0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut merupakan hasil kajian terhadap putusan hakim yang menyatakan bebas seorang notaris, namun kemudian dituntut kembali atas kasus yang sama. Rumusan masalah adalah pertimbangan hakim menerima tuntutan kembali dan perlindungan hukum bagi notaris. Penelitian menggunakan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Hasilnya adalah hakim hanya mengedepankan keyakinannya tan
Dokumen tersebut merupakan hasil kajian terhadap putusan hakim yang menyatakan bebas seorang notaris, namun kemudian dituntut kembali atas kasus yang sama. Rumusan masalah adalah pertimbangan hakim menerima tuntutan kembali dan perlindungan hukum bagi notaris. Penelitian menggunakan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Hasilnya adalah hakim hanya mengedepankan keyakinannya tan
Dokumen tersebut merupakan hasil kajian terhadap putusan hakim yang menyatakan bebas seorang notaris, namun kemudian dituntut kembali atas kasus yang sama. Rumusan masalah adalah pertimbangan hakim menerima tuntutan kembali dan perlindungan hukum bagi notaris. Penelitian menggunakan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Hasilnya adalah hakim hanya mengedepankan keyakinannya tan
BRAM RAYNALDO. BARA LAY, Magister Kenotariatan, Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya, Agustus, 2018, KAJIAN PUTUSAN HAKIM TERHADAP NOTARIS YANG DI PUTUS BEBAS DIHUBUNGKAN DENGAN ASAS NEBIS IN IDEM. (Studi Putusan Nomor 576/Pid.B/2008/PN.Slm Jo Putusan Nomor 67/Pid.B/2008/PN.Slm), Prof. Suhariningsih, S.H., SU.; Dr. Siti Hamidah, S.H, MM. Putusan Nomor 576/Pid.B/2008/PN.Slm secara tegas menyatakan bahwa terdakwa Notaris Endang Murniati dinyatakan “lepas dari segala tuntutan” kepada terdakwa. namun setelah 4 (empat) tahun Notaris tersebut, dituntut kembali dan dijatuhi hukuman pidana sebagaimana dalam Putusan Nomor 67/Pid.B/2012/PN.Slm kasus yang sama dituntut kembali yaitu surat yang dibuat oleh Notaris, seharusnya hakim dalam putusannya menolak tuntutan tersebut karena terdakwa sudah pernah dituntut pada putusan sebelumnya dan tidak ditemui adanya bukti baru, Putusan tersebut bertentangan dengan norma hukum yaitu Pasal 188 ayat (3) KUHAP jo “Pasal 76 KUHP tentang Nebis In Idem. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Apakah pertimbangan hakim menerima tuntutan kembali pada kasus yang telah diputus berdasarkan asas nebis in idem? (2) Apa bentuk Perlindungan hukum terhadap notaris yang di perkarakan kembali pada perkara yang telah diputus? Metode Penelitian ini, jenis penelitian Hukum normatif dengan menggunakan pendekatan penelitian : perundang-undangan, konseptual dan kasus, sumber bahan hukum, primer dan sekunder, tehnik penelusuran bahan hukum dengan cara library research, tehknik analisis bahan hukum dilakukan analisis secara sistematis. Hasil Penelitian : Bahwa dasar pertimbangan hakim menerima tuntutan kembali pada kasus yang telah diputus adalah keyakinan hakim pada perkara tersebut, karena hakim memiliki keyakinan bahwa terdakwa terbuktis secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana pemalsuan surat, dalam pertimbanganya hakim tidak menanggapi dan tidak memberikan alasan mengapa menerima kembali perkara hukum yang sebelumnya pernah diputus dalam putusan nomot 576Pid.B/2012/PN.Slm artinya hakim hanya mengedepankan keyakinannya pada perkara tersebut ketimbang kepastian hukumnya yaitu bertentang dengan asas nebis in idem sebagaimana diatur dalam pasal 76 ayat (1). bentuk perlindungan hukum terhadap notaris yang diperkarakan kembali pada perkara yang telah diputus adalah perlindungan hukum yang diberikan oleh undang-undang secara khusus tertuang dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang mengatakan bahwa “Setiap orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama atas suatu perbuatan yang telah memperoleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”. Disamping itu bentuk perlindugnan hukum lainnya yaitu akan diberikan ganti rugi dan rehabilitasi kepada notaris tersebut baik berbentuk uang maupun pemulihan terhadap nama baik notaris tersebut serta perlindungan hukum yang diberikan oleh UUJN secara khusus tersirat dalam pasal 66 ayat (1) huruf a dan b yaitu adanya persetujuan dari Majelis Kehormatan Notaris ketika notaris tersebut diduga melakukan tindak pidana