Anda di halaman 1dari 11

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 5 No.

1 Tahun 2020 | 66 – 76

JPK : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
ISSN 2527-7057 (Online)
ISSN 2549-2683 (Print)
Pengembangan Model Pembelajaran Multikultural
Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan
Di Perguruan Tinggi

Hadi Cahyono  1, Prihma Sinta Utami  2, Ambiro Puji Asmaroini  3

Informasi Artikel ABSTRAK


Sejarah Artikel : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran multikultural
Diterima November 2019 yang terintegrasi dengan mata kuliah kewarganegaraan. Penelitian ini merupakan
Revisi Desember 2019 penelitian lanjutan tentang analisis pendidikan multikultural di perguruan tinggi dan
Dipublikasikan Januari merupakan grand design penelitian lanjutan untuk keterlaksanaan validasi dan sosialisasi
2020 penerapan model pembelajaran multikultural di perguruan tinggi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R
& D) dengan melalui dua tahapan penelitian. Tahapan pertama dikonsentrasikan pada
Keywords : need assessment untuk penentuan kelas yang kondusif untuk pengembangan
PPKn Learning Model, pembelajaran multikultural. Tahap kedua dikonsentrasikan pada validasi model dan uji
Multicultural Learning, coba model pembelajaran multikultural melalui mata kuliah kewarganegaraan. Teknik
Citizenship Learning. pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik angket,observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1)pengembangan model pembelajaran
multikultural terintegrasi mata kuliah kewarganegaraan dengan dua materi wawasan
kebangsaan dan masyarakat madani dengan konsep unsur utama; a) Content Integration;
b) Knowladge Construction; c) An Equity Pedagogy; d) Prejudice Reduction; e) An
Empowering School Culture; 2)sebesar 80% responden mengatakan penerapan model
pembelajaran multikultural memudahkan mahasiswa menerima makna pembelajaran
pada materi masyarakat madani dan wawasan nusantara, serta 91,17% hasil tes
mahasiswa lulus batas kriteria minimal.
How to Cite : ABSTRACT
Hadi Cahyono, Prihma Development of Multicultural Learning Models Integrated Citizenship Subjects At
Sinta Utami, & Ambiro University. The purpose of this study is to develop a multicultural learning model that is
Puji Asmaroini. (2020). integrated with citizenship courses. This study is a follow-up study of multicultural
Pengembangan Model education analysis in tertiary institutions and is a grand design of advanced research for
Pembelajaran the validation and dissemination of the application of multicultural learning models in
Multikultural tertiary institutions. The method used in this research uses the Research and Development
Terintegrasi Mata Kuliah (R&D) approach through two stages of research. The first stage is concentrated on the
Kewarganegaraan di need assessment to determine which classes are conducive to the development of
Perguruan Tinggi. Jurnal multicultural learning. The second stage is concentrated on model validation and testing
Pancasila dan multicultural learning models through citizenship courses. Data collection techniques
Kewarganegaraan, 5(1), used were a questionnaire, observation, tests, and documentation. Data analysis
pp. 66-76. DOI: techniques in this study use more descriptive techniques. The results showed that: 1) the
10.24269/jpk.v5.n1.2020 development of an integrated multicultural learning model of citizenship courses with
.pp66-76 two material insights on nationalism and civil society with the concept of the main
elements; a) Content Integration; b) Knowledge Construction; c) An Equity Pedagogy;
d) Prejudice Reduction; e) An Empowering School Culture; 2) 80% of respondents said
the application of multicultural learning models made it easy for students to accept the
meaning of learning in civil society material and archipelago insight, and 91.17% of
student test results passed the minimum criteria limit.

Alamat korespondensi:
Universitas Muhammadiyah Ponorogo  1, 2, 3

E-mail:
hadicahyono0@gmail.com  1, prihmasinta@gmail.com  2, ambirop@gmail.com  3
Copyright © 2020 Universitas Muhammadiyah Ponorogo

