DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menanam bahan
tanam dengan benar.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menanam
bahan tanam ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
3. Menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk yang digunakan oleh
perusahaan menurut kebijakan perusahaan, menentukan spesifikasi yang
berhubungan dengan banyak produk yang digunakan oleh perusahaan
berdasarkan permintaan pasar, dan melakukan perlakuan dan pengawasan
terhadap kemasan produk sesuai ketentuan perusahaan
BAB II
MENENTUKAN SPESIFIKASI PRODUK SESUAI PERMINTAAN PASAR
Sayuran bunga
8. Cauliflower Bunganya kompak, intensitas warna jelas,
daun bunga belum kuning yang melewati
9. Brokoli
masak tangkai tandan bunga yang
memanjang dan bunga lepas-lepas, flower
head kompak, daun bunga belum kuning
(melewati masak akan pecah)
Sayuran buah
10. Kacang panjang, kecipir, Polong sudah terisi tetapi biji di dalamnya
buncis, kapri masih sangat muda, polong dipatahkan
akan brbunyi, ujung polong dapat
dibengkokkan
11. Kacang limadan/gude Polong terisi penuh dan mulai kehilangan
warna hijau yang berubah jadi coklat,
kandungan pati dan protein meningkat
12. Okra Polong terisi penuh tetapi masih muda,
ujung polong bila dipatahkan akan
berbunyi, laju pertumbuhan sudah
maksimum
13. Labu botol, gambas, pare Buah masih dalam tahap pertumbuhan,
ular kulit masih lunak, sebelum masak, jika
kelewat masak buah dipijit dengan ujung
kuku ibu jari tidak dapat menembus daging
buah
14. Terong, pare, labu siam, Buah sebelum masak, kulit buah halus,
mentimun berwarna merah tajam, jika kelewat
masak maka warna kulit buah menjadi
pudar, berubah , ukuran biji menjadi besar
dan keras
15. Jagung manis Ujung kuku, ibu jari menekan biji (kernel)
maka akan keluar cairan seperti susu
16. Tomat Warna buah berubah dari hijau menjadi
warna jingga, buah dibelah biji akan
tergelincir keluar menempel pada pisau
17. Cabai Warna buah hijau tua menjadi pudar atau
merah
18. Blewah Buah mudah dilepaskan dan tangkainya
dengan diputar ringan
19. Melon Perubahan warna daging buah dan hijau
keputihan terang menjadi krim, aroma
buah menyengat, buah mudah dilepaskan
dan tangkainya dengan diputar ringan
20. Semangka Warna bagian pangkal buah berubah
menjadi krim, buah ditepuk akan berbunyi
nyaring bergema
Sumber : elisa.ugm.ac.id
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa terdapat perbedaan atribut kualitas atau mutu
yang diharapkan dari tomat oleh kelompok pengecer dengan konsumen akhir dari
sisi tekstur dan cita rasa produk yang diharapkan. Permintaan pasar akan berbeda
tergantung pada kelompok dalam sistem hortikultura.
Karakteristik terlihat seperti ukuran, warna, bentuk dan adanya cacat memberikan
penampakan dari produk sayuran. Penampakan atau kondisi fisik produk masih
merupakan parameter penting di dalam perdagangan. Peningkatan persepsi
konsumen terhadap komponen kualitas yang tidak terlihat seperti cita rasa,
tekstur, nilai nutrisi, tidak adanya kerusakan fisiologi dan mekanis secara internal
akan menentukan produk tersebut dapat dijual kembali atau tidak (Utama dan
Antara, 2013).
Kualitas produk sayuran dipengaruhi beberapa faktor dari budidaya hingga
penanganan pascapanen yang harus diperhatikan agar memenuhi persyaratan
permintaan pasar atau konsumen. Umumnya persyaratan dari permintaan pasar
menjadi faktor penentu kualitas sayuran yang diproduksi produsen. Kualitas
sayuran diperhatikan mulai dari pertumbuhan hingga setelah pemanenan. Kualitas
saat panen haruslah sama hingga diterima di tangan konsumen untuk
mempertahankan harga jual yang tinggi (www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran).
