Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maymin Nababan

NIM : 190720283
Kelas : 13F1

Tugas E-learning

1. Mengapa lingkungan melabeli bahwa seorang gay tidak sesuai dengan pekerjaan
secara informal

Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara
individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual,
homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman
seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada
orang dari jenis kelamin sama, "Homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu
tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan
keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu.”
Homoseksualitas adalah salah satu dari tiga kategori utama orientasi seksual, bersama
dengan biseksualitas dan heteroseksualitas, dalam kontinum heteroseksual-homoseksual.
Ilmuwan tidak tahu secara pasti apa yang menentukan orientasi seksual seseorang, tetapi
mereka menduga bahwa orientasi seksual dipicu oleh kombinasi faktor genetik, hormon,
dan lingkungan, dan bukanlah suatu pilihan. Mereka mengacu kepada teori-teori yang
berbasiskan pada biologi, yang menyebut faktor genetik, lingkungan awal di uterus, atau
keduanya. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pengalaman pada masa kecil berperan
terhadap orientasi seksual. Selain itu, upaya untuk mengubah orientasi seksual juga tidak
didukung oleh bukti-bukti ilmiah.
Konsensus ilmu-ilmu perilaku dan sosial dan juga profesi kesehatan dan kesehatan kejiwaan
menyatakan bahwa homoseksualitas adalah salah satu bentuk keragaman orientasi seksual
manusia. Homoseksualitas tidak dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan dan bukan
penyebab efek psikologis negatif; prasangka terhadap kaum biseksual dan homoseksual-lah
yang menyebabkan efek semacam itu. Meskipun begitu banyak sekte-sekte agama dan
organisasi "mantan-gay" yang memandang bahwa kegiatan homoseksual adalah dosa atau
kelainan. Bertentangan dengan pemahaman umum secara ilmiah, berbagai sekte dan
organisasi ini kerap menggambarkan bahwa homoseksualitas merupakan "pilihan".

Berdasarkan dari materi yang dijelaskan sebelumnya, kasus ini disebutkan dengan perspektif
social dalam The Self, dimana perspektif social menganggap bahwa hal yang ada dalam diri
kita itu tidak sesuai dengan khalayak dan juga lingkungan tertentu. Hanya beberapa negara
saja yang dapat menerima gay dalam lingkungannya.
Perspektif ini yang menyebabakan orang-orang yang gay tidak dapat melakukan segala
pekerjaan atau dengan terpaksa menyembunyikan hal tersebut dari khalayak. Dari video
yang saya tonton, seseorang yang gay tidak menyangkut pautkan kebiasaannya dengan
pekerjaan karena dia tau bahwa itu adalah sesuatu yang berbeda, dia menjalankan
pekerjaannya dengan usahanya sendiri dengan hal baik lain yang ada pada dirinya tanpa
menyinggung hal gay yang ada dalam dirinya.
Hanya beberapa orang saja yang dapat melihat hal baik yang ada pada seseorang apabila
mereka sudah tau bahwa seseorang itu adalah gay. Kebanyakan orang akan merasa tidak
nyaman dan akan menjauh dari orang tersebut karena menganggap itu adalah hal yang
tidak wajar. Itulah sebabnya mengapa seseorang yang gay dilabeli tidak sesuai dengan
pekerjaan formal. Orang-orang tidak dapat melihat hal baik dalam dirinya hanya karena dia
adalah seorang gay.

2. Konsep Diri
Konsep diri yang ada dalam diri saya yaitu, saya cenderung orang yang berpikiran positif,
mencerna berita/informasi dengan hal yang positif terlebih dahulu lalu mencari tahu
kebenarannya, saya juga orang yang ceria dan friendly, saya juga orang yang tidak
pendendam, orang yang apabila marah namun dengan gampang akan mudah juga untuk
kembali membai, dan juga saya tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain yang
mengkritik saya karena saya cinta diri saya sendiri. Tetapi sebagian orang yang belum
mengenal saya akan mengatakan bahwa saya ini adalah orang yang cuek dan sombong,
ketika ditanya first impression saat melihat saya orang-orang akan mengatakan bahwa saya
orang yang cukup cuek dan sombong, teman-teman saya mengatakan bahwa saya juga
orang yang keras kepala, tidak mau kalah disaat sedang berargumen.
Faktor yang mempengaruhi saya dengan konsep diri tersebut saya kira tidak ada, saya juga
tidak tahu kenapa hal-hal itu terjadi, namun untuk yang dianggap cuek saya kira itu
dikarenakan saya tidak mau apabila saya sapa namun tidak disapa balik itu akan sangat
menyakitkan dan memalukan, saya tidak mau hal itu terjadi makanya saya lebih memikirkan
untuk tidak menyapa duluan.

Anda mungkin juga menyukai