1 Tahun 2020 | 66 – 76
sebagai bukti bahwa peserta didik tersebut telah dalam Bhineka Tunggal Ika, peristiwa Sumpah
menyelesaikan masa studi atau belajarnya. Pemuda, serta paham ideologi bangsa. Tiga
Pendidikan di Indonesia saat ini bisa dimulai komponen tersebut semuanya adalah kajian-
dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini kajian utama dalam mata kuliah
(PAUD) Play Group (PG) untuk usia 2,5-5 kewarganegaraan.
tahun, Taman Kanak-Kanak (TK) untuk usia 5- Semboyan Bhineka Tunggal Ika
7 Tahun, Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan semboyan yang telah tertuang pada
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Undang-Undang Nomor Republik Indonesia
Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Kejuruan (SMA/MA/SMK), dan Perguruan dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Tingi (Universitas, Sekolah Tinggi, dan Institut). Makna Bhineka Tunggal Ika ialah sebagai
Pendidikan dikatakan sebagai alat untuk pendorong timbulnya kesadaran pentingnya
pemersatu bangsa. Melalui pendidikan pentingnya pergaulan untuk kukuhnya persatuan
diharapkan dapat mengembangkan wawasan, dan kesatuan bangsa, menghindari perilaku
kemampuan, dan sebagai pengembang potensi saling menghina, mendorong kukuhnya
diri. Oleh karena itu pendidikan harus persatuan Indonesia, meningkatkan kebanggaan
menjunjung konsep kesetaraan untuk dapat sebagai bangsa yang besar yaitu bangsa
meminimalisir perbedaan-perbedaan yang Indonesia, meningkatkan rasa gotong-royong
mungkin muncul di dalam masyarakat pada dan solidaritas, saling mengormati dan saling
umumnya. Dalam menghadapi konteks menghargai antar sesama, meningkatkan
multikulturalisme, Suryana dan Rusdiana (2015) kesadaran akan keberagaman itu indah.
menjelaskan bahwa perlu adanya suatu Kemajemukan bangsa dilihat dari
paradigma baru yang lebih toleran dan elegan beberapa aspek seperti wilayah, penduduk,
untuk mencegah dan memecahkan masalah administrasi pemerintahan, dan hubungan
benturan budaya tersebut yaitu melalui internasional. Berdasarkan data Badan
pendidikan multikulturalisme. Mahfud (2011) Informaai Geospasial wilayah Indonesia terdiri
juga menambahkan bahwasannya urgensi atas 17 ribu pulau dan terdiri dari pulau kecil dan
pendidikan multikultural untuk dihadirkan besar. Pemisah pulau satu dengan yang lainnya
dalam dunia pendidikan saat ini karena ialah lautan yang sangat luas sehingga
merupakan instrument paling ampuh untuk membutuhkan usaha yang maksimal dari para
memberikan penyadaran (conscious) pada tokoh nasional untuk menjaga keutuhan dan
masyarakat agar tidak terjadi benturan dan kedaulatan Indonesia. Setelah melalui usaha
perselisihan antar masyarakat budaya. Proses yang panjang mulai dari Deklarasi Juanda pada
pembelajaran merupakan salah satu strategi tahun 1957, akhirnya konsep Indonesia sebagai
untuk melakukan internalisasi pendidikan Negara kepulauan (Archipelagic State) diterima
multikultural. Mata kuliah kewarganegaraan pada saat siding PBB mengenai UNCLOS pada
dikatakan sebagai mata kuliah wajib umum tahun 1982. Peristiwa tersebut berlangsung
(MKWU) universitas yang wajib ditempuh oleh sangat lama yaitu sekitar 25 tahun.
