November 2016
Mengejar
Kewajiban Pajak
Google
Kebijakan p. 07
Pengendalian
Utang (Studi
Kasus Jerman
dan Irlandia)
p. 02
Buletin APBN
Pusat Kajian Anggaran
Badan Keahlian DPR RI
www.puskajianggaran.dpr.go.id
ISSN 2502-8685
1
Dewan Redaksi
Penanggung Jawab
Dr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E., M.Si.
Pemimpin Redaksi
Slamet Widodo, S.E., M.E.
Redaktur
Robby Alexander Sirait, S.E., M.E.
Dahiri, S.Si., M.Sc
Adhi Prasetyo S. W., S.M.
Dwi Resti Pratiwi, S.T., MPM.
Editor
Marihot Nasution, S.E., M.Si.
Ade Nurul Aida, S.E.
Daftar Isi
Update APBN.......................................................................................................................p.01
Kebijakan Pengendalian Utang (Studi Kasus Jerman dan Irlandia)......................................p.02
Mengejar Kewajiban Pajak Google......................................................................................p.06
Update APBN
Pada 26 Oktober lalu, Undang-Undang Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara (APBN) 2017 disahkan dalam Rapat Paripurna DPR. Menteri Keuangan
menyatakan bahwa indikator ekonomi makro yang ditetapkan dalam UU APBN
2017 tersebut lebih realistis karena mempertimbangkan tantangan kondisi
ekonomi global dan nasional yang perlu dijaga momentum pertumbuhannya.
Untuk mencapai sasaran indikator ekonomi makro itu, pemerintah akan
menerapkan langkah konsisten untuk mendorong sumber pertumbuhan ekonomi
nasional dengan memperbaiki iklim investasi.
Sumber: Hasil Rapat Paripurna DPR untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang APBN 2017
2
Kebijakan Pengendalian Utang
(Studi Kasus Jerman dan Irlandia)
Dwi Resti Pratiwi1)
D alam APBN-P 2016, Pemerintah
telah melakukan perubahan target
defisit fiskal dari 2,15 persen menjadi
berhasil menjadi stimulus ekonomi yang
dapat meningkatkan penerimaan negara.
Hal ini berdampak pada pembayaran
2,35 persen terhadap PDB. Konsekuensi bunga utang yang tidak lagi dapat dibiayai
dari penambahan defisit APBN ini adalah dengan penerimaan melainkan dengan
penambahan jumlah penerbitan utang penambahan utang baru. Tentunya
baru di tahun 2016. Dimana hingga saat kondisi seperti ini yang terus dibiarkan
ini, penerbitan utang baru merupakan berlarut-larut akan membebani generasi
alternatif yang ditempuh pemerintah mendatang dengan besarnya utang dan
dalam membiayai defisit fiskal. Rasio total bunga utang yang harus dibayar. Oleh
utang terhadap PDB terus mengalami karena itu, pengelolaan utang perlu
peningkatan setiap tahunnya, dimana direncanakan dan dijalankan dengan baik
pada periode 2011-2016 rasio tersebut untuk mengendalikan utang yang semakin
meningkat dari 23,1 persen menjadi menumpuk di kemudian hari. Pada tulisan
27,7 persen (lihat gambar 1). Meskipun ini akan dibahas bagaimana Uni Eropa,
masih jauh di bawah batas total utang khususnya Jerman dan Irlandia, mengelola
yang ditetapkan yaitu 60 persen dari PDB, utangnya setelah krisis keuangan yang
namun Pemerintah perlu terus menjaga melanda Eropa tahun 2008.
agar pengelolaan utang berada dalam Pengelolaan Utang di Eropa
batas aman dan terkendali.
Krisis finansial yang diikuti dengan
Kewaspadaan ini perlu tetap dijaga melemahnya perekonomian membebani
mengingat kondisi perekonomian yang keuangan pada sebagian besar negara
melemah beberapa tahun ini telah maju khususnya di Eropa. Diantara tahun
menyebabkan peningkatan utang 2007 dan 2012, rata-rata rasio utang
pemerintah yang cukup signifikan. Hal terhadap PDB meningkat dari 59 persen
ini juga ditengarai oleh penerimaan menjadi 85 persen pada negara-negara
negara yang sulit direalisasikan Uni Eropa dan 74 persen hingga 111
sehingga meningkatkan defisit APBN persen di negara-negara OECD. Kondisi
dan rendahnya realisasi belanja sebagai ini membawa negara-negara tersebut
stimulus perekonomian yang tidak diambang kebangkrutan dan memunculkan
berjalan sesuai harapan. Kondisi inilah perhatian serius terhadap stabilitas
menyebabkan keseimbangan primer kawasan Eropa. Opsi popular yang
negatif karena belanja negara belum ditujukan saat itu untuk mengembalikan
Gambar 1. Perkembangan Rasio dan Stok Utang Pemerintah Tahun 2011-2016
1
kepercayaan investor dan memastikan (Bundesfinanzministerium, 2015).
keuangan publik yang berkelanjutan Dalam reformasi anggaran ini, Jerman
ialah pembatasan kelonggaran kebijakan menugaskan Dewan Stabilitas (Stability
pemerintah pada komitmen aturan Council) untuk mengemban tugas penting
fiskal. Sebagai respon terhadap krisis dalam memantau dan memastikan
utang, sebagian besar negara anggota transparansi perkembangan anggaran
Uni Eropa menandatangani European dan perencanaan pada pemerintah
Fiscal Compact, yang mengamanatkan federal maupun negara bagian. Dewan ini
berlakunya hukum anggaran berimbang memiliki kekuasaan untuk menyatakan
dalam legislasi nasional masing-masing bahwa darurat anggaran akan segera
negara tersebut (Hayo dan Neumeier, terjadi dan menetapkan program
2014). restrukturisasi bila diperlukan. Sesuai
Kebijakan Debt Brake di Jerman dengan aturan yang berlaku, dewan ini
Jerman mengalami peningkatan rasio terdiri dari menteri keuangan dan ekonomi
utang terhadap GDP sebesar 63,5 persen federal dan menteri keuangan negara
pada tahun 2007 menjadi 79,6 persen bagian. Dalam hal pengawasan anggaran,
pada tahun 2012. Di tahun 2009, Jerman pemerintah pusat dan negara bagian
melakukan amandemen undang-undang menyampaikan laporan tahunan mengenai
dasar dengan memasukkan kebijakan situasi anggaran saat ini dan rencana
debt brake. Periode transisi kebijakan ini menengah. Laporan ini diutamakan fokus
mulai resmi dilaksanakan tahun 2011. pada empat angka kunci anggaran dan
Kebijakan ini memuat 3 elemen penting batasan yang sudah ditetapkan oleh
yaitu; (1) the structural component, yang dewan stabilitas. Keempat angka kunci
mewajibkan Pemerintah Federal dalam tersebut meliputi; keseimbangan fiskal/
menentukan defisit strukturalnya tidak structural fiscal balance, rasio utang/
lebih dari 0,35 persen terhadap GDP dan debt ratio financing, rasio bunga terhadap
untuk Pemerintah negara bagian sebesar pajak/ interest to tax, dan tingkat utang/
0 persen; (2) the cyclical component atau debt level (Deutsche Bundesbank, 2011).
defisit siklis dapat dilaksanakan pada saat Kebijakan ini cukup berhasil untuk
perekonomian mengalami kontraksi; (3) memperbaiki keuangan Jerman. Dari sisi
terdapat exception clause (pengecualian) masyarakatpun, mayoritas mendukung
yaitu kebijakan ini dapat dilonggarkan kebijakan ini. Sebuah studi oleh
atau dilanggarkan ketika terjadi kondisi Heinemann, et al (2013) menunjukkan
luar biasa seperti bencana alam dan bahwa 61 persen masyarakat Jerman
keadaan darurat lainnya. Periode transisi mendukung kebijakan debt brake,
kebijakan ini untuk pemerintah federal hanya 8 persen yang menolak dan 17
berlaku hingga 2015 dan pada tahun 2016 persen beranggapan bahwa kebijakan
dan kedepannya sudah wajib dijalankan, pengereman utang ini belum kuat untuk
sementara untuk pemerintah negara memecahkan masalah. Mereka meyakini
bagian hingga tahun 2019 dan di tahun seharusnya pemerintah tidak menambah
2020 secara ketat sudah diberlakukan utang sama sekali. Sejak kebijakan debt
Gambar 2. Rasio Utang Terhadap PDB di Jerman Tahun 2001 - 2020
Sumber: WD Budget and Finance, Research Section, Secretariat General of German Bundestag
2
brake ini dilaksanakan pada masa transisi masa krisis yang terjadi di Irlandia ini
ini terdapat penurunan rasio utang yang tidak berlangsung lama. Irlandia berhasil
cukup baik sejak tahun 2012. Dimana mengatasi dan menangani permasalahan
pada tahun tersebut yang semula rasio utang yang terjadi dinegaranya dan
utang terhadap PDB sebesar 79,6 persen, pemerintah Irlandia mampu menstabilkan
menurun di tiap tahunnya hingga di kondisi perekonomian negaranya pada
tahun 2015 mencapai 71,2 persen dan tahun 2011. Penanganan krisis di Irlandia
ditargetkan hingga tahun 2020 dapat tidak terlepas dari peran National Treasure
mencapai 59,5 persen (lihat gambar 2). Management Agency (NTMA) yang
Kebijakan anggaran berimbangpun sudah menerapkan inovasi dan pengelolaan
dapat dilaksanakan sejak beberapa tahun utang fleksibel, dengan menyesuaikan
terakhir pada periode transisi ini. keadaan pasar berdasarkan kategori dan
Pada tahun anggaran 2015 sudah asal investor, serta jenis surat berharga,
dapat merealisasikan anggaran tanggal jatuh tempo, mata uang , dan cara
berimbang, dimana saat itu anggaran penerbitan (Badurina, dan Sandra, 2012).
belanja sebesar €311,4 miliar begitu NTMA merupakan badan khusus
juga dengan penerimaannya. Pajak yang awalnya mengelola utang negara,
memberikan kontribusi terbesar terhadap dimana badan ini dibentuk akibat
penerimaan anggaran di Jerman yaitu meningkatnya kompleksitas utang dan
sebesar 90 persen. Sejak tahun 2012, keterbatasan Kementerian Keuangan
selain terdapat penurunan utang, juga dalam memperkerjakan staf profesional.
tercatat peningkatan di penerimaan dari Meskipun badan independen, NTMA tetap
perpajakan, yaitu sebesar 4,75 persen berada di bawah kontrol Kementerian
di tahun 2016. Pertumbuhan ini berasal Keuangan. Tujuan utama badan ini yaitu
dari penerimaan pajak penghasilan yang untuk mengumpulkan pendanaan kepada
mengalami peningkatan yang tajam. Pemerintah dengan biaya minimum dan
Sementara itu, di sisi belanja mengalami acceptable risk namun tetap mencoba
peningkatan sebesar 3,7 persen pada untuk mengungguli portofolio patokan
tahun 2016. Peningkatan ini berasal serta memenuhi biaya utang yang sesuai
dari anggaran pelayanan sosial yang dengan anggaran yang diperkirakan.
meningkat secara dinamis, seperti NTMA menerbitkan laporan tahunan yang
anggaran untuk pengungsi, pensiun, memuat sumber-sumber pendanaan,
tunjangan anak dan lain sebagainya. aktivitas pengelolaan utang dan profil
Pengelolaan Utang di Irlandia dari utang yang dihasilkan. Dalam situs
websitenya ditampilkan pula informasi
Irlandia bersama empat negara regular mengenai aktivitas yang terkait
lainnya yaitu Portugal, Itali, Yunani dengan pengelolaan utang, informasi
dan Spanyol merupakan negara yang instrument utang, jadwal penerbitan
mengalami krisis finansial cukup berat di surat utang negara dan lain sebagainya.
Eropa pada tahun 2008. Krisis yang terjadi Tantangan terbesar NTMA terjadi tahun
di Irlandia disebabkan defisit anggaran 2009, ketika saat itu dampak krisis ekonomi
pemerintah yang semakin melebar dan semakin meluas. Berikut beberapa
diikuti dengan rasio utang per PDB yang tindakan yang dilakukan Pemerintah
membesar. Selain itu, krisis yang terjadi Irlandia, khususnya NTMA dalam
di Irlandia terjadi akibat peminjaman menangani krisis ekonomi tersebut;
tidak terkendali pada sektor properti
dan pasar konstruksi yang kemudian •Selama tahun 2009 NTMA membangun
terjadi bubble burst. Dimana pada saat posisi kas yang kuat pada Kementerian
itu, defisit anggaran Irlandia mencapai Keuangan dengan peningkatan orientasi
7,3 persen pada tahun 2008 meningkat untuk pinjaman jangka pendek. Hal
menjadi 14,4 persen di tahun 2009 ini dilaksanakan dengan diversifikasi
hingga di tahun 2010 mencapai 32,4 sumber pembiayaan jangka pendek yang
persen. Krisis yang melanda Irlandia ini diperoleh dengan penerbitan surat utang
tentunya berdampak pada kebangkrutan, negara (T-bills) dan tagihan komersial
rusaknya kredibilitas lembaga-lembaga di tertentu, serta US Commercial Papers
Irlandia seperti bank sentral, kementerian yang dimaksudkan untuk memperoleh
keuangan, bank-bank besar, pengembang surplus likuiditas jangka pendek di pasar
properti dan para pembuat kebijakan. Amerika. Dengan berinvestasi di berbagai
Bahkan rating investment credit Irlandia instrumen tabungan selama tahun
yang semula AAA turun drastis di bawah 2009, sektor rumah tangga juga turut
investment-grade. Namun keterpurukan menyediakan aliran dana kepada negara
3
Gambar 3. Defisit Anggaran Pemerintah Irlandia
Sumber: http://www.tradingeconomics.com/ireland/government-budget
sebesar € 1,76 miliar, yang merupakan terlihat pertumbuhan perekonomian
jumlah terbesar sejak NTMA terbentuk. Irlandia yang meningkat dari -0,4 persen
Pada tahun 2010 NTMA menerbitkan pada tahun 2011 menjadi 0,4 persen dan
Solidaritas Obligasi Nasional (NSB) ditahun 2015 mencapai 7 persen, yang
dengan tanggal penebusan hingga 10 menunjukkan pertumbuhan ekonomi
tahun untuk mendorong individu dan tercepat di Eurozone (tradingeconomics).
rumah tangga menyimpan obligasi Selain defisit anggaran semakin berkurang
jangka panjang. Hingga pertengahan dari -32 persen di tahun 2010 menjadi
2010, sektor swasta juga menempatkan -12,6 di tahun 2011. Bahkan di tahun 2015
€74 juta ke NSB yang turut memberikan menjadi -2,3 persen (lihat gambar 3).
kontribusi terhadap pemulihan Catatan Redaksi
keuangan negara (ibid).
Pengalaman Jerman dan Irlandia
•Upaya lain yang dilakukan Pemerintah yang mulai menerapkan pembatasan
dalam menangani masalah utang membuahkan hasil yang baik bagi
krisis keuangan ini ialah dengan perekonomian kedua negara tersebut.
memberlakukan pengetatan anggaran Setelah melakukan restrukturisasi
lewat jalur pengurangan upah anggaran dengan membatasi defisit
untuk semua pegawai negeri, dan anggaran, rasio utang Jerman berkurang
pengurangan anggaran melalui biaya menjadi 65 persen di tahun 2015 yang
layanan sosial, tunjangan pensiun dan sebelumnya di tahun 2010 sempat
jaminan-jaminan sosial lainnya sejak mencapai 83 persen. Sementara di
tahun 2009. Kemudian, di tahun 2010, Irlandia, defisit anggaran menurun drastis,
Pemerintah Irlandia memberlakukan dari -32 persen di tahun 2010 menjadi
paket kebijakan anggaran yang -2,3 persen di tahun 2015. Mengingat
cukup besar yang bertujuan untuk keseimbangan primer anggaran Indonesia
memangkas defisit anggaran sebagai yang menunjukkan angka negatif sejak
syarat memperoleh dana talangan tahun 2012 menunjukkan bahwa negara
dari Uni Eropa dan Dana Moneter sudah tidak mampu membayar bunga
Internasional (IMF). Pengadopsian utang dan cicilannya, maka sebaiknya
bantuan finansial tersebut, Pemerintah melakukan perbaikan dalam
membuat pemerintah Irlandia harus struktur anggaran. Ketidakmampuan
merestrukturisasi kebijakan fiskalnya. Pemerintah membayar cicilan utang
Perbaikan struktural yang terjadi pada dari pendapatan akan membuat stok
kebijakan fiskal mempunyai pengertian utang Pemerintah semakin menumpuk
bahwa penyesuaian pendapatan dan dan berdampak pada defisit anggaran
pengeluaran berada pada tingkat yang yang melebar tiap tahunnya. Diharapkan
sama atau memberlakukan anggaran Pemerintah dapat mempertimbangkan
berimbang (Noviani, 2014) untuk menerapkan kebijakan defisit siklis,
Melalui berbagai kebijakan yang yakni kebijakan defisit yang dilakukan
diambil tersebut, pada tahun 2011 hanya pada saat perekonomian mengalami
4
kontraksi. 2011
Selain itu, dengan berkaca pada Heinemann et al.(2013). “Will the German
pengalaman kedua negara tersebut, Debt Brake Succeed? Survey Evidence
sebaiknya Indonesia perlu melaksanakan from State Politicians”. Department of
pengelolaan utang dengan baik demi Economics, University of Mannheim.
terciptanya keberlanjutan fiskal agar tidak Diakses melalui http://www.ieb.ub.edu/
menimbulkan kendala anggaran dan files/PapersWSFF2013/Janeba.pdf
kegagalan pembayaran utang (default) Hariyanto, Eri. (2016). “Manajemen
di kemudian hari. Keberlanjutan fiskal ini Utang dan Keberlanjutan Fiskal”. Ditjen
tentunya tidak terlepas dari dukungan Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko,
dari unit-unit fiskal yang terdiri dari Kementerian Keuangan. Diakses melalui
penganggaran, pengelola penerimaan, http://www.djppr.kemenkeu.go.id/
aset dan kas sebagai satu kesatuan yang page/load/1672/manajemen-utang-dan-
disebut sebagai treasury managers. keberlanjutan-fiskal.
Diharapkan unit-unit tersebut dapat
bersinergi untuk menguatkan fungsi Hayo, Bernd and Florian Neumeier. (2014).
masing-masing serta meredam pengaruh “The Debt Brake in the Eyes of the German
negatif ekonomi makro terhadap Population”. School of Business and
pengelolaan fiskal. Economics-University Marburg
Daftar Pustaka Noviani, Mukti. (2014). “Kebijakan Irlandia
dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun
Badurina, Ana and Sandra. (2012). “Public 2010-2012”. eJournal Ilmu Hubungan
debt management before, during and Internasional, 2014, 2 (1): 137-148. Diakses
after the crisis”. Financial Theory and melalui http://ejournal.hi.fisip-unmul.
Practice 36 (1) 73-100 ac.id/site/wp-content/uploads/2014/02/
Bundesfinanzministerium. (2015). jurnal%20Mukti%20Noviani%20(02-27-14-
“Overview of the Federal Debt Brake: 02-51-52).pdf
Background and Basic Structure”. http:// Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
www.bundesfinanzministerium.de/ (2016). “Profil Utang Pemerintah Pusat
Content/EN/Standardartikel/Topics/ Edisi April 2016”. Diakses dari http://
Fiscal_policy/Articles/federal-debt-brake- www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/
01-background-basic-structure.html BukuSaku/BSPUPP%20(Govt%20Debt%20
Deutsche Bundesbank. (2011). “The Profile)%20edisi%20April%202016(1).pdf
Debt Brake in Germany- Key Aspect and www.tradingeconomics.com
Implementation”. Monthly report October
5
Mengejar Kewajiban Pajak Google
Jesly Panjaitan1)
Abstrak
Pemeriksaan pajak pada perusahaan Over-The-Top (OTT) asing menjadi momentum
untuk menata ulang perpajakan cyber Indonesia. Penerimaan perpajakaan yang baru
mencapai sekitar 60% dari target dan mengingat besarnya potensi pajak dari transaksi
e-commerce, perlu upaya pemerintah untuk mengejar pajak dari sektor potensial
lain. Dari OTT asing yang ada di Indonesia, hanya Google yang menolak dilakukan
pemeriksaan pajak. Hal ini dikarenakan Google menganggap perusahaannya bukanlah
Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan Google berlindung di perjanjian tax treaty. Perlu ada
ketegasan dari pemerintah untuk menindaklanjuti kasus pajak Google dan berkoordinasi
dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mencari solusi terbaik seperti
membangun national payment gateway dan membangun layanan asing di Indonesia.
6
Gambar 1. Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia
9
Buletin APBN
Pusat Kajian Anggaran
Badan Keahlian DPR RI
www.puskajianggaran.dpr.go.id
Telp. 021-5715635/5715528, Fax. 021-5715528
e-mail puskaji.anggaran@dpr.go.id
10