Anda di halaman 1dari 15

Sosialisasi dan Strategi

Implementasi Kebijakan
Publik

DIKLAT LPEM FEB UI

Riatu Qibthiyyah
OUTLINE

(SOSIALISASI) ANALISA KEBIJAKAN


Proses komunikasi bagian dari analisa kebijakan. Analisa kebijakan mencakup proses
yang bersifat teknis, dan juga proses sosial di-mana struktur, cakupan, dan intensitas
interaksi antara pemangku kepentingan akan mempengaruhi penciptaan dan
penggunaan informasi untuk kebutuhan proses analisa permasalahan dan kebijakan
tersebut.

(Dunn, Figure 9.1) Proses Komunikasi Kebijakan: Analysis, Documentation, Discourse,


Utilization.

2
PROSES KOMUNIKASI KEBIJAKAN
Sumber: Figure 9.1 The Process of Policy Communication, as stated in Dunn (2017)
Kualitas teknis. Keandalan, validitas, dan kesesuaian metode merupakan salah satu faktor yang

(POLICY) ANALYSIS
HAL APA SAJA YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN
mempengaruhi utilisasi (analisis). Dasar dikeluarkannya kebijakan dari adopsi evidence-based
policy menegaskan pentingnya kualitas teknis, meskipun terdapat perdebatan yang terus
berlanjut mengenai definisi bukti dan sains itu sendiri.

Kesesuaian dengan harapan pengguna. Pengguna analisis tidak mempunyai harapan yang
seragam mengenai kegunaan analisis, dan mereka juga tidak menggunakan kriteria yang sama
untuk menilai kebenaran dan kegunaan informasi. Tantangan terhadap status quo. Meskipun
tidak ada harapan yang seragam, pengguna tampaknya dipengaruhi oleh informasi berbasis
penelitian yang bertentangan dengan kebijakan yang ada. Tantangan terhadap kebijakan yang
ada mungkin sejalan dengan beragamnya ekspektasi mengenai kebenaran atau kegunaan
informasi.

Tantangan terhadap status quo. Meskipun tidak ada ekspektasi yang seragam, pengguna
kemungkinan dipengaruhi oleh research-based information yang men-challenged kebijakan
yang ada. Tantangan terhadap status quo mungkin sejalan dengan beragamnya ekspektasi
mengenai kebenaran atau kegunaan informasi.

Kendala organisasi. Beberapa model perubahan dan stabilitas kebijakan, yaitu rasionalitas
terbatas dan penyesuaian timbal balik yang partisan, menegaskan bahwa faktor sosial, politik,
dan ekonomi di luar proses penilaian kualitas, kebenaran, atau kegunaan informasi memainkan
peran penting dalam membentuk penggunaan informasi.

Dapat ditindaklanjuti. Ciri utama analisis kebijakan dan cabang ilmu sosial terapan lainnya
adalah bahwa hal-hal tersebut tidak mungkin ditindaklanjuti kecuali berguna bagi pembuatan
kebijakan untuk diadopsi dan diimplementasikan.
Sintesis; Informasi harus disintesis menjadi dokumen yang panjangnya berkisar dari satu atau dua

KOMPONEN: DOKUMENTASI KEBIJAKAN


halaman (memorandum kebijakan) hingga lebih dari dua puluh lima halaman (makalah dan laporan
isu kebijakan). Informasi juga harus disintesis ketika merangkum makalah isu kebijakan dalam bentuk
ringkasan eksekutif dan rilis berita.
Organisasi; Menampilkan informasi dengan cara yang koheren, konsisten secara logis, dan ekonomis.
Meskipun dokumen berbeda-beda dalam gaya, isi, dan panjangnya, mereka biasanya memiliki
elemen umum tertentu:
Ikhtisar atau ringkasan isi makalah
Latar belakang upaya sebelumnya untuk menyelesaikan masalah
Diagnosis ruang lingkup, tingkat keparahan, dan penyebab masalah
Identifikasi dan evaluasi solusi alternatif
Rekomendasi tindakan yang dapat memecahkan masalah
Menerjemahkan; Terminologi dan teknik khusus analisis kebijakan harus diterjemahkan ke dalam
bahasa para pemangku kepentingan kebijakan.
Penyederhanaan; Solusi potensial terhadap suatu masalah seringkali rumit. Penyederhanaan
hubungan kuantitatif yang kompleks juga dapat dicapai dengan menyajikan kasus-kasus bahasa biasa
yang melambangkan profil kuantitatif.
Tampilan visual; Jika diperlukan, tampilan visual informasi kuantitatif—diagram batang, histogram,
diagram lingkaran, grafik garis, peta yang dihasilkan dari sistem informasi geografis (GIS)—dapat
meningkatkan efektivitas komunikasi kebijakan.
Ringkasan; Mengingat keterbatasan waktu dan padatnya agenda, bagi sebagian pembuat kebijakan,
mereka lebih cenderung membaca ringkasan eksekutif atau memorandum yang ringkas dibandingkan
makalah kebijakan yang lengkap. Keterampilan dalam menyiapkan ringkasan sangat penting untuk
komunikasi kebijakan yang efektif.
PRODUCT: POLICY ISSUE PAPER
• Dengan cara apa permasalahan kebijakan dapat dirumuskan?
• Apa cakupan dan tingkat keparahan masalahnya?
• Sejauh mana permasalahan tersebut memerlukan intervensi pemerintah?
• Jika tidak ada tindakan yang diambil, bagaimana kemungkinan masalah ini
akan berubah ke depannya?
• Apakah unit pemerintahan lain sudah mengatasi masalah ini, dan jika ya,
apa konsekuensinya?
• Tujuan dan sasaran apa yang harus dicapai dalam memecahkan masalah?
• Alternatif kebijakan utama apa yang tersedia untuk mencapai tujuan dan
sasaran tersebut?
• Kriteria apa yang harus digunakan untuk mengevaluasi kinerja alternatif-
alternatif ini?
• Alternatif apa yang harus diadopsi dan diterapkan?
• Lembaga mana yang harus bertanggung jawab atas implementasi
kebijakan?
• Bagaimana kebijakan tersebut akan dipantau dan dievaluasi?
PRODUCT: MEMORANDA / POLICY BRIEFS
Memorandum dan laporan kebijakan mengambil dan mensintesis
substansi, kesimpulan, dan rekomendasi makalah isu kebijakan, laporan
penelitian, dan dokumen sumber lainnya.

Komponen:
• Judul harus menyatakan secara ringkas kesimpulan utama, rekomendasi,
atau tujuan memo.
• Paragraf pengantar harus meninjau permintaan informasi dan analisis,
menyatakan kembali pertanyaan utama yang diajukan oleh klien, dan
menjelaskan tujuan memo tersebut.
• Isi memo umumnya tidak lebih dari beberapa halaman. Pernyataan dapat
berbentuk bullet points yang sebaiknya hanya digunakan untuk menyorot
sejumlah kecil item penting seperti tujuan, sasaran, atau pilihan.

Rilis berita, biasanya merangkum kesimpulan dan rekomendasi dari


makalah atau laporan isu kebijakan utama.
INTERAKSI: PRESENTASI (ANALISA KEBIJAKAN)
Percakapan, seminar, briefings, pertemuan, dan hearings merupakan
cara komunikasi interaktif untuk memperoleh informasi dan
memanfaatkan pengetahuan yang relevan untuk proses penyusunan
dan implementasi kebijakan.

Proses (moda) komunikasi interaktif tersebut mempertimbangkan:


• Cakupan kelompok (target audience)
• Jumlah spesialis yang hadir dan atau terlibat dalam perumusan
kebijakan terkait
• Konteks apakah anggota kelompok familiar dengan metode
analisis
• Kredibilitas (independensi) analis dalam kelompok pertemuan
tersebut
• Sejauh mana presentasi tersebut penting bagi kebijakan yang
sedang dipertimbangkan
REVIEW: USE OF INFORMATION IN POLICYMAKING
Perceived Quality of Information. Karakteristik informasi yang dihasilkan oleh
analisis kebijakan mempengaruhi penggunaannya oleh pembuat kebijakan.
Informasi yang sesuai dengan spesifikasi produk pembuat kebijakan lebih
mungkin digunakan dibandingkan informasi yang tidak sesuai, karena spesifikasi
produk mencerminkan kebutuhan, nilai, dan peluang yang dirasakan pembuat
kebijakan.
Perceived Quality of Methods. Penggunaan informasi oleh pembuat kebijakan
dibentuk oleh proses penyelidikan yang digunakan oleh para analis untuk
menghasilkan dan menafsirkan informasi tersebut. Informasi yang sesuai
dengan standar kualitas penelitian dan analisis lebih mungkin digunakan.
Kompleksitas Masalah. Pemanfaatan informasi oleh pengambil kebijakan juga
dipengaruhi oleh kesesuaian metode dan kompleksitas permasalahan.
Permasalahan yang relatif terstruktur dengan baik yang melibatkan konsensus
mengenai tujuan, sasaran, alternatif, dan konsekuensinya memerlukan
metodologi yang berbeda dibandingkan dengan permasalahan yang relatif tidak
terstruktur.
Kendala Politik dan Organisasi. Penggunaan informasi juga dipengaruhi oleh
perbedaan struktur formal, prosedur, dan sistem insentif organisasi publik.
Pengaruh elit pembuat kebijakan, cakupan peran birokrat, formalisasi prosedur,
dan pengoperasian sistem insentif yang menghargai konservatisme dan
menghukum inovasi berkontribusi pada kurang digunakannya dan tidak
digunakannya informasi yang dihasilkan oleh para analis.
REVIEW ON POLICY PROCESS
Sumber: Wiemer & Vining 2011

10
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dan kegagalan (implementasi kebijakan)

Logika kebijakan: Apakah teori yang mendasarinya


masuk akal?
Apakah fase adopsi memberikan insentif (atau
disinsentif) bagi implementasi kebijakan tersebut?
Assembly: Siapa yang memiliki unsur-unsur penting
(pada) proses pengambilan kebijakan?
Ketersediaan “fixers”: Siapa yang akan mengelola
assembly?
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Thinking strategically about implementation
problems

• Pemetaan ke depan (forward mapping): identifikasi


skenario implementasi
• Pemetaan ke belakang (backward mapping):
rancangan kebijakan dari bawah ke atas (bottom-
up)
• Hasil kebijakan: ketidakpastian dan koreksi
kesalahan
• Responsif terhadap heterogenitas
• Memahami implikasi dari interaksi berulang
REFERENSI
Dunn, William. N., Public Policy Analysis: An Introduction, 4th edition, Pearson
Prentice Hall, 2008, New Jersey
Weimer, David.L. and Aidan. R. Vining. 2011. Policy Analysis (Ed. 5). New York,
NY: Longman/Pearson.
EMPIRICS – TWIST ET AL 2023
Smart cities & citizen discontent: A systematic review of the literature

Governments across the world are experimenting with smart city technologies but
recent studies suggest that not all citizens support this development. However, a
comprehensive understanding of citizen discontent with the smart city is missing.
This study systematically reviews academic research addressing citizen discontent
with the smart city. Based on a set of 58 articles, two perspectives on citizens’
discontent are identified. One perspective focuses on active discontent: citizens are
dissatisfied with the technology, democratic process, and societal impact of the
smart city and show different types of behavior to express their discontentment.
The other perspective emphasizes passive discontent: citizen discontent does not
manifest itself due to citizens’ lack of awareness and skills and the absence of
channels to express their discontentment. Both perspectives on discontent suggest
different government responses respectively to overcome citizen discontent
through ‘the right technologies’, ‘the right rules’, and ‘the right information’, or to
stimulate critical citizenship through ‘the right to smart city education and
empowerment’ and the ‘right to participate and challenge’. Based on our findings, a
fine-grained understanding of attitudes and behavior, and government actions to
address citizen discontent is developed.
EMPIRICS – TWIST ET AL 2023

Anda mungkin juga menyukai