Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok

Eka Nurwaselina Santoso


Iffat Ignacia Uzlah
Siti Faricha Nursyifa’

SOAL DISKUSI 1

Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.

1. Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

• Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?

Menurut saya anak tersebut mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua tanpa
melihat langkah pengerjaan soal karena ada kaitannya dengan teori perkembangan kognitif anak.
Tahap perkembangan kognitif untuk anak kelas VII yakni usia 12 atau 13 tahu sesuai Jean Piaget
yakni tahap operasional formal dimana anak telah mampu berfikir secara abstrak dan mampu
berfikir logis. Dengan diberikannya langkah langkah pengerjaan dalam soal matematika untuk
mencari mean. Maka sistem syaraf untuk membentuk kecerdasan anak pada usia tersebut akan
bekerja. Mereka dapat berfikir logis dengan cara menjalankan langkah langkah yang sudah
diajarkan guru dengan baik. Apalagi dengan adanya perulangan kedua yang mana pada tahap
pembelajaran perlu dialakukan perulangan sesuai dengan teori behavioristik untuk membantu anak
mengingat apa yang sudah diajarkan.

• Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Metode dengan cara diatas yakni dengan cara melakukan perulangan menurut saya akan dapat
diterapkan pada mata pelajaran bahasa jawa yakni materi menulis aksara jawa. Dimana anak anak
yang sering mengalami kesulitan dalam pemahaman kaidah penulisan aksara jawa dapat terus
diajarkan dengan metode perulangan ini. Tujuannya yakni dengan terus berulang memparktekan
menulis aksara jawa anak dapat menghafal aksara jawa. Sesuai dengan Teori Behaviouristik,
metode ini juga harus ditekankan adanya penguatan atau reinforcement dimana ketika anak anak
sudah dapat menulisakan aksara jawa harus diberikan penguatan positif, baik berupa motovasi
ataupun nilai yang baik supaya anak anak semangat dalam pembelajaran. Dengan begitu anak anak
mampu menghasilkan kemampuan yang konsisten. Namun supaya peserta didik tidak merasa
bosan karena adanya perulangan guru dapat memodifikasi pembelajaran aksara jawa dengan
berbagai media seperti membuat kartu dengan canva, aktivitas melalui quizizz, ataupun membuat
materi aksara jawa pada flipbook.

Menurut saya dengan begitu sesuai dengan teori perkembangan kognitif Jean Piaget, maka anak
anak berusia 12 atau 13 tahun yang duduk dibangku kelas VII akan lebih mudah berfikir secara
logis karena adanya stimulus dan perulangan dari guru untuk diterapkan dan membentuk respon
baik terhadap pembelajaran aksara jawa.

2. Kasus II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.

• Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Sesuai dengan tahapan usia dimana kelas 1 merupakan anak anak yang kisaran usia 6 atau 7 tahun
sebaiknya Bu Rina menggunakan konsep belajar dengan bermain karena tahap tersebut masih
tergolong masa kanak kanak dimana anak anak lebih cenderung memperhatikan aspek gerak maka
dari itu anak anak lebih dapat memahami sesuatu jika dikaitkan dengan gerakan ataupun juga dapat
dengan nyanyian atau lagu. Misalnya anak anak diajarkan mengenal pertambahan angka dengan
nyanyian dan diikuti dengan gerakan jari.

Tahapan usia 6-7 Tahun menurut Teori perkembangan kognitif Jean Piaget masuk kedalam

• Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.

Saya menyarankan hal tersebut karena ada kaitanya denga Teori perkembangan kognitif yang
dijelaskan oleh Jean Piaget dimana untuk anak usia 2-7 tahun masuk kedalam tahap pra
operasional. Pada tahap pra operasioanl aktifitas kognitif anak belum sistematis. Dalam artian cara
berfikir anak masih sederhana. Belum dapat berfikir logis secara konsisten. Dunia anak anak masih
dalam masa bermain. Anak pada usia tersebut belum dapat memahami konsep menghitung yang
terlalu rumit. Mereka akan paham dengan cara menghitung bilangan dasar yang sederhana. Supaya
anak anak lebih mudah mengingat maka cara menghitung bisa dengan cara dinyanyikan atau
dilakukan dengan permainan gerak.

3. Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta
didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks
deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan
contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

• Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?

Menurut saya dengan Pak Made mengambil langkah tersebut adalah hal yang tepat. Karena Pak
Made berarti telah menyesuaikan dengan teori pemahaman karakter peserta didik. Dimana mereka
yang beretnik Bali maka secara budaya mereka juga memiliki kesenian,kebiasaan,maupun adat
yang berbeda. Disinilah konsep merdeka belajar dimana guru dapat melakukan penyesuaian
pembelajaran dengan kondisi siswa, tanpa harus terpaku pada satu sumber belajar yakni buku cetak
saja. Guru bisa berinisiatif dengan memakai berbagai sumber belajar saat mengajar dengan lebih
kreatif. Jadi dengan memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas Bali
sebagai sumber belajar guna menyesuaikan karakteristik peserta didik merupakan hal yang tepat.

• Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Dalam keadaan tersebut Pak Made mengajar dengan menggunakan prinsip pemahaman peserta
didik dengan cara memperhatikan latar belakang siswa. Dimana karena siswa Pak Made rata rata
beretnik Bali, maka supaya mereka dapat dengan mudah memahami teks deskripsi sesuai dengan
kondisi maupun pengalaman yang telah dimilikinya, Pak made melakukan penyesuaian tersebut.
Dengan pak Made membuat contoh pantai dan makanan khas Bali sesuai dengan teori belajar
Konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget maka peserta didik kemampuan kognitifnya akan
terbangun dengan mudah jika ada pengalaman pribadi. Hal ini selaras dengan masyarakat Bali
dimana peserta didik yang memiliki banyak pengalaman terkait dengan pantai dan makanan khas
Bali akan lebih mudah jika teks deskripsinya tentang hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai