Anda di halaman 1dari 37

PELATIHAN

PERENCANAAN IRIGASI TINGKAT DASAR

Perencanaan Blok Tersier


Dengan Program komputer

Oleh

Ir. Bambang Wahyudi MP

DIREKTORAT IRIGASI
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

0
KATA PENGANTAR
Dalam rangka “ Pelatihan Perencanaan Perencanaan Irigasi Tingkat Dasar “ yang
diadakan oleh Direktorat Irigasi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen
Pekerjaan program tahun Anggaran 2010, yang dilaksanakan di Surabaya pada bulan
Mei tahun 2010 maka disusun makalah atau Modul Pelatihan “Perencanaan Blok
Tersier Dengan Program komputer “

Modul Pelatihan “Perencanaan Blok Tersier Dengan Program komputer “ ini disarikan
dari pengalaman penyusun dalam pengalaman kerja pembuatan Perencanaan Detail
DesainJ aringan tersier Proyek Irigasi Komering Kabupaten Martapura Propinsi Sumatera
Selatan tahun 2008.

Adapun program komputer yang di gunakan dalam perhitungan Model Hidrolis muka air
saluran tersier – sekunder maupun drainasi dengan program Exel Window beserta grafik
nya menggambarkan kondisi tampang memanjang saluran tersier – kuarter maupun
drainasinya. Dan peta yang digunakan peta dengan program AutoCad . Program dapat
disesuaikan kondisi daerah peserta kursus.

Selain untuk saluran tersier- kuarter , program ini dapat diterapkan pada sistim jaringan
saluran primer dan sekunder .

Akhirnya penyusun berharap agar makalah ini dapat dipakai sebagai bahan acuan
dalam merencanakan detail desain Bangunan dan jaringan irigasi tersier- kuarter bagi
para petugas di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air baik di tingkat pusat
maupun daerah dengan baik dan benar .

Jakarta, Mei 2010


Penyusun

Ir. Bambang Wahyudi MP

1
1 . PERENCANAAN BLOK TERSIER DENGAN PROGRAM KOMPUTER
1.1 Pendahuluan
Mengingat didalam proses pembuatan Perencanaan detail desain tata
jaringan tersier suatu areal irigasi misalnya untuk areal 3000 ha rata rata
terbagi dalam 40 sampai 50 blok tersier. Dan setiap blok tersier harus ini
harus dianalisa baik analisa hidrolis muka airnya di saluran tersier kuarter
dan drainasi ,dimana dimensi masing-masing ruas dengan beberapa type
ukuran dan jenis bahan ; box yang diperlukan 4 – 6 unit yang dilengkapi
dengan beberapa pintu geser ; bangunan silang atau gorong – gorong yang
digunakan mempunyai tipe ukuran dan sebagainya. Hal ini untuk
menggambarkan kalau di matrix jumlah blok kali item pekerjaan di satu
bloktersier akan ditemukan puluhan ribuan meter saluran dan ratusan unit
bangunan prasrana tersier yang harus di selesaikan. Maka untuk hal ini
diperlukan suatu metode kerja yang dapat mempercepat proses penyesaian
pekerjaan .
Salah satu metode yang diperlukan yaitu dengan memakai program Exel
window yang telah kita kenal dari tahun 1980 an dan program auto Cad
untuk penggambaran yang tidak perlu kita beli. Yang diperlukan adalah
hanya perhatian dan ketekunan.
Program lain sesuai kemajuan tehnologi yang lebih canggih tentu ada , tapi
kita harus membeli atau menyewa.

