Maksudnya gimana, tuh? Maksudnya, kalau dalam keadaan utuh, artinya makhluk
hidupnya langsung dipakai secara utuh untuk menghasilkan produk atau jasa
bioteknologi.
Misalnya, kalau mau bikin nata de coco, maka bisa langsung menggunakan
bakteri Acetobacter Xylinum secara utuh. Contoh lainnya kacang kedelai yang langsung
ditambahkan jamur Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
Terus, kalo cuma manfaatin bagian-bagiannya kayak gimana? Artinya, yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, yaitu bagian dari makhluk hidup itu, misal hanya
diambil enzimnya aja atau DNA-nya aja, ya.
Oh iya, kaya yang udah dijelasin tadi nih meskipun nata de coco menggunakan
mikroorganisme bakteri dalam pembuatannya, jangan takut ini bakal merusak
kesehatanmu ya. Karena, penggunaan bakteri ini sudah diuji dan diolah sedemikian
rupa, sehingga aman untuk kesehatan.
Tujuan Bioteknologi
Nah, kalau dilihat dari definisinya kan, bioteknologi ini merupakan perpaduan antara
ilmu pengetahuan alam dengan rekayasa genetik. Sehingga, kita bisa menyimpulkan
kalau tujuan bioteknologi adalah meningkatkan pemanfaatan organisme hidup, mulai dari
sel, molekul, dan bagian-bagian lainnya untuk menghasilkan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kehidupan kita.
Jenis-Jenis Bioteknologi
Bioteknologi terbagi menjadi 2 jenis, nih. Ada bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern. Lalu, apa aja sih bedanya bioteknologi konvensional dengan bioteknologi
modern? Kita cek satu-satu, yuk!
1. Bioteknologi Konvensional
Contoh bioteknologi konvensional, yaitu yogurt, nata de coco, tempe, tapai, dan kecap.
2. Bioteknologi Modern
Contoh bioteknologi modern, yaitu pembuatan hormon insulin sintetik, bayi tabung,
tanaman transgenik, dan inseminasi buatan.
Intinya nih, bioteknologi ngga cuma diterapkan dalam pengolahan produk makanan dan
minuman aja, tapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti industri,
pertanian, peternakan, bahkan reproduksi. Biar kamu lebih mudah mengingatnya, coba
liat infografis mengenai macam-macam contoh bioteknologi ini deh!