Anda di halaman 1dari 7

PEMANASAN GLOBAL

Oleh :
I Made Sastra Jaya Wijaya(20/XH)

Suhu udara yang meningkat dan terasa panas mungkin sering kali kita
rasakan,tentu nya hal itu diakibatkan karena terjadinya kenaikan suhu udara
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Emisi gas-gas yang dilepaskan ke
atmosfer dari berbagai aktivitas manusia di bumi menimbulkan efek rumah kaca
di atmosfer. (Perpustakaan menlhk, 2019).Nah efek rumah kaca sendiri
berkaitan erat dengan yang namanya pemanasan global.

Pemanasan global (Global Warming) adalah suatu kejadian atau fenomena


terjadinya peningkatan suhu rata-rata udara,yang mana penyebab utama nya
ialah aktivitas manusia seperti, penggunaan bahan bakar fosil, penggundulan
hutan, pemakaian plastik, dll. Pemanasan global sendiri terjadi karena gas yang
dihasilkan dari aktivitas manusia seperti gas karbon dioksida (CO2), gas metana
(CH4), serta karbon monoksida (CO), dan gas lainnya itu kemudian berada di
atmosfer bumi dan kemudian menyerap sebagian panas matahari,Nah proses ini
dikenal dengan nama efek rumah kaca.Nah efek rumah kaca ini sebenarnya
bagus untuk bumi karena membuat bumi kita menjadi lebih hangat,namun
apabila berlebihan maka akan menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Istilah Efek rumah kaca (greenhouse effect) merupakan istilah yang cukup erat
kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca karena
adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di dalam
atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk
menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah
kaca terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada
di dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas
tidak dapat keluar (greenhouse effect). (Agnes Sri Mulyani, 2021). Penyebab
pemanasan global yakni, karena aktivitas manusia yang banyak menghasilkan
gas rumah kaca terutama (CO2). aktivitas manusia seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), pemakaian bahan bakar kendaraan berlebihan, dan boros
pemakaian listrik. Polusi udara berupa gas karbon yang dihasilkan kendaraan
bermotor roda dua (motor) maupun roda empat (mobil/truk/bus) berbahan bakar
fosil (BBM) tersebut memberikan kontribusi terbesar (>80 persen) dalam
pembentukan gas rumah kaca yang akan mengakibatkan meningkatnya suhu
atmosfer bumi. (Kemenhub, 2022)

1
Selain, penggunaan bahan bakar fosil penggundulan hutan juga ternyata
menjadi penyebab terjadinya pemanasan global, karena hutan berfungsi untuk
menyerap karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen, bila hutan
semakin menipis tentunya karbon dioksida yang ada di atmosfer akan semakin
menumpuk. Sampah plastic yang dihasilkan manusia juga dapat menghasilkan
gas rumah kaca karena, Saat kita membuang makanan dan sampah taman ke
dalam tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur
di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah
mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak
lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat
mengakibatkan perubahan iklim (WWF dalam Envihsa FKM UI, 2020).
Perubahan iklim tentunya juga berkaitan dengan pemanasan global.
Dampak pemanasan global yaitu menyebabkan terjadi nya kenaikan suhu di
permukaan bumi, mencair nya es di kutub utara, dan perubahan iklim. Mencair
es di kutub utara tentu akan membuat terjadinya kenaikan permukaan air laut
yang berdampak membuat kepulauan yang ada di Indonesia perlahan
tenggelam, Selain itu perubahan iklim sendiri akan mengakibatkan terjadinya,
gagal panen , curah hujan yang tinggi, sampai menyebabkan bencana seperti
banjir, tanah longsor, dan kekeringan.“Perubahan pola curah hujan dan
kenaikan suhu udara, menyebabkan produksi pertanian menurun secara
signifikan. Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan
tanaman yang mengalami gagal panen atau puso semakin luas”. (Dwikorita,
2023). Nah, cara menanggulangi pemanasan global menurut saya yaitu, beralih
dari energi tak terbarukan ke energi alternatif seperti beralih ke Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) selain lebih ramah lingkungan dengan
beralih ke energi alternatif juga akan mengurangi pemberian emisi gas-gas
rumah kaca ke atmosfer. Kita juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dari
penggunaan kendaraan berlebih dengan cara memakai sepeda atau memakai
sepeda Listrik serta berjalan kaki bila ingin berpergian ke tempat yang dekat.
Tentu kita juga bisa mengurangi dampak pemanasan global dengan cara
melakukan reboisasi agar hutan tidak gundul, dengan begitu CO2 yang ada di
atmosfer akan diserap oleh hutan, kita juga harus melarang keras penebangan
liar karena, selain mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap CO2, namun
juga merusak tempat tinggal bagi makhluk hidup yang ada di hutan. Kita juga
hendaknya mengurangi penggunaan plastic seperti tas plastic dan
menggantinya dengan memakai tas kain, kita juga lebih baik menggunakan
tumbler ketimbang botol plastic karena dengan itu kita juga sudah mengurangi
emisi gas rumah kaca, selain itu kita hendaknya tidak boros Listrik dan
menghemat, bila ada lampu yang tidak digunakan kita matikan.
2
Nah, dengan demikian pemanasan global sendiri terjadi akibat ulah manusia itu
sendiri dan kita juga hendaknya menyadari dan mulai melakukan cara untuk
menanggulangi nya, juga dengan cara yang sudah saya jabarkan tadinya saya
rasa itu mampu untuk membuat bumi kita ini menjadi lebih baik kedepannya.

3
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. (2019, 5 November).
MENGUKUR DAN REDUKSI GAS RUMAH KACA.
Perpustakaan.menlhk.go.id Diakses pada 2 Maret 2024, dari
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?
page=detail_news&newsid=474
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2022, 18 Oktober). Tekan
Polusi, Kemenhub Dorong Elektrifikasi Kendaraan Bermotor.
Dephub.go.id Diakses pada 3 Maret 2024, dari
https://dephub.go.id/post/read/tekan-polusi,-kemenhub-dorong-
elektrifikasi-kendaraan-bermotor
Mulyani, A. S. (2021). Pemanasan global, penyebab, dampak dan
antisipasinya.
Putratama, R. (2023, 1 Agustus). Waspada ! Pertanian Jadi Sektor Paling
Terdampak Perubahan Iklim. Bmkg.go.id Diakses pada 2 Maret 2024,
dari https://www.bmkg.go.id/berita/?p=bmkg-waspada-pertanian-jadi-
sektor-paling-terdampak-perubahan-iklim&lang=ID&tag=press-release
Sampah dan Hubungannya. Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca. (2020, 28
Februari). Envihsa.fkm.ui.ac.id Diakses pada 3 Maret 2024, dari
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2020/02/28/ehi-feb-march/

4
4
2

Anda mungkin juga menyukai