DOI: 10.24269/jpk.v5.n1.2020.pp66-76 email: jpk@umpo.ac.id


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

PENDAHULUAN pada negara Indonesia. Kekayaan tersebut


Masyarakat merupakan sekelompok menjadi salah satu tolok ukur bahwa bangsa
orang yang melakukan interaksi anytara Indonesia layak menjadi suatu bangsa yang
individu-individu dalam kelompok tersebut dan berbudaya multikultural. Kekayaan ini
membentuk/memiliki kebudayaan dalam menjadikan rasa kebanggaan terhadap cinta
kelompok tersebut. Masyarakat Indonesia tanah air bagi masyarakat Indonesia, yang belum
merupakan masyarakat yang dikatakan sebagai tentu dimiliki oleh negara lain.
masyarakat multikultural. Kondisi ini dilandasi Bangsa Indonesia ini bukan dikatakan
dari adanya perbedaan kultur, budaya, bahasa, sebagai bangsa yang monokultur yang hanya
agama yang beragam di Indonesia. Meliputi terdiri dari satu persamaan budaya, adat, maupun
wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, agama. Selain itu, adanya tuntutan dunia global
ditemukan kultur, budaya, bahasa, sampai saat ini yang mengharuskan adanya eksistensi
dengan adat istiadat yang berbeda. Dengan dari budaya local. Hal ini terkadang menjadikan
luasnya wilayah Indonesia ini maka masalah karena sikap fanatisme yang berlebihan
memperkaya kultur dan budaya masyarakat pada budaya sendiri. Realitas tersebut menjadi
Indonesia.Menurut Badan penelitian yang salah satu penyebab terjadinya konflik sosial
dilakukan Pengembangan Pembinaan Bahasa yang terjadi di masyarakat dewasa ini. Sikap
dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan mulai fanatisme tersebut ditunjukkan dengan rasa
tahun 1991 sampai 2017 mendapatkan data kebanggaan yang berlebihan pada budaya lokal,
bahwa Indonesia mempunyai 750 jenis bahasa seperti di Ponorogo yang terkenal adalah reyog
yang tersebar di 34 provinsi. Dalam buku Ponorogo, kemudian di Bali yang terkenal
Statistik Kebudayaan Indonesia Tahun 2019 dengan tari pendetnya dan masih beribu-ribu
yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik budaya lokal yang berkembang di Indonesia.
Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Dari berbagai macam budaya lokal yang
Pendidikan dan Kebudayaan, menyebutkan menonjol dari berbagai daerah tersebut, pemuda
komposisi kebudayaan yang ada di Indonesia, memegang peran penting dalam memahami
antara lain terdapat warisan budaya tak benda adanya realitas masyarakat yang multikultural
yang dimiliki Indonesia sebanyak 819, warisan tersebut. Pada tangan pemudalah sebagai
budaya berupa benda sebanyak 150 benda cagar generasi penerus bangsa yang akan menjadi
budaya, ada 175 arsitektur rumah berdasarkan tonggak bagaimana perbedaan tersebut dapat
jenis, ada 287 jenis pakaian adat berdasarkan dijadikan pemersatu atau justru sebagai bahan
jenis tiap provinsi, jumlah keraton dan istana, untuk memunculkan suatu perselisihan.
ungkapan dan upacara adat ada sebanyak 659, Alangkah indahnya jika rasa cinta terhadap
jumlah jenis kain, peralatan, dan makanan tanah air tertanam pada jiwa para pemuda yang
tradisional sebanyak 1087 jenis, dan ada lebih akan mengurangi bahkan meminimalisir adanya
dari 458 desa adat. perselisihan karena perbedaan kultur, budaya,
Multikultur merupakan sebuah bahasa, dan adat istiadat.
keniscayaan bagi bangsa Indonesia. Pemahaman Berdasarkan Undang-Undang nomor 20
multikultural ini seperti semboyan bangsa Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang Nasional, pasal 1 menyebutkan bahwa
bermakna meskipun beranekaragam namun pendidikan merupakan usaha sadar dan
bangsa Indonesia tetaplah satu kesatuan, yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar
menggambarkan bentuk persatuan dan kesatuan dan proses pembelajaran agar peserta didik
masyarakat, bangsa dan negara Republik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Indonesia dengan keanekaragaman budaya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
bahasa, suku, ras dan agama atau kepercayaan. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Jika kita tengok kembali sejarah, semboyan ini akhlak mulia, serta keterampilan yang
dari sebuah kakawain karangan Mpu Tantular diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
pada zaman kerajaan Majapahit. Kerajaan negara. Pendidikan di negara Indonesia bisan
Majapahit merupakan kerajaan tersbesar di ditempuh melalui pendidikan formal, non formal
Nusantara karena wilayahnya melebihi luas dan pendidikan informal. Pendidikan yang
wilayah Indonesia saat ini. dilaksanakan di sekolah dan di Perguruan tinggi
Jika kita melihat kekayaan budaya, bisa sebut sebagai pendidikan formal. Sehingga
bahasa, dan adat istiadat di atas tentu gelar kelulusan dari sekolah atau perguruan tinggi
bangsa yang kaya akan budaya pantas direkatkan maka peserta didik akan mendapatkan ijazah

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|67


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

sebagai bukti bahwa peserta didik tersebut telah dalam Bhineka Tunggal Ika, peristiwa Sumpah
menyelesaikan masa studi atau belajarnya. Pemuda, serta paham ideologi bangsa. Tiga
Pendidikan di Indonesia saat ini bisa dimulai komponen tersebut semuanya adalah kajian-
dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini kajian utama dalam mata kuliah
(PAUD) Play Group (PG) untuk usia 2,5-5 kewarganegaraan.
tahun, Taman Kanak-Kanak (TK) untuk usia 5- Semboyan Bhineka Tunggal Ika
7 Tahun, Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan semboyan yang telah tertuang pada
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Undang-Undang Nomor Republik Indonesia
Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Kejuruan (SMA/MA/SMK), dan Perguruan dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Tingi (Universitas, Sekolah Tinggi, dan Institut). Makna Bhineka Tunggal Ika ialah sebagai
Pendidikan dikatakan sebagai alat untuk pendorong timbulnya kesadaran pentingnya
pemersatu bangsa. Melalui pendidikan pentingnya pergaulan untuk kukuhnya persatuan
diharapkan dapat mengembangkan wawasan, dan kesatuan bangsa, menghindari perilaku
kemampuan, dan sebagai pengembang potensi saling menghina, mendorong kukuhnya
diri. Oleh karena itu pendidikan harus persatuan Indonesia, meningkatkan kebanggaan
menjunjung konsep kesetaraan untuk dapat sebagai bangsa yang besar yaitu bangsa
meminimalisir perbedaan-perbedaan yang Indonesia, meningkatkan rasa gotong-royong
mungkin muncul di dalam masyarakat pada dan solidaritas, saling mengormati dan saling
umumnya. Dalam menghadapi konteks menghargai antar sesama, meningkatkan
multikulturalisme, Suryana dan Rusdiana (2015) kesadaran akan keberagaman itu indah.
menjelaskan bahwa perlu adanya suatu Kemajemukan bangsa dilihat dari
paradigma baru yang lebih toleran dan elegan beberapa aspek seperti wilayah, penduduk,
untuk mencegah dan memecahkan masalah administrasi pemerintahan, dan hubungan
benturan budaya tersebut yaitu melalui internasional. Berdasarkan data Badan
pendidikan multikulturalisme. Mahfud (2011) Informaai Geospasial wilayah Indonesia terdiri
juga menambahkan bahwasannya urgensi atas 17 ribu pulau dan terdiri dari pulau kecil dan
pendidikan multikultural untuk dihadirkan besar. Pemisah pulau satu dengan yang lainnya
dalam dunia pendidikan saat ini karena ialah lautan yang sangat luas sehingga
merupakan instrument paling ampuh untuk membutuhkan usaha yang maksimal dari para
memberikan penyadaran (conscious) pada tokoh nasional untuk menjaga keutuhan dan
masyarakat agar tidak terjadi benturan dan kedaulatan Indonesia. Setelah melalui usaha
perselisihan antar masyarakat budaya. Proses yang panjang mulai dari Deklarasi Juanda pada
pembelajaran merupakan salah satu strategi tahun 1957, akhirnya konsep Indonesia sebagai
untuk melakukan internalisasi pendidikan Negara kepulauan (Archipelagic State) diterima
multikultural. Mata kuliah kewarganegaraan pada saat siding PBB mengenai UNCLOS pada
dikatakan sebagai mata kuliah wajib umum tahun 1982. Peristiwa tersebut berlangsung
(MKWU) universitas yang wajib ditempuh oleh sangat lama yaitu sekitar 25 tahun.
seluruh mahasiswa selama mengikuti Menurut data Badan Pusat Statistik yang
perkuliahan dengan bobot 2 sks pada satu telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun
semester. Tujuan dari mata kuliah 2014 penduduk Indonesia adalah sekitar
kewarganegaraan itu sendiri yang mengarah 237.641.326 jiwa dengan komposisi penduduk
untuk membentuk civil society (masyarakat laki-laki sebanyak 119.630.913 jiwa, dan
madani) yang memahami konsep wawasan penduduk perempuan sebanyak 118.010.413
kebangsaan, cinta tanah air, hak asasi manusia, jiwa. Kondisi ini tentu banyak menyebabkan
idiologi bangsa serta masyarakat yang terjadinya perselisihan karena perbedaan-
multikultural di Indonesia. Konten mata kuliah perbedaan yang ada mulai dari perbedaan fisik,
kewarganegaraan tersebut merupakan salah satu pemikiran, ide, gagasan, dan tujuan. Oleh karena
sarana yang tepat untuk mengaplikasikan konsep itu sudah selayaknya kita bangsa Indonesia
pendidikan multikultural. Seperti yang sebagai bangsa yang besar dan menjunjung
dijelaskan oleh Suryana dan Rusdiana (2015) tinggi rasa menghargai kemajemukan merasa
bahwa dalam pemahaman konsep bangga atas apa yang kita punya sebagai bangsa
multikulturalisme di Indonesia harus memegang yang satu. Hal ini diperkuat oleh semangat para
tiga hal yaitu paham sukuisme yang berwujud pemuda yang gigih berjuang menyatukan para

68| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

pemuda pemudi Indonesia lewat suatu peristiwa kehidupan multikultural Indonesia dalam versi
yang dikenal dengan Sumpah Pemuda 28 mini. Potret tersebut dilihat dari adanya
Oktober 1928. Walaupun kita berbeda suku, perbedaan ragam suku, budaya, adat-istiadat
agama, ras, dan golongan akan tetapi kita adalah bahkan agama yang muncul dari beberapa
satu bangsa, bahasa,satu lambing, dan satu golongan mahasiswa yang ada di dalam
tumpah darah Indonesia. lingkungan Perguruan Tinggi itu sendiri. Begitu
Secara administrative Negara Indonesia juga sama dengan Perguruan Tinggi
terdiri dari Lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Muhammadiyah salah satunya adalah
Yudikatif atau yang sering kita kenal dengan Universitas Muhammadiyah Ponorogo juga
istilah Trias Politika. Secara tupoksi lembaga merupakan salah satu kampus islam yang
tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsi menggambarkan adanya kehidupan
yang berlainan mulai daari fungsi pembuat multikultural. Gambaran tersebut dilihat dari
undang-undang, legislasi, dan fungsi input mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari
pengawasan. Setiap lembaga tersebut juga berbagai pulau di Indonesia serta ada pula yang
memiliki sub system-sub system yang cukup berasal dari agama non islam. Disini mengapa
banyak dan majemuk sehingga ada menjadi alasan utama untuk mengembangkan
kemungkinan menambah dampak permasalahan pembelajaran multikultural di kampus Unmuh
yang menyebabkan kekusutan diberbagai sector. Ponorogo.
Karena menurut Sun Tzu (The Lost Art of War Pelaksanaan pendidikan multikultural
terjemahan Thomas Leary, 1997) menjelaskkan pada dasarnya tidak diharuskan merubah
bahwa semakin banyaak aturan dalam sebuah kurikulum yang sudah ada. Pelaksanaan
Negara maka semakin kacaulah Negara tersebut. pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan
Kemudian pada aspek hubungan melalui muatan mata kuliah yang sudah ada.
internasional ada peluang dan tantangan yang Pada penelitian ini bermaksud untuk
dihadapi oleh Indonesia. Peluang dan tantangan mengembangkan model pembelajaran
yang dimaksud tergantung pada persepsi dari multikultural yang terintegrasi melalui mata
para pembuat kebijakan. Perang dingin yang kuliah kewarganegaraan. Model pendidikan
begitu hebat mengakibatkan dampak globalisasi multikultural yang dikembangkan disini
yang seolah-olah membuat dunia yang sangat merujuk pada pendekatan pendidikan
luas ini menjadi sangat kecil. Informasi begitu multikultural transformasi dan aksi sosial.
mudah dan sangat cepat diterima oleh setiap Maksud dari pendekatan tersebut bahwasannya
orang dari berbagai belahan dunia terlepas berita materi yang diperoleh dapat diimplementasikan
benar atau tidak. Perubahan social dirasakan langsung dalam wujud sikap dan perilaku
sebagai sesuatu yang bersifat cepat, dan mahasiswa sehari-hari. Selanjutnya model
memaksa. Hal ini tentu juga berpengaruh pembelajaran ini nantinya disebut sebagai model
terhadap perubahan social yang ada di Indonesia pembelajaran multikultural terintegrasi mata
belakangan ini. Konflik dan perselisihan antar kuliah kewarganegaraan.
suku, ras, bahkan agama akhir-akhir ini
menyeruap dengan dibumbui oleh berbagai aksi METODE
terror diberbagai tempat untuk menimbulkan Penelitian ini menggunakan metode
ketegangan dan ketakutan. Hal ini terjadi tentu pendekatan Research and Development (R & D)
bukan tanpa sebab, akan tetapi hal ini terjadi yang diselesaikan dengan melalui dua tahapan
karena karena ada tujuan tertentu untuk penelitian. Tahapan pertama dikonsentrasikan
memecah belah kerukunan dan toleransi pada need assessment untuk penentuan kelas
kemajemukan di Indonesia dan dunia. yang kondusif untuk pengembangan
Perguruan Tinggi sebagai salah satu pembelajaran multikultural. Tahap kedua
lembaga pendidikan yang memegang peran dikonsentrasikan pada validasi model dan uji
penting dalam memaknai adanya konteks coba model pembelajaran multikultural melalui
multikulturalisme di Indonesia. Perguruan mata kuliah kewarganegaraan.
Tinggi yang notabenenya di dominasi oleh Penelitian ini dilaksanakan pada semester
pemuda yang berada di dalamnya sangat genap tahun ajaran 2018/ 2019. Tempat
mempunyai pengaruh besar dalam setiap Penelitian ini dilakukan di Universitas
perubahan bangsa Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah Ponorogo. Subjek penelitian ini
Perguruan Tinggi juga sebagai salah satu diambil dari 2 kelas yang mendapatkan mata
gambaran untuk melihat bagaimana potret kuliah kewarganegaraan pada tahun ajaran

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|69


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

genap 2018/2019. Masing-masing kelas diambil dengan model multikultural terintegrasi mata
15 orang mahasiswa. Teknik pengambilan kuliah kewarganegaraan.
sampel dilakukan secara simple random Teknik analisis data dalam penelitian ini
sampling. lebih banyak menggunakan teknik deskriptif.
Teknik pengumpulan data dalam Analisis ini menggambarkan perubahan dan
penelitian ini yaitu melalui angket, observasi, tes perkembangan dari langkah demi langkah serta
dan dokumentasi. Adapun penjelasan untuk keterkaitan antar variabel yang ada untuk
ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut: 1). mendapatkan kesimpulan yang lengkap. Tahap
Angket digunakan untuk mengukur respon dari pengembangan model ini dilakukan melalui 3
responden tentang keterlaksanaan tahap. Tahap pertama, mengembangkan desain
pengembangan model pembelajaran model pembelajaran multikultural terintegrassi
multikultural terintegrasi mata kuliah mata kuliah kewarganegaraan. Tahap kedua,
kewarganegaraan. 2). Metode pengamatan yang melakukan uji coba model pendidikan
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini multikultural. Tahap ketiga yaitu tahap evaluasi
adalah pengamatan langsung di lapangan. Peran dan revisi produk.
peneliti disini sebagai pengamat, hal ini
diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
dan data yang diperlukan untuk melengkapi data
penelitian data yang dibutuhkan. 3). Tes
digunakan untuk mengukur hasil kognitif
mahasiswa serta pemahaman materi yang
diberikan menggunakan model pembelajaran
multikultural 4).Studi dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data nilai
mahasiswa yang telah dilakukan pembelajaran

Gambar 1. Alur Kegiatan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN multikultural dengan materi masyarakat madani


Bentuk Pengembangan Model Pembelajaran dan wawasan kebangsaan pada mata kuliah
Multikultural Terintegrasi Melalui Mata kewarganegaraan. Dasar pedoman yang
Kuliah Kewarganegaraan di Universitas digunakan dalam pengembangan konsep
Muhammadiyah Ponorogo pendidikan multicultural yang diintegrasikan
dengan mata kuliah kewarganegaraan ini
Bentuk pengembangan model didasarkan pada konsep paradigm pendidikan
pembelajaran multikultural terintegrasi mata multicultural yang dikembangkan oleh James A.
kuliah kewarganegaraan di Universitas Bank.
Muhammadiyah Ponorogo ini dengan
mengintegrasikan konsep pendidikan

Adapun menurut Banks (2009: 19-20) paradigma tersebut adalah sebagai berikut:

Paradigm Major Assumptions Major Goals School Program and


Practices
Ethnic Additive Konten tentang etnis dapat Dalam pengintegrasian Difokuskan pada
ditambahkan dalam suatu kurikulum dengan suatu unit studi etnis

70| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

kurikulum tanpa menambahkan suatu khusus yang


merekonseptualisasi atau unit khusus seperti mengarah pada salah
merekontruksi suatu adanya konten mata satu ciri etnis dan
kurikulum kuliah kebiasaan yang
dilakukan
didalamnya
Self-Concept Konten tentang suatu etnis Banyak ditemukan Adanya suatu unit
Development tertentu dapat meningkatkan mahasiswa yang khusus yang strudi
konsep diri mahasiswa pada berasal dari etnis etnis yang
kelompok etnis yang minoritas minoritas yang menekankan
akhirnya memiliki kontribusi yang telah
konsep diri yang dibuat oleh kelompok
rendah. Pengembangan etnis untuk
konsep diri ini untuk pembangunan
meningkatkan konsep bangsa, unit ini pada
diri dan prestasi individu etnis
akademik mahasiswa terkenal
yang berasal dari etnik
minoritas
Cultural Deprivation Banyak pemuda yang Mengimbangi adanya Mewujudkan
mempunyai penghasilan deficit kognitif dan pengalaman
rendag dan berasal dari etnis karakteristik budaya pendidikan
minoritas disosialisasikan disfungsional yang kompensatoris yang
untuk berada dirumah. dibawa oleh para behavioris dan
Masyarakat sudah mempunyai remaja dari etnis intensif
stigma demikian serta minoritas ke sekolah
mencegah mereka untuk
memperoleh ketrampilan
koginitif dan karakteristik
budaya yang diperlukan untuk
dapat berhasil di sekolah
Cultural Difference Kelompok etnis memiliki Merubah kondisi Strategi pengajaran
budaya yang kuat dan beragam sekolah untuk dapat yang responsive
menghormati dan terhadap budaya
mencerminkan budaya
dari pemuda minoritas
dan menggunakan
strategi pengajaran
yang konsisten dengan
karakteristik budaya
mereka
Language Mahasiswa dari etnis Untuk dapat Mengajarkan bahasa
minoritas bahasa yang memberikan instruksiu nasional sebagai
digunakan sehari-hari dalam awal dalam bahasa bahasa kedua bagi
perkuliahan sering rumah dan komunitas kaum etnis minoritas
mendapatkan prestasi buruk mahasiswa atau disebut sebagai
karena bahasa pengajaran bilingual budaya
yang kerap kali berbeda dari
bahasa keseharian mereka
dirumah dan komunitas
mereka
Cultural Ecology Prestasi akademik yang Sebagai strategi untuk Intervensi pendidikan
rendah dari kaum minoritas memungkinkan etnis yang akan mengubah
disebabkan oleh pertentangan minoritas yang budaya masyarakat
mereka terhadap budaya arus terpinggirkan untuk minoritas sehingga
utama yang ada dalam berasimilasi ke dalam mereka lebih
masyarakat budaya arus utama dan konsisten dengan
menjadi termasuk budaya masyarakat
secara struktural arus utama

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|71


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

Protective Terjadi ketika individu Sebagai strategi untuk Menerpakan program


Disidentification merasakan kemungkinan mengurangi stereotip pendidikan yang
menyesuaikan diri dengan bagi mahasiswa yang mengurangi ancaman
stereotip kelompok atau tergabung dalam stereotip bagi
dihakimi dalam stereotip. Hal kelompok mahasiswa yang
ini menjadi ancaman bagi terpinggirkan dan diidentifikasi dengan
perasaan diri mereka rentan terhadap mata kuliah dengan
ancaman stereotip mencipatkan
lingkungan yang
memiliki harapan
tinggi bagi mereka
Structural Sekolah atau kampus sebagai Perubahan struktural Program pendidikan
suatu solusi untuk diperlukan dalam yang
menghapuskan rasisme dan ekonomi politik untuk mempromosikan
diskriminasi untuk meningkatkan prestasi kesetaraan dan yang
mewujudkan kesetaraan bagi akademik mahasiswa membantu siswa
mahasiswa dari etnis minoritas dari etnis minoritas untuk memahami
dasar struktural
rasisme dan
diskriminasi dan
bagaimana masalah
struktural ini dapat
diatasi
Antiracist Ketidaksetaraan pendidikan Mendorong guru/ Penguatan suatu
kelompok ras sebagian besar dosen, mahasiswa program untuk
disebabkan oleh bentuk untuk dapat memahami mengurangi suatu
rasisme individu, budaya, dan mengatasi masing- prasangka. Pada
social, kelembagaan, dan masing variable bagian ini lebih
struktural diperkuat bagaimana
menganalisis asumsi
suatu budaya dan
dampak social dari
suatu budaya. Selain
itu lebih banyak
memahami identitas
kelompok dan
interaksi intra dan
antar kelompok

