Anda di halaman 1dari 42

BUKU INFORMASI

MELAKUKAN PENANGANAN PASCA PANEN


TAN.SY02.023.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------------------- 5
A. Tujuan Umum ---------------------------------------------------------------------------- 5
B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------------- 5
BAB II MENENTUKAN SPESIFIKASI PRODUK SESUAI PERMINTAAN PASAR -- 6
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menentukan spesifikasi produk
sesuai permintaan pasar ------------------------------------------------------------- 6
1. Cara menentukan spesifikasi produk yang digunakan sesuai
ketentuan perusahaan ----------------------------------------------------------- 6
2. Cara menentukan kualitas produk sesuai persyaratan permintaan
pasar---------------------------------------------------------------------------------- 9
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menentukan spesifikasi produk
sesuai permintaan pasar ------------------------------------------------------------- 13
C. Sikap Kerja dalam yang diperlukan dalam menentukan spesifikasi
produk sesuai permintaan pasar --------------------------------------------------- 13
BAB III MELAKUKAN GRADING, PELABELAN, DAN PERLAKUAN SESUAI
PERMINTAAN PASAR --------------------------------------------------------------------- 14
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan grading, pelabelan,
dan perlakuan sesuai permintaan pasar ------------------------------------------ 14
1. Cara menggelompokkan dan memberi label produk menurut
kebutuhan pasar dan ketentuan perusahaan ------------------------------ 14
2. Cara mengaplikasikan perlakuan pascapanen sesuai kebijakan
perusahaan ----------------------------------------------------------------------- 16
3. Cara mengidentifikasi dan mensortir produk yang tidak memenuhi
spesifikasi perusahaan menurut kebijakan perusahaan ----------------- 22
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan grading, pelabelan,
dan perlakuan sesuai permintaan pasar ------------------------------------------ 24
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan grading, pelabelan, dan
perlakuan sesuai permintaan pasar ---------------------------------------------------- 24
BAB IV MENENTUKAN PENGEMASAN SESUAI KEBUTUHAN PASAR --------------- 25

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 2 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar ----------------------------------------------------------------------- 25
1. Cara menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk
yang digunakan oleh perusahaan menurut kebijakan perusahaan -- 25
2. Cara menentukan spesifikasi yang berhubungan dengan banyak
produk yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan permintaan
pasar---------------------------------------------------------------------------------- 26
3. Cara melakukan perlakuan dan pengawasan terhadap kemasan
produk sesuai ketentuan perusahaan --------------------------------------- 27
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam menentukan pengemasan sesuai
kebutuhan pasar ------------------------------------------------------------------------ 30
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam menentukan pengemasan sesuai
kebutuhan pasar ------------------------------------------------------------------ 30
BAB V MENGEMAS DAN ATAU MENYIMPAN PRODUK----------------------------------------- 31
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam menentukan pengemasan sesuai
kebutuhan pasar ------------------------------------------------------------------------ 31
1. Cara memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk sesuai
kualitasnya -------------------------------------------------------------------------- 31
2. Cara melakukan/mendemonstrasikan teknik pengisian yang benar
pada wadah khusus sesuai ketentuan perusahaan -------------------- 33
3. Cara melakukan pengemasan produk dan pemberian label pada
wadah sesuai dengan ketentuan perusahaan dan pelanggan -------- 34
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memberi Perlakuan terhadap
Sumber Penyebab Permasalahan Sanitasi -------------------------------------- 35
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memberi Perlakuan terhadap
Sumber Penyebab Permasalahan Sanitasi ----------------------------------- 36
BAB VI MENCATAT KEGIATAN PASCA PANEN --------------------------------------------------- 37
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam mencatat kegiatan pasca panen
1. Cara mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen menurut
ketentuan perusahaan ----------------------------------------------------------- 37
2. Cara mencatat dan menyimpab hal-hal penting selama kegiatan
secara tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaan ------------------ 37
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam mencatat kegiatan pasca panen--- 38
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam mencatat kegiatan pasca panen ---- 38
Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen
Halaman: 3 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 39


A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 39
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 39
C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 39
D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 40
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 42
A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 42
B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 42
DAFTAR PENYUSUN............................................................................................ 42

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 4 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menanam bahan
tanam dengan benar.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menanam
bahan tanam ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menentukan spesifikasi produk yang digunakan sesuai ketentuan perusahaan


dan menentukan kualitas produk sesuai persyaratan permintaan pasar

2. Menggelompokkan dan memberi label produk menurut kebutuhan pasar dan


ketentuan perusahaan, mengaplikasikan perlakuan pascapanen sesuai
kebijakan perusahaan, dan mengidentifikasi dan mensortir produk yang tidak
memenuhi spesifikasi perusahaan menurut kebijakan perusahaan

3. Menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk yang digunakan oleh
perusahaan menurut kebijakan perusahaan, menentukan spesifikasi yang
berhubungan dengan banyak produk yang digunakan oleh perusahaan
berdasarkan permintaan pasar, dan melakukan perlakuan dan pengawasan
terhadap kemasan produk sesuai ketentuan perusahaan

4. Memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk sesuai kualitasnya,


melakukan/mendemonstrasikan teknik pengisian yang benar pada wadah
khusus sesuai ketentuan perusahaan, dan melakukan pengemasan produk dan
pemberian label pada wadah sesuai dengan ketentuan perusahaan dan
pelanggan

5. Mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen menurut ketentuan perusahaan


dan melakukan mencatat dan menyimpan hal-hal penting selama kegiatan
secara tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 5 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB II
MENENTUKAN SPESIFIKASI PRODUK SESUAI PERMINTAAN PASAR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Produk


Sesuai Permintaan Pasar
1. Cara menentukan spesifikasi produk yang digunakan sesuai ketentuan
perusahaan
Sayuran sebagai produk hortikultura dibedakan berdasarkan
(https://media.neliti.com/media/publications/26297-ID-strategi-peningkatan-
kualitas-produk-sayuran-segar-organik-pada-cv-golden-leaf-f.pdf):
a. Kebiasaaan tumbuh, termasuk sayuran semusim atau tahunan, yaitu sayuran
yang memiliki siklus hidup hingga satu musim atau berproduksi terus menerus
tidak terbatas,
b. Tempat tumbuh, di dataran tinggi atau rendah
c. Bagian yang dikonsumsi, sepertu daun, bunga, buah, umbi, tunas dan rebung
Spesifikasi produk pertanian terutama sayur umumnya disesuaikan permintaan
pasar dari sisi keseragaman bentuk, ukuran, rasa dan harga yang terjangkau.

Gambar 1. Berbagai jenis sayuran


(Sumber : grosirsayuranorganik.wordpress)

Setiap sayuran memiliki standar spesifikasi berbeda-beda sesuai jenis dan


varietasnya. Produk sayuran siap panen perlu memperhatikan (www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran):
a. Visual, yaitu dengan adanya perubahan warna, perubahan bentuk dan ukuran,
daun-daun mulai mengering dan buah sudah berkembang penuh.
b. Fisik, yaitu buah mudah dilepaskan dari tangkainya, perubahan kekerasan
daging buah dan meningkatnya berat jenis buah.
Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen
Halaman: 6 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

c. Kimia, yaitu meningkatnya kandungan gula dan menurunnya kandungan asam.


d. Komputasi, yaitu menghitung jumlah hari sejak benih ditanam sampai siap
panen.
e. Fisiologis, yaitu dengan pengukuran pola respirasi untuk menentukan tingkat
kematangan.
Ketentuan perusahaan terhadap produk sayuran ditentukan oleh permintaan
pasar atau konsumen. Menurut Nasution (2001), konsumen adalah semua orang
yang menuntut perusahaan untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan
karenanya akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan.
Tanaman sayur yang siap dipanen memiliki spesifikasi, sebagai berikut
(file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20P
anen.pdf:
Tabel 1. Persyaratan Siap Panen Sayuran
No. KOMODITAS SAYURAN PERSYARATAN SIAP PANEN
Sayuran Umbi, akar, bulb dan Tuber
1. Lobak Akar sudah besar dan renyah, varietas
genjah dipanen 3-4 minggu setelah tanam,
varietas dalam dipanen 8-14 minggu
setelah ditanam
2. Wortel Akar sudah besar dan renyah dengan
diameter + 2 cm
3. Kentang, bawang putih, Bagian atas tanaman seperti daun-daun
bawang merah, bawang dan batang sudah mengering dan rebah
bombay, ketela rambat dan yang mendakan umbi lewat masak, keras,
jahe liat dan berserat
4. Bawang sayur/daun Panjang dan lebar daun maksimum
bawang
Sayuran batang
5. Asparagus Batang muda tingginya sudah mencapai
12,5-20 cm dan sebelum pucuk batang
pecah mengeluarkan daun
Sayuran daun
6. Selada, pakchoi, sawi, Daun dan pelepah cukup besar dan keras
tetapi belum berbunga (jika terlewat masak
7. Kubis, seledri
daun dan pelepahnya menjadi pahit dan
keras, ditandai tangkai memanjang)

Bagian kepala kompak, jika terlewat masak


akan pecah, daun cukup besar tetapi
sebelum menjadi berserat

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 7 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Sayuran bunga
8. Cauliflower Bunganya kompak, intensitas warna jelas,
daun bunga belum kuning yang melewati
9. Brokoli
masak tangkai tandan bunga yang
memanjang dan bunga lepas-lepas, flower
head kompak, daun bunga belum kuning
(melewati masak akan pecah)
Sayuran buah
10. Kacang panjang, kecipir, Polong sudah terisi tetapi biji di dalamnya
buncis, kapri masih sangat muda, polong dipatahkan
akan brbunyi, ujung polong dapat
dibengkokkan
11. Kacang limadan/gude Polong terisi penuh dan mulai kehilangan
warna hijau yang berubah jadi coklat,
kandungan pati dan protein meningkat
12. Okra Polong terisi penuh tetapi masih muda,
ujung polong bila dipatahkan akan
berbunyi, laju pertumbuhan sudah
maksimum
13. Labu botol, gambas, pare Buah masih dalam tahap pertumbuhan,
ular kulit masih lunak, sebelum masak, jika
kelewat masak buah dipijit dengan ujung
kuku ibu jari tidak dapat menembus daging
buah
14. Terong, pare, labu siam, Buah sebelum masak, kulit buah halus,
mentimun berwarna merah tajam, jika kelewat
masak maka warna kulit buah menjadi
pudar, berubah , ukuran biji menjadi besar
dan keras

15. Jagung manis Ujung kuku, ibu jari menekan biji (kernel)
maka akan keluar cairan seperti susu
16. Tomat Warna buah berubah dari hijau menjadi
warna jingga, buah dibelah biji akan
tergelincir keluar menempel pada pisau
17. Cabai Warna buah hijau tua menjadi pudar atau
merah
18. Blewah Buah mudah dilepaskan dan tangkainya
dengan diputar ringan
19. Melon Perubahan warna daging buah dan hijau
keputihan terang menjadi krim, aroma
buah menyengat, buah mudah dilepaskan
dan tangkainya dengan diputar ringan
20. Semangka Warna bagian pangkal buah berubah
menjadi krim, buah ditepuk akan berbunyi
nyaring bergema
Sumber : elisa.ugm.ac.id

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 8 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

2. Cara menentukan kualitas produk sesuai persyaratan permintaan pasar


Mutu atau kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik dan atribut
yang memberikan nilai terhadap produk tersebut. Masing-masing atribut
tergantung pada produk itu sendiri, penggunaannya untuk dikonsumsi pada
sektor industri atau individu yang menentukan atau menguji mutu tersebut.
Kesadaran masyarakat di negara-negara yang telah berkembang, tentang
manfaat sayuran ini telah mendorong pengembangan teknologi-teknologi yang
relatif cepat untuk mampu meningkatkan mutu dan mempertahankan mutu
sesuai dengan tuntutan konsumen, selama periode penanganan pascapanen.
Berbagai ukuran kualitas seperti tampilan produk seperti tingkat kesegaran
sayuran dan daya simpan menjadi tuntutan konsumen. Kualitas produk sayuran
dipengaruhi karakteristik fisiologis, patologis, fisik produk dan aspek ekonomis.
Persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk sayur akan berbeda pada
setiap kelompok di sistem hortikultura, berikut salah satu contoh pada sayuran
tomat (Utama dan Antara, 2013):
Tabel 2. Komponen Mutu Produk terhadap Persepsi Kelompok Konsumen

(Sumber : Utama dan Antara, 2013)

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa terdapat perbedaan atribut kualitas atau mutu
yang diharapkan dari tomat oleh kelompok pengecer dengan konsumen akhir dari
sisi tekstur dan cita rasa produk yang diharapkan. Permintaan pasar akan berbeda
tergantung pada kelompok dalam sistem hortikultura.

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 9 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Karakteristik terlihat seperti ukuran, warna, bentuk dan adanya cacat memberikan
penampakan dari produk sayuran. Penampakan atau kondisi fisik produk masih
merupakan parameter penting di dalam perdagangan. Peningkatan persepsi
konsumen terhadap komponen kualitas yang tidak terlihat seperti cita rasa,
tekstur, nilai nutrisi, tidak adanya kerusakan fisiologi dan mekanis secara internal
akan menentukan produk tersebut dapat dijual kembali atau tidak (Utama dan
Antara, 2013).
Kualitas produk sayuran dipengaruhi beberapa faktor dari budidaya hingga
penanganan pascapanen yang harus diperhatikan agar memenuhi persyaratan
permintaan pasar atau konsumen. Umumnya persyaratan dari permintaan pasar
menjadi faktor penentu kualitas sayuran yang diproduksi produsen. Kualitas
sayuran diperhatikan mulai dari pertumbuhan hingga setelah pemanenan. Kualitas
saat panen haruslah sama hingga diterima di tangan konsumen untuk
mempertahankan harga jual yang tinggi (www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran).
Sayuran merupakan produk hortikultura yang bulky dan mudah busuk
sehingga penanganan saat panen harus hati-hati agar kualitasnya tetap terjaga
sampai ke tangan konsumen sehingga harga jual tetap tinggi. Pemanenan produk
sayur tidak akan meningkatkan kualitas produk tetapi mempertahankan kualitas
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan hasil sayuran dapat
mencapai 20-50% akibat penanganan panen dan pasca panen yang kurang tepat
di negara-negara berkembang. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas
produk sayuran adalah turunnya kadar air, kerusakan mekanis, penguapan,
berkembangnya mikroba dan sensitivitas terhadap etilen. Oleh karena itu
penanganan pasca panen harus memperhatikan dan meminimalisir hal-hal yang
menyebabkan penurunan kualitas dan susut panen sayuran tersebut.
Kualitas produk sayuran terbagi dalam beberapa kategori yang berbeda
seperti (https://www.menanamtanaman.com/2014/08/kualitas-sayuran-pertanian-
pkl.html):
a. Sifat-sifat yang mudah teramati atau dirasakan seperti kenampakan fisik,
warna, tekstur dan ketegaran (turgidity);

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 10 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

b. Sifat-sifat yang kurang mudah diamati atau dirasakan seperti dari aroma dan
nilai gizi.
Kualitas sayuran merupakan sifat yang tidak stabil yang harus dipertahankan
selama suatu jangka waktu tertentu. Usaha untuk mempertahankan kualitas
sayuran akan menguntungkan dalam rantai produksi dari hulu hingga hilir
termasuk di dalamnya seperti petani, pedagang perantara, bahkan konsumen.
Kualitas sayuran yang sesuai standar akan menguntungkan produsen dari
tambahan pendapatan karena kerugian yang ada akan tertutupi harga setiap hasil
sayuran yang terjual. Perantara seperti pedagang, pengumpul, pedagang dan
pengecer akan mendapatkan keuntungan dari sisi finansial, perlindungan
konsumen atau pelanggan terjamin karena konsumen mendapatkan nilai tambah
dari sisi keuangan maupun keuntungan gizi produk yang baik.
Penentu kualitas sayuran ditentukan dari tiga fase mulai dari pra panen,
panen dan pasca panen, penentuan setiap fase dipengaruhi oleh (Utama dan
Antara, 2013):
a. Fase pra panen, dipengaruhi kondisi lingkungan selama pertumbuhan, kondisi
iklim selama produksi, tingkat kemasaman waktu panen, pengaruh hama dan
penyakit tanaman, kultivar yang ditanam dan tindakan atau perlakuan selama
budidaya, praktik budidaya yang sesuai standar pola tanam dan pengaturan
populasi tanaman yang rendah untuk menghasilkan produk yang besar untuk
menekan produksi berlebih di dalam satu waktu. Misal tanaman wortel
dengan populasi tinggi menghasilkan wortel pendek sehingga perlu
pengaturan jarak tanam agar akar semakin panjang dan besar, sedangkan
permintaan pasar lebih memilih wortel medium.
Genotipe mengendalikan karakteristik tanaman, seperti bentuk daun dan
buah, lingkungan tempat tumbuh berpengaruh terhadap ekspresi dari
genotipe ini. Misalnya selada dengan genotipe sama memiliki ukuran yang
dipengaruhi kondisi lingkungan, pertumbuhan di musim panas pada daerah
empat musim memiliki ukuran lebih besar dibanding jika ditumbuhkan di awal
musim semi dengan suhu rendah.
b. Fase panen, dipengaruhi cara pemanenan secara mekanis maupun manual,
umumnya produk sayuran dipanen dengan tangan yang berpengaruh dalam
mengurangi tingkat dan tipe luka yang dialami, tingkat memar, dan efek

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 11 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

sayatan akibat pemanenan. Proses pemanenan perlu memperhatikan titik


kritis potensi cemaran masuknya jasad renik pada hasil panen di bagian-
bagian yang rusak. Contoh sayuran yang tersayat akan menurunkan kualitas
jika jasad renik masuk ke dalamnya, kekurangan asupan air juga menurunkan
ketegaran (turgidity).
Waktu pemanenan umumnya terbaik di pagi dan sore hari dengan suhu
lingkungan rendah. Beberapa produk seperti sayuran berdaun adalah lebih
sensitif dipanen pada suhu panas dibandingkan produk lainnya. Kandungan
air produk menjadi faktor kritis, kandungan tertinggi pada pagi hari,
kkandungan air kebanyakan produk ditentukan pada saat panen, selada yang
layu saat panen hanya akan lebih layu lagi setelah pemanenan akibat
kekurangan suplai air. Tingkat kematangan produk perlu diperhatikan agar
waktu pemnenan dilakukan pada saat yang tepat (Utama, Antara, 2013).
c. Fase pasca panen, setelah pemanenen perlu memperhatikan proses
penyimpanan, kebersihan tempat penyimpanan, mengurangi potensi cemaran
pada titik-titik kritis utama selama distribusi sampai ke konsumen.
Pertimbangan penting dalam penanganan pascapane seperti laju respirasi dan
produksi etilen memberikan pengaruh pada produk.
Setiap petani perlu mengetahui standar kualitas sayuran yang diinginkan
pasar, secara umum dengan memperhatikan penampilan yang segar, tidak
kusam, berwarna cerah, pilih yang berlubang dan tidak ada bercak putih pada
permukaan jika menginginkan yang tidak disemprot pestisida.
Komponen kualitas secara umum, dapat dilihat pada tabel berikut
(simonbw.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/KUALITAS-WEEKS-12.pdf):
Tabel 3. Komponen Kualitas Sayuran
No. KUALITAS KOMPONEN SPESIFIKASI
1. Kenampakan Ukuran Berat, volume dan dimensi
(visual) Bentuk dan rupa Keseragaman, tingkat kehalusan dan
kekasaran
Warna Seragam, tingkat kerataan
Mengkilat Ketebalan lapisan lilin
Cacat Sisi luar dan dalam
2. Tekstur Kondisi fisik Kompak, keras, lunak, renyah, berair,
berpasir, alot, berserat dsb
3. Rasa dan Bau Sifat yang Manis, masam, pahit, getir, berbau dsb

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 12 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

dirasakan indera
perasa dan
pencium
4. Nilai Gizi Kandungan Gizi Karbohidrat, lemak, vitamin, mineral
5. Lain-lain Cemaran Bebas racun alamiah (HCN dll), logam
berat, mycotoxin dan mikroba patogen

Standar kualitas sayuran dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas :


a. Extra Class tergolong kualitas super
b. Class I tergolong kualitas bagus
c. Class II tergolong kualitas yang masih boleh dipasarkan
d. Extra Class dan Class I tergolong untuk perdagangan internasional
Contoh untuk sayuran tomat, ukuran minimimum diameter 30 cm untuk jenis
elongated dan 35 cm utk round tomat, tomat untuk extra class bertekstur keras,
warna merah merata, bentuk seragam, tidak ada retak pada kulit buah.
Penentuan tingkat kematangan dari warna kulit dengan hunter lab dan
colorimeter, menyeragamkan tekstur dengan alat penetrometer type effegi atau
magnes taylor dan dari kandungan kimiawi dengan mengukur kadar gula,
keasaman, laju respirasi.
Informasi pasar digunakan sebagai petunjuk informasi atau pedoman oleh petani
dalam memilih varietas yang sesuai dengan permintaan konsumen pada pasar-
pasar tertentu (Utama dan Antara, 2013).

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Produk


Sesuai Permintaan Pasar

1. Menentukan spesifikasi produk yang digunakan sesuai ketentuan perusahaan

2. Menentukan kualitas produk sesuai persyaratan permintaan pasar

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Produk


Sesuai Permintaan Pasar

1. Harus cermat dan teliti dalam menentukan spesifikasi produk yang digunakan
sesuai ketentuan perusahaan

2. Harus cermat dan teliti dalam menentukan kualitas produk sesuai persyaratan
permintaan pasar

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 13 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB III
MELAKUKAN GRADING, PELABELAN, DAN PERLAKUAN SESUAI
PERMINTAAN PASAR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan grading, pelabelan, dan


perlakuan sesuai permintaan pasar
1. Cara menggelompokkan dan memberi label produk menurut kebutuhan
pasar dan ketentuan perusahaan
Pengelompokkan produk sayuran berdasarkan kesamaan ukuran, bentuk, warna,
keutuhan, dan tingkat kematangan yang tepat dilakukan saat pemetikan untuk
menghemat tenaga, waktu dan terhindar dari kontaminasi. Penanganan pasca
panen dengan pemisahan dilakukan antara produk sayur yang kualitas baik
dengan produk sayur yang cacat atau rusak dan dipisahkan dari kotoran untuk
mempermudah termasuk grading hingga penyimpanan. Pemberian label untuk
menarik calon konsumen, meningkatkan harga jual, bahkan bernilai jual ekspor.
Metode terbaru yang menyesuaikan teknologi dapat menggunakan laser
langsung pada kulit sayur sehingga menghemat plastik. Label laser tidak
mempengaruhi kualitas atau citarasa produk (http://www.fao.org/3/b-
be844o.pdf).

Gambar 2. Penerapan grading sayuran secara manual


(Sumber : www.tneutron.net)

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 14 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Pasar atau konsumen umumnya menginginkan sayuran segar karena memiliki


kandungan gizi yang tinggi, sarana penyimpanan yang dapat mempertahankan
kesegaran produk, pemerataan distribusi agar tidak terkonsentrasi di daerah
tertentu, kontinuitas produksi sepanjang waktu untuk setiap jenis sayuran
umumnya pola produksi sayuran tertentu hanya terkonsentrasi pada bulan-bulan
tertentu dan konsistensi harga yang tidak fluktuatif agar tidak menekan harga di
tingkat petani. Konsumen di pasar tradisional dan modern berbeda dalam
pemenuhan produk sayuran, di pasar modern lebih mengutamakan kualitas
sedangkan di pasar tradisional berpatokan pada kuantitas. Informasi pasar dapat
digunakan oleh petani sebagai petunjuk dalam memilih varietas yang sesuai
dengan permintaan konsumen pada pasar-pasar tertentu.
(http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/memperkuat_dayasaing_produk_pe/BA
B-III-3.pdf).
Grading adalah digunakan di dalam operasi pascapanen pada suatu industri.
Pengertian dari grading adalah pemisahan, pengkelasan atau penggelompokkan
produk berdasarkan pada kebutuhan pasar. Grading sebagai proses sortasi dan
pengkelasan ukuran untuk maksud komersial untuk setiap jenis produk berbeda
karena masing-masing produk mempunyai perbedaan karakteristik, praktik
agronomisnya, serta kondisi iklim selama produksinya, keragaman antar produk
dari ukuran dan bentuk dalam permintaan pasar menyesuaikan kelompok
konsumen (Utama dan Antara, 2013).
Penggelompokkan produk membantu petani dalam menyediakan produk yang
seragam, kualitas lebih baik dan efisien dalam pengemasan. Grading memakan
biaya tetapi target pasar yang dituju mampu memberikan nilai lebih terhadap
produk yang akan dipasarkan. Sistem grading yang diterapkan maka produk akan
memberikan nilai saing yang lebih tinggi. Pasar tradisional menerima produk
tanpa grading bahkan ukuran dan kematangan berbeda-beda masih dapat
diterima berbeda dengan pasar modern.