Sayuran merupakan produk hortikultura yang bulky dan mudah busuk
sehingga penanganan saat panen harus hati-hati agar kualitasnya tetap terjaga
sampai ke tangan konsumen sehingga harga jual tetap tinggi. Pemanenan produk
sayur tidak akan meningkatkan kualitas produk tetapi mempertahankan kualitas
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan hasil sayuran dapat
mencapai 20-50% akibat penanganan panen dan pasca panen yang kurang tepat
di negara-negara berkembang. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas
produk sayuran adalah turunnya kadar air, kerusakan mekanis, penguapan,
berkembangnya mikroba dan sensitivitas terhadap etilen. Oleh karena itu
penanganan pasca panen harus memperhatikan dan meminimalisir hal-hal yang
menyebabkan penurunan kualitas dan susut panen sayuran tersebut.
Kualitas produk sayuran terbagi dalam beberapa kategori yang berbeda
seperti (https://www.menanamtanaman.com/2014/08/kualitas-sayuran-pertanian-
pkl.html):
a. Sifat-sifat yang mudah teramati atau dirasakan seperti kenampakan fisik,
warna, tekstur dan ketegaran (turgidity);
b. Sifat-sifat yang kurang mudah diamati atau dirasakan seperti dari aroma dan
nilai gizi.
Kualitas sayuran merupakan sifat yang tidak stabil yang harus dipertahankan
selama suatu jangka waktu tertentu. Usaha untuk mempertahankan kualitas
sayuran akan menguntungkan dalam rantai produksi dari hulu hingga hilir
termasuk di dalamnya seperti petani, pedagang perantara, bahkan konsumen.
Kualitas sayuran yang sesuai standar akan menguntungkan produsen dari
tambahan pendapatan karena kerugian yang ada akan tertutupi harga setiap hasil
sayuran yang terjual. Perantara seperti pedagang, pengumpul, pedagang dan
pengecer akan mendapatkan keuntungan dari sisi finansial, perlindungan
konsumen atau pelanggan terjamin karena konsumen mendapatkan nilai tambah
dari sisi keuangan maupun keuntungan gizi produk yang baik.
Penentu kualitas sayuran ditentukan dari tiga fase mulai dari pra panen,
panen dan pasca panen, penentuan setiap fase dipengaruhi oleh (Utama dan
Antara, 2013):
a. Fase pra panen, dipengaruhi kondisi lingkungan selama pertumbuhan, kondisi
iklim selama produksi, tingkat kemasaman waktu panen, pengaruh hama dan
penyakit tanaman, kultivar yang ditanam dan tindakan atau perlakuan selama
budidaya, praktik budidaya yang sesuai standar pola tanam dan pengaturan
populasi tanaman yang rendah untuk menghasilkan produk yang besar untuk
menekan produksi berlebih di dalam satu waktu. Misal tanaman wortel
dengan populasi tinggi menghasilkan wortel pendek sehingga perlu
pengaturan jarak tanam agar akar semakin panjang dan besar, sedangkan
permintaan pasar lebih memilih wortel medium.
Genotipe mengendalikan karakteristik tanaman, seperti bentuk daun dan
buah, lingkungan tempat tumbuh berpengaruh terhadap ekspresi dari
genotipe ini. Misalnya selada dengan genotipe sama memiliki ukuran yang
dipengaruhi kondisi lingkungan, pertumbuhan di musim panas pada daerah
empat musim memiliki ukuran lebih besar dibanding jika ditumbuhkan di awal
musim semi dengan suhu rendah.
b. Fase panen, dipengaruhi cara pemanenan secara mekanis maupun manual,
umumnya produk sayuran dipanen dengan tangan yang berpengaruh dalam
mengurangi tingkat dan tipe luka yang dialami, tingkat memar, dan efek
dirasakan indera
perasa dan
pencium
4. Nilai Gizi Kandungan Gizi Karbohidrat, lemak, vitamin, mineral
5. Lain-lain Cemaran Bebas racun alamiah (HCN dll), logam
berat, mycotoxin dan mikroba patogen
1. Harus cermat dan teliti dalam menentukan spesifikasi produk yang digunakan
sesuai ketentuan perusahaan
2. Harus cermat dan teliti dalam menentukan kualitas produk sesuai persyaratan
permintaan pasar
BAB III
MELAKUKAN GRADING, PELABELAN, DAN PERLAKUAN SESUAI
PERMINTAAN PASAR
walaupun pestisida sistemik yang masuk ke tanah, air atau udara dapat
menyebar ke seluruh jaringan tanaman. Pembersihan dilakukan dengan cara
mencuci, menyemprot atau merendam dengan air, lebih baik menggunakan
air mengalir, jika tidak ada maka harus mengganti air berkali-kali agar tidak
terkontaminasi mikroorganisme. Tanaman sayuran yang disemprot pestisida
sebaiknya tidak direndam agar tidak kembali menempel pada sayuran.