1.2 Data- data yang diperlukan


Data- data yang diperlukan atau dipersiapkan untuk merencanakan sistim
jaringan tersier- kuarter dan drainasi dengan menggunakan program
computer Exel dan penggambaran dengan AutoCad adalah :
1. Peta blok tersier ( lampiran 1 )
2. Tabel Daftar Dimensi ambang box tersier( Lampiran 2)
3. Kriteria Perencanaan Saluran Tersier – kuarter seperti :
(a). Modul Kebutuhan air petak tersier q = lt / dt / ha dalam contoh ini
digunakan q = 1,8 lt/dt / ha.
(b) Modul drainasi petak tersier Dm = 6,17 lt/dt/ha

2
(c) Koefisien kekasaran strickler untuk saluran tersier-kuater

Saluran
Koefisien K
tersier kuarter Drainasi
K pasangan beton = 60 60 -
K tanah = 30 30 25

(d) Standar dimensi saluran yang akan diterapkan pada sistim saluran di
blok tersier yang akan direncanakan.seperti gambar dibawah ini
Tinggi jagaan :

Saluran
Tinggi Jagaan (m)
tersier kuarter Drainasi
K pasangan beton = 0,30 0,25 -
K tanah = 0,30 0,20 0,20

(e) Batas kecepatan di saluran

Saluran
Kecepatan (m/dt)
tersier kuarter Drainasi
V pasangan beton = <0,40 <0,40 -
V tanah = <0,40 <0,40 < 0,70

4. Propil Memanjang dan sistim saluran melintang jaringan tersier hasil


pengukuran lapangan

5. Propil Memanjang sistim saluran primer – sekunder . Gambar ini untuk


mengetahui elevasi muka air di saluran induk ( primer ) – Sekunder
terutama di bangunan-bangunan bagi sadap atau sadap saja dimana Box
Tersier atau sistim salurannya akan di sambung dan direncanakan . Dan
gambar - gambar detail bangunan sadap dan bangunan bagi sadap.

3
4
Gambar Standar saluran tersier – kuarter dan Drainasi

Catatan :
Saluran drainasi tidak
boleh ada tanggul

3
2. Manual Pembuatan perencanaan blok tersier dengan program computer
2.1 Membuat Tata Letak sistim Jaringan irigasi di Blok tesier
1. Membuat Trase Saluran tersier – kuarter
Cara nya antara lain :
a. Membuat draf saluran tersier – kuarter dan drainasi
- Peta sub Blok tersier peta AutoCad dicetak pada kertas A3. Lampiran 1.
- perjelas batas peta-petak blok tersier dengan pinsil warna merah jambu
- tarik garis atau warnai alur alur alam dengan wana merah yang akan
berfungsi sebagai batas- batas alam peta – petak sub blok tersier.
Untuk mempermudah atau menandai letak bangunan bangunan silang
atau gorong pembawa atau talang maupun blok kuarter . Serta
mempermudah untuk menarik arah rase drinasi sebagai lokasi aliran
pembuamg air drainasi, sebagai batas masing – masing petak sub blok
tersier.
- beri warna coklat atau garis doebel warna merah yang merupakan notasi
jalan , Untuk mempermudah atau menandai letak bangunan bangunan
silang atau gorong pembawa
b. Membuat Peta final Jaringan tersier – kuarter dan drainasi yaitui
menindahkan gambar peta draft dengan pinsil ke computer peta sub petak
tersier .
c. Dengan selesainya tata letak trase saluran tersier- kuater dan drainasi
beserta lokasi – lokasi bangunan silang nya seperti gorong –gorong silang
terutama yang silang dengan alur alam ,talang dan sebagainya.( lampiran 3)

2. Hitung semua Luas masing Sub blok tersier yang di gambar dalam peta petak
secara auto Cad tadi. Beri notasi dan catat luasnya cantumkan dalam peta sub
blok tersier tadi.

a1
Dan sterusnya
7,45 ha

4
3. Hitung luas areal catchment area drainasi
Hitung luas catchment area drainasi masing masing petak sub blok tersier .
Beri notasi dan catat luas catchmen areanya serta buat table seperti di
bawah ini.

