Konsep Obat Parental Dan Cara Memberikannya
Konsep Obat Parental Dan Cara Memberikannya
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
DINDA NISA EKA SAPUTRI (2314401008)
MIFTAHUL ULUM ADI SURYA W (2314401017)
RIZKY UTAMI TRINADYA (2314401027)
SITI HADZAR SARAH (2314401033)
Jl. Abdul Rahman Saleh No.24, RT.6/RW.1, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10410
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang konsep obat parenteral dan memberikan
obat parenteral (ic, sc, iv, dan im). Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan
dan pendidikan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi konsep obat parenteral
pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll. Dengan
pemahaman berdasarkan pokok bahasan. memberikan obat parenteral (ic, sc, iv, dan im)
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan
dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman dan kami khususnya.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Obat Parenteral…………………………………………
B. Fisiologi Pemberian Obat Parenteral………………………………………..
C. Definisi Konsep Pemberian Obat Parenteral………………………………..
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Obat Parenteral……………
E. SOP Pemberian Obat (IV, IM, IC, SC)………...……………………………
A. Latar Belakang
Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memilikimasalah. Obat
bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,
emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu
sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lendir.Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat
suntik. Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau
disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling
dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu
kulit dan membran mukosa sehinggasediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan bahan-bahanberacun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.
B. Ruang Lingkup Penulisan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses pemberian obat
parenteral dan standar operasional prosedur demi terciptanya perawat yang sesuai dengan
dasar-dasar tugas sebagai seorang perawat.
D. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi
kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telah pustaka tentang sistem pelayanan
keperawatan.Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris adalah proses
memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap
dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Jarum yang digunakan adalah
jarum hipodermik dan jarum suntik.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui
parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi
injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan
intrakavernosa.
Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan untuk
pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu
kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian
disebut sebagai injeksi depot.
Sudut injeksi 90 derajat dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui otot, yang
biasanya mempunyai banyak pembuluh darah, seperti otot pada lengan atas, paha, atau
bokong. Obat yang diberikan biasanya bervolume lebih besar dan berbasis minyak. Jarum
yang digunakan harus panjang, sekitar 6-8 cm, karena otot terletak di bawah kulit dan lapisan
lemak. Tujuannya agar obat dapat dengan cepat diserap oleh tubuh dan sangat bergantung
pada banyaknya aliran pembuluh darah pada otot tersebut.
SUBKUTAN (SC)
Sudut injeksi 45 derajat. Pada rute ini, jarum disuntikkan kedalam jaringan lemak tepat di
bawah kulit dermis. Setelah itu, molekul obat akan masuk kedalam pembuluh kapiler untuk di
bawa mengikuti aliran darah. Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus
sepanjang 1,5 – 2 cm. Sangat berguna untuk injeksi zat yang perlu diserap sangat lambat,
seperti morfin dan atropin. Rute ini juga digunakan oleh obat-obatan barbasis protein (seperti
insulin), karena jika diberikan secara oral, proteinnya akan hancur melalui sistem pencernaan.
INTRAVENA (IV)
Sudut injeksi 25 derajat, yaitu teknik penyuntikan dengan memasukkan obat langsung ke
dalam sistem aliran darah dengan jarum melalui pembuluh vena. Pengobatan yang diberikan
bisa berupa injeksi dosis tunggal atau berkelanjutan dengan metode infus. Injeksi IV lebih
sulit diberikan dibanding SC atau IM, karena sulitnya memasukkan jarum atau kateter dengan
tepat ke dalam pembuluh vena, terutama pada individu yang obesitas. Sangat berguna untuk
memberikan obat dengan dosis yang akurat secara cepat dibanding rute lainnya dan bisa
dikontrol dengan baik ke seluruh tubuh. Berguna juga untuk pemberian zat yang dapat
mengiritasi jaringan jika diberikan melalui injeksi IM atau SC.
INTRADERMAL (ID)
Sudut injeksi 10-15 derajat. Pada rute ini, jarum disuntikkan kedalam lapisan kulit dermis
tepat di bawah epidermis. Daerah kulit yang dipilih bukan area yang mudah luka atau infeksi.
Dibutuhkan jarum suntik yang pendek hingga 1,5 cm. Biasanya digunakan untuk melakukan
tes sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.
A. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian obat pareanteral
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat adalah pada perawat dalam penerapan
pemberian obat adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja. (Wardana, Suryani &
Saryono, 2013) yaitu:
1. Umur
Umur sangat berpengaruh dalam penerapan pemberian obat, usia lanjut lebih bertanggung
jawab dan lebih teliti dibandingkan dengan usia muda. Karena usia tua lebih berpengalaman
daripada usia muda dalam melakukan pemberian obat kepada pasien.
2. Jenis Kelamin
Kesalahan medis dapat terjadi dimana saja dan kapan saja dalam melakukan pela, anan dan
pengobatan kepada pasien. Kebanyakan jenis kelamin perempuan dikenal lebih teliti, sabar
dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki
kadang kurang teliti, kurang sabar dan kurang berhati-hati.