Sayuran berumbi seperti kentang, wortel, jahe, atau lobak harus segera
dikeringkan setelah dicuci agar tidak muncul tunas. Pencucian dengan air pada
kondisi lembab dapat memicu pembusukan lebih cepat, solusi lain dengan
mengelap menggunakan lap yang kering, lembut dan bersih atau benda
pembersih lainnya seperti kuas lembut untuk sayuran seperti pada tomat,
terong, labu botol atau labu siam. Saat ini muncul spon multifungsi berbahan
silikon, scrubber tebal berbulu lembut pengganti kain atau spon.
Pencucian dengan sabun food grade diberikan pada sayuran yang terdapat
lapisan lilin (parafin) yang dapat menyerap partikel pestisida. Bahan lain yang
dapat digunakan untuk pencucian dengan 1 sdm cuka apel ditambahkan ke
dalam 1 liter air, bermanfaat untuk menghilangkan pestisida tetapi tidak cocok
pada sayuran berpori banyak karena akan merusak rasa dan bau.
b) Perempelan
Perempelan merupakan proses menghilangkan bagian dari tanaman yang
tidak disukai konsumen atau tidak dimanfaatkan, yang mengalami rusak
ataupun luka, perubahan warna atau bentuk cacat untuk memperpanjang
umur simpan setelah pemanenan dan menambah estetika. Perempelan dapat
mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan pasca panen, misalnya
perempelan bagian daun pada lobak dan wortel, pembersihan daun yang
cacat atau menguning pada pakchoy, mustard, sawi putih, kubis dan sayuran,
penghilangan bagian vegetatif sebelah atas pada bawang bombay, bawang
putih dan bawang merah, dipanen saat trubus kering jika trubus masih hijau
maka dipotong 2-3 cm di atas leher karena bagian trubus hijau memicu
perombakan mikoorganisme.
c) Penyembuhan
Penyembuhan dari memar, memberi kekuatan pada sayuran yang mengalami
luka pada umbi batang dan umbi akar, menutup leher umbi bawang untuk
meningkatkan pembentukan kulit terluar dengan warna baik. Proses
penyembuhan dengan mengangin-anginkan atau dimasukkan kantong
berventilasi. Proses penyembuhan umumnya menyusutkan berat komoditas
sayuran.
d) Waxing (pelapisan lilin)
Pelapisan lilin umumnya diberikan pada sayuran yang benar-benar matang
dan berkualitas bagus, diberikan setipis mungkin agar pertukaran gas tetap
terjadi. Pemberian lapisan lilin atau serupa dengannya untuk menghambat
transpirasi, memperbaiki penampilan, pembawa fungisida, menghambat
pertunasan atau menambah warna, memproteksi dari mikroorganisme,
mengurangi kepekaan terhadap luka dan menghambat pematangan sayuran
buah. Umumnya diberikan pada mentimun, cabai, kentang, semangka, labu,
terong, tomat dan wortel.
e) Grading (pengelompokan) dan sorting (pemilahan)
Grading atau pemutuan adalah pengelompokkan kelas mutu produk sayuran,
berdasarkan grade dengan menggunakan parameter mutu yang langsung
berkaitan dengan nilai ekonomi dan tujuan konsumsi yang dilakukan saat
dioksida (CO2), etilen (C2H4) dan uap air (H2O). Produk sayuran dipengaruhi
respirasi, etilen,
e) Kehilangan air, dipengaruhi kondisi dari permukaan produk dan rasio luas
permukaan, volume dan kondisi lingkungan di luar produk
f) Pengaruh sinar, intensitas sinar tidak selalu cukup untuk melakukan
fotosintesis, penanganan yang baik akan memperlambat penggunaan
karbohidrat cadangan
g) Pelukaan dan kerusakan, terdapat empat bentuk kerusakan utama, yaitu
kerusakan mekanis, kerusakan patologis, kerusakan karena insek dan tikus
dan kerusakan fisiologis. Akibat perusajkan tersebut dapat dilihat secara
visual.
