Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN KEMANDIRIANNYA DI SMAN 1 SUKARESMI

Usulan proposal penelitian kuantitatif

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Metode Penelitian Sosial Dosen

Pengampu: Dr. Yuce Sariningsih., M.SI

Disusun oleh:

Amalia Rahmadina (202020002)

PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

T/A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada peneliti untuk menyelesaikan proposal penelitian ini atas rahmat
dan hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Kuantitatif
yang berjudul “Hubungan Persepsi Remaja tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kemandiriannya di SMAN 1 Sukaresmi” dengan tepat waktu.

Peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Yuce


Sariningsih., M.SI selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Sosial sehingga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
metode penelitian ini. Peneliti juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan proposal ini.

Peneliti menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.

Bandung, 20 Oktober 2022

Peneliti
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian..............................................................3

1.4 Kerangka Pemikiran...................................................................................3

1.5 Hipotesis.......................................................................................................5

1.6 Definisi Operasional (Operasionalisasi Variabel)....................................5

1.7 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................9

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah kemandirian. Hal ini tercantum
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UURI No. 20, 2003)
dikemukakan: Tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sunarty, 2016)

Mu’tadin (2002) menjelaskan kemandirian adalah suatu perilaku yang segala


aktivitasnya diarahkan kepada diri sendiri, bahkan mencoba menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa harus meminta bantuan kepada orang lain.

Kemandirian remaja menuntut seorang remaja siap untuk mengurus, mengatur


dan melakukan aktivitas secara bertangung jawab atas dirinya sendiri baik secara
fisik maupun sosioemosional tanpa harus bergantung pada orang lain.
Kemandirian merupakan tugas perkembangan yang dilalui remaja dalam transisi
proses menuju dewasa (Noom et al., 2001)

Menurut Yudik Jahja dalam Buku Psikologi Perkembangan (Jitu & Usm, n.d.),
dijelaskan dalam ciri-ciri masa remaja ditandai dengan kebanyakan remaja
bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi
mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri
untuk memikul tanggung jawab ini.

Pembentukan kemandirian remaja tidak lepas dari pengaruh beberapa faktor


baik internal maupun eksternal. Seperti yang diungkapkan oleh Ali dan Asrori
(2004) menjelaskan secara umum tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
1
terwujudnya kemandirian pada remaja yaitu gen atau keturunan, pola asuh orang
tua, sistem pendidikan dan sistem kehidupan di masyarakat. Dari beberapa faktor
tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian
pada remaja adalah pola asuh orang tua.

Orangtua sebagai keluarga pertama yang memiliki peranan penting dalam


mengasuh, membimbing dan mengarahkan anak untuk menjadi lebih mandiri.
Cara orangtua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan
kemandirian anak remajanya. Oleh karena itu, seharusnya remaja dapat
menerapkan kemandiriannya dengan baik, namun masih terjadi perilaku
menyimpang seperti malas belajar, tawuran, nyontek, minum-minuman keras,
narkoba, dan semacamnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Haryadi
pada tahun 2015 mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian
siswa kelas 1 MI hidayatuddiniyah, menunjukan bahwa adanya korelasi antara
pola asuh orang tua dengan kemandirian siswa sebesar 3,4225%.

Berdasarkan uraian di atas, diasumsikan bahwa pola asuh orang tua merupakan
faktor penting dan berpengaruh terhadap kemandirian remaja. Karena hal tersebut,
peneliti tertarik untuk mengkajidan mengkaji lebih dalam topik tentang Hubungan
Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandiriannya di
SMAN 1 Sukaresmi.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini yaitu:


1. Bagaimana persepsi remaja tentang pola asuh orang tua di SMAN 1
Sukaresmi?
2. Bagaimana tingkat kemandirian remaja di SMAN 1 Sukaresmi?
3. Bagaimana hubungan persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan
kemandiriannya di SMAN 1 Sukaresmi?
2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi remaja tentang pola
asuh orang tua di SMAN 1 Sukaresmi
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemandirian remaja di
SMAN 1 Sukaresmi
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan persepsi remaja
tentang pola asuh orang tua dengan kemandiriannya di SMAN 1
Sukaresmi
2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini yaitu:


1. Kegunaan teoritis,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan


ide bagi pengembangan teori-teori dan konsep-konsep kesejahteraan sosial
yang berkaitan dengan Hubungan Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh
Orang Tua Dengan Kemandiriannya di SMAN 1 Sukaresmi.

2. Kegunaan praktis,

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana referensi


untuk penelitian yang akan datang dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial
dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang Hubungan
Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandiriannya
di SMAN 1 Sukaresmi.

1.4 Kerangka Pemikiran

Adapun alur kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah:

3
Kesejahteraan Sosial
(Friedlander, dalam
Wibhawa, 2015) Kemandirian
emosi
Jenis-jenis Penelitian Kemandirian
Pekerjaan Sosial Kemandirian
(Friedlander, dalam (Jahja, 2011)
(Pujileksono, 2019) kognitif
Soehartono, 2021)

Otoriter Kemandirian
nilai
Pola Asuh (Casmi ni,
dalam Sunarty, 2015) Demokratis

Permisif

Kesejahteraan sosial diartikan sebagai Sistem yang terorganisasi dari


usahausaha sosial dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu
individu maupun kelompok dalam mencapai standar hidup dan kesehatan yang
memuaskan, serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat
memungkinkan mereka mengembangkan kemampuankemampuan mereka secara
penuh, serta untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-
kebutuhan keluarga dan masyarakat (Friendlander, dalam Wibhawa 2015).
Kesejahteraan sosial tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan sosial, karena keduanya
saling berkaitan erat. Pekerjaan sosial yaitu sebagai profesi pertolongan, misi
utama pekerjaan sosial adalah untuk membantu klien memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraannya. Dalam rangka merespon secara efektif klien dan
harapannya, pekerja sosial dilengkapi dengan berbagai pengetahuan (Pujileksono,
2019).

Sejalan dengan judul penelitian yang peneliti ambil tentang hubungan persepsi
remaja tentang pola asuh orang tua dengan kemandiriannya, yang berkaitan
dengan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Penelitian ini termasuk ke dalam

4
jenis penelitian berkenaan dengan studi tentang ekspektasi, tujuan, dan persepsi
klien dan evaluasi situasi (Friedlander, dalam Soehartono, 2021).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi remaja tentang
pola asuh orang tua dengan kemandiriannya. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan “kesadaran pengasuhan merupakan kesadaran terhadap pentingnya
peran pengasuhan anak sebagai sarana untuk mengoptimalkan proses
memandirikan anak. Adanya kesadaran pengasuhan yang tinggi akan mendorong
orangtua untuk melakukan tugas-tugasnya sebaik mungkin sehingga kesejahteraan
anak dapat tercapai” (Sunarty, 2015).

Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukan anak,
mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam
mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma
yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya (Casmini, 2007). Sedangkan
kemandirian yaitu “kemandirian didefinisikan sebagai hal atau keadaan dapat
berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain”. Ketidaktergantungan kepada
orang lain ditandai dengan kemampuan individu memenuhi kebutuhannya sendiri
baik secara fisik maupun psikis (Depdiknas dalam Sunarty, 2016).

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, peneliti mengajukan hipotesis penelitian,


yakni sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh


Orang Tua Dengan Kemandiriannya Di SMAN 1 SUKARESMI
H1 : Terdapat hubungan antara Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh Orang
Tua Dengan Kemandiriannya Di SMAN 1 SUKARESMI, semakin baik
persepsi remaja tentang pola asuh orang tua maka semakin baik
kemandiriannya.

5
1.6 Definisi Operasional (Operasionalisasi Variabel)

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pola asuh

Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukan


anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak
dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan
norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. (Casmini,
2007).

Terdapat tiga jenis pola asuh orang tua yaitu (1) pola asuh otoriter, dimana
mengutamakan membentuk kepribadian anak dengan menetapkan standar
mutlak yang harus dituruti (2) pola asuh permisif, yaitu memberikan
pengawasan yang sangat longgar dan memberi kesempatan untuk melakukan
sesuatu tanpa pengawasan (3) pola asuh demokratis, yaitu memberikan
pengakuan terhadap kemampuan anak, memberikan kesempatan untuk tidak
bergantung kepada orang tua.

2) Kemandirian

“kemandirian didefinisikan sebagai hal atau keadaan dapat berdiri sendiri


tanpa bergantung kepada orang lain”. Ketidaktergantungan kepada orang lain
ditandai dengan kemampuan individu memenuhi kebutuhannya sendiri baik
secara fisik maupun psikis. (Depdiknas dalam Sunarty, 2016).

Terdapat tiga bentuk aspek-aspek kemandirian yaitu (1) kemandirian


emosi, aspek yang berhubungan dengan keterikatan emosi individu yang
banyak melakukan interaksi (2) kemandirian kognitif, kemampuan untuk
membuat keputusan secara bebas dan mandiri bertindak, bertanggung jawab
atas keputusan sendiri (3) kemandirian nilai, yaitu kebebasan memaknai
seperangkat nilai tentang baik buruknya suatu hal.
6
Operasionalisasi variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Dimensi Indikator Inti item pernyataan

Pola asuh 1.Otoriter 1.Remaja harus 1.Memarahi


(X) (X1) tunduk dan patuh
2.Menekan
pada kehendak
orang tua

2.Tidak mengenal 1.Mengabaikan


kompromi dan pembicaraan
komunikasi satu
2.Kaku
arah

3.Mengontrol 1.Kekuasaan
perilaku remaja
2.Menceramahi

2.Permisif 1.Remaja diberi 1.Kebebasan


(X2) peluang untuk
2.Menerima
membuat keputusan
keputusan sendiri

2.Memberi peluang 1.Kepercayaan


untuk menyatakan
2.Mempertimbangk
dorongan dan
an sesuatu
keinginannya

3.Kurang 1.Membiarkan
menerapkan kesalahan
hukuman pada anak
2.Memberikan
toleransi

7
3.Demokratis 1.Mengakui 1.Memberi pujian
(X3) kemampuan remaja
2.Memberi
dan tidak masukan
berlebihan

2.Mengarahkan 1.Mengatasi
remaja untuk masalah
berpikir rasional
2.Berpikir sebelum
bertindak

3.Pendekatannya 1.Mengingatkan
bersifat hangat
2.Ramah

Kemandiria 1.Kemandiria 1.Mampu menjaga 1.Mengontrol


n (Y) n Emosi (Y1) emosi di depan
2.Menerima resiko
orang tua atau
orang lain

2.Tidak bergantung 1.Percaya diri


pada orang lain
2.mengerjakan
sesuatu sendiri

3.Remaja 1.Mencari solusi


mampu
menyelesaikan 2.Keputusan bijak
masalah di luar

2.Kemandiria 1.Mandiri dalam 1.Tidak ragu


n bertindak
2.Tidak terbujuk

Kognitif

8
(Y2)
2.Bertanggung 1.Menerima
jawab atas konsekuensi
keputusan sendiri
2.meminta maaf

3.Kemandiria 1.Mampu 1.Melakukan hal


n Nilai (Y3) mengevaluasi nilai
positif
dari orang lain
2.Mematuhi aturan

2.Menpertimbangk 1.Membandingkan
an
2.Memikirkan masa
depan
kemungkinan
yang akan terjadi

1.7 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1) Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian tentang “Hubungan


Antara Persepsi Remaja Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kemandiriannya di SMAN 1 Sukaresmi” maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2013). Dengan menggunakan desain
penelitian korelatif yang bertujuan untuk melihat adakah hubungan antara
persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan kemandiriannya. Dalam
penelitian ini, peneliti akan memberikan gambaran mengenai pola asuh
orangtua dan kemandirian remaja serta hubungannya.

2) Teknik Pengumpulan Sampel


9
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan unit analisis atau objek
yang akan diteliti (Soehartono, 2021). Secara ideal, sebaiknya peneliti dapat
meneliti seluruh anggota populasi. Akan tetapi, populasi penelitian cukup
besar dan tidak mungkin diteliti dengan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas X, XI dan XII
di SMAN 1 Sukaresmi.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2021). Hal ini
berarti sampel merupakan perwakilan dari populasi yang mewakili
populasinya. Cara pengambilan sampel digolongkan menjadi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.

Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan


teknik probability sampling dengan cara stratified random sampling
(pengambilan sampel secara acak berlapis), karena subjeknya bersifat
heterogen serta agar sampel yang diambil mencerminkan lapisan-lapisan pada
populasi sehingga representatif.

3) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan


menyebarkan angket kuesioner kepada siswa/siswi kelas X, XI dan XII di
SMAN 1 Sukaresmi sebagai responden. Angket merupakan teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono, 2021).

4) Teknik Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan teknik skala likert. Skala likert terdiri atas sejumlah pertanyaan
yang semuanya menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Instrumen

10
penelitian yang berisi skala ini diisi oleh respon dengan memilih salah satu
tanggapan yang sudah peneliti sediakan (Soehartono, 2021).

Sejalan dengan penjelasan di atas, dalam penelitian ini responden akan


mengisi beberapa item pernyataan positif dan pernyataan negatif tentang
persepsi mereka tentang pola asuh orang tua dan tingkat kemandiriannya
dengan alternatif tanggapan “sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak
sesuai dan sangat tidak sesuai”.

5) Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam


penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
korelasi, dimana teknik ini digunakan untuk melihat keeratan hubungan pola
asuh orang tua dengan kemandirian remaja, menggunakan rumus Pearson
Product Moment Correlation. Pearson Product Moment Correlation adalah
untuk mencari hubungan variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)
(Siregar, 2013).

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu di SMAN 1
Sukaresmi. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena relevan kondisinya
dengan topik penelitian.

2) Waktu Penelitian

Jadwal kegiatan dalam penelitian ini adalah 5 bulan terhitung dari bulan
Januari 2023 sampai Juni 2023. Dengan waktu kegiatan yang dijadwalkan
seperti berikut:

11
No Kegiatan Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni


2023 2023 2023 2023 2023 2023
1 Penentuan dan
penjajakan lokasi
2 Penyusunan
proposal

3 Seminar proposal
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan dan
analisis data
6 Penyusunan
laporan

7 Sidang akhir

12
DAFTAR PUSTAKA

Jahja, Yudik. (2011) Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group

Noom, M. J., Deković, M., & Meeus, W. (2001). Conceptual analysis and
measurement of adolescent autonomy. Journal of Youth and Adolescence,
30(5), 577–595. https://doi.org/10.1023/A:1010400721676

Sunarty, K. (2016). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dan Kemandirian Anak.


Journal of Educational Science and Technology (EST), 2(3), 152.
https://doi.org/10.26858/est.v2i3.3214

Mu'tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja.


Jurnal Penelitian.

Haryadi, Ahmad. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian
Siswa Kelas I MI Hidayatuddiniyah Desa Jambu Burung Keramat
Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Skripsi, Tarbiyah dan
Keguruan

Yusliana, Nina. (2017). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang
Tua Dengan Kemandirian Pada Remaja Awal Di SMP Negeri 2 Kalibawang
Yogyakarta. Skripsi thesis.

Sunarty, Kustiah. (2015). Pola Asuh Orang Tua dan Kemandirian Anak.
Bandung:
Edukasi Mitra Grafika.

Wibhawa, B., Raharjo, S. T., & Santoso, M. B. (2015). Pengantar Pekerjaan


Sosial. Sumedang: Unpad Press.
Pujileksono, S. & Wuryantari, M. (2017). Implementasi Teori, Teknik, dan
Prinsip Pekerjaan Sosial. Malang: Intrans Publishing.

13
Casmini. (2007). Emotional Parenting: Dasar-dasar Pengasuhan. Yogyakarta:
Pilar Medika.
Adi, I, R. (2013). Kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial,
dan Kajian Pembangunan. Depok: Rajawali Pers.

Soehartono, Irawan. (2021). Metode Penelitian Sosial Suatu teknik Penelitian


Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ali, M & Asrori, M. (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Shochib. (2014). Pola Asuh Orangtua. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B.
Bandung: Alfabeta.
Gunarsa, S.D. (2002). Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja.
Jakarta: Gunung Mulia.
Djamarah. S., B. (2014). Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kemendikbud. (2017). Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.

14

Anda mungkin juga menyukai