Anda di halaman 1dari 4

1.

Di Indonesia, organ-organ negara utama dan dasar hukumnya diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Berikut adalah beberapa organ
negara Indonesia beserta pasal-pasal yang mendasarinya:

Presiden: Kepala negara dan kepala pemerintahan. Pasal 4 UUD 1945: Menyatakan bahwa
Presiden adalah kepala negara, kepala pemerintahan, dan panglima tertinggi TNI.

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat): Lembaga legislatif yang mewakili rakyat. Pasal 20-22 UUD
1945: Menyatakan tentang pembentukan DPR, kewenangan, dan proses legislatif.

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah): Lembaga legislatif tingkat daerah. Pasal 18B-18J
UUD 1945: Menyatakan tentang pembentukan DPRD, kewenangan, dan proses legislatif di
tingkat daerah.

Presiden dan Kabinet: Memegang kekuasaan eksekutif. Pasal 5-11 UUD 1945: Menyatakan
tentang kekuasaan eksekutif, pembentukan kabinet, dan kewenangan presiden.

Mahkamah Konstitusi: Lembaga peradilan konstitusi yang bertugas memutuskan perselisihan


tentang kewenangan lembaga negara. Pasal 24C-24G UUD 1945: Menyatakan tentang
pembentukan Mahkamah Konstitusi, kewenangan, dan prosedur perselisihan konstitusi.

Mahkamah Agung: Lembaga peradilan tertinggi di Indonesia.Pasal 24A-24B UUD 1945:


Menyatakan tentang pembentukan Mahkamah Agung dan kewenangannya.

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan): Lembaga yang bertugas mengawasi keuangan negara.Pasal
23C-23E UUD 1945: Menyatakan tentang pembentukan BPK dan kewenangannya.

Itu hanya sebagian dari organ-organ negara Indonesia dan dasar hukumnya yang diatur dalam
UUD 1945. Terdapat juga organ-organ negara lainnya dan pasal-pasal yang mengatur
kewenangan dan fungsi mereka.

Di Brunei Darussalam, struktur dan organ-organ negara serta dasar hukumnya tidak diatur dalam
satu dokumen konstitusi tunggal seperti halnya di Indonesia. Namun, berikut adalah beberapa
organ-organ utama yang ada di Brunei Darussalam beserta prinsip-prinsip hukum yang
mendasarinya:

Sultan: Kepala negara dan kepala pemerintahan Brunei.

Dewan Penasihat: Badan konsultatif yang memberikan saran kepada Sultan dalam urusan
pemerintahan. “Dewan Penasihat” berarti Dewan Penasihat yang dibentuk berdasarkan Pasal 5
Ayat (1).

Dewan Negara: Badan yang memberikan saran kepada Sultan dalam hal-hal penting terkait
negara.
Dewan Undangan Negeri (DUN): Badan legislatif yang membuat undang-undang dan kebijakan.
Anggotanya diangkat oleh Sultan.“Dewan Legislatif” berarti Dewan Legislatif yang dibentuk
berdasarkan Pasal 23.

Sistem Peradilan: Meliputi berbagai pengadilan yang beroperasi secara independen dari eksekutif
dan legislatif.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, susunan organ-organ negara dan dasar hukumnya mungkin
tidak diatur secara eksplisit dalam satu dokumen tunggal. Namun, prinsip-prinsip hukum dan
tradisi hukum yang ada telah berkembang sepanjang sejarah Brunei Darussalam dan diatur oleh
undang-undang, dekret kerajaan, dan dokumen hukum lainnya yang relevan.

2. Pasal-pasal yang mengatur Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia terdapat dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Berikut adalah beberapa
pasal yang menyangkut HAM:

Pasal 28A: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak yang sama di hadapan hukum dan
pemerintahan dan untuk mendapatkan perlindungan hukum yang sama serta perlakuan yang adil
dalam menghadapi hukum.

Pasal 28B: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas kehidupan yang layak dan untuk
dilindungi dari ancaman yang mengancam keberlangsungan hidup serta penghidupannya.

Pasal 28C: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas perlindungan dan kebebasan dari
penyalahgunaan kekuasaan dalam bentuk apapun.

Pasal 28D: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlindungan dari diskriminasi.

Pasal 28E: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas kemerdekaan pikiran, hati nurani,
dan agama.

Pasal 28F: Menjamin setiap orang untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi demi
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta mendapatkan layanan kesehatan yang
baik.

Pasal 28G: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.

Pasal 28H: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas pendidikan dan pengajaran.

Pasal 28I: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28J: Menjamin setiap orang untuk memiliki hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta hak untuk dilindungi dari dampak buruknya.

Pasal 28K: Menjamin setiap anak untuk memiliki hak atas kesempatan dan perlindungan yang
sama dalam hidup dan tumbuh kembangnya.

Pasal-pasal tersebut merupakan beberapa contoh ketentuan dalam UUD 1945 yang menegaskan
hak asasi manusia di Indonesia. Selain UUD 1945, terdapat juga berbagai undang-undang
lainnya yang mengatur perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia.

Pasal-pasal yang mengatur HAM di Brunei Darussalam tidak diatur secara eksplisit dalam 1
dokumen konstitusi tunggal berikut adalah pasal yang berkaitan dengan hak asasi manusia :

a. Hak untuk hidup tercantum dalam pasal 3 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Perampasan nyawa secara sewenang-wenang sangat dilarang berdasarkan hukum internasional.

b.Pasal 40 Konvensi Hak-Hak Anak mengharuskan negara untuk “mengakui hak setiap anak
yang dituduh, dituduh, atau diakui telah melanggar hukum pidana untuk diperlakukan dengan
cara yang konsisten dengan peningkatan rasa tanggung jawab anak. martabat dan nilai.”

3. Perubahan konstitusi Indonesia diatur dalam Pasal 37 hingga Pasal 37D dan Pasal 224 hingga
Pasal 242 UUD 1945. Berikut adalah proses perubahan konstitusi Indonesia:

Usul Inisiatif: Perubahan konstitusi dapat diajukan melalui dua jalur, yaitu inisiatif presiden atau
DPR.

Pengajuan RUU: Usulan perubahan konstitusi diajukan dalam bentuk Rancangan Undang-
Undang (RUU) oleh presiden atau DPR.

Pengumuman: RUU perubahan konstitusi kemudian diumumkan kepada masyarakat untuk


mendapatkan masukan dan tanggapan dari publik.

Persetujuan DPR: Setelah itu, RUU perubahan konstitusi disetujui oleh setidaknya dua pertiga
dari jumlah anggota DPR.

Rapat Bersama: Setelah disetujui oleh DPR, RUU perubahan konstitusi dibawa ke rapat bersama
DPR dan presiden.

Persetujuan Rapat Bersama: RUU perubahan konstitusi disetujui oleh setidaknya dua pertiga dari
jumlah anggota DPR dan presiden.
Referendum: Dalam kasus perubahan yang substansial, dapat diadakan referendum untuk
meminta persetujuan rakyat.

Pengumuman: Setelah semua proses persetujuan selesai, perubahan konstitusi diumumkan dan
mulai berlaku.

Selama proses perubahan konstitusi, prinsip-prinsip dasar demokrasi dan kebebasan berpendapat
dihormati, dan partisipasi publik dianggap penting.

Di Brunei Darussalam, proses perubahan konstitusi atau undang-undang dasar diatur oleh Sultan
dan Dewan Penasihat. Brunei tidak memiliki konstitusi tertulis yang sama seperti di beberapa
negara lain, dan perubahan hukum dasar biasanya dilakukan melalui dekret kerajaan atau
amendemen undang-undang yang ada.

Namun, perubahan signifikan dalam struktur atau prinsip-prinsip dasar pemerintahan biasanya
melibatkan konsultasi dengan Dewan Penasihat dan penerimaan umum dari pemerintah dan
rakyat Brunei. Meskipun perubahan konstitusi tidak diatur dalam dokumen hukum yang sama
seperti di negara-negara dengan konstitusi tertulis, Sultan dan pemerintah Brunei memiliki
wewenang untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk mengakomodasi perkembangan
sosial, politik, dan ekonomi negara.

Anda mungkin juga menyukai