1. Pengertian
Debit rancangan adalah debit dengan periode ulang (T) tertentu yang
diperlukan untuk merancang saluran atau bangunan tertentu.
3. Metode Analisis
Metode yang lasim digunakan untuk menentukan debit rancangan
pada sistem drainase adalah Metode Rasional
Q = f. C . I . A
diman f = faktor konversi satuan
a: Q = debit rencana [m3/detik]
C = koefisien pengaliran atau koefisien limpasan (Runoff
coefficient)
I = intensitas curah hujan [mm/jam]
A = luas daerah tangkapan hujan (catchment area)
[km2 atau ha]
m3/det
Q f Cs C I A
2t c
Cs
2t c t d
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
n n
A
C i Ci dengan A Ai
i 1 A i 1
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
0.77
L0
t0 dihitung dengan rumus Kirpich: t 0 0.0195 menit
S
0
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
Ld
td dihitung dengan persamaan: td
V
Alternatif - 1
Alternatif – 2
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
Alternatif – 1
1 3 5 7 9
1 3 4 6 7
2 5
2 4 6 8 10
G1 G2
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
Alternatif – 2
3 7
1 3 4 6 8 9 11
1 4 5 8 9
2 6
2 5 7 10 12
G1 G2
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
A1 A3 A4 A6
A2
A5
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
A1 A3 A4 A6
A2
A5
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
A7
A3
A1 A4 A5 A8
A2
A6
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
A3 A7
A1 A4 A5 A8
A2
A6
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
2
RT 24 3
IT
t mm / jam
24 c
SPB 3.3: PERHITUNGAN DEBIT RANCANGAN
c) Waktu konsentrasi dan beban aliran dari saluran cabang atau saluran
dibagian hulu yang alirannya akan menjadi beban saluran yang
direncanakan.
SPB 3.4: EVALUASI & PENGEMBANGAN JARINGAN
Contoh kasus:
Sebuah saluran eksisting dari pasangan batu, berbentuk trapesium seperti tergambar
di bawah ini, direncanakan untuk mengalirkan debit sebesar 15 m 3/detik. Jika
kemiringan dasar saluran 0,09 %, periksa apakah saluran tersebut mampu
mengalirkan debit rancangan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, rekomendasikan
alternatif penanganannya.
5,60
2,00
1,80
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
A. Kriteria Perencanaan
1. Kriteria hidrolis
2. Kriteria konstruksi
Prosedur Perancangan:
(1) Dengan mempertimbangkan kondisi setempat, tetapkan bentuk saluran dan
jenis bahan konstruksi yang digunakan.
(2) Tetapkan kemiringan dasar saluran dengan mempertimbangkan kemiringan
medan setempat
(3) Jika konsep penampang hidrolis terbaik tidak digunakan, tetapkan
perbandingan b dan h dan kemiringan talud m dengan mempertimbangkan
ketersediaan lahan.
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
(4) Hitung faktor penampang untuk perhitungan aliran seragam dan formulasikan
faktor penampang tersebut sebagai fungsi kedalaman aliran h.
(5) Hitung kedalaman aliran h dan lebar saluran b (b harus dibulatkan sedemikian
rupa sehingga praktis untuk dilaksanakan)
(6) Kontrol kecepatan dan debit aliran berdasarkan hasil perhitungan dimensi
saluran (Vmin ≤ V ≤ Vmax) dan Q yang terjadi ≥ Q rancangan)
(7) Tetapkan tinggi jagaan (w) dengan mempertimbangkan besaran debit dan
kondisi setempat
(8) Gambarkan hasil perancangan (potongan memanjang & melintang saluran)
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
• Bentuk lingkaran
D D
D D
b b b
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
c. Keadaan aliran:
(1) Aliran penuh; mulut atau lubang pemasukan (inlet) dan lubang
pelepasan (outlet) dalam keadaan tenggelam
H
H > 1,2 D H
D
L
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
H
H > 1,2 D H D
H > 1,2 D h
H D
L
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
(4) Aliran saluran terbuka; mulut atau lubang pemasukan dan lubang
pelepasan tidak tenggelam
H
H<D H D
d. Kriteria desain:
• Kecepatan aliran di dalam gorong-gorong harus lebih besar dari
kecepatan aliran di saluran agar tidak terjadi pengendapan di
dalam gorong-gorong
• Tidak menimbulkan efek pembendungan (tidak menaikkan elevasi
muka air di hulu gorong-gorong
• Aliran penuh jika H > 1,2 D atau D < (H / 1,2)
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
e. Kehilangan energi
(1) Kehilangan energi pada lubang pemasukan, he
he = K (V2/2g) V = kecepatan aliran dalam gorong2
K = koefisien yang bergantung bentuk lubang pemasukan
siku bulat
V V
K = 0,5 K = 0,05
V2
hv
2g
(4) Total kehilangan energi (H)
H = he + hf + hv
2 gn 2 L V 2
atau H K 4 1
R3 2g
(5) Kehilangan energi pada keadaan aliran kritis (h)
1 Q2
Q C d A 2 gh atau h 2
Cd ≈ 0,62
Cd 2 gA 2
SPB 3.5: DISAIN HIDROLIS & KONSTRUKSI
f. Prosedur perencanaan