Selanjutnya Banks (2002) telah 3. An Equity Pedagogy; pada kajian difokuskan


mengkonsepkan dasar pendidikan multicultural pada seorang dosen yang dikatakan
dalam 5 dimensi utama, yaitu: memberikan suatu kesetaraan pada
1. Content Integration; pada kajian ini mahasiswa apabila mampu mengubah cara
bersinggungan dengan konsep memadu pengajaran untuk dapat memfasilitasi prestasi
padankan konten oleh dosen untuk akademik bagi semua mahasiswa dari
memberikan contoh dari beragam budaya dan berbagai kelompok ras, budaya dan kelas
beragam kelompok etnis yang ada dengan sosial. Pada kajian ini sangat diperlukan
bertujuan menggeneralisasikan suatu konsep kemampuan pengembangan metode
sesuai bidang kajian yang dituju; pembelajaran yang tepat agar makna yang
2. Knowladge Construction; pada kajian ini disampaikan tepat sasaran;
bersinggungan dengan bagaimana 4. Prejudice Reduction; pada kajian ini focus
keterlibatan mahasiswa dalam membantu pada sikap rasial mahasiswa yang dapat
menyelidiki dan menentukan asumsi atau diubah atau diarahkan melalui metode atau
analisi awal suatu budaya yang tersirat model pengajaran;
sehingga mampu menyusun pengetahuan 5. An Empowering School Culture; focus
yang ada didalamnya lebih luas lagi; penerapan budaya di lingkungan kampus atau
institusi pendidikan harusmya mampu

72| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

memberikan ruang bagi mahasiswa dalm diintegrasikan dengan kajian mata kuliah
pengembangan kompetensinya dalam bidang kewarganegaraan membahas tentang: (1)
kebudayaan. pluralisme, (2) keragaman geografis Indonesia,
Dalam pengembangan model (3) kearifan local budaya, (4) rasisme dan
pembelajaran multicultural terintegrasi mata ketahanan nasional, (5) keragaman budaya
kuliah kewarganegaraan ini diawali dengan Indonesia, (6) penguatan nilai pancasila sebagai
penyusunan draft model pembelajaran lalu idiologi nasional.
dilanjutkan dengan langkah validasi oleh ahli. Setelah penetapan topik, capaian
Langkah pertama, pembuatan draft model pembelajaran mata kuliah, sub capaian
pembelajaran multicultural diawali dengan pembelajaran mata kuliah, indicator, materi
koordinasi dengan beberapa dosen pengampu pokok, metode pembelajaran yang digunakan,
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) hingga bentuk penugasan, maka draft awal
khsuusnya pengampu mata kuliah materi model pengembangan pembelajaran
kewarganegaraan. Koordinasi ini difokuskan multicultural terintegrasi mata kuliah
untuk menentukan tema atau topic mata kuliah kewarganegaraan telah selesai disusun oleh tim
kewarganegaraan yang akan diintegrasikan kecil.
dengan konsep langkah dan paradigma Langkah kedua, setelah draft awal selesai
pendidikan multicultural. Hal ini dipilih karena disusun maka langkah selanjutnya adalah
nantinya model pembelajaran ini akan peneliti membagikan kepada para dosen
diterapkan sebagai salah satu suplementasi pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang
materi kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. telah ditentukan sebelumnya yaitu pada 5 prodi
Hal lain yang menjadi dasar kajian, sebagai di Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada
suplementasi dari materi mata kuliah jenjang tingkat semester yang sama yaitu
kewarganegaraan maka tidak semua tema atau semester 1. Prodi yang terpilih ini adalah prodi
topic mata kuliah kewarganegaraan teknik elektro, prodi teknik mesin, prodi
diintegrasikan dengan konsep pendidikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
multicultural. (PPKn), prodi pendidikan Matematika, prodi D3
Mengacu pada pendapat Banks (2009) Keperawatan. Adapun kelima prodi tersebut
diatas tentang paradigm dalam melihat konteks adalah prodi terpilih sebagai kelas uji coba
pendidikan multicultural, peneliti penerapan model pembelajaran multicultural
mengintegrasikan paradigm multicultural terintegrasi mata kuliah kewarganegaraan.
tersebut dengan mata kuliah kewarganegaraan. Berdasarkan pencermatan para dosen, topik-
Fokus pengembangan model pembelajaran topik yang ada pada draft pengembangan model
multicultural ini adalah ditekankan pada tema pembelajaran multicultural terintegrasi mata
wawasan kebangsaan dan masyarakat madani. kuliah kewarganegaraan sudah sesuai dengan
Kedua topic atau materi ini dipilih karena sangat pokok Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
rentan tentang pemahaman konsep multikultural (CPMK) dan sub Capaian Pembelajaran Mata
khususnya bagi para pemuda atau mahasiswa. Kuliah (CPMK) yang sudah disepakati oleh tim
Dengan demikian, nantinya diharapkan Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU).
mahasiswa mampu memahami dan Namun demikian, ada beberapa topik integrasi
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan yang perlu dismepurnakan kembali terutama
multikultural tersebut. dalam penentuan media yang digunakan dalam
Implementasi kedua topic bahasan ini proses pembelajaran agar tidak menyimpang
nantinya diinclude kan dalam kajian mata kuliah dari tujuan pembelajaran mata kuliah. Adapun
melalui metode pembelajaran yang beragam perbaikan yang perlu disempurnakan, antara
serta banyak melibatkan mahasiswa untuk lain: (1) penampilan video sebagai contoh harus
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. yang relevan dengan kasus yang terkini saat ini,
Secara tidak langsung mahasiswa akan (2) materi perlu ditambahkan dengan penguatan
memahami konsep multicultural dalam kajian contoh kasus secara detail dan terupdate, (3)
pemahaman kewarganegaraan yang mereka hasil analisis mahasiswa diperkuat dengan
alami sehari-hari. Selain itu bentuk penugasan kegiatan praktek di lapangan sebagai tolak ukur
diarahkan untuk mahasiswa banyak mengkaji kemampuan kedalaman penyerapan materi, (4)
dan menganalis melalui contoh fakta di tes dilakukan dengan tipe kuis dan tes tulis akhir
lapangan. Secara garis besar pengembangan serta presentasi hasil kegiatan lapangan oleh
topic pembelajaran multikltural yang mahasiswa. Hasil yang disarankan oleh para