3. Pendidikan
Tingkah pendidikan seseorang sangat berpengaruh kepada determinan pemberian obat pada
pasien. Orang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka
dalam menerima adanya pembaharuan di rumah sakit dan dapat menyesuaikan diri pada
berbagai perubahan.
4. Masa Kerja
Lama atau tidaknya seseorang bekerja bisa bepengaruh pada kesalahan pemberian obat
kepada pasien jika kurang teliti dan masih ada keraguan mengenai pemberian obat. Lama atau
tidaknya seseorang bekerja di rumah sakit mempunyai kesempatan yang sama dalam
penerapan pemberian obat demi keselamatan pasien.
PROTAP PROSEDUR
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam
pembuluh darah vena (IV)
Indikasi Pasien yang mendapatkan obat yang di berikan secara intra vena (IV)
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan medis
Persiapa alat Alat dan bahan yang di perlukan adalah :
1. Sarung tangan bersih 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 ssteril
4. Bak spuit 1
5. Kapas /swab alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Disinfektan (zalf atau cair)
7. Tourniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi
10. Bengkok 1
11. Plaster luka
12. Buku injeksi/daftar obat
Prosedur Tindakan Tahap Prainteraksi
1. Melakukan verifikasi cara sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan pada
klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tahap Kerja
1. Menagtur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakan tourniquet 5 cm proksimal yang akan di tusuk
5. Memakai hanscoon
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol ( melingkar dari
arah dalam keluar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
9. Memasukan spuit dengan sudut 30 derajat dan lubang jarum
menghadap keatas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Membuka tourniquet
12. Memasukan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan
disinfektan
14. Menutup daerah tusukan dengan plaster luka
15. Membuan spuit ke dalam bengkok
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat alat
4. Mencuci tanagn
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatn keperawatan
PROTAP PROSEDUR
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam
otot (muskulus)
Indikasi Pasien yang mendapatkan obat yang di berikan secara intra muskulus
(IM)
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan medis
Persiapa alat Alat dan bahan yang di perlukan adalah :
1. Sarung tangan bersih 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 ssteril
4. Bak spuit 1
5. Kapas /swab alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat
Prosedur Tindakan Tahap Prainteraksi
1. Melakukan verifikasi cara sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan pada
klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tahap Kerja
1. Menagtur posisi pasien sesuai dengan tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai hanscoon
5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol ( melingkar dari
arah dalam keluar) biarkan kering
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit
8. Memasukan spuit dengan sudut 90 derajat jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukan obat secara perlahan
11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
12. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan
disinfektan
13. Menutup daerah tusukan dengan kapas desinfektan
14. Membuang spuit ke dalam bengkok
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat alat
5. Mencuci tanagn
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatn keperawatan
PROTAP PROSEDUR
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung ke bawah
kulit (intra dermal)
Indikasi Pasien yang mendapatkan obat yang di berikan secara intra dermal
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan medis
Persiapa alat Alat dan bahan yang di perlukan adalah :
1. Sarung tangan bersih 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 ssteril
4. Bak spuit 1
5. Kapas /swab alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Alat tulis / Bolpoin
10. Buku injeksi/daftar obat
Prosedur Tindakan Tahap Prainteraksi
1. Melakukan verifikasi cara sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan pada
klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tahap Kerja
1. Menagtur posisi pasien sesuai dengan tempat tusukan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai hanscoon
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol ( melingkar dari
arah dalam keluar) biarkan kering
6. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk merenggangkan
kulit
7. Menusukkan spuit dengan kemiringan 15-20 derajat jarum
masuk kurang lebih 0,5 cm
8. Memasukkan obat kedalam kulit secara perlahan, pastikan
ada penonjolan
9. Mencabut jarum dari tempat penusukan
10. Memberi tanda lingkaran sekitar tusukan
11. Membuang spuit ke dalam bengkok
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat alat
4. Mencuci tanagn
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PROTAP PROSEDUR
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung ke bawah
kulit (sub cutan)
Indikasi Pasien yang mendapatkan obat yang di berikan secara sub cutan (SC)
Tujuan Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan medis
Persiapa alat Alat dan bahan yang di perlukan adalah :
1. Sarung tangan bersih 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 ssteril
4. Bak spuit 1
5. Kapas /swab alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat
Prosedur Tindakan Tahap Prainteraksi
1. Melakukan verifikasi cara sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai hanscoon
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol ( melingkar dari
arah dalam keluar)
6. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mengangkat cutan
7. Menusukkan spuit dengan sudut 45 derajat
8. Memasukkan obat ke dalam sub cutan secara perlahan,
9. Mencabut jarum dari tempat penusukan
10. Membuang spuit ke dalam bengkok
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat alat
4. Mencuci tanagn
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatn keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya: intramuscular, intravena, subcutan, dan intracutan, Dalam pemberian obat
ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.
Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang
salah
B. SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat atau bidan kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain
C. DAFTAR PUSTAKA
https://apotekerkita.com/2021/03/21/yuk-kenali-medikasi-parenteral-melalui-berbagai-
jenis-macam-injeksi/
https://apotekerkita.com/2021/03/21/yuk-kenali-medikasi-parenteral-melalui-berbagai-
jenis-macam-injeksi/