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 15 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

2. Cara mengaplikasikan perlakuan pascapanen sesuai kebijakan


perusahaan
Cara penanganan dan perlakuan pascapanen menentukan kualitas sayuran yang
diterima konsumen dan meningkatkan umur simpan atau daya tahan. Periode
pascapanen sangat tergantung dari sistem produksi produk tersebut, sehingga
cara berproduksi yang tidak baik mengakibatkan mutu panen menjadi tidak baik.
Sistem pascapanen hanya bertujuan untuk mempertahankan mutu produk yang
dipanen seperti penampakan, tekstur, cita rasa, nilai nutrisi dan keamanannya,
memperpanjang masa simpan, serta masa pasar. Teknologi pascapanen berperan
mengurangi penyusutan produk sebanyak mungkin selama periode antara panen
dan konsumsi. Penanganan pascapanen sebagai kunci keberhasilan
mempertahankan kualitas produk sayuran. Perlu pemahaman laju metabolisme
dengan tetap memperhatikan jenis produk yang berbeda karena respon akan
beragam terhadap kondisi pascapanen, tergantung pada perbedaan kultivar,
stadia kematangan, daerah pertumbuhan dan musim. Teknologi pascapanen yang
sesuai harus dikembangkan untuk mengatasi perbedaan tersebut. Produk yang
diperlakukan dengan baik, dan dalam kondisi yang baik dapat bertahan dari stress
waktu, suhu, penanganan, transportasi dan mikroorganisme pembusuk selama
proses pendistribusian. Fase pascapanen sebagai faktor penting yang harus
diperhatikan dan menjadi salah satu titik kritis bagi petani, pedagang besar,
pengecer dan konsumen (Utama dan Antara, 2013).
Perlakuan penanganan pascapanen sayuran perlu memperhatikan dari cara
pemanenan secara manual atau mekanis dengan alat agar dilakukan secara hati-
hati agar kualitas produk tetap terjaga. Perlakuan dan penanganan pasca panen
di kebun harus memperhatikan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar
dikenal dengan istilah GAP (Good Agricultural Practices) ditindaklanjuti dengan
penerapan penanganan yang baik atau Good Handling Practices (GHP). Tahapan
perlakuan penanganan pascapanen merupakan rangkaian kegiatan untuk
mengurangi kerusakan, kehilangan susut produksi, meningkan mutu, nilai
tambah dan daya saing untuk meningkatkan pendapatan petani.
(http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/infopublik/eselon2/RENS
TRA_PASCAPANEN_TAHUN_2010-2014.pdf)

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 16 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Produk sayuran di Indonesia belum dapat bersaing di pasar internasional karena


kualitas dan mutu masih rendah akibat pengeringan kurang sempurna, terdapat
kontaminan seperti kotoran dan benda-benda asing, menunjukkan penanganan
dan perlakuan pasca panen belum optimal.
Penanganan dan perlakuan pascapanen perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan (Utama dan Antara, 2013) :
a) Pertimbangan fisiologis : laju respirasi dan produksi etilen
Laju respirasi yang berlangsung untuk memperoleh energi untuk aktivitas hidup
sayuran. Bahan tanaman terutama kompleks karbohidrat dirombak menjadi
bentuk karbohidrat yang paling sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk
menghasilkan energi. Hasil sampingan dari respirasi ini adalah karbondioksida
(CO2), uap air (H2O) dan panas (Salunkhe dan Desai, 1984). Semakin tinggi
laju respirasi, semakin cepat pula perombakan-perombakan mengarah pada
kemunduran produk. Air yang dihasilkan ditranspirasikan dan jika tidak
dikendalikan produk akan cepat menjadi layu. Produksi etilen dikategorikan
sebagai hormon alami untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis
sangat aktif dalam konsentarsi sangat rendah (<0.005 uL/L) (Wills et al.,
1988). Kontaminasi terhadap produk yang disimpan menginisiasi pemasakan
dalam buah dan memacu kemunduran pada produk non klimaterik.
b) Pertimbangan fisik
Pada permukaan produk terdapat jaringan yang mengandung lilin yang
dinamakan cuticle yang dapat berperan sebagai barier penguapan air
berlebihan, serangan atau infeksi mikroorganisme pembusuk. Sehingga secara
umum infeksi mikroorganisme pembusuk terjadi melalui bagian-bagian yang
luka dari jaringan tersebut. Jaringan tanaman dapat menghasilkan bahan
pelindung sebagai respon dari adanya pelukaan. Bahan seperti lignin dan
suberin, yang diakumulasikan dan diendapkan mengelilingi bagian luka, dapat
sebagai pelindung dari serangan mikroor-ganisme pembusuk (Eckert, 1978;
Brown, 1989).
c) Pertimbangan patologis
Pembusukan pada buah-buahan umumnya sebagai akibat infeksi jamur,
sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak diakibatkan oleh bakteri. Perlu

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 17 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

penanganan untuk menghindarkan dari mikroorganisme pembusuk dengan


memperhatikan pengaturan suhu dan kelembaban selama penyimpanan dan
selama distribusi ke konsumen.
d) Pertimbangan kondisi lingkungan
Suhu merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kemunduran kualitas,
setiap peningkatan 10oC, laju kemunduran meningkat dua sampai tiga kali.
Suhu juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O2
dan peningkatan CO2 yang berakibat tidak baik terhadap komoditi.
Kelembaban ruang adalah salah satu penyebab kehilangan air setelah panen.
Kehilangan air berarti kehilangan berat dan penampakan. Titik kritis ini perlu
diperhatikan oleh produsen dan pemasok agar memperhatikan kodisi
lingkungan yang dapat mempertahankan kualitas.
e) Pertimbangan ekonomi
Kondisi ekonomis dan standar kehidupan konsumen merupakan faktor penting
di dalam menentukan kualitas prduk pertanian. Penanganan dan perlakuan
pascapanen sebagai cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan adalah
mengedukasi petani untuk memanen dan menangani produk secara hati-hati.
Bila jarak waktu lebih panjang hingga sampai ke tangan konsumen dengan
pemasaran yang lebih kompleks, maka diperlukan penanganan-penanganan
yang lebih kompleks dengan melibatkan teknologi tinggi.
Perubahan fisik dan kimiawi produk sayuran dapat dikurangi dengan
memperhatikan distribusi atau sarana transportasi dan fasilitas penyimpanan,
kondisi cuaca dan permintaan pasar agar tidak mengalami penimbunan pasca
panen. Penanganan pasca panen mempengaruhi hasil sayuran yang dipanen,
setiap hari dapat mengalami penurunan kualitas antara 22-70 % jika kurang baik.
(earnmcr.blogspot.com/2014/01/pasca-panen-dan-pemasaran.html).
Perlakuan pascapanen diaplikasikan melalui beberapa tahapan sebagai berikut
(file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20P
anen.pdf, elisa.ugm.ac.id):
a) Pembersihan
Sayuran dibersihkan dari kotoran-kotoran, benda asing, sisa tanaman yang
menempel pada hasil panen, getah dan residu pestisida yang menempel,

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 18 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

walaupun pestisida sistemik yang masuk ke tanah, air atau udara dapat
menyebar ke seluruh jaringan tanaman. Pembersihan dilakukan dengan cara
mencuci, menyemprot atau merendam dengan air, lebih baik menggunakan
air mengalir, jika tidak ada maka harus mengganti air berkali-kali agar tidak
terkontaminasi mikroorganisme. Tanaman sayuran yang disemprot pestisida
sebaiknya tidak direndam agar tidak kembali menempel pada sayuran.
Sayuran berumbi seperti kentang, wortel, jahe, atau lobak harus segera
dikeringkan setelah dicuci agar tidak muncul tunas. Pencucian dengan air pada
kondisi lembab dapat memicu pembusukan lebih cepat, solusi lain dengan
mengelap menggunakan lap yang kering, lembut dan bersih atau benda
pembersih lainnya seperti kuas lembut untuk sayuran seperti pada tomat,
terong, labu botol atau labu siam. Saat ini muncul spon multifungsi berbahan
silikon, scrubber tebal berbulu lembut pengganti kain atau spon.
Pencucian dengan sabun food grade diberikan pada sayuran yang terdapat
lapisan lilin (parafin) yang dapat menyerap partikel pestisida. Bahan lain yang
dapat digunakan untuk pencucian dengan 1 sdm cuka apel ditambahkan ke
dalam 1 liter air, bermanfaat untuk menghilangkan pestisida tetapi tidak cocok
pada sayuran berpori banyak karena akan merusak rasa dan bau.

Gambar 3. Perlakuan Pascapanen Sayuran


(Sumber : http://agriculturalfuture.blogspot.com)

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 19 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

b) Perempelan
Perempelan merupakan proses menghilangkan bagian dari tanaman yang
tidak disukai konsumen atau tidak dimanfaatkan, yang mengalami rusak
ataupun luka, perubahan warna atau bentuk cacat untuk memperpanjang
umur simpan setelah pemanenan dan menambah estetika. Perempelan dapat
mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan pasca panen, misalnya
perempelan bagian daun pada lobak dan wortel, pembersihan daun yang
cacat atau menguning pada pakchoy, mustard, sawi putih, kubis dan sayuran,
penghilangan bagian vegetatif sebelah atas pada bawang bombay, bawang
putih dan bawang merah, dipanen saat trubus kering jika trubus masih hijau
maka dipotong 2-3 cm di atas leher karena bagian trubus hijau memicu
perombakan mikoorganisme.
c) Penyembuhan
Penyembuhan dari memar, memberi kekuatan pada sayuran yang mengalami
luka pada umbi batang dan umbi akar, menutup leher umbi bawang untuk
meningkatkan pembentukan kulit terluar dengan warna baik. Proses
penyembuhan dengan mengangin-anginkan atau dimasukkan kantong
berventilasi. Proses penyembuhan umumnya menyusutkan berat komoditas
sayuran.
d) Waxing (pelapisan lilin)
Pelapisan lilin umumnya diberikan pada sayuran yang benar-benar matang
dan berkualitas bagus, diberikan setipis mungkin agar pertukaran gas tetap
terjadi. Pemberian lapisan lilin atau serupa dengannya untuk menghambat
transpirasi, memperbaiki penampilan, pembawa fungisida, menghambat
pertunasan atau menambah warna, memproteksi dari mikroorganisme,
mengurangi kepekaan terhadap luka dan menghambat pematangan sayuran
buah. Umumnya diberikan pada mentimun, cabai, kentang, semangka, labu,
terong, tomat dan wortel.
e) Grading (pengelompokan) dan sorting (pemilahan)
Grading atau pemutuan adalah pengelompokkan kelas mutu produk sayuran,
berdasarkan grade dengan menggunakan parameter mutu yang langsung
berkaitan dengan nilai ekonomi dan tujuan konsumsi yang dilakukan saat