seluruh mahasiswa selama mengikuti Menurut data Badan Pusat Statistik yang
perkuliahan dengan bobot 2 sks pada satu telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun
semester. Tujuan dari mata kuliah 2014 penduduk Indonesia adalah sekitar
kewarganegaraan itu sendiri yang mengarah 237.641.326 jiwa dengan komposisi penduduk
untuk membentuk civil society (masyarakat laki-laki sebanyak 119.630.913 jiwa, dan
madani) yang memahami konsep wawasan penduduk perempuan sebanyak 118.010.413
kebangsaan, cinta tanah air, hak asasi manusia, jiwa. Kondisi ini tentu banyak menyebabkan
idiologi bangsa serta masyarakat yang terjadinya perselisihan karena perbedaan-
multikultural di Indonesia. Konten mata kuliah perbedaan yang ada mulai dari perbedaan fisik,
kewarganegaraan tersebut merupakan salah satu pemikiran, ide, gagasan, dan tujuan. Oleh karena
sarana yang tepat untuk mengaplikasikan konsep itu sudah selayaknya kita bangsa Indonesia
pendidikan multikultural. Seperti yang sebagai bangsa yang besar dan menjunjung
dijelaskan oleh Suryana dan Rusdiana (2015) tinggi rasa menghargai kemajemukan merasa
bahwa dalam pemahaman konsep bangga atas apa yang kita punya sebagai bangsa
multikulturalisme di Indonesia harus memegang yang satu. Hal ini diperkuat oleh semangat para
tiga hal yaitu paham sukuisme yang berwujud pemuda yang gigih berjuang menyatukan para
pemuda pemudi Indonesia lewat suatu peristiwa kehidupan multikultural Indonesia dalam versi
yang dikenal dengan Sumpah Pemuda 28 mini. Potret tersebut dilihat dari adanya
Oktober 1928. Walaupun kita berbeda suku, perbedaan ragam suku, budaya, adat-istiadat
agama, ras, dan golongan akan tetapi kita adalah bahkan agama yang muncul dari beberapa
satu bangsa, bahasa,satu lambing, dan satu golongan mahasiswa yang ada di dalam
tumpah darah Indonesia. lingkungan Perguruan Tinggi itu sendiri. Begitu
Secara administrative Negara Indonesia juga sama dengan Perguruan Tinggi
terdiri dari Lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Muhammadiyah salah satunya adalah
Yudikatif atau yang sering kita kenal dengan Universitas Muhammadiyah Ponorogo juga
istilah Trias Politika. Secara tupoksi lembaga merupakan salah satu kampus islam yang
tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsi menggambarkan adanya kehidupan
yang berlainan mulai daari fungsi pembuat multikultural. Gambaran tersebut dilihat dari
undang-undang, legislasi, dan fungsi input mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari
pengawasan. Setiap lembaga tersebut juga berbagai pulau di Indonesia serta ada pula yang
memiliki sub system-sub system yang cukup berasal dari agama non islam. Disini mengapa
banyak dan majemuk sehingga ada menjadi alasan utama untuk mengembangkan
kemungkinan menambah dampak permasalahan pembelajaran multikultural di kampus Unmuh
yang menyebabkan kekusutan diberbagai sector. Ponorogo.
Karena menurut Sun Tzu (The Lost Art of War Pelaksanaan pendidikan multikultural
terjemahan Thomas Leary, 1997) menjelaskkan pada dasarnya tidak diharuskan merubah
bahwa semakin banyaak aturan dalam sebuah kurikulum yang sudah ada. Pelaksanaan
Negara maka semakin kacaulah Negara tersebut. pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan
Kemudian pada aspek hubungan melalui muatan mata kuliah yang sudah ada.
internasional ada peluang dan tantangan yang Pada penelitian ini bermaksud untuk
dihadapi oleh Indonesia. Peluang dan tantangan mengembangkan model pembelajaran
yang dimaksud tergantung pada persepsi dari multikultural yang terintegrasi melalui mata
para pembuat kebijakan. Perang dingin yang kuliah kewarganegaraan. Model pendidikan
begitu hebat mengakibatkan dampak globalisasi multikultural yang dikembangkan disini
yang seolah-olah membuat dunia yang sangat merujuk pada pendekatan pendidikan
luas ini menjadi sangat kecil. Informasi begitu multikultural transformasi dan aksi sosial.
mudah dan sangat cepat diterima oleh setiap Maksud dari pendekatan tersebut bahwasannya
orang dari berbagai belahan dunia terlepas berita materi yang diperoleh dapat diimplementasikan
benar atau tidak. Perubahan social dirasakan langsung dalam wujud sikap dan perilaku
sebagai sesuatu yang bersifat cepat, dan mahasiswa sehari-hari. Selanjutnya model
memaksa. Hal ini tentu juga berpengaruh pembelajaran ini nantinya disebut sebagai model
terhadap perubahan social yang ada di Indonesia pembelajaran multikultural terintegrasi mata
belakangan ini. Konflik dan perselisihan antar kuliah kewarganegaraan.
suku, ras, bahkan agama akhir-akhir ini
menyeruap dengan dibumbui oleh berbagai aksi METODE
terror diberbagai tempat untuk menimbulkan Penelitian ini menggunakan metode
ketegangan dan ketakutan. Hal ini terjadi tentu pendekatan Research and Development (R & D)
bukan tanpa sebab, akan tetapi hal ini terjadi yang diselesaikan dengan melalui dua tahapan
karena karena ada tujuan tertentu untuk penelitian. Tahapan pertama dikonsentrasikan
memecah belah kerukunan dan toleransi pada need assessment untuk penentuan kelas
kemajemukan di Indonesia dan dunia. yang kondusif untuk pengembangan
Perguruan Tinggi sebagai salah satu pembelajaran multikultural. Tahap kedua
lembaga pendidikan yang memegang peran dikonsentrasikan pada validasi model dan uji
penting dalam memaknai adanya konteks coba model pembelajaran multikultural melalui
multikulturalisme di Indonesia. Perguruan mata kuliah kewarganegaraan.
Tinggi yang notabenenya di dominasi oleh Penelitian ini dilaksanakan pada semester
pemuda yang berada di dalamnya sangat genap tahun ajaran 2018/ 2019. Tempat
mempunyai pengaruh besar dalam setiap Penelitian ini dilakukan di Universitas
perubahan bangsa Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah Ponorogo. Subjek penelitian ini
Perguruan Tinggi juga sebagai salah satu diambil dari 2 kelas yang mendapatkan mata
gambaran untuk melihat bagaimana potret kuliah kewarganegaraan pada tahun ajaran
genap 2018/2019. Masing-masing kelas diambil dengan model multikultural terintegrasi mata
15 orang mahasiswa. Teknik pengambilan kuliah kewarganegaraan.
sampel dilakukan secara simple random Teknik analisis data dalam penelitian ini
sampling. lebih banyak menggunakan teknik deskriptif.
Teknik pengumpulan data dalam Analisis ini menggambarkan perubahan dan
penelitian ini yaitu melalui angket, observasi, tes perkembangan dari langkah demi langkah serta
dan dokumentasi. Adapun penjelasan untuk keterkaitan antar variabel yang ada untuk
ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut: 1). mendapatkan kesimpulan yang lengkap. Tahap
Angket digunakan untuk mengukur respon dari pengembangan model ini dilakukan melalui 3
responden tentang keterlaksanaan tahap. Tahap pertama, mengembangkan desain
pengembangan model pembelajaran model pembelajaran multikultural terintegrassi
multikultural terintegrasi mata kuliah mata kuliah kewarganegaraan. Tahap kedua,
kewarganegaraan. 2). Metode pengamatan yang melakukan uji coba model pendidikan
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini multikultural. Tahap ketiga yaitu tahap evaluasi
adalah pengamatan langsung di lapangan. Peran dan revisi produk.
peneliti disini sebagai pengamat, hal ini
diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
dan data yang diperlukan untuk melengkapi data
penelitian data yang dibutuhkan. 3). Tes
digunakan untuk mengukur hasil kognitif
mahasiswa serta pemahaman materi yang
diberikan menggunakan model pembelajaran
multikultural 4).Studi dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data nilai
mahasiswa yang telah dilakukan pembelajaran
Adapun menurut Banks (2009: 19-20) paradigma tersebut adalah sebagai berikut:
memberikan ruang bagi mahasiswa dalm diintegrasikan dengan kajian mata kuliah
pengembangan kompetensinya dalam bidang kewarganegaraan membahas tentang: (1)
kebudayaan. pluralisme, (2) keragaman geografis Indonesia,
Dalam pengembangan model (3) kearifan local budaya, (4) rasisme dan
pembelajaran multicultural terintegrasi mata ketahanan nasional, (5) keragaman budaya
kuliah kewarganegaraan ini diawali dengan Indonesia, (6) penguatan nilai pancasila sebagai
penyusunan draft model pembelajaran lalu idiologi nasional.
dilanjutkan dengan langkah validasi oleh ahli. Setelah penetapan topik, capaian
Langkah pertama, pembuatan draft model pembelajaran mata kuliah, sub capaian
pembelajaran multicultural diawali dengan pembelajaran mata kuliah, indicator, materi
koordinasi dengan beberapa dosen pengampu pokok, metode pembelajaran yang digunakan,
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) hingga bentuk penugasan, maka draft awal
khsuusnya pengampu mata kuliah materi model pengembangan pembelajaran
kewarganegaraan. Koordinasi ini difokuskan multicultural terintegrasi mata kuliah
untuk menentukan tema atau topic mata kuliah kewarganegaraan telah selesai disusun oleh tim
kewarganegaraan yang akan diintegrasikan kecil.
dengan konsep langkah dan paradigma Langkah kedua, setelah draft awal selesai
pendidikan multicultural. Hal ini dipilih karena disusun maka langkah selanjutnya adalah
nantinya model pembelajaran ini akan peneliti membagikan kepada para dosen
diterapkan sebagai salah satu suplementasi pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang
materi kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. telah ditentukan sebelumnya yaitu pada 5 prodi
Hal lain yang menjadi dasar kajian, sebagai di Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada
suplementasi dari materi mata kuliah jenjang tingkat semester yang sama yaitu
kewarganegaraan maka tidak semua tema atau semester 1. Prodi yang terpilih ini adalah prodi
topic mata kuliah kewarganegaraan teknik elektro, prodi teknik mesin, prodi
diintegrasikan dengan konsep pendidikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
multicultural. (PPKn), prodi pendidikan Matematika, prodi D3
Mengacu pada pendapat Banks (2009) Keperawatan. Adapun kelima prodi tersebut
diatas tentang paradigm dalam melihat konteks adalah prodi terpilih sebagai kelas uji coba
pendidikan multicultural, peneliti penerapan model pembelajaran multicultural
mengintegrasikan paradigm multicultural terintegrasi mata kuliah kewarganegaraan.
tersebut dengan mata kuliah kewarganegaraan. Berdasarkan pencermatan para dosen, topik-
Fokus pengembangan model pembelajaran topik yang ada pada draft pengembangan model
multicultural ini adalah ditekankan pada tema pembelajaran multicultural terintegrasi mata
wawasan kebangsaan dan masyarakat madani. kuliah kewarganegaraan sudah sesuai dengan
Kedua topic atau materi ini dipilih karena sangat pokok Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
rentan tentang pemahaman konsep multikultural (CPMK) dan sub Capaian Pembelajaran Mata
khususnya bagi para pemuda atau mahasiswa. Kuliah (CPMK) yang sudah disepakati oleh tim
Dengan demikian, nantinya diharapkan Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU).
mahasiswa mampu memahami dan Namun demikian, ada beberapa topik integrasi
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan yang perlu dismepurnakan kembali terutama
multikultural tersebut. dalam penentuan media yang digunakan dalam
Implementasi kedua topic bahasan ini proses pembelajaran agar tidak menyimpang
nantinya diinclude kan dalam kajian mata kuliah dari tujuan pembelajaran mata kuliah. Adapun
melalui metode pembelajaran yang beragam perbaikan yang perlu disempurnakan, antara
serta banyak melibatkan mahasiswa untuk lain: (1) penampilan video sebagai contoh harus
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. yang relevan dengan kasus yang terkini saat ini,
Secara tidak langsung mahasiswa akan (2) materi perlu ditambahkan dengan penguatan
memahami konsep multicultural dalam kajian contoh kasus secara detail dan terupdate, (3)
pemahaman kewarganegaraan yang mereka hasil analisis mahasiswa diperkuat dengan
alami sehari-hari. Selain itu bentuk penugasan kegiatan praktek di lapangan sebagai tolak ukur
diarahkan untuk mahasiswa banyak mengkaji kemampuan kedalaman penyerapan materi, (4)
dan menganalis melalui contoh fakta di tes dilakukan dengan tipe kuis dan tes tulis akhir
lapangan. Secara garis besar pengembangan serta presentasi hasil kegiatan lapangan oleh
topic pembelajaran multikltural yang mahasiswa. Hasil yang disarankan oleh para
dosen tersebut selanjutnya diakomodasi oleh contoh fakta di lapangan yang sering terjadi di
peneliti sebelum dilakukan validasi oleh ahli masyarakat saat ini. Hal ini diharapkan agar
materi. nantinya ketika diimplementasikan pada
Langkah ketiga, adalh validasi draft mahasiswa benar-benar memahami urgensi dan
model pembelajaran oleh ahli materi. Hasil mampu menerapkan ketika berada pada
validasi terkait isi materi sudah dikatakan benar masyarakat.