3. Harus cermat, teliti dan hati-hati dalam mengidentifikasi dan mensortir produk
yang tidak memenuhi spesifikasi perusahaan menurut kebijakan perusahaan
BAB IV
MENENTUKAN PENGEMASAN SESUAI KEBUTUHAN PASAR
Penentuan warna, berat, dan dimensi spesifikasi produk didasarkan SNI setiap
jenis sayuran, termasuk dalam pemisahan ukuran atau sizing. Cara memisahkan
ukuran umumnya dilakukan secara manual melalui pengamatan fisik
berdasarkan standar yang digunakan perusahaan. Industri-industri besar
menggunakan 3 (tiga) jenis mesin yaitu image sizer, electronic weight sizer dan
dimension sizer. Pemilihan salah satu penentu produk perlu mempertimbangkan
kapasitas kerja alat yang digunakan untuk mengantisipasi volume produk yang
masuk ke dalam alat, ketepatan penggunaan, kerusakan minimum saat
dilakukan proses sizing, penyesuaian mudah dilakuakn apabila jenis produk
berubah, mudah dilakukan pembersihan dan perawatan dan aman bagi operator
(Utama dan Untara, 2013) :
c) Image sizer adalah alat generasi terbaru yang efektif untuk mengambil satu
seri gambar setiap individu produk dan menseleksi berdasarkan gambar yang
dibuat. Alat yang sangat sederhana untuk diinstal dan mudah perawatannya
walaupun berharga mahal. Pengamatan keseragaman warna manual
dilakukan secara visual. Alat ukur untuk mengetahui kualitas warna dapat
menggunakan colorimeter AMT507
c) Ukuran produk yang akan disortasi melihat semakin besar produk, maka
semakin mudah keputusan
1. Menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk yang digunakan oleh
perusahaan menurut kebijakan perusahaan
BAB IV
MENGEMAS DAN ATAU MENYIMPAN PRODUK
d) Memudahkan penyimpanan
Pengemasan sayuran harus dilakukan dengan wadah yang sesuai sehingga tujuan
pengemasan dapat tercapai, yaitu untuk melindungi dan mencegah komoditi dari
luka akibat
gesekan
Tidak mudah rusak Harga sedikit
mahal
Memenuhi standar pasar
modern dan ekspor
Memperudah
transportasi dan
penyimpanan
Dapat digunakan
berulangkali
Produk sayuran yang sudah dikemas dalam box karton selanjutnya ditempatkan
pada satu unit palet. Beberapa produk yang telah dikemas untuk dikelompokan
menjadi satu unit tunggal agar memudahkan pemindahan secara ekonomis yang
menguntungkan. Hal ini meghemat biaya tenaga kerja dan waktu yang diperlukan
untuk memindahkan produk ke atas truk pengangkut pendistribusian. Ukuran
standard palet telah dikembangkan, sehingga secara umum bisa diterima oleh
komponen-komponen distribusi dari produksi sampai ke pasar. Pallet umumnya
terbuat dari kayu yang kestabilan selama pendistribusian perlu diperhatikan
dengan memasang strapping untuk melingkarkan tumpukan produk, seperti
pemberian pita lakban, logam dan nilon.
2. Cara melakukan / mendemonstrasikan teknik pengisian yang benar
pada wadah khusus sesuai ketentuan perusahaan
Produk sayuran yang telah disortasi dan digrading ke dalam wadah atau
kemasan sesuai kebutuhan perlakuan, dengan penanganan secara hati-hati, dan
produk, produksi daerah asal, tanggal pengemasan, waktu pemanenan dan berat
produk dan nomer registrasi. Penggelompokkan sayuran dalam pemberian
sertifikasi dan label terdapat tiga nama, yaitu :
(1) Prima Satu (P-1), penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani,
produk yang dihasilkan masuk kategori aman dikonsumsi, bermutu baik, dan
cara produksi ramah lingkungan,
(2) Prima Dua (P-2), penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani
yang menghasilkan aman dikonsumsi dan bermutu baik,
(3) Prima Tiga (P-3), penilaian yang diberikan terhadap pelaksana usaha tani
dengan produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.
Pelabelan diberikan pada luar kemasan, idealnya berisi nama komoditi dan kelas
mutunya, nama produsen, alamat produsen, tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa serta berat bersih. (http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran)
3. Melakukan pengemasan produk dan pemberian label pada wadah sesuai dengan
ketentuan perusahaan dan pelanggan
1. Harus cermat dan teliti dalam memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk
sesuai kualitasnya
3. Harus cermat dan teliti dalam melakukan pengemasan produk dan pemberian
label pada wadah sesuai dengan ketentuan perusahaan dan pelanggan
BAB IV
MENCATAT KEGIATAN PASCAPANEN
1.
2.
3.
4.
5.
Tahapan kegiatan pascapanen dicatat secara tertib, rapi dan teliti dengan
menyimpan pada dosir dokumen yang mudah diakses saat diperlukan sesuai
ketentuan perusahaan. Selama kegiatan pascapanen perlu pencatatn waktu dan
hal-hal penting yang harus diperhatikan.
1.
2.
3.
4.
5.
1. Harus cermat dan teliti dalam mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen
menurut ketentuan perusahaan
2. Harus cermat dan teliti dalam melakukan mencatat dan menyimpan hal-hal
penting selama kegiatan secara tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan
3. Keputusan Menteri No.196/ MEN/III/2005
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
5. Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
6. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 181/LATTAS/XII/2013
Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
B. Buku Referensi
1. Kementerian Tenaga Kerja RI, Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis
Kompetensi, Jakarta, 2013
2. S. Utama, I Made, S. Antara, Nyoman, 2013, Pasca Panen Tanaman Tropika :
Buah dan Sayur, Tropical Plant Curriculum Project, Modul Kuliah, Udayana
University
3. Good Handling Practices (GHP) Penanganan Pasca Panen No.02, Pengumpulan
Hasil Panen, Pembersihan, Pemilihan, Pengemasan dan Transportasi Cabai. Food
and Agriculture Organization of the United Nations.
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet,
file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20Pa
nen%20(2).pdf, diunduh pada tanggal 23 Desember 2018
2. Browsing internet, https://media.neliti.com/media/publications/26297-ID-strategi-
peningkatan-kualitas-produk-sayuran-segar-organik-pada-cv-golden-leaf-f.pdf,
diunduh pada tanggal 22 Desember 2018
3. Browsing internet, www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
pertanian/941-pasca-panen-sayuran, diunduh pada 23 Desember 2018
4. Browsing internet,
file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20Pa
nen.pdf, elisa.ugm.ac.id, diunduh pada 22 Desember 2018
5. Browsing internet, https://www.menanamtanaman.com/2014/08/kualitas-
sayuran-pertanian-pkl.html, diunduh pada 23 Desember 2018
6. Browsing internet, simonbw.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/KUALITAS-WEEKS-
12.pdf diunduh pada 20 Desember 2018
7. Browsing internet,http://www.fao.org/3/b-be844o.pdf, diunduh pada 20
Desember 2018
8. Browsing internet,
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/memperkuat_dayasaing_produk_pe/BAB
-III-3.pdf, diunduh pada 20 Desember 2018
9. Browsing internet,
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/infopublik/eselon2/RENST
RA_PASCAPANEN_TAHUN_2010-2014.pdf, diunduh pada 22 Desember 2018
10. Browsing internet, earnmcr.blogspot.com/2014/01/pasca-panen-dan-
pemasaran.html. diunduh pada 22 Desember 2018
11. Browsing internet, https://thetanjungpuratimes.com/2016/08/13/sayur-dan-buah-
yang-dijual-sebaiknya-diberi-label/) diunduh pada 22 Desember 2018
12. Browsing internet, file:///C:/Users/User/Downloads/S1-2013-284039-chapter1.pdf
diunduh pada 22 Desember 2018
13. Browsing internet, https://grosirsayuranorganik.wordpress.com/tag/grosir-
sayuran-organik/, diunduh 23 Desember 2018
A. Daftar Peralatan/Mesin
Nama
No. Keterangan
Peralatan/Mesin
1. Sarung tangan Berbahan karet atau kain, untuk melindungi tangan saat
melakukan sortasi/grading
2. Keranjang bambu Keranjang terbuat dari bambu yang dianyam
B. Daftar Bahan