan Ikal dan Arai yang akan
meneruskan kuliah di Jakarta. Selama di Jakarta, mereka luntang-lantung mencari
pekerjaan namun akhirnya Ikal menjadi pegawai pos dan Arai pergi ke
Kalimantan untuk bekerja sambil kuliah. Ikal berhasil membiayai kuliahnya di
Universitas Indonesia hingga menjadi Sarjana Ekonomi, sedangkan
Arai belajar biologi di Kalimantan. Hidup mandiri terpisah dari orang tua
dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-
cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka,
hanyalah sebuah mimpi.

C. DATA-DATA
1. Sang Pemimpi adalah novel kedua dalam tetralogi Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang
Pustaka pada Juli 2006. Dalam novel ini, Andrea mengeksplorasi
hubungan persahabatannya dengan dua anak yatim piatu, Arai Ichsanul
Mahidin dan Jimbron, serta kekuatan mimpi yang dapat membawa
Andrea dan Arai melanjutkan studi ke Sorbonne, Paris, Prancis.
2. Novel ini ditulis oleh Andrea Hirata Seman Said Harun atau lebih
diketahui yang bernama Andrea Hirata, di mana dia lahir di pulau
Belitung Timur, lebih tepatnya di Bangka Belitung pada tanggal 24
Oktober 1982.
3. Sang Pemimpi adalah sebuah film drama petualangan Indonesia tahun
2009 yang diadaptasi dari tetralogi novel Laskar Pelangi kedua, Sang
Pemimpi karya Andrea Hirata. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan
diproduseri Mira Lesmana. Pengambilan gambar rencananya dimulai
di Belitung (Belitong, dalam bahasa setempat) pada 1 Juli 2009 dan
dijadwalkan selesai pada 21 Agustus 2009, dan akan dilakukan di
beberapa lokasi di Manggar, Tanjung Pandan, Jakarta, dan Bogor. Film
ini rencananya akan tayang di bioskop di Indonesia mulai 17
Desember 2009.
4. Sang Pemimpi akan menjadi film pembuka dalam Jakarta International
Film Festival (JiFFest) 2009 pada 4 Desember 2009, dan menjadi film
Indonesia pertama yang menjadi pembuka sejak JiFFest pertama pada
tahun 1999.Sang Pemimpi adalah film Indonesia terlaris kedua pada
tahun 2009 dengan jumlah penonton 1,9 Juta orang.
5. Sang Pemimpi mendapat penghargaan buku adaptasi terbaik pada
Anugerah Buku ASEAN 2018 yang diselenggarakan di sela-sela Kuala
Lumpur International Book Fair.

D. HAL INSTRINSIK

E. UNSUR KEBAHASAAN

F. PANDANGAN PENGARANG
Aspek Kehidupan Pandangan Pengarang
Nilai Sosial Petikan Bukti Pendukung:
"Aku ingin menyelamatkan Jimbron walaupun benci
setengah mati pada Arai. Aku dan Arai menopang
Jimbron dan beruntung kami berada dalam labirin
gang yang membingungkan."(SP, 15)

Argumentasi (Pembahasan secara ilmiah):


Kutipan di atas dapat di jelaskan bahwa walaupun Ikal
sangat benci kepada Arai tapi jiwa penolongnya
kepada Jimbron masih tetap ada dalam dirinya, karena
dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah
bersaudara. Kutipan di atas secara jelas megandung
nilai pendidikan sosial melalui penggunakan gaya
bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang mengandung
suatu pernyataan yang berlebihan, misalnya
membesar-besarkan suatu hal dari yang sesungguhnya.
Hal it dapat dilihat dari ungkapan "benci setengah
mati" yang mempunyai arti sangat membenci.

Nilai Keagamaan Petikan Bukti Pendukung:


"Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub
dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran
karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang
pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor
karena beliau seorang Katolik, tapi kami
memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah
sebatang kara seperti Arai a menjadi anak asuh sang
pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit
pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron.
Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan
Jimbron mengaji ke masjid" (SP, 61).

Argumentasi (Pembahasan secara ilmiah):


Di lihat dari kutipan di atas, Tokoh Jimbron dalam
novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat
beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun
dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu
agama Katolik. Penamaan nilai religius yang tinggi
mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong dan
tidak angkuh pada sesama. Manusia menjadi saling
mencintai dan menghormati, dengan demikian
manusia bisa hidup harmonis dalam hubungannya
dengan Tuhan. sesama manusia maupun makhluk lain.
Pendeta Geovany dalam kutipan di atas adalah sook
yang penyayang dan menghormati manusia lain yang
beda agama, ternukti bahwa Jimbron sebagai anak
angkatnya justru malah setiap harinya diantar mengaji
dan tidak sedikit pun bermaksud mengonversi
keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika
mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid.
Kutipan di atas mempunyai kandungan nilai
pendidikan religius karena secara jelas disampaikan
penulis melalui gaya bahasa pars pro toto yang terlihat
pada kata "sebatang kara" yang berarti tidak punya
siapa-siapa, hanya hidup seorang diri tapa ada keluarga
di dekatnya. Pars pro toto adalah gaya bahasa yang
melukiskan sebagian dari keseluruhan, berarti kata
tersebut dalam kutipan di atas yang hidup sebatang
kara yang dimaksud adalah Jimbron.

Nilai Budaya Petikan Bukti Pendukung:


"Dan seperti kebanyakan anak-anak Melayu miskin di
kampung kami yang rata-rata beranjak remaja mulai
bekerja mencari uang,..." (SP, 32)

Argumentasi (Pembahasan secara ilmiah):


Masyarakat melayu ketika mulai beranjak dewasa
kebanyakan mereka sudah berusaha bekerja mencari
uang untuk membantu keluarganya dalam mencukupi
kebutuhan hidup. Maka tidak heran, banyak remaja
yang memilih tidak melanjutkan sekolah, melainkan
memilih untuk bekerja.
Kutipan di atas secara jelas mengandung nilai
pendidikan budaya melalui penggunakan gaya bahasa
paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan dalam
satu kalimat. Hal itu dapat dilihat dari kata
"anak-anak" dan "remaja" terdapat pada satu kalimat
dengan arti yang berlawanan.

Nilai Moral Petikan Bukti Pendukung:


"WC ini sudah hampir setahun diabaikan karena keran
air yang mampet. Tapi manusia - manusia cacing, para
intelektual muda SMA Negeri Bukan Main yang
tempurung otaknya telah pindah ke dengkul, nekat
menggunakannya jika panggilan alam itu tak
tertahankan. Dengan hanya berbekal segayung air saat
memasuki tempat sakral itu, mereka menghinakan
dirinya sendiri dihadapan agama Allah yang
mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari
iman. Dan kamilah yang menaanggung semua kebe
jatan moral mereka."(SP, 130).

Argumentasi (Pembahasan secara ilmiah):


Kutipan di atas sangat tidak pantas dijadikan contoh
bagi masyarakat, khususnya para penerus bangsa
(siswa). Jelas WC yang keran airnya mampet, malah
mash digunakan. Apalagi yang menggunakannya
adalah para intelek muda yang dasar pendidikannya
ada. Mereka yang menggunakan
tidak menahiraukan walaupun agama sudah
mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman.
Mereka yang melakukan justru malah tidak merasa
bersalah, walaupun orang lain yang kena dampak dari
ulah mereka. Pendidikan moral sangat penting untuk
mendidik manusia yang belum benar tapi merasa
sudah benar.
Kutipan di atas mempunyai kandungan nilai
pendidikan moral karena secara jelas di sampaikan
penulis melalui gaya bahasa sarkasme yaitu gaya
bahasa sindiran yang paling kasar dalam
pengungkapannnya. Hal itu dapat dilihat pada kalimat
"tempurung otaknya telah pindah ke dengkul".
Arti dari kalimat tersebut adalah orang yang berbuat
seenaknya sendiri tanpa peduli aturan dan etika

G. RANCANGAN NOVEL
Judul
Tokoh dan Karakter
Alur
Latar
Amanat

…….(ringkasan bentuk paragraph)

Anda mungkin juga menyukai