DAFTAR LUAS CATCHMENT AREA SUB BLOCK TERIARY RB 4 kn

LUAS CATCHMENT AREA SUB BLOCK


TERIARY RB 4 kn
NAMA LUAS
TOTAL
SALURAN
DRAINAGE a1 a2 a3 b1 b2 b3 c1 c2 c3 Others ( ha )
dk a1+a2 7,6 7,6
dk a1+a3+c1 7,6 - 4,05 - - - 10,45 - - - 22,1
dk b1+b2 - - - 3,87 9,04 - - - - - 12,91
dk a3+b1 - - 4,05 3,87 - - - - - - 7,92
dk a1+
a3+b1+b2+c1 7,6 4,05 3,87 9,04 - 10,45 - - - 35,01
dk b2+c3 - - - - 9,04 - - - 7,34 - 16,38
dk a1+
a3+b1+b2+c1+c2+c3 7,6 4,05 3,87 9,04 - 10,45 12 7,34 - 54,35
dk b3 - - - - - 4,46 - - - - 4,46
dk b2 +c3 - - - - - 4,46 - - 12,07 - 16,53
Dk c1 +C2 10,45 2,23
DK. Siholai
(b3+b2+c3+ dk (7) - - - - 9,04 4,46 - - 12,07 54,35 79,92

2.2 Membuat skema jaringan Irigasi Petak tersier


Berdasar kan luas sub petak – sub petak tersier yang tersebut dalam point ( 2 ) dan
modul kebutuhan air di sub petak tersier dapat di buat skema jaringan Irigasi
Petak tersier seperti tergmbar di bawah ini.

Nama Petak (ha )

2.3 Luas Petak


Sketsa (ha
jaringan .

Debit = 1,8 x luas lt/dt


5
Dari situasi alur peta trase saluran tersier – kuarter dan drainai beserta bangunan –
bangunan prasarananya seperti box tersier,box kuarter , gorong , talang dan
sebagainya.
Gambar sketsa ini bermanfaat saat kita membuat daftar jarak dan elevasi tertinggi
atau terendah dari saluran tersier – kuarter maupun drainasi kita tahu arah kemana
aliran air akan mengairi patok ke kiri atau ke kanan dari patok- patok pengukuran .
Demikian juga elevasi terendah daerah yang akan didrainasi.

6
Gambar Sketsa Peta situasi tata jaringan tersier

7
Contoh Sketsa jaringan di sub tersier lain

8
2.4. Pengukuran Lapangan
Pembuatan / menarik garis trase saluaran tersie – kuarter dan dranasi telah selesai
( poin 1) telah selesai maka tata letak prasaran bangunan jaringan blok tersier
dapat diketahui . Peta ini diserahkan kepada team pengukuran untuk diukur Trase
potongan memanjang dan melintang untuk semua segmen atau ruas saluran
tersier – kuarter dan drainasi. Dan lokasi titik silang antara saluran alam maupun ,
jalan setapak , jalan desa atau jalan raya dengan saluran tersier dibuat situasi
detailskala 1 : 2000 terutama untuk lokasi yang diperkirakan akan menjadi lokasi
talang , siphon maupun culvert dan gorong – gorong seuai Kriteria perencanaan
yang berlaku. Dan catat kondisi situasi lokasi tersebut seperti muka air sungai
atau alur alam, kondisi visual tanah becek/kering/ keras untuk mengetahui
apakah di perlukan penelitian geologi khusus .

2.5 Penggambaran dengan AutoCad


Dari hasil pengukuran lapangan di buat gambar potongan memanjang dan
melintang setiap ruas saluran tersier – kuarter dan drainasi. Penggambaran secara
computer program AutoCad.

2.6 Membuat Dimensi Pintu Box Tersier- Kuarter

Sambil menunggu hasill pengukuran lapangan dan proses penggambaran


potongan memanjang dan melintang nya ,proses perencananaan sistim jaringan
blok tersier dapat berjalan terus dengan Membuat Dimensi Pintu Box Tersier-
Kuarter.

Data yang diperlukan antara lain : 1). Skema jaringan (poin 4)


2). Dan Tabel Dimensi Box

Hasil Perhitungan Dimensi Box tersie sebagai berikut :

9
10
2.7 Perhitungan Rotasi Pemberian Air Blok-blok Sub Tersier- kuarter

11
2.8 Jadwal Rotasi Pemberian Air Blok-blok Sub Tersier- kuarter

12
3 Perhitungan Model Hidrolis Muka air saluran Tersier- Kuarter dan Drainasi
Dengan Program Komputer Exel
3.1 Data – data yang diperlukan
Data – data yang diperlukan antara lain :
1) Propil memanjang dan melintang tiap ruas saluran tersier – kuarter dan
drainasi .
2) Data elevasi muka tanah tertinggi tiap patok pengukuran di propil panjang
yang dihitung ( untuk tiap ruas saluran tersier – sekunder ). Gambar
tersebut diatas (fasal 10 ayat 1)
Buat daftar No. patok dan elevasi tanah tertinggi dari ruas saluran tersier
Box T1 – Kuarter K1
(a) Ruas tersier – kuarter B.RB 4 – T2 – T1 ……….K1-K2……….Kn ( Gambar
potongan memanjang dan melintang B.RB4 kanan lihat lampiran 4 )

No. Jarak Elevasi tertinngi


Patok Patok (m)
(m)
Box T1 55,64
40,70
T1 - 3 55,84
42
T1 - 4 55,77
50
T1 - 5 55,76
50
T1 - 6 55,60

T1 - 7

Box T2

T2 - 1
dst

13
(b) Ruas saluran kuarter a3( Gambar potongan memanjang dan melintang
kuarter a3 lihat lampiran )

No. Jarak Elevasi tertinngi


Patok Patok (m)
(m)
Box T2 55,76
46
T2 - 1hulu
0
T2 – 1hilir

T2 -

T2 -

T2 -

Box T2

T2 - 1
dst

14
( c ) Ruas saluran drainasi dk … ( Gambar potongan memanjang dan
melintang Ruas saluran drainasi dk … lihat lampiran 5 )

No. Jarak Elevasi terendah


Patok Patok (m)
(m)
Dk ….

Dk ….

Dk ….

Dk ….

Dk ….

15
3) Program Model Hidrolis saluran sekunder sistim Exel pada CD .
a. Program BRB4- T1 – T2 – T3 . . . . . . . K2. . . . program untuk saluran
tersier – kuarter
b. Q a1 , Qa2 atau b1…., c1 program untuk ruas saluran kuarter
c. DC a1 , DC b1 dan DC C1 program untuk ruas saluran drainasi tunggal
d. DC a1 +DC b1 + DC C1 program untuk ruas saluran drainasi
gabungan
4) Buka salah satu program diatas (a) atau (b) dan seterus nya
- Isi nama patok
- Isi jarak antara patok
- Karena di bangunan ada kehilangan muka air antara hulu dan hilir ,
maka jarak antara hulu dan hilir jaraknya 0,0 m.
- isi kolom tinggi elevasi tanah medan tiap patok

Jarak langsung sudah terprogra akan menjumlah sendiri, kecuali ada


perubahan baru di koreksi.

- Menyesuaikan skala inverval vertical dan horizontal .

Setelah kolom-kolom tersebut terisi semua , maka total jarak diketahui


dan interval ketinggian diketahui misal antara 40,00 – 55,00 m.

 Interval Elevasi pada model grafik 35,00 – 42,00 m.Sedang


diperlukan elevasi 40,00 – 55,00 m. Sesuaikan
 Interval jarak pada model grafik 0,00 – 450,00 m.Sedang
diperlukan elevasi 0,00 – 1155,00 m. sesuai

16
- Tentukan muka air di bangunan bagi sadap / sadap dari gambar propil
memanjang saluran Primer dan sekunder(sub bab 1.2 point 5 ) . Dari
perbedaan elevasi muka air di bangunan sadap yang diambil dan elevasi
muka air saluran tersier nya

- Tentukan Elevasi muka sawah yang dapat di airi

Tinggi muka air sawah yang dapat di airi = elevasi tanah yang tertinggi
diruas saluran yang ditinjau + 0,15 m tinggi genangan air di sawah.

- Tentukan kehilangan muka air di setiap bangunan ditetapkan 0,05 m –


0,10 m , kecuali kondisi khusus seperti perlu terjunan dan sebagainya.

- Isi parameter saluran seperti luas areal , lebar saluran ; tinggi air di
saluran( dengan coba coba dengan catatan Kecepatan tidak melebihi
0,40 m/dt dan pertimbangan tidak terlalu besar kehilangan muka air );
tinggi jagaan , m kemiringan talud

Sedang debit, dimensi saluran dan elevasi nya sudah terprogram .

Diisi

Diisi

Diisi

5) Analog untuk saluran kuarter dan drainasi

17
6) Program tidak jalan maka perlu koreksi antara lain
- sistim satuan yang digunakan di computer metriks atau British
( perbedaan Koma dan titik program tidak jalan )
- penyesuaian skala vertical dan jarak control lagi
- jumlah jarak pada kolom data dan grafik harus sama atau mendekati.

7) Kontrol tinggi muka tanah sawah dengan muka air dan kondisi dasar
saluran digalian atau timbunan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3.2 Manfaat dari hasil model hidrolis saluran Tersier – kuarter dan drainasi

Manfaat dari hasil model hidrolis saluran Tersier – kuarter dan drainasi ini antara
lain :

- Mengetahui elevasi muka air di seluruh sistim jaringan irigasi tersier , dan areal –
arelal yang dapat diairi dapat diketahui secara cepat .

- Memudahkan Perhitungan Hidrolis di bangunan Box Tersier dan Kuarter

- memudahkan menjumlah panjang saluran dan tipe yang digunakan di tiap ruas.

18
- mengetahui dimensi saluran drainasi dan panjang yang diperlukan

- Memudahkan dalam proses penggambar definitive desain saluean tersier – kuarter


dan drainasi.

3.3 Perhitungan Hidrolis di bangunan Box Tersier dan Kuarter


Dalam membuat Perhitungan Hidrolis di bangunan Box Tersier dan Kuarter diperlukan
data antara lain :
-- dimensi saluran yang masuk box dan keluar box tersier
- Elevasi muka air , dasar saluran yang masuk box dan keluar box tersier
- Daftar kebutuhan pintu geser dari dimensi di masing- masing box.

19
Hasil Perhitungan dan gambar Model hrolis rencana saluran kuarter dengan program computer.

20
Tabel Perhitungan dimebsi boks tersier - kuarter

21
3.4 Memudahkan menjumlah panjang saluran tersier – kuarter dan
Drainasi serta tipe bahan saluran yang digunakan di tiap ruas

22
3.5 Mendesain bangunan silang
Kerena dimensi gorong – gorong atau bangunan silang alur alam atau buatan
(saluran di sistim jaringan tersier ini diperlukan dalam jumlah banyak , maka
perlu suatu standarisasi ukuran atau tipe.
Standarisasi ukuran atau tipe bangunan silang ini didasarkan lebar alur alam
atu buatan (alur drainasi dalam petak tersier) yang disesuaikan debit rencana
drainasi . Dalam contoh ini karena tipe saluran flume pakai potongan pesegi
empat .
Kalau pakai gorong- gorong bulat :
- minimum Ø 0,30 m – 0,80 m , bahan beton tumbuk
- Ø > 0,80 m bahan beton bertulang
- Lebar antara 1 – 1,5 m pakai culvert pesegi empat, bahan beton bertulang
- Lebar antara 1,5 - < 3 m pakai culvert pesegi empatdobel , bahan beton
Bertulang.
- lebar saluran > 3 m pakai talang

Karena dalam studi kasus ini dipakai gorong-gorong pesegi empat :


- Tipe I dengan gorong bawah lebar 0,30 m dan tinggi 0,20

- Tipe II dengan gorong bawah lebar 0,45 m dan tinggi 0,40 m


- Tipe III dengan gorong bawah lebar 0,95 m dan tinggi 0,95 m dan
sebagainya .

23
Tabel untuk membantu mendesain Gorong gorong di blok tersier

24
Tabel Perhitungan dimensi bangunan silang dan menentukan elevasi tiap titik

25
4. Proses Penggambaran Final propil memanjang saluran Tersier dan
Kuarter dan Drainasi .
Proses Penggambaran propel memanjang saluran Tersier dan Kuarter dan
Drainasi ada dua cara yaitu :
1) Computer system auto Cad secara manual yaitu digambar satu persatu.
2) Computer system auto Cad secara program penggambaran.
Operator tinggal memasukan data elevasi muka air , dimensi saluran, data
muka tanah hasil model program Exel di atas dan dikoneksikan dengan
gambar propil memanjang hasil pengukuran akan secara otomatis diperoleh
gambar propil memanjang dan melintang serta siutasi trase saluran

26
Gambar Hasil Perhitungan Hidrolis Propil Memanjang Saluran tersier T2 – K1 – b2

27
Gambar Hasil Perhitungan Hidrolis Propil Memanjang Saluran kuarter a3

28
Gambar Hasil Perhitungan Hidrolis Propil Memanjang Saluran Drainasi

29
Lampiran 1 . Peta Situasi lok Tersier RB 4 kanan

30
Lampiran 2

TABEL : DIMENSI HIDROLIS AMBANG BOX TERSIER

Q = 1.836 (b-0.2h) h1.5 m3/dt


b
0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60
h
0,05 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0,009 0,010 0,011 0,012
0,06 0,005 0,006 0,008 0,009 0,010 0,012 0,013 0,014 0,016
0,07 0,006 0,008 0,010 0,011 0,013 0,015 0,016 0,018 0,020
0,08 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,018 0,020 0,022 0,024
0,09 0,009 0,011 0,014 0,016 0,019 0,021 0,024 0,026 0,029
0,10 0,010 0,013 0,016 0,019 0,022 0,025 0,028 0,031 0,033
0,11 0,012 0,015 0,019 0,022 0,025 0,029 0,032 0,035 0,039
0,12 0,013 0,017 0,021 0,025 0,029 0,032 0,036 0,040 0,044
0,13 0,015 0,019 0,023 0,028 0,032 0,036 0,041 0,045 0,049
0,14 0,016 0,021 0,026 0,031 0,036 0,040 0,045 0,050 0,055
0,15 0,018 0,023 0,029 0,034 0,039 0,045 0,050 0,055 0,060
0,16 0,020 0,025 0,031 0,037 0,043 0,049 0,055 0,061 0,066
0,17 0,021 0,028 0,034 0,040 0,047 0,053 0,060 0,066 0,072
0,18 0,023 0,030 0,037 0,044 0,051 0,058 0,065 0,072 0,079
0,19 0,024 0,032 0,040 0,047 0,055 0,062 0,070 0,077 0,085
0,2 0,026 0,034 0,042 0,051 0,059 0,067 0,075 0,083 0,091
0,21 0,028 0,037 0,045 0,054 0,063 0,072 0,080 0,089 0,098
0,22 0,029 0,039 0,048 0,058 0,067 0,076 0,086 0,095 0,105
0,23 0,031 0,041 0,051 0,061 0,071 0,081 0,091 0,102 0,112
0,24 0,033 0,043 0,054 0,065 0,076 0,086 0,097 0,108 0,119
0,25 0,034 0,046 0,057 0,068 0,080 0,091 0,103 0,114 0,126
0,26 0,036 0,048 0,060 0,072 0,084 0,096 0,108 0,121 0,133
0,27 0,037 0,050 0,063 0,076 0,089 0,101 0,114 0,127 0,140
0,28 0,039 0,052 0,066 0,080 0,093 0,107 0,120 0,134 0,147
0,29 0,040 0,055 0,069 0,083 0,098 0,112 0,126 0,140 0,155
0,3 0,042 0,057 0,072 0,087 0,102 0,117 0,132 0,147 0,162
0,31 0,043 0,059 0,075 0,091 0,107 0,122 0,138 0,154 0,170
0,32 0,045 0,061 0,078 0,095 0,111 0,128 0,144 0,161 0,177
0,33 0,046 0,064 0,081 0,098 0,116 0,133 0,150 0,168 0,185

31
32
Quaternary
Saluran Kuarter
Canalb2
b2

Quaterna
Saluran
0.40

0.40
m
1

0.40
OGL
w

H
m
1 m
1
h

w
m
1 h
b

Salura
Tertia
Quaternary
Saluran Kuarter
Canalb2
b2
Saluran
Drainage
Pembuang
Canal dkdk
a1a1

0.50
0.40

1.00

m
1 m
1
w H OGL

h
m
1 Precast concrete K175
b m
1
m
1
b

0.80

OGL
m1
0.30
0.50
dk
OGL
ha1

33
34

Anda mungkin juga menyukai