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|73


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

dosen tersebut selanjutnya diakomodasi oleh contoh fakta di lapangan yang sering terjadi di
peneliti sebelum dilakukan validasi oleh ahli masyarakat saat ini. Hal ini diharapkan agar
materi. nantinya ketika diimplementasikan pada
Langkah ketiga, adalh validasi draft mahasiswa benar-benar memahami urgensi dan
model pembelajaran oleh ahli materi. Hasil mampu menerapkan ketika berada pada
validasi terkait isi materi sudah dikatakan benar masyarakat.
dan layak karena topik yang dipilih sudah sesuai. Adapun pengembangan model
Selain itu sebagai suplemen mata kuliah pendidikan multicultural yang diintegrasikan
kewarganegaraan sudah cukup menggambarkan pada materi mata kuliah kewarganegaran
langkah pembelajaran multicultural yang tersebut yang sudah divalidasi dapat dilihat
ditentukan. Hanya saja masukan yang diberikan dalam jabaran berikut ini:
adalah lebih banyak menampilkan kasus dan

No Indikator Pendidikan Materi wawasan kebangsaan yang diintegrasikan


Multikultural
1 Content Integration 1. Memahami konsep pluralisme masyarakat Indonesia dengan
menampilkan video ragam budaya Indonesia
2. Menampilkan sebaran wilayah dan penduduk Indonesia serta budaya
yang muncul disetiap sebaran wilayah tersebut melalui analisis peta
dan maket budaya.
2 Knowladge Construction 1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil untuk melakukan analisis
salah satu kebudayaan yang tersebar di pulau-pulau Indonesia dengan
bimbingan dosen
2. Mahasiswa diarahkan untuk mengkaji kearifan lokal budaya daerah
dengan mengkaitkannya nilai-nilai karakter yang muncul dan dapat
dijadikan sebagai contoh generasi muda
3 An Equity Pedagogy 1. Mendiskusikan dalam kelompok kecil yang terdiri dari berbagai latar
belakang budaya yang berbeda untuk mengkaji salah satu budaya di
Indonesia sesuai penentuan dosen
2. Mempresentasikan hasil diskusi budaya dan membandingkan dengan
budaya sejenis yang muncul dari daerah lain sebagai suatu keragaman
di Indonesia
4 Prejudice Reduction 1. Kelas dikondisikan untuk melakukan kegiatan debat aktif untuk
mengkaji kasus terkait permasalahan rasisme di Indonesia yang
melibatkan pertentangan suku, agama, ras dan idiologi daerah
2. Kelas diarahkan untuk mempunyai conclusion terhadap kasus yang
telah diperbebatkan
5 An Empowering School Membuat tugas project untuk merealisasikan dan mensosialisasikan
Culture prinsip nilai Pancasila dalam masyarakat lingkungan kampus atau
masyarakat sekitar melalui wujud nyata berupa video peran, ataupun
banner sosialisasi.

Selanjutnya, hasil pengembangan model pembelajaran multikultural yang terintegrasi dengan


materi masyarakat madani dapat dilihat pada tabel berikut:

No Indikator Pendidikan Materi masyarakat madani yang diintegrasikan


Multikultural
1 Content Integration 1. Memahami konsep perbedaan adat istiadat dalam berperilaku dari
berbagai daerah dengan menganalisis video. Video terkait perbedaan
bahasa tiap daerah yang menajadikan roaming saat berbicara.
2. Menampilkan video terkait perbedaan perilaku sopan santu dan
bertindak di kehidupan sehari-hari
2 Knowladge Construction 1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil untuk melakukan analisis
terkait karakter atau nilai asli suatu budaya. Misalnya budaya gugur
gunung di masyarakat Jawa.
2. Mahasiswa melakukan analisis terkait nilai karakter lokal tersebut
dalam tatanan nilai nasional bangsa Indonesia

74| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

3 An Equity Pedagogy 1. Mendiskusikan dalam kelompok kecil yang terdiri dari berbagai latar
belakang budaya yang berbeda mengakaji kasus perbedaan nilai
karakter tiap daerah dalam lingkup kampus
2. Mempresentasikan hasil diskusi
4 Prejudice Reduction Membuat contoh praktik nyata atau peran tiap kelompok untuk
menampilkan perbedaan nilai karakter budaya di lingkup kampus
5 An Empowering School Membuat tugas artikel terkait solusi strategi nasional melalui nilai
Culture karakter daerah