dan layak karena topik yang dipilih sudah sesuai. Adapun pengembangan model
Selain itu sebagai suplemen mata kuliah pendidikan multicultural yang diintegrasikan
kewarganegaraan sudah cukup menggambarkan pada materi mata kuliah kewarganegaran
langkah pembelajaran multicultural yang tersebut yang sudah divalidasi dapat dilihat
ditentukan. Hanya saja masukan yang diberikan dalam jabaran berikut ini:
adalah lebih banyak menampilkan kasus dan
3 An Equity Pedagogy 1. Mendiskusikan dalam kelompok kecil yang terdiri dari berbagai latar
belakang budaya yang berbeda mengakaji kasus perbedaan nilai
karakter tiap daerah dalam lingkup kampus
2. Mempresentasikan hasil diskusi
4 Prejudice Reduction Membuat contoh praktik nyata atau peran tiap kelompok untuk
menampilkan perbedaan nilai karakter budaya di lingkup kampus
5 An Empowering School Membuat tugas artikel terkait solusi strategi nasional melalui nilai
Culture karakter daerah
Banks, James A. (2009). The Routledge Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Internasional Companion to Multicultural Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Education. New York: Routledge. Rosdakarya
Banks, James A. (2014). The Canon Debate, Mukminan; Wulandari, Taat; Saliman (2014).
Knowladge Construction, and Model Pendidikan Multikultural Di
Multikultural Education. American Sekolah Pembaruan Medan. Jurnal
Educational Research Association Cakrawala Pendidikan, Oktober
Vol.22, No.5, 4-14 2014, Th.XXXIII, No.3.
Fatimah.,Kiptiah, Mariatul.,Fajrin, Nur. (2014). Purnomo, Panji. (2016). Kajian Implementasi
Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Pendidikan Multikultural Di Sekolah.
Multikultural Dalam Proses Prosiding Konferensi Nasional
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ke-II.
Kewarganegaraan (PKn) Di SMP Laboratorium Pendidikan
Negeri 6 Banjarmasin. Jurnal Kewarganegaraan, FIS, UNY.
Pendidikan Kewarganegaraan, Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
Volume 4. No.7 Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
Hanum, Farida.,& Raharja, Setya. (2013). Nasional.
Pengembangan Model Pembelajaran Rosyada, Dede. (2014). Pendidikan
Multikultural Terintegrasi Mata Multikultural Di Indonesia Sebuah
Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Pandangan Konsepsional. Jurnal
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Sosio Didaktika, Vol. 1, No. 1.
Volume 6, Nomor.2, September 2013. Sunarso, dkk. (2008). Pendidikan
Ihsan. (2017). Peran Pendidikan Multikultural Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY
Di Perguruan Tinggi Islam Di Papua. Press.
Jurnal Citizenship Jurnal Pendidikan Suryana, A., & Rusdiana, A. (2015).
Pancasila dan Pendidikan Multikultural. Bandung:
Kewarganegaraan,Volume 5 No.1 CV. Pustaka Setia.
April 2017. Zamroni. (2013). Pendidikan Demokrasi
Mahfud, Choirul. (2011). Pendidikan Pada Masyarakat Multikultural.
Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
Pelajar.