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 20 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

panen dan setelah panen.Grade adalah satuan penggolongan yang dibuat


berdasarkan kriteria kualitas dari tingkat kematangan.Tahapan grading, yaitu :
(1) Pengelompokkan menurut kelas mutu, dilihat dari keseragaman warna,
bentuk, ukuran dan varietas
(2) Penyesuaian standar mutu/pasar sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia),
standar perdagangan lokal, regional dan internasional
(3) Tujuan penggunaan bagi konsumen, langsung dikonsumsi segar atau
untuk industri pengolahan
Proses grading dapat dilakukan bersamaan dengan sortasi atau sebelumnya,
yaitu pemilahan komoditas berdasarkan kriteria yang sesuai kebijakan
perusahaan. Sayuran yang mengalami kerusakan fisik, kimiawi dan biologi
dipisahkan dari yang berkualitas baik.
f) Precooling (pendinginan awal)
Pendinginan dilakukan pada ruang bersuhu dingin secepat mungkin setelah
pemanenan untuk meniminalkan perubahan fisik, kimiawi maupun biologis.
Pendinginan untuk menghilangkan suhu panas dari lapangan secepat mungkin
yang kecepatannya tergantung pada perbedaan suhu antara komoditas dan
media pendingin, aksebilitas media pendingin ke komoditas, kecepatan media
pendingin, macam dan sifat pendingin. Ruang pendingin seperti forced air
colling, hydrocolling, contact icing atau top ice, vaccum colling maupun
evaporatif cooling.
g) Packging (pengemasan)
Pengemasan sayuran dilakukan dengan wadah atau kontainer yang sesuai
untuk mempertahankan kualitas sayuran, wadah tidak hanya tempat
menyimpan tetapi melindungi dari kerusakan, tidak menyebabkan memar,
tidak menimbulkan panas, menjamin kebersihan, mempertahankan mutu
penjualan. Umumnya sayuran menggunakan wadah bambu yang dilapisi
jerami, rumput atau daun pisang atau film ethylene.
h) Transportasi (pengangkutan)
Suhu dalam pengangkutan akan meningkat yang mempengaruhi hasil panen
sayuran sehingga perlu mesin pendinginan dalam pengangkutannya. Proses

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 21 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

penyusunan wadah ditata sebaik mungkin dengan tetap memperhatikan


sirkulasi dan ventilasi udara.
i) Storage (penyimpanan)
Penyimpanan perlu memperhatikan suhu dan kelembaban untuk
memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas.

3. Cara mengidentifikasi dan mensortir produk yang tidak memenuhi


spesifikasi perusahaan menurut kebijakan perusahaan
Proses mengidentifikasi dan mensortir produk dengan memperhatikan masing-
masing standar dari setiap produk sayuran. Setiap jenis sayuran berdasarkan SNI
(Standar Nasional Indonesia) untuk mengetahui kategori layak dipasarkan sesuai
kebijakan perusahaan. Misalnya sayuran lobak, mentimun dan seledri tidak
beraroma tajam, buncis dan labu siam tidak keras. Perubahan fisik dan kimiawi
mengindikasi penurunan nilai gizi dan kualitas dapat dipengaruhi proses
fisiologis. Sortasi produk sayuran dipisahkan dari yang rusak, busuk, luka,
terserang penyakit, mengalami perubahan warna dari hijau ke kuning, layu
bahkan mengering, bentuk yang tidak normal. Proses mengidentifikasi dapat
dilakukan dengan memperhatikan perubahan fisiologis produk sayuran yang
menandakan kemunduran kualitas yang tidak memenuhi spesifikasi
(file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20
Panen.pdf)
Tabel 4. Kemunduran Kualitas Sayuran
No. JENIS SAYURAN KEMUNDURAN KUALITAS
1. Sayuran daun Warna menguning
2. Cauliflower dan brokoli Bunga mekar
3. Jagung manis dan semi Tongkol melunak
4. Okra Tidak ada rasa manis
5. Mentimun Buah melunak
6. Buncis Warna menguning
7. Tomat dan cabai Warna menguning dan lunak
8. Asparagus Biji berkecambah
9. Bawang bombay, Batang memanjang dan daun-daun
pecah
10. Bawang putih, ketela rambat, Bertunas dan berakar
kentang jahe
11. Wortel Umbi melunak

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 22 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Cara mengidentifikasi dan mensortir produk sayuran dengan memperhatikan


(Utama dan Untara, 2013) :
a) Faktor pemicu kemunduran produk seperti (1) hilangnya suplai air terhadap
produk dengan memperhatikan komponen seperti keberairan (juiceness),
kerenyahan (crispness) dan kenampakan (appearance). Transpirasi setelah
panen menyebabkan pengkerutan dan pelayuan, sehingga menurunkan mutu
produk (2) Tidak adanya tingkat sinar untuk aktivitas fotosintesis, umumnya
setelah dipanen lalu ditempatkan di ruang pendingin atau kendaraan
transportasi yang minim cahaya, sehingga tidak ada produksi makanan (3)
penempatan kondisi di luar normal suhu normal lingkungannya, produk yang
lepas dari induk tanamannya akan mengalami kemunduran lebih cepat karena
perbedaan suhu (4) adanya kerusakan mekanis yang disebabkan oleh
pemanenan, umumnya produk mengalami stres dan perubahan reaksi
metabolisme akibatnya mengeluarkan etilen berlebih sebagai pencegah layu
atau mati tetai jika teru meningkat setelah panen justru mempercepat
kelayuan (5) meningkatnya kepekaan dari serangan mikroorganisme
pembusuk mulai panen dan selama penanganan pascapanennya akan
meningkatkan kerusakan, kondisi alami produk sayuran pascapanen akan
merusak secara mekanis, fisiologi dan akibat insekta
b) Karakteristik produk umum pascapanen, dipengaruhi proses fisiologi yang
terjadi meliputi fotosintesis, respirasi, transpirasi dan pelayuan.
c) Pengaruh suhu, meningkatkan kemunduran produk termasuk laju respirasi
oleh suhu produk, laju kehilangan air dipengaruhi oleh suhu lingkungan, suhu
produk mempengaruhi seluruh aktivitas metabolisme dalam jaringan meliputi
pula sintesa gas etilen, dan aktivitasnya, serta sensitivitasnya bila di ekspos
dengan sumber etilen eksternal, suhu lebih rendah akan mengendalikan
banyak mikroorganisme, penyebab penyakit, suhu rendah akan menurunkan
aktivitas insekta dan dalam jangka waktu yang cukup lama dapat membunuh
insek tersebut, suhu lingkungan dan suhu produk akan menentukan besarnya
pertumbuhan dan perkembangan setelah panen.
d) Pengaruh gas lingkungan, empat jenis gas penting dalam periode pascapanen
produk buah dan sayur, gas-gas tersebut adalah oksigen (O2), karbon

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 23 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

dioksida (CO2), etilen (C2H4) dan uap air (H2O). Produk sayuran dipengaruhi
respirasi, etilen,
e) Kehilangan air, dipengaruhi kondisi dari permukaan produk dan rasio luas
permukaan, volume dan kondisi lingkungan di luar produk
f) Pengaruh sinar, intensitas sinar tidak selalu cukup untuk melakukan
fotosintesis, penanganan yang baik akan memperlambat penggunaan
karbohidrat cadangan
g) Pelukaan dan kerusakan, terdapat empat bentuk kerusakan utama, yaitu
kerusakan mekanis, kerusakan patologis, kerusakan karena insek dan tikus
dan kerusakan fisiologis. Akibat perusajkan tersebut dapat dilihat secara
visual.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melakukan grading, pelabelan, dan


perlakuan sesuai permintaan pasar

1. Menggelompokkan dan memberi label produk menurut kebutuhan pasar dan


ketentuan perusahaan

2. Mengaplikasikan perlakuan pascapanen sesuai kebijakan perusahaan

3. Mengidentifikasi dan mensortir produk yang tidak memenuhi spesifikasi


perusahaan menurut kebijakan perusahaan

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Melakukan grading, pelabelan, dan


perlakuan sesuai permintaan pasar
1. Harus cermat, teliti dan hati-hati dalam menggelompokkan dan memberi label
produk menurut kebutuhan pasar dan ketentuan perusahaan

2. Harus cermat dalam mengaplikasikan perlakuan pascapanen sesuai kebijakan


perusahaan

3. Harus cermat, teliti dan hati-hati dalam mengidentifikasi dan mensortir produk
yang tidak memenuhi spesifikasi perusahaan menurut kebijakan perusahaan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 24 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB IV
MENENTUKAN PENGEMASAN SESUAI KEBUTUHAN PASAR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar

1. Cara menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk yang


digunakan oleh perusahaan menurut kebijakan perusahaan

Penentuan warna, berat, dan dimensi spesifikasi produk didasarkan SNI setiap
jenis sayuran, termasuk dalam pemisahan ukuran atau sizing. Cara memisahkan
ukuran umumnya dilakukan secara manual melalui pengamatan fisik
berdasarkan standar yang digunakan perusahaan. Industri-industri besar
menggunakan 3 (tiga) jenis mesin yaitu image sizer, electronic weight sizer dan
dimension sizer. Pemilihan salah satu penentu produk perlu mempertimbangkan
kapasitas kerja alat yang digunakan untuk mengantisipasi volume produk yang
masuk ke dalam alat, ketepatan penggunaan, kerusakan minimum saat
dilakukan proses sizing, penyesuaian mudah dilakuakn apabila jenis produk
berubah, mudah dilakukan pembersihan dan perawatan dan aman bagi operator
(Utama dan Untara, 2013) :

a) Dimension Sizer, mesin pemisah ukuran berdasarkan dimensi akan


memisahkan bentuk produk yang luas, umumnya yang bulat seperti apel,
terong hijau dan sebagainya. Mesin dilengkapi dengan roller sizer yang
melebar (diverging roller sizer) terdiri dari satu set roller-roller dengan jarak
tertentu. Jarak satu roler dengan roler lainnya relatif sempit, kemudian
semakin ke bagian ujung jarak antara satu roller dengan roller lainnya
semakin melebar. Pada proses pemisahan ukuran, produk sayuran yang
memiliki diameter kecil akan jatuh terlebih dahulu di antara roller, diikuti
produk diameter yang lebih besar. Pemisahan ini juga bisa dilakukan dengan
menggunakan diverging coveyor belt atau diverging bar roller sizer dengan
prinsip pemisahan ukuran adalah sama yaitu berdasarkan diameter produk.
Pengukuran secara manual menggunakan jangka sorong digital yng
ketelitiannya hingga 0,01 mm.

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 25 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

b) Electronic weight sizer semakin banyak digunakan di industri- industri besar.


Alat ini memiliki ketelitian tinggi dan mempunyai kemampuan menangani
produk secara hati-hati jika dioperasikan dengan benar. Umumnya diterapkan
untuk menentukan produk-produk yang mempunyai bentuk tidak bundar atau
bentuknya ganjil seperti labu siam, mentimun, terong dan sebagainya.
Pemisahan berdasarkan berat per produk. Penerapan alat dengan
mengalirkan produk pada satu barisan melalui sizer selanjutnya masuk ke
dalam mangkok. Setiap produk yang masuk ke dalam mangkok secara
mekanik atau elektronik diukur berat, dibawa sepanjang sizer, bila sampai
pada kategori berat yang sesuai maka mangkokan sedikit dihentakkan
sehingga produk jatuh ke dalam wadah penampung. Pengukuran berat
secara manual menggnakan timbangan.

c) Image sizer adalah alat generasi terbaru yang efektif untuk mengambil satu
seri gambar setiap individu produk dan menseleksi berdasarkan gambar yang
dibuat. Alat yang sangat sederhana untuk diinstal dan mudah perawatannya
walaupun berharga mahal. Pengamatan keseragaman warna manual
dilakukan secara visual. Alat ukur untuk mengetahui kualitas warna dapat
menggunakan colorimeter AMT507

Gambar 4. Alat Colorimeter


(Sumber : https://mc-tester.com/)

2. Cara menentukan spesifikasi yang berhubungan dengan banyak


produk yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan permintaan
pasar

Spesifikasi produk sayuran yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan SNI


(Standar Nasional Indonesia) dan berdasarkan permintaan pasar. Para petani
Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen
Halaman: 26 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

diberikan sosialisasi dan edukasi mengenalkan produk sayuran yang sesuai


standar dan memenuhi permintaan pasar. Penentuan ini dapat dibantu dengan
sortasi yaitu memisahkan produk yang tidak sesuai untuk pasar dan standard
mutu. Sortasi membantu untuk meningkatkan kepuasan sesuai kebutuhan
konsumen. Sortasi umumnya dilakukan secara manual dengan tangan, tidaklah
sulit, tetapi membutukan konsentrasi dan ketelitian tinggi. Kenyamanan dalam
melakukan sortasi penting diperhatikan jika menginginkan produktifitas tinggi.
Pekerja harus disediakan tempat duduk yang ergonomis seperti alas duduk
karet, ketinggian meja sortasi disesuaikan dengan ketinggian tempat duduk,
atau ketinggian meja dapat dirubah secara fleksibel dengan mudah. Meja
sortasi harus dirancang agar tenaga kerja dapat menjangkau produk dengan
mudah. Sinar cahaya harus cukup agar terhindari bayangan-bayangan pada
produk yang mungkin menyebabkan tidak terlihatnya bagian-bagian yang cacat.

Penentuan spesifikasi produk selain menyesuaikan dengan SNI harus


memperhatikan :

a) Persentase produk yang harus dipisahkan

b) Jumlah pemisahan yang harus dilakukan berdasarkan warna, memar, bentuk,


kematangan, kotoran, produk yang tidak di trimming dengan baik, atau
adanya cacat fisiologis

c) Ukuran produk yang akan disortasi melihat semakin besar produk, maka
semakin mudah keputusan

3. Cara melakukan perlakuan dan pengawasan terhadap kemasan


produk sesuai ketentuan perusahaan

Perlakuan dan pengawasan terhadap kemasan produk sayur dengan


memperhatikan tujuan dari pengemasan, yaitu :
a) Memudahkan pemindahan produk secara vertikal maupun lateral agar setiap
pergerakan atau perpindahan individu dapat dihindarkan
b) Kemasan sebagai wadah produk untuk jumlah atau berat tertentu,
disesuaikan dengan kemudahan pemindahan produk sehingga tidak terlalu

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 27 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

berat ataupun ringan, misalnya memilih menggunakan karton daripada rak


kayu
c) Melindungi produk dari penyusutan dalam pendistribusiannya dengan
memberikan kemasan yang memiliki sirkulasi udara baik dan tetap terjaga
pada penyimpanan suhu dingin
d) Memudahkan pemesanan oleh pasar atau konsumen dengan menempatkan
satu ukuran tertentu, misalnya dikemas per 1 kg
Pengelolaan suhu dan prosedur- prosedur tambahan di dalam pengelolaan
produk.
a) Pengelolaan suhu
Pengelolaan suhu dapat dibagi menjadi dua fase yaitu (1) fase pendinginan
untuk melepaskan panas, dan (2) menjaga produk pada suhu optimum
selama penyimpanan dan pendistribusiannya. Kebanyakan produk, terutama
yang mempunyai laju respirasi sangat tinggi, perlakuan dengan pendinginan
dilakukan setelah panen untuk memaksimumkan mutu dan masa simpan.
Prinsip pendinginan perlu dipahami sebelum menerapkannya.
b) Prinsip Dasar Pendinginan Produk Buah dan sayur
Laju pendinginan cepat dan laju penghangatan lambat diperlukan dalam
perlakuan dan pengawasan produk segar. Dibutuhkan ruang penyimpanan
yang terjaga suhu agar tetap dingin, aktif menampung dan melepaskan
beban panas yang dihasilkan dari berbagai sumber panas. Selama
pendinginan, air dalam produk berubah dari cair menjadi gas atau uap air,
menyerap panas dari produk. Laju pendinginan ditentukan oleh (1)
perbedaan suhu produk dan pendingin atau coolant (air, es atau udara) (2)
luasnya kontak yang terjadi antara produk dan coolant. (3) konduktivitas
termal dari produk yang akan dikemas. Seluruh faktor tidak akan konstan
dalam produk buah dan sayur karena sifat hidup alami dan kemampuan
produk menghasilkan panas respirasi. Produk akan mengalami pemanasan
kembali lebih cepat dibandingkan bila didinginkan karena produk itu sendiri
akan memberikan kontribusi panas (panas respirasi) begitu suhu lingkungan
meningkat.

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 28 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

c) Sistem Refrigerasi Mekanis


Sistem refrigerasi mekanis yang digunakan di dalam ruang pendingin
berdasarkan pada prinsip sederhana pertukaran panas, yaitu cairan harus
menyerap panas untuk berubah menjadi gas. Udara hangat dalam ruang
pendingin bergerak melalui refrigeran cair dalam evaporator. Refrigeran cair
menyerap panas ruang pendingin yang datang dari produk dan sumber
panas lainnya, merubah refrigeran ke dalam bentuk gas. Gas refrigeran
kemudian bergerak ke luar menuju kompresor, di mana gas tersebut
dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan, melepaskan panas ke luar
ruang pendingin.
d) Sumber panas
Selama pendinginan, ada beberapa sumber panas dalam sistem refrigerasi
yang harus bekerja melawannya, yaitu: (1) Panas produk (panas lapang dan
panas respirasi) (2) Panas konduksi (3) Panas inflitrasi dan (4) Sumber panas
lainnya.
e) Teknik pendinginan
Proses pendinginan produk setelah panen dapat menggunakan udara, air,
evaporasi air, dan es sebagai coolant, terdapat lima cara pendinginan produk
sesuai spesifikasi produknya.
Tabel 5. Teknik Pendinginan dengan Kesesuaian Produk

(Sumber : Utama dan Antara, 2013)

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 29 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

Faktor yang menentukan laju pendinginan memperhatikan fisiologi dan


struktur produk yang akan menentukan laju dan jumlah konduktivitas panas,
ukuran kemasan atau wadah curah menentukan waktu yang dibutuhkan
untuk menghantarkan panas dari pusat kemasan atau wadah ke udara dingin
tersirkulasi, metode penyusunan kemasan atau palet dan penempatannya
dalam ruang pendingin yang secara langsung mempengaruhi jumlah udara
yang tersirkulasi di sekitar setiap wadah atau kemasan.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar

1. Menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi produk yang digunakan oleh
perusahaan menurut kebijakan perusahaan

2. Menentukan spesifikasi yang berhubungan dengan banyak produk yang


digunakan oleh perusahaan berdasarkan permintaan pasar

3. Melakukan perlakuan dan pengawasan terhadap kemasan produk sesuai


ketentuan perusahaan

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar
1. Harus cermat dan teliti dalam menentukan warna, berat dan dimensi spesifikasi
produk yang digunakan oleh perusahaan menurut kebijakan perusahaan Harus
cermat dan teliti melakukan perlakuan terhadap sumber penyebab
permasalahan sanitasi dengan menerapkan kaidah kesehatan dan keselamatan
kerja
2. Harus cermat dan hati-hatimenentukan spesifikasi yang berhubungan dengan
banyak produk yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan permintaan pasar
3. Harus cermat dan teliti dalam melakukan perlakuan dan pengawasan terhadap
kemasan produk sesuai ketentuan perusahaan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 30 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB IV
MENGEMAS DAN ATAU MENYIMPAN PRODUK

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengemas dan atau menyimpan


produk

1. Cara memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk sesuai


kualitasnya

Kemasan merupakan faktor penting dalam melindungi produk dan pengaman


produk dari berbagai pengaruh yang dapat mempercepat terjadinya kerusakan.
Kemasan yang baik akan mempermudah distribusi atau pengontrolan produk.
Secara umum kemasan yang dipilih dapat memenuhi fungsi dan peranan
sebagai berikut :

a) Wadah perantara produk selama pendistribusian dari produsen ke konsumen

b) Pelindung dari pengaruh faktor biologi, kimia maupun fisika

c) Memudahkan dalam pengiriman dan pendistribusian

d) Memudahkan penyimpanan

e) Memudahkan penghitungan dengan pengemasan jumlah atau kuantitas


produk

f) Saran informasi dan promosi

Kemasan digolongkan berdasarkan frekuensi pemakaian sekali pakai,


berulangkali pakai dan difungsikan sebagai wadah lainnya. Berbagai kasifikasi
kemasan berdasarkan struktur sistem kemas yaitu kemasan primer yang
langsung bersentuhan dengan produk yang dibungkus, kemasan sekunder yang
tidak bersentuhan langsung dengan produk dan kemasan tersier atau kuartener.
Klasifikasi lainnya berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan berdasarkan
fleksibilitas, mudah dilenturkan tanpa patah atau retak misalnya plastik, kertas
dan foil dan kemasan kaku seperti rak kayu (http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-
sayuran).

Pengemasan sayuran harus dilakukan dengan wadah yang sesuai sehingga tujuan
pengemasan dapat tercapai, yaitu untuk melindungi dan mencegah komoditi dari

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 31 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

kerusakan mekanis, menjaga kebersihan, menciptakan daya tarik bagi konsumen,


memberikan nilai tambah produk serta memperpanjang daya simpan produk
(http://www.fao.org/3/b-be844o.pdf).

Gambar 5. Pengemasan Sayuran dengan Kantong Plastik


(Sumber : http://agriculturalfuture.blogspot.com/2014/07/tehnik-penanganan-pasca-
panen.html)

Wadah kemasan yang digunakan seperti keranjang bambu, keranjang kayu,


keranjang plastik, sak plastik, kantong plastik dan kotak kardus atau karton,
jaring/net. Wadah dipilih yang tidak menyebabkan susut produk sayuran, masih
terdapat ruang agar tidak terlalu rapat dan padat. Wadah kemasan dibedakan
untuk transportasi yang memudahkan pemindahan agar tidak mudah tercecer
dan tetap utuh, dan wadah pajangan yang meningkatkan nilai estetis dan
meningkatkan nilai komersil. Berbagai jenis wadah kemasan yang umum
digunakan dengan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Tabel 6. Jenis Kemasan

No JENIS KEMASAN KELEBIHAN KEKURANGAN


1. Keranjang bambu Bentuk fleksibel dapat Dapat
mengikuti bentuk produk menimbulkan
sayuran luka akibat
gesekan
Ringan Mudah rusak
Harganya murah
Sumber tambahan
penghasilan bagi petani
pengrajin bambu
2. Keranjang plastik Lebih kuat dari keranjang Dapat
bambu/bibit menimbulkan
Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen
Halaman: 32 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

luka akibat
gesekan
Tidak mudah rusak Harga sedikit
mahal
Memenuhi standar pasar
modern dan ekspor
Memperudah
transportasi dan
penyimpanan
Dapat digunakan
berulangkali

3. Kardus/Karton Sesuai standar pasar Harga relatif


modern dan ekspor mahal
Mudah ditangani
Dapat digunakan untuk
transportasi dan retail
Ramah lingkungan dan
mudah didaur ulang
Wadah kemasan yang dipergunakan tetap harus memperhatikan kemudahan
pengangkutan, mempertimbangkan kapasitas angkut truk / kendaraan, kondisi
jalan untuk pendistribusian, waktu angkut dan kebersihan.

Produk sayuran yang sudah dikemas dalam box karton selanjutnya ditempatkan
pada satu unit palet. Beberapa produk yang telah dikemas untuk dikelompokan
menjadi satu unit tunggal agar memudahkan pemindahan secara ekonomis yang
menguntungkan. Hal ini meghemat biaya tenaga kerja dan waktu yang diperlukan
untuk memindahkan produk ke atas truk pengangkut pendistribusian. Ukuran
standard palet telah dikembangkan, sehingga secara umum bisa diterima oleh
komponen-komponen distribusi dari produksi sampai ke pasar. Pallet umumnya
terbuat dari kayu yang kestabilan selama pendistribusian perlu diperhatikan
dengan memasang strapping untuk melingkarkan tumpukan produk, seperti
pemberian pita lakban, logam dan nilon.
2. Cara melakukan / mendemonstrasikan teknik pengisian yang benar
pada wadah khusus sesuai ketentuan perusahaan

Produk sayuran yang telah disortasi dan digrading ke dalam wadah atau
kemasan sesuai kebutuhan perlakuan, dengan penanganan secara hati-hati, dan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 33 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

memperhatikan kapasitas kemasan sesuai rekomendasi. Pengisian dalam wadah


diprioritaskan berukuran sama dengan penataan yang rapi. Sayuran berbentuk
bulat dapat ditumpuk rapi sedangkan sayuran berbentuk panjang ditata
seukuran yang sama, seperti pada gambar :

Gambar 6. Pengisian Sayuran dalam Wadah


(Sumber : blog.pasar.petani)

3. Cara memberi label wadah dan melakukan pengemasan produk sesuai


dengan ketentuan perusahaan dan pelanggan

Pemberian label merupakan program Kementerian Pertanian bertujuan untuk


meyakinkan konsumen bahwa produk sayur tergolong baik, sehat, berkualitas,
bebas pestisida. Produk sayur harus melewati pengujian secara laboratorium
selama satu sampai dua minggu untuk menguji bebas pestisida.
(https://thetanjungpuratimes.com/2016/08/13/sayur-dan-buah-yang-dijual-
sebaiknya-diberi-label/)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 48 th 2009 tentang Good


Agriculture Practices (GAP) untuk buah dan sayur segar. Sertifikasi Prima
merupakan salah satu cara pelabelan produk pertanian buah dan sayur segar
secara resmi untuk memberikan jaminan keamanan pangan. Pelaksanaan
kewenangan tersebut, dibentuk lembaga yang menangani keamanan pangan
produk segar pertanian di Indonesia yaitu Otoritas Kompeten Keamanan Pangan
Pusat (OKKP-P) dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D)
yang berwewenang mengeluarkan sertifikat yang disebut dengan Sertifikat Prima
(file:///C:/Users/User/Downloads/S1-2013-284039-chapter1.pdf).
Wadah produk sayur dapat berupa kemasan plastik yang membungkus produk
sayuran dengan pemberian label berupa stiker, perlu mencantumkan nama
Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen
Halaman: 34 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

produk, produksi daerah asal, tanggal pengemasan, waktu pemanenan dan berat
produk dan nomer registrasi. Penggelompokkan sayuran dalam pemberian
sertifikasi dan label terdapat tiga nama, yaitu :
(1) Prima Satu (P-1), penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani,
produk yang dihasilkan masuk kategori aman dikonsumsi, bermutu baik, dan
cara produksi ramah lingkungan,
(2) Prima Dua (P-2), penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani
yang menghasilkan aman dikonsumsi dan bermutu baik,
(3) Prima Tiga (P-3), penilaian yang diberikan terhadap pelaksana usaha tani
dengan produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.
Pelabelan diberikan pada luar kemasan, idealnya berisi nama komoditi dan kelas
mutunya, nama produsen, alamat produsen, tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa serta berat bersih. (http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/941-pasca-panen-sayuran)

Gambar.7 Pemberian Label


(Sumber : thetanjungpuratimes.com)

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar

1. Memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk sesuai kualitasnya

2. Melakukan/mendemonstrasikan teknik pengisian yang benar pada wadah


khusus sesuai ketentuan perusahaan

3. Melakukan pengemasan produk dan pemberian label pada wadah sesuai dengan
ketentuan perusahaan dan pelanggan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 35 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Menentukan pengemasan sesuai


kebutuhan pasar

1. Harus cermat dan teliti dalam memilih wadah kemasan yang tepat untuk produk
sesuai kualitasnya

2. Harus cermat, teliti dan hati-hati dalam melakukan/mendemonstrasikan teknik


pengisian yang benar pada wadah khusus sesuai ketentuan perusahaan

3. Harus cermat dan teliti dalam melakukan pengemasan produk dan pemberian
label pada wadah sesuai dengan ketentuan perusahaan dan pelanggan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 36 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

BAB IV
MENCATAT KEGIATAN PASCAPANEN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mencatat kegiatan pascapanen

1. Cara mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen menurut


ketentuan perusahaan

Pencatatan dilakukan pada setiap tahapan kegiatan pascapanen terutama di


titik kritis terjadinya potensi cemaran. Pencatatan dilakukan secara cermat dan
teliti yang dipermudah dengan menggunakan tabel seperti berikut :

Tabel 7. Tahapan Pascapanen

No. Tahapan Standar Titik Keterangan


Pascapanen Perusahaan kritis

1.

2.

3.

4.

5.

2. Cara mencatat dan menyimpan hal-hal penting selama kegiatan


pascapanen secara tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaaan

Tahapan kegiatan pascapanen dicatat secara tertib, rapi dan teliti dengan
menyimpan pada dosir dokumen yang mudah diakses saat diperlukan sesuai
ketentuan perusahaan. Selama kegiatan pascapanen perlu pencatatn waktu dan
hal-hal penting yang harus diperhatikan.

Tabel 8. Pencatatan Hal-Hal Penting

No. Waktu Standar Hal-hal Permasalahan


Pelaksanaan Perusahaan Penting

1.

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 37 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

2.

3.

4.

5.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mencatat kegiatan pascapanen

1. Mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen menurut ketentuan perusahaan

2. Melakukan mencatat dan menyimpan hal-hal penting selama kegiatan secara


tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaan

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mencatat kegiatan pascapanen

1. Harus cermat dan teliti dalam mencatat setiap tahapan kegiatan pascapanen
menurut ketentuan perusahaan

2. Harus cermat dan teliti dalam melakukan mencatat dan menyimpan hal-hal
penting selama kegiatan secara tertib dan rapi sesuai ketentuan perusahaan

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 38 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan
3. Keputusan Menteri No.196/ MEN/III/2005
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
5. Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
6. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 181/LATTAS/XII/2013
Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

B. Buku Referensi
1. Kementerian Tenaga Kerja RI, Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis
Kompetensi, Jakarta, 2013
2. S. Utama, I Made, S. Antara, Nyoman, 2013, Pasca Panen Tanaman Tropika :
Buah dan Sayur, Tropical Plant Curriculum Project, Modul Kuliah, Udayana
University
3. Good Handling Practices (GHP) Penanganan Pasca Panen No.02, Pengumpulan
Hasil Panen, Pembersihan, Pemilihan, Pengemasan dan Transportasi Cabai. Food
and Agriculture Organization of the United Nations.

C. Majalah atau Buletin


1. Yuarini, Anom, et.al, Strategi Peningkatan Kualitas Produk Sayuran Segar Organik
pada CV. Golden Leaf Farm Bali, Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol.3, No.2,
Oktober 2015, Universitas Udayana, Bali

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 39 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet,
file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20Pa
nen%20(2).pdf, diunduh pada tanggal 23 Desember 2018
2. Browsing internet, https://media.neliti.com/media/publications/26297-ID-strategi-
peningkatan-kualitas-produk-sayuran-segar-organik-pada-cv-golden-leaf-f.pdf,
diunduh pada tanggal 22 Desember 2018
3. Browsing internet, www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
pertanian/941-pasca-panen-sayuran, diunduh pada 23 Desember 2018
4. Browsing internet,
file:///C:/Users/User/Downloads/Panen%20dan%20Penanganan%20Pasca%20Pa
nen.pdf, elisa.ugm.ac.id, diunduh pada 22 Desember 2018
5. Browsing internet, https://www.menanamtanaman.com/2014/08/kualitas-
sayuran-pertanian-pkl.html, diunduh pada 23 Desember 2018
6. Browsing internet, simonbw.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/KUALITAS-WEEKS-
12.pdf diunduh pada 20 Desember 2018
7. Browsing internet,http://www.fao.org/3/b-be844o.pdf, diunduh pada 20
Desember 2018
8. Browsing internet,
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/memperkuat_dayasaing_produk_pe/BAB
-III-3.pdf, diunduh pada 20 Desember 2018
9. Browsing internet,
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/infopublik/eselon2/RENST
RA_PASCAPANEN_TAHUN_2010-2014.pdf, diunduh pada 22 Desember 2018
10. Browsing internet, earnmcr.blogspot.com/2014/01/pasca-panen-dan-
pemasaran.html. diunduh pada 22 Desember 2018
11. Browsing internet, https://thetanjungpuratimes.com/2016/08/13/sayur-dan-buah-
yang-dijual-sebaiknya-diberi-label/) diunduh pada 22 Desember 2018
12. Browsing internet, file:///C:/Users/User/Downloads/S1-2013-284039-chapter1.pdf
diunduh pada 22 Desember 2018
13. Browsing internet, https://grosirsayuranorganik.wordpress.com/tag/grosir-
sayuran-organik/, diunduh 23 Desember 2018

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 40 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

14. Browsing internet, https://www.tneutron.net/pangan/sortasi-dan-grading/,


diunduh 23 Desember 2018
15. Browsing internet, http://agriculturalfuture.blogspot.com/2014/07/tehnik-
penanganan-pasca-panen.html, diunduh 23 Desember 2018

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 41 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Tanaman Sayuran TAN.SY02.023.01

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin
Nama
No. Keterangan
Peralatan/Mesin
1. Sarung tangan Berbahan karet atau kain, untuk melindungi tangan saat
melakukan sortasi/grading
2. Keranjang bambu Keranjang terbuat dari bambu yang dianyam

3. Keranjang plastik Keranjang plastik berlubang-lubang

4. Box/karton Box/Karton berventilasi/berlubang

5. Timbangan Penimbang sayuran kapasitas minimal 5 kg

6. Jangka sorong Alat pengukur diameter sayuran ketelitian hingga 0,1 mm

7. Alat tulis Kertas dan pulpen/pensil untuk mencatat kegiatan


pascapanen

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Sayuran Sayuran berbagai jenis, daun, buah dan umbi
2. Plastik wrapping Plastik wrapping untuk mengemas sayuran

3. Wadah plastik Bahan plastik/sterefoam untuk menempatkan sayuran

4. Label Berbahan kertas stiker, bertuliskan nama, nomor


registrasi

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI


1. Dian Mentari Alam, STP, M.Si  Penggerak Swadaya Masyarakat
Muda di Balai Besar
Pengembangan Latihan
Masyarakat
 Anggota Komunitas Petani Kota
Keren (PKK)

Judul Modul Melakukan Penanganan Pasca Panen


Halaman: 42 dari 42
Buku Informasi Versi: 2018

Anda mungkin juga menyukai