Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Hakim salah dalam menerapkan hukum seharusnya tidak terjadi dalam


pemeriksaan suatu perkara, walaupun dapat diajukan keberatan melalui upaya hukum
seperti banding dan kasasi. Hal ini dikarenakan hukum menjadi dasar pijakan utama
dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara, namun akibat dari salah menerapkan
hukum itu menimbulkan kerugian bagi seorang pencari keadilan, baik moril maupun
materiel dalam berbagai aspeknya dan di sisi lain adalah berkenaan dengan kepastian
hukum. Salah satu bentuk tindak pidana terhadap harta kekayaan orang yang sangat sulit
untuk dilakukan pengusutan dalam tindakannya adalah tindak pidana penadahan. Hal ini
dikarenakan rapinya si pelaku dalam menutup-nutupi dan karena kurangnya kepedulian
dari masyarakat sekitar. Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi adalah penerapan
dan akibat hukum dalam Putusan Perkara Pidana No. 87/Pid.B/2022/PN.Kba, yang tidak
sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah
menggunakan metode penelitian normatif yang merupakan penelitian terhadap data
sekunder. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan hukum Pasal 480
ayat (1) KUHP dalam Putusan Perkara Pidana No. 87/Pid.B/2022/PN.Kba, tidak sesuai
ketentuan hukum yang berlaku. Seharusnya, Majelis Hakim menerapkan Pasal 480 ayat
(2) KUHP. Hal ini dikarenakan objek tindak pidana dalam Putusan Perkara Pidana No.
87/Pid.B/2022/PN.Kba diperoleh dari hasil tindak pidana pencurian bukan dari tindak
pidana penadahan. Terkait sanksi pidana 10 (sepuluh) bulan yang diberikan Majelis
Hakim terhadap terdakwa Tamrin Bin Arif sebagai pelaku tindak pidana penadahan
menurut penulis tidak tegas dan tidak memberikan efek jera. Seharusnya, Majelis Hakim
mempertimbangkan dasar pemberatan pidana terhadap terdakwa Tamrin Bin Arif selaku
seorang residivis. Sedangkan akibat hukum terhadap pelaku tindak pidana dalam Putusan
Perkara Pidana No. 87/Pid.B/2022/PN.Kba, tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku adalah batal demi hukum, dikarenakan pasal peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukum dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan yang
meringankan terdakwa sesuai dengan Putusan MK Nomor 69/PUU-X/2012, tentang
perubahan redaksional Pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP.

iv

Anda mungkin juga menyukai