Langkah keempat, adalah kegiatan An Equity Pedagogy; 4) Prejudice


validasi dengan uji coba model pembelajaran Reduction; 5) An Empowering School
multicultural di lapangan. Uji coba di lapangan Culture. Bentuk pengembangan model
dilakukan setelah dilakukan validasi oleh ahli. pembelajaran multikultural ini diintegrasikan
Uji coba di lapangan melibatkan 5 prodi di melalui mata kuliah kewarganegaraan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Adapun dengan dua materi yaitu wawasan
prodi yang terpilih tersebut adalah prodi kebangsaan dan masyarakat madani.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2. Dari 5 aspek yang ditampilkan dalam
(PPKn), prodi pendidikan Matematika, prodi D3 komponen pendidikan multikultural yang
Keperawatan. Berdasarkan hasil uji coba, secara diintegrasikan dengan materi Masyarakat
keseluruhan model pembelajaran multikultural Madani,dan Wawasan Nusantara pada mata
terintegrasi mata kuliah kewarganegaraan ini kuliah kewarganegaraan, hasilnya
sudah baik. Dari 5 aspek yang ditampilkan menunjukkan bahwa model ini sangat baik.
dalam komponen pendidikan multikultural yang Sebesar 80% responden mengatakan bahwa
diintegrasikan dengan materi Masyarakat penerapan model pembelajaran multikultural
Madani,dan Wawasan Nusantara pada mata ini memudahkan mahasiswa dalam menerima
kuliah kewarganegaraan, hasilnya menunjukkan makna dari pembelajaran pada materi
bahwa model ini sangat baik. Sebesar 80% masyarakat madani dan wawasan nusantara.
responden mengatakan bahwa penerapan model Selanjutnya nilai mahasiswa yang diperoleh
pembelajaran multikultural ini memudahkan sebesar 91, 17% mahasiswa mendapat nilai
mahasiswa dalam menerima makna dari yang bagus dan lulus dari kriteria penilaian
pembelajaran pada materi masyarakat madani dosen yaitu lebih dari angka 75.
dan wawasan nusantara. Dari hasil angket
diperoleh jawaban secara garis besar mahasiswa UCAPAN TERIMA KASIH
mengatakan bahwa melalui pemberian kasus Terimakasih diucapkan penulis kepada
atau contoh langsung di lingkungan mahasiswa pihak yang telah mendukung secara finansial
memudahkan dalam mereka memahami materi dalam penyelesaian penelitian dan penulisan
yang diberikan dosen. Selanjutnya hasil artikel ini yaitu LPPM Universitas
penilaian responden ini juga didukung dengan Muhammadiyah Ponorogo. Adapun artikel ini
data nilai kelas yang digunakan sebagai sampel merupakan luaran dari penelitian internal dalam
uji coba terbatas. Hasil analisis terkait hasil pendanaan tahun anggaran 2019.
pembelajaran pada materi masyarakat madani
dan wawasan kebangsaan yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
penilaian melalui kuis serta tugas di lapangan, Andaryuni, Lilik. (2014). Pendidikan
menunjukkan bahwa sebesar 91,17% mahasiswa Multikultural Di Perguruan Tinggi
mendapat nilai lebih dari 75 atau dapat dikatakan (Studi Terhadap STAIN
lulus sesuai dengan batas nilai penentuan dosen. SAMARINDA). Jurnal Fenomena,
Volume 6 No.1
SIMPULAN Arifusin, Iis. (2007). Urgensi Implementasi
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Pendidikan Multikultural di Sekolah.
bahwa: Jurnal Pemikiran Alternatif
1. Bentuk pengembangan model pembelajaran Pendidikan (INSANIA), Vol.12, No.2
multikultural terintegrasi mata kuliah Banks, James A. (2002). Anintroduction to
kewarganegaraan dikembangkan dengan Multicultural Education. Boston-
konsep 5 unsur utama yaitu:1) Content London: Allyn and Bacon Press.
Integration; 2) Knowladge Construction; 3)
1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|75
Hadi Cahyono, Prihma Sinta Utami, & Ambiro Puji Asmaroini | Pengembangan Model Pembelajaran
Multikultural Terintegrasi Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

Banks, James A. (2009). The Routledge Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Internasional Companion to Multicultural Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Education. New York: Routledge. Rosdakarya
Banks, James A. (2014). The Canon Debate, Mukminan; Wulandari, Taat; Saliman (2014).
Knowladge Construction, and Model Pendidikan Multikultural Di
Multikultural Education. American Sekolah Pembaruan Medan. Jurnal
Educational Research Association Cakrawala Pendidikan, Oktober
Vol.22, No.5, 4-14 2014, Th.XXXIII, No.3.
Fatimah.,Kiptiah, Mariatul.,Fajrin, Nur. (2014). Purnomo, Panji. (2016). Kajian Implementasi
Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Pendidikan Multikultural Di Sekolah.
Multikultural Dalam Proses Prosiding Konferensi Nasional
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ke-II.
Kewarganegaraan (PKn) Di SMP Laboratorium Pendidikan
Negeri 6 Banjarmasin. Jurnal Kewarganegaraan, FIS, UNY.
Pendidikan Kewarganegaraan, Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
Volume 4. No.7 Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
Hanum, Farida.,& Raharja, Setya. (2013). Nasional.
Pengembangan Model Pembelajaran Rosyada, Dede. (2014). Pendidikan
Multikultural Terintegrasi Mata Multikultural Di Indonesia Sebuah
Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Pandangan Konsepsional. Jurnal
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Sosio Didaktika, Vol. 1, No. 1.
Volume 6, Nomor.2, September 2013. Sunarso, dkk. (2008). Pendidikan
Ihsan. (2017). Peran Pendidikan Multikultural Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY
Di Perguruan Tinggi Islam Di Papua. Press.
Jurnal Citizenship Jurnal Pendidikan Suryana, A., & Rusdiana, A. (2015).
Pancasila dan Pendidikan Multikultural. Bandung:
Kewarganegaraan,Volume 5 No.1 CV. Pustaka Setia.
April 2017. Zamroni. (2013). Pendidikan Demokrasi
Mahfud, Choirul. (2011). Pendidikan Pada Masyarakat Multikultural.
Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
Pelajar.

76| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai